• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Industri Kecil Mengembangkan Usaha di Era Perdagangan Bebas (Studi Deskriptif Strategi Pengrajin Sepatu di Kawasan PIK, Jl.Menteng VII Kel. Medan Tenggara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Strategi Industri Kecil Mengembangkan Usaha di Era Perdagangan Bebas (Studi Deskriptif Strategi Pengrajin Sepatu di Kawasan PIK, Jl.Menteng VII Kel. Medan Tenggara)"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar belakang masalah

Perumusan masalah

Tujuan penelitian

Manfaat penelitian

Defenisi konsep

KAJIAN PUSTAKA

  • Keberadaan industri kecil
  • Industri Kecil di Era Perdagangan Bebas
  • Dampak Perdagangan Bebas Industri Kecil
  • Jaringan Sosial

Industri kecil adalah suatu badan usaha yang melakukan proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa dalam skala kecil. Keberhasilan industri kecil tidak hanya ditentukan oleh faktor ekonomi saja, namun faktor non ekonomi juga harus diperhitungkan. Di tengah tuntutan kemampuan bersaing dalam negeri yang masih dilindungi oleh perlindungan pemerintah, industri kecil juga harus menghadapi persaingan global.

Dalam kondisi lain, strategi pengembangan industri kecil masih menghadapi kondisi nilai tambah yang kecil, termasuk kontribusinya terhadap ekspor. Pertama, akses perusahaan/industri besar terhadap teknologi dan manajemen modern jauh lebih besar dibandingkan industri kecil. Kedua, akses perusahaan skala besar terhadap pasar (termasuk informasi pasar) juga lebih terbuka, sementara industri kecil masih kesulitan mempertahankan pasar domestiknya di tengah ketatnya persaingan.

Di sisi lain, industri skala kecil mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia, baik dari segi jumlah usaha maupun penciptaan lapangan kerja. Usaha berbasis industri kecil tidak dapat dipisahkan dari hubungan antar pelaku usaha, sehingga memerlukan embeddedness atau jaringan sosial sebagai salah satu bentuk modal sosial yang diperlukan.

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Lokasi Penelitian
  • Unit Analisa dan Informan
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Interpretasi Data
  • Jadwal Kegiatan
  • Keterbatasan Penelitian

Informasi yang ingin diperoleh informan ini adalah informasi mengenai strategi yang digunakan oleh para pembuat sepatu. Pada tahun 1998, Suhardi membuka perusahaan sendiri dan bekerja sebagai pembuat sepatu di PIK. Dalam menjalankan usahanya, pria ini mengaku banyak kendala, seperti banyaknya persaingan antar pembuat sepatu di daerah tersebut.

Menurut bapak ini, sebagai pembuat sepatu, ia bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari, meski keuntungan yang didapat tidak terlalu besar. Untuk memasarkan produknya, setiap pembuat sepatu mempunyai agen tetap atau langganan, hal ini dilakukan agar produknya tetap terjual. Dalam upaya meningkatkan omzet penjualan, para pengrajin sepatu selalu tepat waktu ketika ada pesanan dan inovasi lainnya, misalnya dalam pembuatan sepatu.

Oleh karena itu, produsen sangat perlu bekerja sama dengan perajin/tengkulak sepatu untuk menjual barang/produknya hingga ke konsumen akhir. Kolaborasi yang baik antara pembuat sepatu dan produsen akan menciptakan kekuatan dalam peramalan pasar. Para perajin mempunyai rasa senasib dan tanggung jawab bersama sehingga rasa solidaritas mereka kuat yang tercermin dari terjalinnya hubungan baik antar para perajin sepatu.

Setiap pembuat sepatu, baik lama maupun baru dalam bisnis sepatu, mempunyai pengalaman dan cara pandang yang berbeda-beda terhadap masuknya sepatu impor. Berikut hasil wawancara dengan para pembuat sepatu yang menunjukkan jawaban atau sikap mereka terhadap masuknya sepatu impor. Melalui wawancara di lokasi penelitian dengan para pembuat sepatu, kami memperoleh data bahwa terdapat jawaban atau pandangan yang berbeda-beda.

Selain keterangan informan di atas, pasar tersebut juga dijajakan oleh para pembuat sepatu yang beranggapan bahwa masuknya sepatu impor saat ini tidak berdampak pada sepatu dalam negeri yang mereka jual. Meninjau pernyataan beberapa perajin sepatu, mereka menyatakan merasakan dampak masuknya sepatu impor ke Menteng. Para pembuat sepatu di Sentra Industri Kecil (PIK) Menteng menggunakan strategi produksi yang menitikberatkan pada pelestarian modal usaha/produksi.

TEMUAN DATA DAN INTERPRETASI DATA

Deskripsi Lokasi Penelitian

  • Sejarah Kelurahan Menteng
  • Letak dan Keadaan Wilayah
  • Luas Wilayah
  • Jumlah penduduk
  • Sarana Pendidikan

Desa Medan Tenggara (Menteng) merupakan bagian dari Kecamatan Medan Denai yang dulunya merupakan bagian dari Desa Binjai. Dahulu Kelurahan Binjai hingga wilayah Kecamatan Percut Sei Tuan merupakan bagian dari Kecamatan Medan Denai, kemudian pada tahun 1986 Pemkot Medan melakukan pemekaran yang akhirnya membagi Kelurahan Binjai menjadi dua kecamatan yaitu Kelurahan Binjai dan Medan Tenggara (Menteng). Desa. Kecamatan Medan Tenggara (Menteng) merupakan salah satu dari enam kecamatan di Kecamatan Medan Denai yang merupakan bagian dari wilayah perkotaan Medan.

Secara administratif, Kecamatan Menteng terdiri dari sebelas kelurahan yang menjadi bagian wilayahnya, yakni Kelurahan I hingga Kelurahan XI. Kawasan Menteng mempunyai luas 2,07 km2, dimana kawasan pemukiman 1,503 km2, kawasan perkantoran 0,057 km2, luas pekarangan 0,07 km2, kawasan taman 0,002 km2 dan kawasan prasarana lainnya 0,329 km2 dan di kawasan Menteng ini Kecamatan tersebut merupakan lokasi pusat industri kecil (PIK) dengan luas 17.745 m2. Berdasarkan data monografi kecamatan bulan Desember 2009, terlihat jumlah penduduk Kecamatan Menteng sebanyak 15.928 jiwa.

Terlihat jumlah penduduk laki-laki sekitar 124 lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan. Keberagaman etnis warga yang datang ke wilayah Kecamatan Menteng juga mencerminkan perbedaan agama yang diyakini penduduk setempat. Jika dilihat komposisi penduduk wilayah Desa Menteng berdasarkan agama, terdapat lima jenis agama yang dianut oleh warga Desa Menteng, yaitu Islam sebanyak 8.252 jiwa, Kristen sebanyak 7.604 jiwa, Katolik sebanyak 50 jiwa, Hindu sebanyak 50 jiwa. 10 orang dan Budha dengan 12 orang.

Penduduk Kelurahan Menteng terdiri dari berbagai etnis, hal ini terkait dengan kondisi Kota Medan sebagai salah satu ibu kota provinsi yang dinilai menjanjikan bagi para pendatang untuk mendapatkan pekerjaan. Apabila tingkat pendidikan masyarakat baik maka diharapkan mereka juga mampu meneruskan pembangunan bangsanya dengan baik. Berdasarkan pengukuran tersebut, keadaan pendidikan masyarakat Kecamatan Menteng dapat dikatakan cukup baik.

Berdasarkan mata pencahariannya, warga Desa Menteng umumnya bekerja sebagai pegawai swasta dengan jumlah 5.181 orang, pedagang 3.387 orang, buruh 2.574 orang, PNS 1.282 orang, tukang batu 600 orang, tukang kayu 400 orang, pensiunan 407 orang, TNI 386 orang, TNI 2, 5 TNI. . tukang becak, 112 penjahit, 100 tukang. Dalam suatu pemerintahan, sektor pendidikan merupakan hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui sektor pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencapai perbaikan dalam pembangunan. Sarana pendidikan di Desa Menteng cukup lengkap, mulai dari tingkat paling bawah seperti taman kanak-kanak, hingga tingkat universitas.

Tabel 1. Jumlah Penduduk
Tabel 1. Jumlah Penduduk

Profil informan

Suhardi merupakan kepala rumah tangga yang berprofesi sebagai pembuat sepatu, Suhardi sudah lama bekerja sebagai pembuat sepatu dan sudah lama bekerja sebagai pembuat sepatu dari tahun 1998 hingga sekarang. Tomy adalah seorang pembuat sepatu yang telah menjalankan usahanya selama 12 tahun, bapak ini membangun usahanya dengan modal sendiri yaitu dari tabungannya, beliau memutuskan untuk menjalankan usaha ini berdasarkan keinginannya sendiri. Pada akhirnya pembangunan PIK tidak lagi hanya diperuntukkan bagi perajin sepatu saja, melainkan juga perajin lainnya dengan permohonan yang diajukan oleh lurah/bupati se-Kota Medan dengan menetapkan syarat-syarat tertentu.

Dari jumlah pengrajin tersebut, terdapat 48 pengrajin sepatu dan sekitar 50 pengrajin lainnya yang terdiri dari pengusaha konveksi, sulam, dan bordir. Dimana persaingan dalam desain produk mempengaruhi para pembuat sepatu, karena jika produk tersebut tidak menarik bagi konsumen, para pembuat sepatu dapat mengalami kerugian. Untuk itu para pembuat sepatu menciptakan desain produk yang selalu berubah-ubah, hanya meniru produk lain yang sudah ada di pasaran dan juga mengikuti pesanan dari pembeli.

Dilihat dari jumlah pekerja yang dipekerjakan oleh para perajin tersebut, para pembuat sepatu memenuhi kebutuhan modal untuk kegiatannya, sebagian dari modal sendiri, sebagian lagi dari modal pinjaman. Keluhan yang selalu dihadapi oleh para perajin sepatu adalah kurangnya modal, kenaikan harga bahan baku, sulitnya mendapatkan bahan baku yang berkualitas karena terbatasnya sumber daya sehingga seringkali tidak dapat memenuhi permintaan, dan pada akhirnya banyak dari para perajin tersebut yang tidak mampu. bertahan dan mengalami kebangkrutan. Untuk melindungi kegiatan industrinya dari kehancuran, para pembuat sepatu harus tetap menerapkan strategi produksi, dan penerapan strategi produksi memerlukan modal kerja, sehingga pemenuhan modal kerja menjadi perhatian utama para perajin.

Selain pengembangan kegiatan perdagangan dan perluasan jaringan untuk mengembangkan penjualan sepatu, juga dilakukan pembentukan jejaring sosial yang dijalankan oleh para pembuat sepatu, antara lain: 4.5.1. Kerja sama antara pembuat sepatu/pedagang dengan produsen sebagai distributor atau organisasi distribusi sangat diperlukan untuk membentuk suatu rantai pemasaran yang saling berkaitan dan dapat melayani konsumen. Dengan adanya perbedaan pandangan atau pendapat dikalangan para pembuat sepatu mengenai masuknya sepatu impor ke Menteng, para pembuat sepatu tersebut pun mempunyai pandangan atau pendapat yang berbeda mengenai sepatu tersebut dari dulu hingga sekarang.

Para pembuat sepatu yang berjualan di pasar merasa bahwa masuknya sepatu impor saat ini tidak akan berdampak pada sepatu dalam negeri yang mereka jual, ada juga para perajin sepatu yang percaya bahwa masuknya sepatu impor akan berdampak pada usaha pembuatan sepatu mereka. Sehingga diharapkan pemerintah dapat membantu industri kecil perajin sepatu tidak hanya dari segi permodalan namun juga pendidikan dan pelatihan bagi para perajin.

Temuan Data

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Strategi lain untuk mengatasi kelancaran proses produksi adalah dengan mencoba terus mendapatkan bahan baku dari agen. Dengan menggandeng agen Anda bisa memperoleh bahan baku murah dengan kualitas bagus, hal ini dimulai dari awal proses produksi. Dalam memasarkan produknya, setiap profesional mempunyai agen atau langganan tetap agar produknya terus terjual.

Saran

Gambar

Tabel 1. Jumlah Penduduk
Tabel 2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama
Tabel 3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis
Tabel 4. Komposisi Menurut Tingkat Pendidikan
+3

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Kesimpulan dari strategi yang sudah dipaparkan di masa pandemi dari UMKM di Jabodetabek ini sehingga usaha mereka bisa bertahan adalah lebih banyak UMKM beralih dari