• Tidak ada hasil yang ditemukan

strategi komunikasi dakwah melalui program

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "strategi komunikasi dakwah melalui program"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI KOMUNIKASI DAKWAH MELALUI PROGRAM ACARA KEAGAMAAN “SINARAN IMAN” DI RADIO PROSALINA FM DAN PROGRAM ACARA KEAGAMAAN

“TITIAN FAJAR” DI RADIO SUARA AKBAR FM

SKRIPSI

diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Fakultas Dakwah Jurusan Manajemen dan Penyiaran Islam Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Oleh:

FATIMAH ZUHROTIN NUHA NIM: 082141016

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS DAKWAH

JUNI 2018

(2)
(3)
(4)

MOTTO

ْ لُق

ْ

ِْهِذ ْ ه يِليِب س ْ

ْ وُع د أ ى لِإ ْ

َِْاللّ ْ

ْ

ْ ۚ

ْ

ْ ى ل ع

ْ ة ري ِص ب ْ

ْ ا ن أ

ِْن م و ْ يِن ع بَتا ْ

ْ

ْ ۚ

ْ

ْ نا ح بُس و

َِْاللّ ْ ا م و ْ

ْ ا ن أ

ْ ن ِم ْ

ْ نيِكِر شُم لا ْ

Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (QS. Yusuf: 108)1

1 Kementrian Agama RI, Az-Zikru. (Jakarta: Wali, 2010), 98.

(5)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. Buya (Nurul Hadi), lelaki yang punggungnya semakin hitam dan rambutnya semakin putih. Berkat kerja keras dan doanya aku bisa sampai pada titik saat ini dan menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu (Zumrodah), wanita yang sudi rahimnya aku tempati selama sepuluh bulan. Doa-doa di setiap lima waktunya senantiasa membantuku dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Kakakku, satu-satunya saudara laki-laki kandungku (Mas Abdul Hamid Annuha), yang senantiasa membantu menyelesaikan skripsi ini dengan doa-doa dan usahanya menjadi sopirku saat ke tempat penelitian.

4. Kedua adik perempuanku (Nurindha Rohmatin Nuha dan Tsumma Farohatin Nuha), yang selalu membuat aku belajar tentang kesabaran dan kedewasaan lewat tingkah-tingkah usilnya.

5. Keluarga besar dari Buya dan Ibuk, yang sudi menyumbang doa-doa terbaik untukku.

6. Bapak Minan Jauhari, S.Sos.I., M.Si selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini.

7. Guru-guruku, yang mengajarkanku abjad, angka, dan hijaiyah.

8. Teman-temanku seperjuangan Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2014.

9. Keluargaku di Radio Nada FM, yang mengajarkanku arti kebersamaan dan kesabaran.

10. Nusa, Bangsa, dan Agama yang menjadi pedoman.

(6)

ABSTRAK

Fatimah Zuhrotin Nuha, 2018: Strategi Komunikasi Dakwah Melalui Program Acara Keagamaan “Sinaran Iman” di Radio Prosalina FM dan Program Acara Keagamaan “Titian Fajar” di Radio Suara Akbar FM.

Dakwah dapat dilakukan melalui berbagai media, salah satunya yaitu radio. Radio sebagai media dakwah yang bersifat auditif harus mampu membidik pendengar dengan cermat, agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Salah satu cara untuk melaksanakan dakwah melalui radio yaitu dengan melalui program acara keagamaan. Radio Prosalina FM mempunyai program acara keagamaan Sinaran Iman dan Radio Suara Akbar FM mempunyai program acara keagamaan Titian Fajar. Mereka tentunya mempunyai strategi komunikasi dakwah yang berbeda untuk membidik pendengar, sehingga program acara tersebut mampu bertahan sampai saat ini.

Fokus masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana strategi komunikasi dakwah melalui program acara keagamaan di Radio Prosalina FM dan Radio Suara Akbar FM? 2) Apa kelebihan dan kekurangan program acara keagamaan “Sinaran Iman” di Radio Prosalina FM dan “Titian Fajar” di Radio Suara Akbar FM?. Tujuan penelitian ini adalah 1) Mendeskripsikan strategi komunikasi dakwah melalui program acara keagamaan di Radio Prosalina FM dan Radio Suara Akbar FM. 2) Mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan program acara keagamaan “Sinaran Iman” di Radio Prosalina FM dan “Titian Fajar” di Radio Suara Akbar FM.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan jenis penelitian field research. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis komparatif, sedangkan keabsahan data menggunakan trianggulasi sumber.

Hasil penelitian ini adalah kedua stasiun radio mempunyai strategi komunikasi dakwah yang berbeda untuk membidik masing-masing pendengarnya.

Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mempertahankan program acara keagamaan tersebut, sehingga masih bisa eksis sampai saat ini. Radio Prosalina FM menggunakan bahasa keseharian masyarakat Jember agar pesan lebih mudah sampai kepada pendengar sebagai strategi yang digunakannya. Berbeda halnya dengan Radio Suara Akbar FM yang menggunakan teknis siaran lebih variatif sebagai strategi komunikasi dakwah yang digunakannya.

Kata kunci: Strategi komunikasi dakwah, Program acara radio.

(7)

KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillaahirobbil ‘aalamiin. Puji syukur sudah sepatutnya peneliti haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq dan hidayah-Nya.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, yang telah menyelamatkan umatnya dan menjadi uswatun hasanah. Sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Strategi Komunikasi Dakwah Melalui Program Acara Keagamaan di Radio (Studi Komparasi Program Acara “Sinaran Iman” di Radio Prosalina FM dengan Program Acara “Titian Fajar” di Radio Suara Akbar FM)”.

Penyelesaian skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos). Peneliti menyadari banyak pihak yang ikut membantu dan mendukung dalam penyusunan skripsi ini. Penelti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM selaku Rektor IAIN Jember.

2. Bapak Dr. Ahidul Asror, M.Ag selaku Dekan Fakultas Dakwah.

3. Bapak Dr. Sofyan Hadi, M.Pd selaku ketua jurusan Manajemen dan Penyiaran Islam.

4. Bapak Minan Jauhari, S. Sos.I., M.Si selaku dosen pembimbing yang dengan sabar membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh informan baik dari Radio Prosalina FM dan Radio Suara Akbar FM yang telah banyak membantu selama proses penelitian.

6. Buya dan Ibuk yang telah memberi semangat, doa dan dukungan baik secara moral maupun material.

7. Saudara-saudara kandungku Abdul Hamid Annuha, Nurindha Rohmatin Nuha, dan Tsumma Farohatin Nuha (Nuha Squad) yang telah memberiku dukungan dan senantiasa mendoakan.

8. Seluruh anggota Radio Nada FM yang senantiasa berproses bersama.

(8)

9. Sahabat-sahabatku Muthi’atul Choiroh, Riszalatul Khasanah, Eny Nur Jannah, dan Eva Fauziyanti yang selalu ada di saat bungah ataupun susah.

10. Teman-teman seperjuangan Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2014.

11. Sahabat KKN 2017 Posko 78, terutama Alfin, Ulfa, dan Fajar yang senantiasa saling mendukung dan menyemangati satu sama lain.

12. Seluruh pihak yang ikut serta membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhirnya, semoga segala amal baik yang diberikan kepada peneliti mendapat balasan yang baik dari Allah SWT.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Peneliti

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Penelitian ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Definisi Istilah ... 11

F. Sistematika Pembahasan ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ... 17

B. Kajian Teori ... 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 42

B. Lokasi Penelitian ... 43

C. Subyek Penelitian ... 43

D. Teknik Pengumpulan Data ... 45

(10)

E. Analisis Data ... 48 F. Keabsahan Data ... 48 G. Tahap-tahap Penelitian ... 49 BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

A. Gambaran Objek Penelitian ... 51 B. Peneyajian Data dan Analisis ... 65 C. Pembahasan Temuan ... 85 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 96 B. Saran ... 97 DAFTAR PUSTAKA ... 98 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 ... 19

Tabel IV.1 ... 68

Tabel IV.2 ... 72

Tabel IV.3 ... 73

Tabel IV.4 ... 88

Tabel IV.5 ... 94

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar IV.1 ... 55

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah merupakan suatu aktifitas untuk mengajak orang kepada ajaran Islam yang dilakukan secara damai, lembut, konsisten dan penuh komitmen.1 Dakwah Islam hakikatnya adalah amar ma’ruf dan nahyi munkar yang diimplementasikan pada berbagai lini kehidupan, dan disalurkan melalui berbagai media komunikasi, termasuk media massa.

Dakwah berupaya untuk mencerahkan pikiran, membersihkan batin dan memakmurkan kehidupan masyarakat. Bila tidak mengarah ke arah sana, dakwah hanya berjalan di tempat, dan tidak berhubungan dengan realitas kehidupan.2

Pelaksanaan dakwah pada dasarnya tidak selalu dengan berbicara di depan khalayak dengan menyampaikan materi-materi keislaman.

Kebanyakan orang menganggap bahwa dakwah adalah kegiatan mensyiarkan agama Islam dengan cara ceramah di depan khalayak.

Namun dakwah adalah usaha untuk mengajak seseorang kepada kebaikan dan meninggalkan keburukan dengan cara yang baik dan tidak memaksa.

Seperti yang tertera dalam Surat An-Nahl ayat 125:

1Bambang Saiful Ma’arif, Komunikasi Dakwah Paradigma Untuk Aksi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), 22.

2 Ibid., 159.

(14)

ُ عْدا

ُ ىَلِإ ُ

ُِليِبَس ُ

َُكِّبَر ُ

ُِةَمْكِحْلاِب ُ

ُِةَظِع ْوَمْلاَو ُ

ُِةَنَسَحْلا ُ

ُ

ُ ۖ

ُْم هْلِداَجَو ُ يِتَّلاِب ُ

َُيِه ُ

ُ نَس ْحَأ ُ

ُ

ُ ۖ

ُ

َُّنِإ

َُكَّبَر ُ

َُو ه ُ

ُ مَلْعَأ ُ

ُْنَمِب ُ

َُّلَض ُ

ُ

ُْنَع

ُِهِليِبَس ُ

ُ

ُ ۖ

َُو هَو ُ

ُ مَلْعَأ ُ

َُنيِدَتْه مْلاِب ُ

Artinya:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl:

125)3

Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa dakwah bukan hanya kewajiban para ulama’ ataupun tokoh agama. Setiap orang Islam baik laki- laki ataupun perempuan mempunyai kewajiban untuk berdakwah. Artinya setiap orang Islam wajib mengajak orang lain kepada kebaikan, dan mencegah kemungkaran, dengan cara yang baik dan tanpa kekerasan.

Dakwah dikenal sebagai upaya untuk memberikan solusi terhadap berbagai masalah dalam kehidupan. Selain itu, dakwah juga dikenal sebagai upaya untuk kembali meluruskan jalan kehidupan seseorang yang sempat salah mengambil jalan dalam hidupnya. Seseorang yang menyampaikan pesan dakwah harus bisa menjadi teladan agar orang yang menjadi sasaran dakwah mau mengikuti apa yang disampaikannya.

Dakwah sebagai proses informasi nilai-nilai keislaman membutuhkan apa yang dinamakan proses pengomunikasian. Kandungan ajaran Islam yang didakwahkan merupakan sekumpulan pesan-pesan yang dikomunikasikan kepada manusia. Di sinilah berlaku pola proses dakwah

3 Kementrian Agama RI, Az-Zikru. (Jakarta: Wali, 2010), 281.

(15)

dengan proses komunikasi.4 Pada zaman dahulu komunikasi dakwah hanya dapat dilakukan secara tatap muka, baik personal ataupun kelompok.

Melihat kenyataan budaya bangsa Indonesia yang memiliki beranekaragam media tradisional, maka dapat dipahami mengapa Wali Songo menggunakan media ini sebagai media dakwah dan ternyata pilihan para Wali tersebut menghasilkan masyarakat Muslim yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia. Media tradisional berupa berbagai macam seni pertunjukan, yang secara tradisional dipentaskan di depan khalayak terutama sebagai sarana hiburan memiliki sifat komunikatif dan ternyata mudah dipakai sebagai wasilah atau media dakwah yang efektif.5

Dewasa ini, teknologi informasi dan komunikasi semakin berkembang pesat. Pemanfaatan hal tersebut sebagai media penyampai informasi kepada khalayak sepertinya tidak dapat dibendung. Tetapi dengan adanya perkembangan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai media penyebaran informasi, termasuk pesan-pesan dakwah Islam. Aktivitas dakwah Islam seperti saat ini tidak cukup hanya menggunakan media- media tradisional. Penggunaan media-media komunikasi modern seperti radio, TV, film, internet, dan lain sebagainya harus dimanfaatkan sedemikian rupa, agar dakwah Islam lebih sampai pada sasaran yang dituju.

4 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), 226.

5 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Prenada Media, 2004), 149.

(16)

Keuntungan dakwah dengan menggunakan media massa adalah bahwa media massa menimbulkan keserempakan, artinya suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlahnya relatif amat banyak. Jadi untuk menyebarkan informasi media massa sangat efektif dalam mengubah sikap, perilaku, pendapat komunikan dalam jumlah yang banyak.6 Karena media massa mempunyai keefektifan dalam menyampaikan informasi. Tidak heran jika saat ini dakwah melalui media massa sudah banyak dilakukan, baik media cetak ataupun elektronik. Salah satu media massa yang sangat efektif untuk digunakan sebagai media dakwah adalah radio.

Radio sebagai media elektronik yang bersifat auditif dalam dakwah merupakan alat yang dapat dioperasikan sebagai sarana penunjang kegiatan dakwah yang ditangkap melalui indera pendengar. Karena hal itulah radio sudah biasa digunakan sebagai media yang efektif oleh masyarakat, karena sifatnya yang ringan dan santai. Dengan sifat penyampaiannya yang santai tersebut tentu orang bisa menikmatinya sambil makan, tidur-tiduran, bekerja, bahkan sambil mengendarai mobil.

Selain itu radio juga disertai unsur audio yang menarik, seperti lagu, puisi, dan lain-lain. Keuntungan yang dimiliki oleh radio ini jelas berbeda dengan media massa lainnya.

Pelaksanakan dakwah dengan menggunakan radio sangatlah efektif dan efisien. Melalui radio, suara dapat dipancarkan ke berbagai daerah

6 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), 105.

(17)

yang jaraknya tidak terbatas. Jika dakwah dilakukan melalui siaran radio, dia akan mudah dan praktis. Dengan demikian, dakwah akan mampu menjangkau jarak komunikan yang jauh dan tersebar. Efektivitas dan efisiensi ini juga akan terdukung jika seorang da’i mampu memodifikasi dakwah dalam metode yang cocok dengan situasi dan kondisi siaran,.

Apakah melalui metode ceramah, sandiwara radio, melalui forum tanya jawab atau bentuk-bentuk siaran lainnya.7

Ada beberapa stasiun radio di Kabupaten Jember yang menyajikan dakwah melalui program acaranya. Seperti halnya radio Prosalina FM yang mempunyai program acara “Sinaran Iman”, dan radio Suara Akbar FM dengan program acara “Titian Fajar”. Materi-materi dakwah yang disampaikan mengandung pesan yang berbeda setiap hari dan juga disesuaikan dengan kebutuhan pendengar.

Pada saat awal berdiri, radio Prosalina FM sebenarnya melakukan siaran dengan segmentasi anak muda. Namun melihat keadaan Kabupaten Jember, segmentasi tersebut dirasa tidak cocok untuk sebuah stasiun radio daerah. Sehingga sampai saat ini radio Prosalina FM melakukan siaran dengan program yang multi segmen. Salah satunya adalah program Sinaran Iman yang mayoritas pendengarnya yaitu orang dewasa.

Prosalina FM membuat program acara Sinaran Iman melihat keadaan masyarakat Kabupaten Jember yang mayoritas beragama Islam.

Selain itu, banyak orang yang menyebut Kabupaten Jember sebagai Kota

7 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah, 2009), 119.

(18)

Santri. Hal inilah yang membuat pihak Prosalina FM berasumsi bahwa program Sinaran Iman sangat perlu untuk disajikan kepada pendengar, sehingga pendengar merasa cocok, dan dapat menambah kekuatan suatu stasiun radio.

Program Sinaran Iman ini selain mengandung unsur religi yang penting untuk eksistensi suatu radio, juga mengandung unsur pendidikan.

Hal ini disesuaikan dengan peraturan pemerintah pada saat memberi izin siar yang mengharuskan suatu radio tidak hanya mempunyai unsur hiburan, tetapi juga unsur pendidikan.

Materi dakwah yang disajikan pada setiap kali siar, juga diusahakan untuk tetap eksklusif dan berbeda dengan radio lain. Beberapa hal yang menjadi elemen dari program acara Sinaran Iman juga menjadi pertimbangan. Salah satunya yaitu ustadz atau da’i yang menyampaikan materi. Sedangkan penyampaian materi dilakukan dengan format rekaman.

Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan waktu yang sudah terstruktur untuk beberapa program acara lainnya.

Radio Suara Akbar FM, mulai awal berdiri memang merupakan radio yang melakukan siaran dengan basis radio dakwah. Namun seiring berjalannya waktu, radio Suara Akbar FM melakukan perkembangan program dengan menambah program acara umum yang tidak hanya berbasis dakwah. Namun dengan tetap mensiarkan program keagamaan atau dakwah pada waktu tertentu. Diantara program acara dakwah yang ada di Suara Akbar FM adalah Titian Fajar dan Titian Senja.

(19)

Titian fajar adalah program acara keagamaan yang disiarkan di pagi hari. Sedangkan Titian Senja adalah program keagaaman yang disiarkan sore hari menjelang maghrib. Keduanya merupakan program acara dakwah dengan menyajikan materi yang sama, karena Titian Senja itu sendiri merupakan pengulangan dari Titian Fajar. Materi yang sudah disiarkan di Titian Fajar, kemudian diputar kembali di Titian Senja. Hal ini karena tidak semua orang bisa mendengarkan pada salah satu waktu yang sudah ditentukan tersebut. Sehingga dibuatlah dua program dakwah pada pagi dan sore hari.

Program acara dakwah di radio Suara Akbar FM ini disiarkan dengan format yang berbeda-beda setiap harinya. Seperti rekaman, dialog interaktif dengan narasumber, dan tanya jawab dengan pendengar. Durasi siaran pada kedua program acara dakwah tersebut adalah 30 sampai 45 menit, dengan tanpa jeda seperti pemutaran lagu ataupun iklan. Sedangkan untuk Ustadz atau Kyai yang menjadi pemateri setiap hari juga berbeda, dengan materi penyampaian yang berbeda pula.

Sampai saat ini, program acara dakwah pada kedua stasiun radio tersebut masih tetap eksis dan ramai pendengar. Hal ini terlihat dari beberapa pendengar yang memberikan pertanyaan ataupun komentar kepada narasumber, baik secara langsung ataupun di luar jam siar program acara tersebut. Kedua stasiun radio tersebut tentunya mempunyai strategi yang berbeda dalam pengemasan program acara dakwah sehingga masih tetap eksis sampai sekarang. Strategi tersebut dapat berupa materi atau

(20)

pesan dakwah, sumber atau rujukan yang digunakan, serta Kyai atau Ustadz yang menjadi pemateri.

Dari pemaparan latar belakang tersebut, peneliti ingin lebih mengetahui strategi yang digunakan kedua stasiun radio dalam melakukan komunikasi dakwah melalui program acara dakwah yang disiarkan.

Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Strategi Komunikasi Dakwah Melalui Program Acara Keagamaan

“Sinaran Iman” di Radio Prosalina FM dan Program Acara Keagamaan “Titian Fajar” di Radio Suara Akbar FM.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian sebenarnya berfungsi sebagai wahana untuk membatasi kajian suatu kajian yang akan dilakukan.8 Pada penelitian ini terbatas pada pengelolaan program acara dakwah di Prosalina FM dan Suara Akbar FM. Berdasarkan pada pembatasan tersebut maka yang menjadi fokus penelitian ini adalah:

1. Bagaimana strategi komunikasi dakwah melalui program acara keagamaan di Radio Prosalina FM dan Radio Suara Akbar FM?

2. Apa kelebihan dan kekurangan program acara keagamaan “Sinaran Iman” di Radio Prosalina FM dan “Titian Fajar” di Radio Suara Akbar FM?

C. Tujuan Penelitian

8 Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis (Yogyakarta: Teras, 2011), 54.

(21)

Tujuan penelitian pada dasarnya adalah memecahkan masalah yang telah dirumuskan. Implikasinya masalah perlu dirumuskan terlebih dahulu, barulah tujuan penelitian ditetapakn, bukan sebaliknya.9 Berdasarkan fokus penelitian yang telah peneliti rumuskan sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan strategi komunikasi dakwah melalui program acara keagamaan di Radio Prosalina FM dan Radio Suara Akbar FM.

2. Mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan program acara keagamaan

“Sinaran Iman” di Radio Prosalina FM dan “Titian Fajar” di Radio Suara Akbar FM.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berisi tentang konstribusi apa yang akan diberikan setelah selesai melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan yang teoritis dan kegunaan praktis, seperti kegunaan bagi penulis, instansi dan masyarakat secara keseluruhan. Kegunaan penelitian harus realistis.10

Adapun manfaat penelitian mengenai strategi komunikasi dakwah melalui program acara di radio yaitu:

9 Ibid., 56.

10 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember Press, 2017), 45.

(22)

1. Manfaat teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberi konstribusi pemikiran dalam memperkaya dan memperluas ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang kepenyiaran Islam.

b. Menambah pengetahuan ilmiah dan menjadi sarana ilmiah dalam memahami radio sebagai media dakwah.

2. Manfaat praktis a. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan yang baru bagi peneliti tentang strategi komunikasin dakwah yang dilakukan melalui program acara di radio. Selain itu, dapat menambah wawasan yang luas serta meningkatkan kreatifitas dan produktifitas dalam menuangkan gagasan dan ide dalam bentuk tulisan atau karya ilmiah.

b. Bagi IAIN Jember

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran dan dapat dijadikan sebagai tambahan koleksi bahan bacaan yang bermanfaat bagi pembaca terutama mahasiswa program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

c. Bagi Instansi Radio (Prosalina FM dan Suara Akbar FM)

Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangsi pemikiran untuk mengembangkan program acara keagamaan yang dimiliki masing-masing radio. Selain itu diharapakan penelitian

(23)

dapat memberi manfaat dan pengetahuan terhadap kegiatan dakwah melalui radio.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti di dalam judul penelitian. Tujuannya agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap makna istilah sebagaimana dimaksud oleh peneliti.11 Adapun istilah-istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti yaitu:

1. Strategi Komunikasi Dakwah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu, serta rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.12 Strategi merupakan pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari bahasa Latin communication bersumber dari communis yang berarti sama. Sama di sini adalah dalam pengertian sama makna.

Komunikasi minimal harus mengandung kesamaan makna antara kedua belah pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi itu tidak bersifat informatif saja, yakni agar orang

11 Ibid., 45.

12 https://kbbi.web.id

(24)

mengerti dan tahu. Tetapi juga persuasive, yaitu agar orang bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan dan lain-lain.13 Menurut Webster New Collogiate Dictionary komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.14

Ditinjau dari segi bahasa “Da’wah” berarti panggilan, seruan atau ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa Arab disebut mashdar. Sedangkan bentuk kata kerja (fi’il)nya berarti memanggil, menyeru atau mengajak (Da’a, Yad’u, Da’watan).15 Pada dasarnya, dakwah merupakan rangkaian kegiatan atau proses dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Tujuan ini dimaksudkan sebagai pemberi arah atau pedoman bagi gerak langkah kegiatan dakwah. Sebab tanpa tujuan yang jelas, seluruh kegiatan dakwah akan sia-sia.16 Dakwah bertujuan menciptakan suatu tatanan kehidupan individu dan masyarakat yang aman, damai, dan sejahtera yang dinaungi oleh kebahagiaan, baik jasmani maupun rohani, dalam pancaran sinar agama Allah dengan mengharap ridho-Nya.17

Strategi dakwah adalah suatu cara yang ditempuh untuk menyampaikan pesan dakwah. Strategi komunikasi dakwah merupakan suatu rencana (planning) dan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan tersebut berupa penyampaian materi dakwah

13Ilaihi, Komunikasi Dakwah, 4.

14 Riswandi, Ilmu Komunikasi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), 1.

15 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, 1.

16 Asep Muhiddin, Dakwah Dalam Perspektif Al-Qur’an (Bandung: Pustaka Setia, 2002), 144.

17 Ma’arif, Komunikasi Dakwah, 26.

(25)

atau maddah kepada pendengar yang menjadi sasaran dakwah.

Melakukan strategi komunikasi dakwah perlu memperhatikan beberapa hal, seperti teknis penyampaian pesan, dan sasaran mad’u yang akan menerima pesan dakwah tersebut.

2. Program Acara Radio

Kata “program” berasal dari bahasa Inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Undang-undang Penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata

“program” lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia daripada kata “siaran” untuk mengacu kepada pengertian acara.

Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Dengan demikian, program memiliki pengertian yang sangat luas.18

Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat dara, dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengankut (seperti molekul udara). Radio awalnya cenderung diremehkan dan perhatian kepada penemuan baru itu hanya terpusat sebagai alat teknologi

18 Morissan, Manajemen Media Penyiaran, 209.

(26)

transmisi. Peran radio dalam menyampaikan pesan mulai diakui pada tahun 1909, ketika informasi yang dikirimkan melalui radio berhasil menyelamatkan seluruh penumpang kapal laut yang mengalami kecelakaan dan tenggelam.19

Suatu media penyiaran khususnya radio yang mengandalkan lebih dari 50 persen programnya pada pasokan pihak lain harus memiliki departemen program sendiri yang terpisah dari bagian lainnya. Dalam bagian program agar berjalan bagus terdiri dari orang- orang yang mengetahui apa saja program yang disukai dan tidak disukai audien. Bagian program terdiri atas staf dan manajer program yang mempunyai tanggung jawab utama yaitu mencakup perencanaan, pemilihan, penjadwalan program dan mengatur penayangan berbagai macam program yang diatur sedemikian rupa agar dapat menarik perhatian audien.

Pada stasiun penyiaran radio terdapat beberapa format, misalnya radio anak-anak, remaja, muda, dewasa, dan tua. Berdasarkan profesi, perilaku, atau gaya hidup ada radio berformaat professional, intelektual, petani, buruh, mahasiswa, nelayan, dan sebagainya.

Sejarah perkembangan radio mencatat ada lebih dari 100 format siaran.

Terdapat setidaknya 10 format siaran yang popular, tertua, dan melahirkan turunan (derivasi) format siaran selanjutnya. Peringkat

19 Ibid., 2.

(27)

format ini saling berfluktuasi seiring makin maraknya bisnis penyiaran radio.20

Pada umumnya stasiun radio memproduksi sendiri program siarannya. Hal ini menyebabkan stasiun radio hamper tidak pernah melibatkan pihak-pihak luar dalam proses produksinya. Program radio sebenarnya tidak banyak jenisnya. Secara umum hanya terdiri dari dua jenis yaitu musik dan informasi. Kedua jenis program tersebut kemudian dikemas dalam berbagai bentuk yang intinya harus bisa memenuhi kebutuhan pendengar dalam hal music dan informasi.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan yang dimulai dari bab pendahuluan sampai bab penutup, dengan format tulisan deskriptif.21 Dalam penelitian ini, berikut sistematika pembahasan yang diuraikan:

Bab I berisi pendahuluan, dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah serta sistematika pembahasan. Bab II berisi kajian kepustakaan yang di dalamnya mencakup penelitian terdahulu dan kajian teori yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti. Bab III berisi metode penelitian yang membahas mengenai pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, keabsahan data serta tahap-tahap penelitian. Bab IV

20 Ibid., 231.

21 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan, 48.

(28)

berisi penyajian data dan analisis, pada bab ini dijelaskan tentang gambaran objek penelitian, penyajian data dan analisis serta pembahasan temuan. Bab V berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan saran-saran yang tentunya bersifat konstruktif.

(29)

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu

Jika kerangka tulisan telah dibuat, maka langkah selanjutnya adalah mengumpulkan buku-buku dan jurnal-jurnal penelitian yang terkait dengan masalah penelitian kita.22 Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat ringkasannya, baik penelitian yang sudah terpublikasikan atau belum terpublikasikan (skripsi, tesis, disertasi dan sebagainya). Dengan melakukan langkah ini, maka akan dapat dilihat sampai sejauh mana orisinalitas dan posisi penelitian yang hendak dilakukan.23

Banyak penelitian yang membahas tentang dakwah melalui radio, atau radio sebagai media dakwah. Pertama, skripsi dengan judul “Format Acara Dakwah Pada Radio Studi Komparatif Bens Radio 106,2 FM Dengan Oz Radio 90,8 FM” oleh Sukesi Wulansari mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tahun 2009.

Pada penelitian ini membahas tentang format acara dakwah di radio. Hasil penelitian ini menemukan sejumlah perbedaan dan persamaan antara format acara dakwah di Bens Radio 106,2 FM dan Oz Radio 90,8 FM

22 Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi (Bandung: Alfabeta, 2011), 19.

23 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan, 45.

(30)

yang justru menjadi ciri tersendiri bagi kedua radio. Ini dikarenakan format acara yang digunakan keduanya disesuaikan dengan segmentasi mereka masing-masing. Penelitian ini sama-sama bersifat komparatif, yaitu membandingkan dua stasiun radio. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif komparatif.

Kedua, skripsi dengan judul “Peran Media Komunikasi Radio dalam Meningkatkan Ukhuwah Islamiah Masyarakat Banyuwangi (Studi Kasus Radio Baiturrohman FM Kabupaten Banyuwangi)” oleh Iin Syahadatina mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Jember, pada tahun 2016. Penelitian ini fokus pada masalah peran sebuah radio dalam meningkatkan Ukhuwah Islamiah di lingkungan masyarakat Banyuwangi. Artinya, penelitian ini juga membahas tentang konten dakwah dalam sebuah program acara di radio. Perbedaannya, pada penelitian ini teori yang digunakan adalah teori peran, dan hanya fokus pada satu radio yang merupakan radio komunitas sebagai lokasi penelitiannya. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa peran media komunikasi radio Baiturrahman dalam meningkatkan Ukhuwah Islamiah masyarakat Banyuwangi yaitu dengan selalu mengajak para pendengarnya untuk saling bersilaturrahmi dengan pendengar yang lain agar selalu tercipta rasa persaudaraan.

Ketiga, skripsi dengan judul “Strategi Komunikasi Dakwah Radio 95,5 Ras FM Jakarta Pada Program Cahaya Sore Pesantren On Air” oleh Siska Fitriah mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam,

(31)

Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tahun 2014. Penelitian ini membahas tentang strategi komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan pesan dakwah melalui media massa yaitu radio. Teori yang digunakan adalah teori pengaruh media, teori seputar dampak dan efek pesan media. Selain itu, penelitian ini hanya fokus pada satu lokasi saja yaitu Radio 95,5 Ras FM Jakarta. Hasil penelitian ini mengatakan bahwa strategi komunikasi dakwah pada Radio 95,5 Ras FM yaitu dengan membahas isi kitab Bulughul Maram dengan metode penjelasan Narasumber, dan dibuka kesempatan bagi pendengar untuk bertanya dengan cara mengirimkan sms atau On Air langsung.

Untuk lebih memudahkan pembaca, peneliti meringkas perbedaan dan persamaan pada tabel di bawah ini:

Tabel II.1

No Judul Persamaan Perbedaan

1. Format Acara Dakwah Pada Radio Studi Komparatif Bens Radio 106,2 FM Dengan Oz Radio 90,8 FM

Penelitian ini bersifat komparatif, yaitu membandingkan dua stasiun radio.

Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif komparatif.

Penelitian ini hanya fokus pada format

atau bentuk

penyajian acara saja.

Lokasi penelitian di Bens Radio 106,2 FM dan Oz Radio 90,8 FM.

2. Peran Media Komunikasi Radio dalam

Meningkatkan Ukhuwah Islamiah Masyarakat

Banyuwangi (Studi

Penelitian ini membahas tentang konten dakwah dalam sebuah program acara di radio.

Teori yang

digunakan adalah teori peran. Lokasi penelitian yaitu Radio Baiturrohman FM.

(32)

Kasus Radio Baiturrohman FM Kabupaten

Banyuwangi)

3. Strategi Komunikasi Dakwah Radio 95,5 Ras FM Jakarta Pada Program Cahaya Sore Pesantren On Air

Penelitian ini membahas strategi komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan pesan dakwah melalui program acara di radio.

Teori yang

digunakan adalah teori pengaruh media, teori seputar dampak dan efek pesan media. Lokasi penelitian yaitu Radio 95,5 Ras FM Jakarta.

B. Kajian Teori

1. Komunikasi Dakwah Melalui Radio a. Strategi Komunikasi Dakwah

Komunikasi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan akibat tertentu.24 Kegiatan komunikasi pada dasarnya adalah aktivitas pertukaran ide atau gagasan secara sederhana. Jadi komunikasi dapat dipahami sebagai kegiatan penyampaian pesan atau ide dari satu pihak ke pihak lain, dengan tujuan untuk menghasilkan kesepakatan bersama terhadap pesan atau ide yang disampaikan tersebut.

Harold Lasswell mengatakan, cara baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan who says what in wich channel to whom with what

24 Ilaihi, Komunikasi Dakwah, 4.

(33)

effect? Atau siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana?”25

Definisi Lasswell tersebut menjelaskan tentang lima komponen yang terlibat dalam komunikasi, yaitu:

1) Siapa, komponen ini sering disebut sebagai komunikator, pengirim (sender), atau pembicara (speaker). Sumber dapat seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan, atau negara.

2) Mengatakan apa (isi informasi yang disampaikan). Hal inilah yang disebut sebagai pesan dalam komunikasi. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan atau non-verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud komunikator.

3) Kepada siapa, komponen ini disebut sebagai komunikan atau penerima pesan komunikasi.

4) Melalui saluran atau media apa (alat/saluran penyampaian informasi). Saluran atau media adalah alat yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan pesan kepada komunikan.

Saluran juga merujuk pada cara penyampain pesan. Apakah langsung (tatap muka) atau lewat media (cetak dan elektronik).

5) Akibat atau hasil apa (hasil yang terjadi pada diri penerima).

Hal ini merupakan reaksi yang terjadi pada komunikan setelah menerima pesan tersebut.

25 Ibid., 8.

(34)

Definisi komunikasi dari Laswell tersebut sering digunakan dalam proses komunikasi massa. Dimana saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan berupa media massa, salah satunya yaitu radio. Untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan diperlukan adanya strategi yang digunakan. Apalagi radio merupakan media yang bersifat auditif dan hanya sepintas.

Jadi sebuah stasiun radio harus mempunyai strategi yang baik agar pesan yang disampaikan tepat sasaran.

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.

Demikian pula dengan strategi komunikasi yang merupakan paduan perencanaan komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi.26

26 Onong Uchana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), 32.

(35)

Pada dasarnya tujuan strategi komunikasi dilakukan yaitu agar komunikan mengerti dan menerima maksud pesan yang disampaikan oleh komunikator. Jika komunikan sudah mengerti dan menerima pesan tersebut, maka penerimaannya harus dibina.

Sehingga pada akhirnya pesan tersebut dapat menjadi motivasi untuk diri komunikan. Dalam strategi komunikasi penentu keberhasilan kegiatan komunikasi berupa pesan yang disampaikan melalui berbagai media dapat secara efektif diterima.

Dakwah secara etimologi berarti seruan, ajakan atau panggilan juga undangan.27 Sedangkan secara terminologi, dakwah merupakan suatu aktifitas untuk mengajak orang kepada ajaran Islam yang dilakukan secara damai, lembut, konsisten dan penuh komitmen.28

Menurut Syekh Ali Mahfudz dakwah adalah:

ُيْهَّنلاَو ِف ْوُرْعَمْلاِب ُرْمَ ْلْاَو ىَدُهْلاَو ِرْيَخْلا يَلَع ِساَّنلا ُّثَح ِلِجَ ْلْاَو ِلِجآَعْلا ِةَداَعَسِب اْوُزْوُفَيِل ِرَكْنُمْلا ِنَع

“Upaya mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk (agama), menyeru mereka kepada kebaikan

27 Sofyan Hadi, Ilmu Dakwah Dari Konsep Paradigma Hingga Metodologi (Jember: CSS (Centre for Society Studies), 2012), 6.

28 Ma’arif, Komunikasi Dakwah, 22.

(36)

dan mencegah mereka dari kemungkaran agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.”29

Dakwah disebut juga sebagai tabligh, yaitu menyampaikan ajaran Islam kepada orang lain. Pelakunya disebut sebagai mubaligh. Perbedaan antara dakwah dan tabligh yaitu, jika dakwah adalah usaha bersama orang yang beriman dalam merealisasikan ajaran Islam ke dalam seluruh aspek kehidupan yang dilakukan melalui lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi. Sedangkan tabligh adalah usaha menyampaikan dan menyiarkan pesan Islam yang dilakukan oleh individu maupun kelompok baik secara lisan maupun tulisan.30

Penyampaian dakwah tidak akan berlangsung tanpa adanya beberapa komponen yang menjadi unsurr-unsur dakwah. Unsur- unsur itu adalah da’i (subyek dakwah), mad’u (obyek dakwah), maddah (materi dakwah), wasilah (media dakwah), thoriqoh (metode dakwah), dan atsar (efek dakwah).31

1) Da’i

Da’i adalah orang yang melakukan dakwah baik secara lisan, tulisan, ataupun perbuatan dan baik secara individu atau kelompok. Dari segi keahlian yang dimiliki, ada dua macam da’i. Pertama, secara umum adalah setiap muslim mukalaf

29 Hadi, Ilmu Dakwah, 10.

30 Ibid., 21.

31 Hadi, Ilmu Dakwah, 51.

(37)

(sudah dewasa). Kedua, secara khusus adalah muslim yang telah mengambil spesialisasi (mutakhsis) di bidang agama Islam, yang lebih dikenal sebagai ulama’.

2) Mad’u

Mad’u adalah orang yang menjadi sasaran dakwah atau yang menerima dakwah. Mad’u bisa individu ataupun kelompok, baik yang beragama Islam atau manusia secara keseluruhan. Kepada manusia yang belum beragama Islam dakwah bertujuan untuk mengajak mereka agar mengikuti agama Islam. Kepada orang-orang yang beragama Islam, dakwah bertujuan untuk meningkatkan kualitas iman, Islam, dan ihsan.

3) Maddah

Maddah adalah materi atau pesan yang disampaikan oleh da’i kepada mad’u. Pada prinsipnya, pesan apapun dapat dijadikan sebagai pesan dakwah selama tidak bertentangan dengan sumber utamanya, yaitu Al-Qur’an dan Hadits.

4) Wasilah

Wasilah merupakan media yang digunakan untuk berdakwah. Sebenarnya dakwah tetap bisa berlangsung tanpa media. Media dakwah adalah alat yang menjadi perantara penyampaian pesan dakwah kepada mad’u. Banyak alat yang bisa dijadikan sebagai media dakwah. Salah satunya yaitu radio

(38)

yang bersifat audio. Melalui radio seorang da’i bisa menyampaikan materi dakwah secara terperinci dan santai.

5) Thoriqoh

Thoriqoh merupakan metode yang digunakan oleh da’i untuk berdakwah. Pada garis besarnya, bentuk dakwah ada tiga yaitu dakwah lisan (da’wah bi al-lisan), dakwah tulisan (da’wah bi al-qolam), dan dakwah tindakan (da’wah bi al-hal).

6) Atsar

Atsar adalah efek yang ditimbulkan pada diri mad’u setelah dakwah dilakukan. Ada tiga macam efek dakwah, yaitu pertama efek kognitif yang bisa terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, dan dimengerti oleh mad’u tentang isi pesan dakwah yang diterimanya. Kedua, efek afektif yang berupa perubahan sikap mad’u setelah menerima pesan dakwah. Ketiga, efek behavioral yang merupakan efek dakwah yang berkenaan dengan pola tingkah laku mitra dakwah dalam merealisasikan pesan dakwah yang telah diterima dalam kehidupan sehari-hari.

Strategi komunikasi dakwah merupakan suatu rencana (planning) dan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam strategi komunikasi dakwah perlu memperhatikan beberapa hal yang menjadi unsur dakwah itu sendiri. Seperti penentuan da’i dan materi yang disampaikan, yang disesuaikan dengan kebutuhan

(39)

pendengar atau mad’u. keberhasilan suatu strategi komunikasi dakwah dapat diukur melalui efek yang timbul pada diri pendengar sebagai mad’u setelah mendapatkan pesan.

b. Radio Sebagai Media Dakwah

Radio adalah buah perkembangan teknologi yang memungkinkan suara ditransmisikan secara serempak melalui gelombang radio di udara.32 Radio memiliki kekuatan besar sebagai media yang imajinatif, karena sebagai media yang buta, radio menstimuli begitu banyak suara, dan berusaha memvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi faktual melalui telinga pendengarnya.

Radio siaran adalah “makanan” untuk telinga, untuk didengar oleh indera telinga. Oleh karena itu, apa yang disajikan untuk dibaca belum tentu dapat dimengerti apabila dibandingkan melalui radio siaran.33 Karena radio bersifat auditif (untuk didengar), maka isi siaran yang sampai di telinga pendengar hanya sepintas lalu saja. Meski begitu, radio terkesan akrab karena seorang penyiar seolah-olah berada di dekat pendengar yang senantiasa menyajikan informasi dan menghidangkan acara-acara yang menghibur.

32 Santi Indra Astuti, Jurnalisme Radio Teori dan Praktik (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2013), 5.

33Wanda Yulia, Andai Aku Jadi Penyiar (Yogyakarta: Andi, 2010), 73.

(40)

Penyiaran radio berfungsi sebagai sumber informasi utama untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Selain hiburan atau musik, acara berita atau informasi adalah jenis program yang disukai oleh masyarakat. Dari perjalanan perkembangan penyiaran selama perang dunia kedua, penyiaran radio memiliki kemampuan untuk menyiarkan “berita-berita resmi atau kejadian aktual, yang disusun dari beberapa narasumber, bisa dilakukan dengan siaran langsung (live) atau siaran tunda (delay)” kemasan acara dibuat lebih menarik agar lebih jelas.34

Dalam melaksanakan dakwah, penggunaan radio sangatlah efektif dan efisien. Melalui radio, suara dapat dipancarkan ke berbagai daerah yang jaraknya tidak terbatas. Jika dakwah dilakukan melalui siaran radio dia akan mudah dan praktis, dengan demikian, dakwah akan mampu menjangkau jarak komunikan yang jauh dan tersebar. Efektivitas dan efisiensi ini juga akan terdukung jika seorang da’i mampu memodifikasi dakwah dalam metode yang cocok dengan situasi dan kondisi siaran, apakah melalui metode ceramah, sandiwara radio, melalui forum Tanya jawab atau bentuk-bentuk siaran lainnya.35

Begitu kuatnya radio, sampai dijuluki sebagai the fifth estate (kekuasaan kelima) setelah surat kabar sebagai kekuasaan keempat (the fourth estate) pada sebuah bangsa. Radio sangat

34 Harley Prayudha, Radio Suatu Pengantar, 13.

35 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, 119.

(41)

penting dijadikan sebagai media dakwah karena memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

1) Bersifat langsung. Untuk menyampaikan dakwah melalui radio, tidak harus melalui proses yang kompleks sebagaimana penyampaian pesan dakwah melalui pers, majalah, dan sebagainya. Dengan mempersiapkan secarik kertas, pendakwah dapat langsung menyampaikan pesannya di depan mikrofon.

2) Siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan. Faktor lain yang menyebabkan radio dianggap memiliki kekuasaan ialah bahwa siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan. Selain waktu, ruang pun bagi radio tidak merupakan masalah, bagaimana pun jauhnya sasaran yang dituju. Daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau dakwah dengan media lain dapat diatasi dengan media ini.

3) Radio siaran mempunyai daya tarik yang kuat. Daya tarik ini ialah disebabkan sifatnya yang serba hidup berkat tiga unsur yang ada padanya, yaitu musik, kata-kata, dan efek suara.

4) Biayanya relatif murah. Di banyak negara di dunia ketiga Asia, Afrika, dan Amerika Latin, radio umumnya telah menjadi media utama yang dimiliki setiap penduduk, baik yang kaya maupun yang miskin.

(42)

5) Mampu menjangkau tempat-tempat terpencil. Di beberapa negara, radio bahkan merupakan satu-satunya alat komunikasi yang efektif untuk menghubungkan tempat-tempat terpencil.

6) Tidak terhambat oleh kemampuan baca dan tulis. Di beberapa negara Asia, tingkat kemampuan baca-tulis populasinya lebih dari 60%. Jutaan orang tersebut tidak disentuh oleh media massa lain kecuali media radio dengan bahasa mereka.36

Namun dari beberapa kelebihan radio tersebut tentunya di sisi lain radio sebagai media dakwah juga mempunyai kelemahan.

Di antara beberapa kelemahan radio sebagai media dakwah adalah bersifat sekilas karena siarannya hanya sekali dengar, sehingga ketika mad’u merasa kurang paham tidak dapat mengulangi materi yang didengarkan. Selain itu radio juga paling mudah peka terhadap gangguan di sekitar.

Jadi di era digital seperti saat ini, dakwah melalui radio masih bisa eksis dan efektif. Perkembangan dunia cyber tidak membuat radio semakin menurun. Tetapi dengan adanya perkembangan tersebut, radio bisa memanfaatkannya sebagai sarana untuk lebih mengembangkan program-program siaran yang diproduksi.

36 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, 411.

(43)

2. Program Acara Siaran Keagamaan di Radio a. Program Siaran Radio

Pengelola stasiun penyiaran radio perlu berhati-hati dalam menentukan programming penyiaran radio. Pastikan terlebih dahulu positioning yang hendak dicapai. Positioning itu sendiri adalah upaya agar pendengar yang akan kita raih sesuai dengan citra yang kita kehendaki. Salah satu upayanya adalah membuat format acara yang akan diudarakan kepada pendengar, sehingga antara positioning dan format akan membentuk citra stasiun penyiaran.37

Format siaran radio menjadi tolok ukur keberhasilan dalam pengelolaan radio siaran dimanapun. Oleh karena itu, sebelum memulai kegiatan penyiaran penyusunan format siaran sangat perlu dilakukan. Tujuannya untuk memenuhi sasaran khalayak secara spesifik dan untuk kesiapan berkompetisi dengan media lainnya di suatu lokasi siaran. Format ini dimulai dari menentukan visi dan misi yang ingin dicapai, mengetahui latar belakang sosiologi- psikologi pendengar, dan memahami pendengar melalui riset ilmiah agar mengetahui kebutuhan mereka. Pada stasiun penyiaran radio terdapat beberapa format siaran, seperti radio anak-anak, remaja, muda, dewasa, dan tua. Sedangkan format siaran berdasarkan profesi dan gaya hidup seperti, profesional,

37 Harley Prayudha, Radio Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktik Penyiaran (Malang:

Bayumedia Publishing, 2005), 47.

(44)

intelektual, petani, buruh, mahasiswa, nelayan, dan lain sebagainya.

Program acara radio sebenarnya tidak terlalu banyak jenisnya. Secara umum program radio terdiri atas dua jenis, yaitu musik dan informasi. Kedua jenis program ini kemudian dikemas dalam berbagai bentuk yang pada intinya harus bisa memenuhi kebutuhan audien dalam hal musik dan informasi. Masduki dalam bukunya menjelaskan program siaran di radio beragam kemasannya, beberapa di antaranya adalah produksi berita radio, perbincangan (talk show), info hiburan, dan jinggel.38

a. Berita Radio

Bagian ini berisi sajian fakta yang diolah kembali menurut kaidah jurnalistik radio. Informasi yang disampaikan sebaiknya adalah informasi yang dapat menarik audien. Selain itu, informasi yang disampaikan juga disesuaikan berdasarkan segmentasi audien. Penyajian berita radio bisa disiarkan secara langsung (live report) yaitu reporter menyiarkan peristiwa langsung darilokasi, atau siaran tunda yaitu fakta yang diperoleh dari lapangan diolah terlebih dahulu sebelum disiarkan oleh penyiar. Karena radio bersifat auditif, jadi suara dalam penyampaian berita juga sangat mempengaruhi dan harus terdengar oleh pendengar. Suara itu dapat dibagi menjadi

38Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional (Yogyakarta: Pustaka Populer LKiS, 2004), 69.

(45)

narasi yang disampaikan oleh penyiar atau reporter, rekaman wawancara dengan narasumber, dan rekaman atmosfer yang merupakan suara asli peristiwa.

b. Perbincangan (talk show)

Perbincangan radio (talk show) pada dasarnya adalah kombinasi antara seni berbicara dan seni wawancara. Program perbincangan biasanya diarahkan oleh seorang pemandu acara (host) bersama satu atau lebih narasumber untuk membahas sebuah topik yang sudah dirancang sebelumnya. Tiga bentuk program perbincangan yang banyak digunakan stasiun radio adalah:

1) One-on-one-show, yaitu bentuk perbincangan saat penyiar (pewawancara) dan narasumber mendiskusikan suatu topik dengan dua posisi mikrofon terpisah di ruang studio yang sama.

2) Panel discussion, pewawancara sebagai moderator hadir bersama sejumlah narasumber.

3) Call in show, program perbincangan yang hanya melibatkan telepon dari pendengar. Topik ditentukan lebih dahulu oleh penyiar di studio, diberikan contoh berdasarkan pengalaman penyiar, kemudian pendengar diminta untuk memberikan respon berdasarkan pengalaman masing- masing ke stasiun radio. Tidak semua respon audien layak

(46)

disiarkan sehingga perlu petugas penyeleksi telepon masuk sebelum diudarakan.39

Urutan proses pelaksanaan talk show adalah pertama, pembukaan yang berisi perkenalan topik, perkenalan narasumber, interaksi dengan pendengar. Kedua, diskusi utama yang perbincangan dengan narasumber mengenai topik dan interaksi pendengar. Ketiga, penutup yang berisi kesimpulan dan ucapan terimakasih.

Penggunaan talk show sebagai salah satu program siaran di stasiun radio membutuhkan durasi waktu yang relatif lama pada saat mengudara. Karena penyampaian pesan terhadap pendengar bersifat langsung. Begitu juga dengan tanggapan dari pendengar yang dapat disampaikan secara langsung pula pada saat mengudara. Hal ini dapat memicu perpanjangan durasi waktu di luar konsep yang telah ditentukan. Sehingga seorang penyiar mempunyai tugas sebagai gatekeeper yang berperan aktif untuk mengatur keberlangsungan talk show tersebut, agar durasi waktu yang digunakan sesuai dengan konsep yang telah ditentukan.

c. Info Hiburan

Bagian ini sering disebut dengan infotainment yang merupakan gabungan dari information dan entertainment yaitu

39 Morissan, Manajemen Media Penyiaran, 237.

(47)

sajian informasi yang bersifat menghibur. Segmentasi program ini umumnya disajikan secara easy listening dengan durasi 5 sampai 60 menit. Program terbagi ke dalam sejumlah segmen yang diselingi lagu-lagu dan jeda iklan. Biasanya tema yang dibahas meliputi penyanyi dengan album barunya, interaktif dengan pendengar terkait suatu tema tertentu, dan sebagainya.

Tiga bentuk infotainment radio yang popular di Indonesia adalah:40

1) Info-entertainment: penyampaian informasi dari dunia hiburan dengan diselingi pemutaran lagu. Proporsi durasi pemutaran lagu sama dengan pembacaan narasi informasi, meskipun liriknya tidak selalu harus berkaitan.

2) Infotainment: penyampaian informasi, promosi, dan sejenisnya dari dunia hiburan yang topiknya menyatu atau senada dengan lagu-lagu atau musik yang diputar.

Keduanya saling mendukung dengan proporsi seimbang.

3) Information dan entertainment: sajian informasi khususnya berisi berita-berita aktual dilengkapi perbincangan yang tidak selalu dari khazanah dunia hiburan, diselingi pemutaran lagu, iklan, dan sebagainya.

40 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, 84.

(48)

d. Jinggel

Jinggel adalah pengejaan bahasa Indonesia dari kata jingle. Dalam kajian radio, jinggel diartikan sebagai gabungan musik dan kata yang mengidentifikasi keberadaban sebuah stasiun radio. Jinggel disebut pula sebagai radio air promo atau paket berbentuk spot yang mempromosikan radio dan disiarkan di radio. Durasi jinggel umumnya antara 5 sampai 15 detik.41

Jinggel radio bisa dikatakan sebagai identifikasi keberadaan sebuah stasiun radio. Tujuannya untuk mempromosikan keberadaan radio tersebut dan dapat berfungsi sebagai jeda, selingan atau sejenisnya. Ada tiga jenis jinggel, pertama jinggel untuk stasiun radio (radio expose). Kedua, jinggel untuk acara radio (programme expose). Ketiga, jinggel untuk penyiar radio (announcer expose).

Komunikasi dapat berjalan efektif dan dikatakan berhasil apabila ada umpan balik atau feedback dari komunikan. Begitu juga dengan sebuah program acara di stasiun radio. Sebuah program siaran dapat dikatakan berhasil membidik pendengar jika ada umpan balik dari pendengar tersebut. Umpan balik itu sendiri dapat berupa pertanyaan, kritik, saran, atau tanggapan-tanggapan lainnya. Oleh karena itu diperlukan adanya programming pada saat

41 Ibid., 77.

(49)

sebuah program siaran ditentukan, termasuk penentuan format siaran itu sendiri.

Setiap program siaran harus mengacu pada pilihan format siaran tertentu seiring semakin banyaknya stasiun penyiaran dan semakin tersegmennya audien. Format siaran diwujudkan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar tentang apa, untuk siapa, dan bagaimana proses pengolahan suatu siaran hingga dapat diterima audien.42 Sebelum melakukan proses pengolahan program siaran, perlu adanya pengetahuan tentang latar belakang pendengar.

Sehingga pesan-pesan yang disampaikan melalui program acara yang dibentuk tersebut dapat diterima oleh pendengar. Latar belakang pendengar tersebut dapat berupa budaya, bahasa, dan karakter masyarakat.

b. Program Siaran Keagamaan

Radio selain menyajikan berbagai informasi tentang berbagai hal juga sebagai media yang cukup berperan dalam bidang pendidikan dan hiburan. Salah satu program acara siaran di radio yang berperan dalam bidang pendidikan adalah program acara keagamaan. Radio sebagai media elektronik yang bersifat auditif dalam membuat program siaran keagamaan harus memperhatikan berbagai hal, di antaranya latar belakang pendengar, materi yang disampaikan, dan bentuk siarannya.

42 Morissan, Manajemen Media Penyiaran, 230.

(50)

Penentuan program siaran keagamaan dengan memperhatikan latar belakang pendengar dapat mempermudah berlangsungnya program siaran tersebut mengudara. Salah satunya yaitu dengan menggunakan bahasa daerah dimana stasiun radio tersebut berada. Penyesuaian dengan pendengar melalui bahasa daerah yang digunakan dapat mempermudah penerimaan pesan oleh pendengar. Karena dengan begitu pendengar merasa lebih akrab, sehingga umpan balik dapat dengan mudah disampaikan.

Selain latar belakang, materi yang disampaikan juga perlu diperhatikan. Materi dakwah atau maddah yang disiarkan harus mengandung unsur magnitute atau kedekatan dengan pendengar.

Permasalahan-permasalahan yang dibahas juga bukan hal-hal yang telah lalu, artinya perlu adanya pembahasan mengenai hal-hal yang sedang terjadi. Jadi seorang narasumber program saiaran keagamaan juga harus up to date dengan peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi.

Penyampaian materi pada program siaran keagamaan juga perlu memperhatikan bentuk-bentuk siaran yang digunakan. Di antara bentuk-bentuk siaran program siaran keagamaan adalah:

1) Siaran Tunggal, yaitu siaran penyelenggaraan siaran dakwah Islam oleh seseorang pengisi acara atau pembawa acara.

Biasanya siaran ini dilakukan dengan narasumber atau da’i. Hal ini dapat digambarkan dengan ruangan penyiar, ada meja dan

(51)

mikrofon di atasnya, sebuah kursi bagi da’i untuk membacakan naskahnya, merupakan bentuk yang sederhana dan mudah penyiapannya.43

2) Siaran dialog, yaitu merupakan pengembangan dari bentuk siaran tunggal. Untuk siaran dialog, dilakuakn oleh sekurang- kurangnya dua pembicara atau lebih. Bisa dilakukan di gedung atau di ruangan studio, dan dapat juga dilakuakan di lapangan sesuai dengan kepentingan siaran dakwah Islam tersebut.

Siaran ini dapat berupa soal-jawaban, obrolan yang pelaksanaannya cukup dilakukan di studio dan dapat berupa wawancara.

3) Siaran panggung, yaitu siaran dakwah Islam yang bentuknya lebih complicated dibanding dengan siaran tunggal ataupun siaran dialog. Siaran ini merupakan drama atau sandiwara yaitu dapat mengambil bentuk ketoprak, ludruk, dan kesenian sejenisnya.

Selain bentuk-bentuk siaran di atas, dalam membuat program siaran keagamaan juga perlu memperhatikan teknis siaran.

Di antara teknis siaran radio adalah siaran rekaman dan siaran langsung.

43 Abdul Halim Mahmud, Merajut Benang Ukhuwah Islamiyah, (Solo: Penerbit Era Intermedia, 2000), 32.

(52)

1) Siaran Rekaman

Pengertian rekaman secara umum adalah segala sesuatu yang tertangkap oleh penglihatan, pendengaran, ingatan dengan atau tanpa bantuan peralatan lain, kemudian diwujudkan dalam material keras dan lunak. Subyek dari media rekaman dapat manusia atau mesin. Sedangkan obyeknya adalah benda-benda di alam sekitar, hasilnya berupa suara. Produksi acara rekaman merupakan kerja produksi penyaiaran radio untuk siaran tunda atau tidak langsung.44

Kelebihan dari siaran tidak langsung ini adalah bagian produksi bisa melakukan pengeditan dari siaran tersebut.

Sehingga kesalahan pengucapan dari da’i bisa dihindari.

Sedangkan kekurangannya adalah dengan teknik rekaman, yaitu tidak ada interaksi antara da’i dan mad’u secara langsung.

Jadi umpan balik yang disampaikan oleh mad’u bersifat tertunda.

2) Siaran Langsung

Siaran langsung merupakan acara yang dikerjakan secara langsung, kerja satu kali, hanya ada satu kali kesempatan untuk memperbaiki dan tidak bisa menghentikan suatu siaran

44 Prayudha, Radio Suatu Pengantar, 84.

(53)

seenaknya saja saat siaran berlangsung jika ada hal yang tidak benar.45

Kelebihan siaran secara langsung adalah adanya dialog interaktif antara da’i dan mad’u. Jadi dalam siaran langsung ini pihak mad’u bisa menanyakan langsung seputar masalah keagamaan yang bisa menambah pengetahuan agama Islam.

Agar program siaran keagamaan di radio dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat serta dapat menembus ruang dan waktu tanpa batas. Perlu adanya pengemasan yang baik, bagaimana siaran tersebut menjadi panutan dan dapat diterima masyarakat secara lugas dan menyenangkan, serta dapat membuahkan efek positif untuk pendengar. Bagi pengelola radio harus kreatif dalam menentukan materi yang akan disiarkan.

Pengemasan program siaran keagamaan hendaknya dibuat semenarik mungkin, yaitu mengankat tema-tema yang aktual, dan terkini. Hal ini membutuhkan suatu kreatifitas sehingga program tersebut mampu menarik hati pendengar. Selain itu, tokoh atau narasumber yang menyampaikan materi juga harus menggambarkan akhlak yang mulia, dan berpengetahuan luas.

45 Ibid., 85.

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Tanzeh, penelitian

Gambar

Gambar IV.1 ...............................................................................................
Tabel II.1
Gambar IV.1: Struktur Organisasi Radio Prosalina FM
Table IV.1
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dalam strategi komunikasi dakwah identifikasi dan penentuan khalayak sangatlah penting dan jelas diperlukan. Setiap organisasi/komunitas dakwah mempunyai target khalayak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi dakwah yang diterapkan Jamuro dalam setiap dakwah Islam yang dilakukannya.

Bagas Kurnianto, L100070037, Strategi Komunikasi Pemasaran Program Musik dalam Meningkatkan Jumlah Pengiklan di Solo Radio FM, Skripsi, Program Studi Ilmu

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terpaan acara Mata Hati di radio Q FM terhadap persepsi tentang dakwah melalui radio pada mahasiswa Fakultas Dakwah UIN

Penelitian ini dapat diambil kesimpulan strategi komunikasi yang digunakan penyiar D!Radio, bahwa D!Radio kreatif dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah karena penyiarnya

Merujuk pada penyajian data peranan siaran radio dakwah Suara Fitrah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa peranan siaran radio dakwah suara fitrah mengambil peran

Strategi Komunikasi Radio Bintang Tenggara 95.6 FM Dalam Mempertahankan Program Citizen Journalism Melalui Media Sosial Facebook B88 Strategi komunikasi yang dilakukan Radio Bintang