i
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi dan Bisnis Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Islam
Program Studi Ekonomi Syariah
Oleh :
WIWIN IRAWATI NIM. E20152126
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
2022
ii
STRATEGI PEMASARAN SAPU DI DESA SUMBER DUMPYONG KECAMATAN PAKEM KABUPATEN BONDOWOSO
(STUDI KASUS INDUSTRI KECIL KERAJINAN SAPU IJUK)
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi dan Bisnis Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Islam
Program Studi Ekonomi Syari’ah
Oleh:
WIWIN IRAWATI NIM. E20152126
Disetujui Pembimbing
Dr. Moch. Chotib, S.Ag., MM NIP. 197107272002121003
iii
SKRIPSI
Telah diuji dan diterima Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Gelar Sarjana
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Islam Program Studi Ekonomi Syari’ah
Hari : Kamis
Tanggal : 30 Juni 2022
Tim Penguji
Sekretaris
Nur Ika Mauliyah, S.E.,M.Ak NIP. 198803012018012001 Anggota :
1. Dr. Abdul Rokhim, S.Ag.,M.E.I ( )
2. Dr. Moch. Chotib, S.Ag., MM ( )
Menyetujui
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri KH. Achmad Siddiq
Jember
Dr. Khamdan Rifa’i, SE., M.Si NIP. 196808072000031001 Ketua
M.F. Hidayatullah, S.H.I.,M.S.I NIP. 197608122008011015
iv MOTTO
Dunia Ini Ibarat Bayangan, Kalau Kau Berusaha Menangkapnya, Ia Akan Lari. Tapi Kalau Kau Membelakanginya,
Ia Tak Punya Pilihan Selain Membelakangimu.
1
1 Ibnu Qoyyim Al- Juziyyah.
v
sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Dari semua yang telah Engkau tetapkan baik itu rencana indah yang Engkau siapkan untuk masa depanku sebagai harapan kesuksesan. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad S.A.W. Saya persembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat saya cintai.
1. Ibunda misti dan ayahanda tercinta Munawi. Sebagai bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada kalian yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan.
2. Kakak-kakakku tersayang dan adik-adiku tercinta, Terimakasih atas dukungan, do’a, hiburan, dan semangat yang kalian berikan selama ini.
3. Suami Tercinta Salehudin dan anakku tercinta Hafizah Az-zahra, Terimakasih atas dukungan, do’a, hiburan, dan semangat yang kalian berikan selama ini.
4. Almamaterku tercinta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Kiai Achmad Siddiq Jember.
5. Sahabat Seperjuangan Ekonomi Syariah 4 Rangga, Raziki, Arik, Utvi, April, Imam, Irul, Malik, Syauqi, Hakim, Rosyid, Gufron, Faiqoh, Faidha, Lukluil, Lukman, Inayah, Ma’rifa, Nofy, Hasan, Umi, Anita, Indah, Sofin, Fauzi,
vi
Jannah, Faizal, Lida, Yamin, Inul, Haidlar, Surif, Alm. Findra, Ridho, Iif, Rowib, Faisol terimakasih telah menjadi sahabat terbaik serta saudara selama ini.
6. Sahabat-sahabat, Terimakasih atas dukungan, do’a, hiburan, dan semangat yang kalian berikan selama ini.
7. Sahabat KKN terimaksih telah menjadi sahabat serta saudara meski hanya dalam waktu 30 hari, tetapi kalian telah memberikan inspirasi yang terbaik bagi semangatku.
8. Sahabat PPL, terimaksih telah menjadi sahabat serta saudara meski hanya dalam waktu 30 hari, tetapi kalian telah memberikan inspirasi yang terbaik bagi semangatku.
vii
Kata Kunci: Penjualan, Kesejahteraan masyarakat, Industri Kecil
Industri kecil kerajinan sapu tersebar luas di wilayah dusun dumpyong.
Pengaruh industri kecil kerajinan sapu ijuk yang berada di tengah-tengah masyarakat dusun dumpyong ini sangatlah besar, industri kecil kerajinan sapu ijuk ini dikenal sebagai sumber pendapatan keluarga, baik masyarakat yang menjadi pendiri usaha kerajinan sapu, perajin, maupun pihak lain yang terkait sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan juga sebagai penunjang kegiatan perekonomian dusun dumpyong terutama dalam memberdayakan masyarakat.
Fokus masalah yang dalam skripsi ini adalah : 1) Bagaimana strategi pemasaran sapu di desa sumber dumpyong kecamatan pakem?. 2) Apa saja kendala didalam memasarkan sapu di desa sumber dumpyong kecamatan pakem?.
3) Bagaimana solusi untuk menyelesaikan kendala didalam memasarkan sapu di desa sumber dumpyong kecamatan pakem?
Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui strategi pemasaran sapu di desa sumber dumpyong kecamatan pakem. 2) Untuk mengetahui kendala didalam memasarkan sapu di desa sumber dumpyong kecamatan pakem. 3) Untuk mengetahui solusi untuk menyelesaikan kendala didalam memasarkan sapu di desa sumber dumpyong kecamatan pakem.
Untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut, peneliti ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Informan dalam penelitian ini ialah Pemilik industri kecil sapu ijuk, Konsumen Produk sapu ijuk, Pekerja industri sapu ijuk. Analisis data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Untuk pengumpulan data, teknis yang digunakan ialah observasi, interview, dan dokumentasi. Sedangkan keabsahan data yang digunakan ialah triangulasi data.
Hasil penelitian yang diperoleh pertama, industri kecil kerajinan sapu ijuk telah berhasil menerapkan empat tahapan-tapahan dalam mengembangkan dan menerapkan strategi pemasaran, yaitu :Tahapan pertama adalah mengidentifikasi dan mengevaluasi kesempatan. Tahapan kedua adalah menganalisis segmen pasar dan memilih target pasar. Tahapan ketiga yaitu merencanakan dan menerapkan bauran pemasaran yang akan memberikan nilai bagi pelanggan dna sesuai dengan tujuan dari organisasi. Tahapan keempat adalah menganalisis kinerja perusahaan.
Kedua, Kendala yang dihadapi yaitu Menghadapi konsumen yang berbeda-beda, Menawar dengan harga yang sangat murah, Menghadapi pesaing. Didalam menghadapi pesaing, Mempertahkan poduk yang dipasarkan. Ketiga, Solusi didalam mengahadapinya yaitu Setiap pembeli memiliki keinginan yang sama, Tanpa adanya pesaing itu sangat mustahil, Mempertahankan produk yang dipasarkan.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah. Kita panjatkan Puji syukur teruntuk sandaran hati, pelita hidup kita, petunjuk jalan kita, yakni Allah S.w.t yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya. Dan tak terkecuali kepada penulis pribadi sehingga tahap demi tahap dalam proses Tugas Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi dengan judul: Strategi Pemasaran Sapu Di Desa Sumber Dumpyong Kecamatan Pakem Kabupaten Bondowoso. (Study Kasus Industri Kecil Kerajinan Sapu Ijuk) telah disusun sesuai dengan harapan. Dan tugas Akhir Skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, Penulis menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM selaku Rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
2. Dr. Khamdan Rifa’i, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
3. Nikmatul Masruroh, S.H.I., M.S.I selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
4. M.F Hidayatullah, S.H.I., M.S.I selaku Koordinator Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
ix
ketelatenan serta dorongan semangat yang selama ini bapak berikan sehingga tugas akhir skripsi ini terselesaikan sesuai dengan harapan.
6. Tim Penguji Skripsi selaku sekertaris. Terimakasih atas masukan ilmu, saran dan motivasi yang membangun untuk memacu penulis menjadi lebih baik.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN KHAS Jember yang telah membekali kami Ilmu serta pengetahuan serta semua staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam terimakasih atas pelayanan yang telah diberikan.
8. Segenap jajaran Pemilik usaha pengrajin sapu ijuk di Desa Sumber Dumyong yang telah banyak membantu dalam pengumpulan data, terimakasih atas jasa-jasa kalian semua.
9. Segenap jajaran Pemerintah Kabupaten Bondowoso, terkhusus Sumber Dumpyong Bondowoso.
Semoga segala amal baik semua pihak tercatat sebagai amal yang banyak memberikan manfaat. Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penyusunan Skripsi ini, maka Penulis haturkan maaf kepada semua, serta menjadi kebanggaan bagi Penulis akan adanya masukan dan nasihat guna memperbaiki Skripsi ini.
x
Akhir kata Penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi Penulis maupun para pembaca.
Jember, 13 Juli 2022
Penulis
xi
Persetujuan Pembimbing ... ii
Pengesahan... iii
Motto ... iv
Persembahan ... v
Abstrak ... vii
Kata Pengantar... viii
Daftar Isi ... xi
Daftar Tabel ... xv
Daftar Gambar ... xvi
Daftar Lampiran ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Fokus Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Definisi Istilah ... 6
1. Strategi ... 6
2. Strategi Pemasaran ... 6
3. Industri Kecil ... 6
F. Sistematika Pembahasan ... 7
xii
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 9
A. Penelitian Terdahulu ... 9
B. Kajian Teori ... 16
1. Strategi Pemasaran ... 16
2. Penjualan ... 18
3. Industri Kecil ... 20
4. Kerajinan ... 25
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 26
B. Lokasi Penelitian ... 27
C. Subjek Penelitian ... 27
D. Teknik Pengumpulan Data ... 28
1. Observasi ... 28
2. Wawancara ... 29
3. Dokumentasi... 30
E. Teknik Analisis Data ... 30
1. Reduksi Data ... 31
2. Penyajian Data... 32
3. Verifikasi Data ... 32
F. Teknik Keabsahaan Data ... 33
G. Tahap-Tahap Penelitian ... 34
1. Tahap Pra Lapangan ... 34
2. Tahap Pelaksanaan ... 34
xiii
1. Gambaran umum Desa Sumber Dumpyong Kecamatan
Pakem Kabupaten Bondowoso... 36 2. Letak Geografis Desa Sumber Dumpyong Kecamatan Pakem
Kabupaten Bondowoso ... 37 3. Keadaan Penduduk Desa Sumber Dumpyong Kecamatan
Pakem Kabupaten Bondowoso... 38 4. Mata Pencaharian Desa Sumber Dumpyong Kecamatan
Pakem Kabupaten Bondowoso... 41 B. Penyajian Data Dan Analisis ... 41
1. Strategi Pemasaran Sapu Desa Sumber Dumpyong Kecamatan Pakem Kabupaten Bondowoso ... 42 2. Kendala Didalam Memasarkan Sapu Desa Sumber
Dumpyong Kecamatan Pakem Kabupaten Bondowoso... 56 3. Solusi untuk menyelesaikan kendala didalam memasarkan
Sapu Desa Sumber Dumpyong Kecamatan Pakem Kabupaten Bondowoso ... 58 C. Pembahasan Temuan ... 59
1. Strategi Pemasaran Sapu Desa Sumber Dumpyong Kecamatan Pakem Kabupaten Bondowoso ... 59 2. Kendala Didalam Memasarkan Sapu Desa Sumber
xiv
Dumpyong Kecamatan Pakem Kabupaten Bondowoso... 59
3. Solusi untuk menyelesaikan kendala didalam memasarkan Sapu Desa Sumber Dumpyong Kecamatan Pakem Kabupaten Bondowoso ... 60
BAB V PENUTUP ... 62
A. Kesimpulan ... 62
B. Saran ... 63
DAFTAR PUSTAKA ... 64 Lampiran
xv
2.
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk/Dusun, Rukun Warga dan Rukun Tetangga Menurut Desa Tahun 2021 ... 373.
Tabel 4.2 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk menurut Desa Hasil Proyeksi Tahun 2021 ... 384.
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin, Sex Ratio Per Desa Hasil Proyeksi Tahun 2021 ... 395.
Tabel 4.4 Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin, dan Sex Ratio Hasil Registrasi Tahun 2021 ... 40xvi
DAFTAR GAMBAR
Hal 1. Gambar 4.1 Luas Wilayah Kecamatan Pakem ... 38
xvii Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian Lampiran 4 : Surat Selesai Penelitian Lampiran 5 : Jurnal Kegiatan Penelitian Lampiran 6 : Pedoman Penelitian
Lampiran 7 : Dokumentasi hasil penelitian Lampiran 8 : Biodata Penulis
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara dengan banyak pulau dan kekayaan sumber daya alam. Dengan kekayaan yang dimilikinya, warga negara indonesia mampu untuk meningkatkan hidupnya menjadi lebih sejahtera. Akan tetapi kesejahteraan tersebut masih belum merata. Khusunya masyarakat yang berapa pada pelosok-pelosok desa. Hal ini banyak kita jumpai di desa-desa terpencil yang masih menyisakan banyak nyawa yang belum sejahtera hingga mereka mengalami kekuarangan. Sebagai contoh, provinsi dengan jumlah penduduk miskin atau kurang mampu tertinggi, Jawa Timur, memiliki 4.405, 27 ribu jiwa.1
Industri pedesaan sangat penting dalam operasi industri untuk menciptakan nilai tambah, yang dapat bermanfaat bagi perekonomian masyarakat. Pengembangan industri kecil merupakan industri yang berperan vital dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah, dan perkembangan industri kecil semakin meningkat sejalan dengan pembangunan. Pentingnya dan keberadaan sektor industri kecil dan kerajinan rakyat dalam pembangunan sektor industri Indonesia tidak dapat dipisahkan dari sejarah kehadirannya jauh di depan industri kontemporer.
Terlepas dari kenyataan bahwa pendapatan usaha kecil secara umum masih rendah, keberadaan mereka di tengah krisis ekonomi saat ini tidak
1 Badan Pusat statistik Indonesia, Jumlah Penduduk Miskin Menurut Provinsi 2007- 2017, (https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1119, diakses pada 19 Juni 2021)
dapat diabaikan.2 Di pedesaan, industri dikenal sebagai sumber pendapatan tambahan rumah tangga serta pendukung kegiatan pertanian, yang merupakan sumber pendapatan utama bagi sebagian besar masyarakat pedesaan. Karena pentingnya industri pedesaan, pertumbuhan mereka sangat penting dalam perjuangan untuk menghilangkan kemiskinan di daerah pedesaan, atau dengan kata lain, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan.3
Industri kecil adalah usaha ekonomi rakyat yang memenuhi standar nilai kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan yang melebihi kekayaan bersih dan kepemilikan sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 1 Undang- Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.4 Menurut Sofjan Assauri, strategi pemasaran adalah suatu rencana yang utuh, terpadu, dan terpadu dalam bidang pemasaran yang mengarahkan tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain, strategi pemasaran adalah kumpulan tujuan dan sasaran, serta aturan dan peraturan yang memandu kegiatan pemasaran perusahaan sepanjang waktu dan tanggapannya terhadap lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.5
Lahan Sawah 1.443 ha, Tanah/Kebun Tegal 1.578 ha, Hutan Negara 3.900,79 ha, Bangunan/Pekarangan 306,97 ha, dan Lahan Kering Lainnya 37,24 ha membentuk total luas 7.266,00 ha. Potensi Tanaman Pangan di
2 Fachri Yasin, Agrobisnis Riau Perkebunan Berbasis Kerakyatan, Pekanbaru: Unri Perss, 2003, 168.
3 Mubyarto, Ekonomi Rakyat, program IDT dan Demokrasi Ekonomi Indonesia, Yogyakarta : Aditya Media, 1997
4 UU Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil
5 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar Konsep dan Strategi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, 168-169.
3
Kecamatan Standar yang dapat membantu pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bondowoso salah satunya adalah komoditi Padi, Jagung, dan Ubi Kayu.
Durian, pisang, rambutan, nangka, dan alpukat adalah beberapa buah yang tersedia.6 Impian semua pemerintah desa di Indonesia adalah mengelola desanya melalui pemerintahan desa agar tercipta masyarakat yang lebih maju dan sejahtera. Pemerintah yang berkuasa juga berkewajiban menurut UUD 1945 untuk “mewujudkan” keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ini menunjukkan bahwa orang memiliki hak untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan.yaitu hanya terdapat 4 dusun, 4 RW, dan 9 RT. Yaitu dengan jumlah 1.962 jiwa/penduduk.7 Selain dari sektor pertanian, dusun ini terkenal dengan jenis industri salah satunya industri sapu ijuk. Usaha kecil Dumpyong Dumpyong terkenal dengan kerajinan sapunya. Kerajinan sapu ijuk kecil di tengah masyarakat pedesaan dipengaruhi oleh industri. Ini adalah usaha besar, dan industri kecil kerajinan sapu ijuk dikenal sebagai sumber pendapatan keluarga, baik bagi para pendiri usaha kerajinan sapu, pengrajin, dan pihak terkait lainnya untuk memenuhi kebutuhan mereka, dan juga sebagai pendukung Dusun. Kegiatan ekonomi dusun, khususnya dalam pemberdayaan masyarakat. Tidak hanya itu, fungsi industri kerajinan sapu ijuk dapat membantu menghidupkan kembali jasa-jasa lain di sektor tersebut,
6 BPS Bondowoso, Statistik Daerah Kecamatan Pakem 2015, (Badan Pusat Statistik Kabupaten
Bondowoso), 4.
7 BPS Bondowoso, Statistik, 4.
seperti pasokan bahan baku, pengumpul besar, dan pedagang kecil. Di Dumyong Dumyong, ada sekitar 17 pengrajin sapu ijuk.8
Adanya industri kerajinan sapu ijuk di Dumpyong Dumpyong yang sudah berlangsung lama dan mempekerjakan sebagian besar penduduk, mendorong adanya pemikiran untuk mengkaji lebih dalam dengan melakukan penelitian terhadapnya. “Strategi Pemasaran Sapu Di Desa Sumber Dumpyong Kecamatan Pakem Kabupaten Bondowoso. (Study Kasus Industri Kecil Kerajinan Sapu Ijuk) ”.
B. Fokus Penelitian
Berikut ini adalah subjek penelitian:
1. Bagaimana strategi pemasaran sapu di desa sumber dumpyong kecamatan pakem?
2. Apa saja kendala didalam memasarkan sapu di desa sumber dumpyong kecamatan pakem?
3. Bagaimana solusi untuk menyelesaikan kendala didalam memasarkan sapu di desa sumber dumpyong kecamatan pakem?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian pada penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui strategi pemasaran sapu di desa sumber dumpyong kecamatan pakem.
2. Untuk mengetahui kendala didalam memasarkan sapu di desa sumber dumpyong kecamatan pakem
8 Supriadi, wawancara dengan pemilik usaha sapu ijuk, pada tanggal 15 Juni 2021.
5
3. Untuk mengetahui solusi untuk menyelesaikan kendala didalam memasarkan sapu di desa sumber dumpyong kecamatan pakem.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dalam memberikan sumbangan pemikiran dan menambah khazanah ilmu dan pengetahuan mengenai strategi pemasaran.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis
1) Diharapkan mampu menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman ke dalam bidang sesungguhnya serta sebagai aplikasi ilmu yang diperoleh peneliti selama perkuliahan.
2) Mampu memberikan pengembangan keilmuan yang telah didapat selama penulis mengikuti perkuliahan di Fakulltas Ekonomi dan Bisnis Islam serta diharapkan mampu mendapatkan ilmu baru tentang model strategi pemasaran dunia real.
b. Bagi Lembaga
1) Sebagai sumber informasi dikemudian hari bagi mereka yang mengadakan penelitian
2) Bisa diberikan untuk menambah dan memberikan informasi serta tambahan referensi jika dikemudian hari ada yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut.
c. Bagi Instansi
Dalam penelitian ini bisa digunakan sebagai rujukan serta keputusan terutama yang berhubungan dengan model strategi pemasaran sapu.
E. Definisi Istilah 1. Strategi
Strategi adalah hal yang menetapkan arah kepada manajemen dalam arti orang tentang sumber daya didalalm bisnis dan tentang untuk membantu menenangkan persaingan didalam pasar.9
2. Strategi pemasaran
Himpunan asas yang secara tepat, konsisten, dan layak dilaksanakan oleh perusahaan guna mencapai sasaran pasar yang dituju (target market).10
3. Industri kecil
Sebuah usaha untuk memproduksi barang jadi dari bahan baku atau bahan mentah melalui proses penggarapan dalam jumlah besar.11
4. Kerajinan
Perusahaan (kecil) yang membuat barang-barang sederhana, biasa mengandung unsur seni.12
9 Dedi Mulyadi, dkk, “Analisis Strategi Pemasaran jasa Lembaga Non Bank Pada PT Oto Multiartha Karawang”, Jurnal Manajemen, Vol. 09 No. 2 Januari 2012, 590-591.
10 Indra Wijaya dan Sri Setyo Iriani, Pengaruh Citra Merek Terhadap Loyalitas Konsumen, Jurnal Ilmu Manajemen, Vol. 1 No.3 Mei 2013, 911.
11 Rachhaety, E. & Tresnawaty, R, (Kamus Istilah Ekonomi, Jakarta: Bumi Aksara, tahun 2005), 15.
12 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), 811.
7
F. Sistematika Pembahasan
Berisi tentang deskripstif alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan hingga pada bab penutup. Format penulisan sistematika pembahasan adalah dalam bentuk deskriptif naratif, bukan seperti pada daftar isi.13 Adapun sistematika pembahasan penelitian ini adalah:
BAB I : Pendahuluan. Pada bab ini meliputi uraian tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika pembahasan.
BAB II : Kajian Kepustakaan. Pada bab ini akan dipaparkan kajian kepustakaan dan literatur yang berhubungan dengan skripsi. Kajian kepustakaan terdiri dari penelitian terdahulu yang mencantumkan penelitian sejenis dengan model penjualan sapu guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dilanjutkan dengan kajian teori yang memuat tentang teori strategi penjualan. Fungsi dari bab ini adalah sebagai landasan teori pada bab berikutnya guna menganalisa data yang diperoleh dari penelitian.
BAB III : Metode Penelitian. Pada bab ini menjelaskan metode yang digunakan untuk penelitian oleh peneliti. Dalam hal ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif.
BAB IV : Gambaran Objek dan Hasil Penelitian. Bab ini terdiri dari beberapa sub bab, yaitu gambaran objek penelitian, dalam
13 IAIN Jember, “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah” (Jember: IAIN Jember Press, 2015), 42.
penelitian ini berisi gambaran umum tentang Industri kecil kerajinan sapu, penyajian data dan analisis dan juga pembahasan hasil temuan.
BAB V : Penutup. Pada bab terakhir ini terdiri dari kesimpulan dan saran- saran dari hasil penelitian ini.
Selanjutnya skripsi ini diakhiri dengan daftar pustaka dan lampiran- lampiran sebagai pendukung di dalam pemenuhan kelengkapan data penelitian.
9 BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu
Dalam pembahasan kali ini, peneliti akan mengemukakan beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti lain sebagai tambahan referensi untuk mengetahui perbedaan dan persamaan antara peneliti ini dan peniliti-peneliti lain terdahulu. Beberapa penelitian terdahulu yang serupa dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Munawaroh. Pemasaran Sapu Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial, Uin Syarif Hidayatullah Jakarta. "Sabut Kelapa Menggunakan Metode Matriks Boston Consulting Group (Bcg)" 2019.
Studi ini menemukan bahwa banyak BUMDes yang masih beroperasi, termasuk pengelolaan sampah, simpan pinjam, peternakan, perusahaan perdagangan, dan banyak lagi. Dapat dikatakan bahwa memiliki BUMDes di jantung masyarakat majasari dapat memberikan berbagai manfaat, termasuk pelatihan soft dan hard skill, serta kemampuan untuk mengubah kondisi ekonomi masyarakat, meskipun tidak segera atau secara dramatis.14
2. Nur Rifa. Cara memasarkan Product Di Toko Rahma Bakery, menggunakan Konsep New Wave Marketing. Tahun 2020. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Negeri Jember, Institut Agama Islam.
14 Munawaroh, Strategi Pemasaran Sapu Sabut Kelapa Dengan Metode Matriks Boston Consulting Group (Bcg)” (Studi Kasus Pada Home Industrisumber Rejeki Di Desa Penolih Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga), (Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Uin Syarif Hidayatullah Jakarta. 2019).
Menurut temuan penelitian ini, dalam penjualan mereka telah berhasil memenuhi target tahunan serta dapat memasarkan produk rahma bakery yang dengan berbagai macam produk kue. Mereka juga telah menerapkan konsep new wave marketing selama lima tahun sehingga mudah dikenal dan oleh pecinta kue.15
3. Sulistiya Ningrum. Peran BWI Festival Batik untuk Meningkatkan Omset Penjualan Batik Godho di Kecamatan Giri. Tahun 2020. IAIN Jember FEBI.
Hasil yang dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah yang pertama, pada penjualan batik ini owner menggunakan strategi marketing mix yaitu price, product, place, dan promotin. Kedua, pada penjualan batik ini juga telah menghasilkan peningkatan dari segi penjualan. Ketiga, pada penjualan batik ini untuk meningkatkan omset pada strategi pemasaran terletak pada promoyion mix dan sales promotion.16
4. Candra Alfian. Analisis Peran Pelaku Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Dalam Mensejahterakan Masyarakat Di Desa Wonosari Kecamatan Bengkalis. Tahun 2020. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkalis.
Di Desa Wonosari, Kabupaten Bengkalis, dilakukan analisis terhadap peran usaha kecil menengah (UKM) dalam kesejahteraan
15 Nur Rifa, Strategi Pemasaran Produk Melalui Konsep New Wave Marketing Pada Toko Rahma Bakery, (Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Jember Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam. 2020).
16 Sulistiya Ningrum, Peran BWI Festival Batik untuk Meningkatkan Omset Penjualan Batik Godho di Kecamatan Giri. Tahun 2020. IAIN Jember FEBI., (Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Jember Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, 2020).
11
masyarakat. Tahun ini adalah 2020. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkalis. Uji Koefisien Determinasi sebesar 0,656 persen = 65,6 persen menunjukkan temuan penelitian untuk menilai apakah keterlibatan Usaha Kecil Menengah (UKM) dapat mensejahterakan masyarakat. Dimana peran pelaku usaha berpengaruh 65,6 persen terhadap kesejahteraan masyarakat di Desa Wonosari, sedangkan sisanya 34,4 persen (100 persen -65,6 persen) dipengaruhi oleh variabel di luar penelitian ini. Peran pelaku usaha memiliki koefisien regresi sebesar 0,596. Kesejahteraan Masyarakat Desa Wonosari akan tumbuh sebesar 0,596 jika peran pelaku usaha memiliki nilai yang stabil dan meningkat.
Koefisien bernilai positif menunjukkan bahwa Peran Pelaku Usaha terhadap Kesejahteraan Masyarakat Desa Wonosari memiliki hubungan yang positif.17
5. Fatimah Rizka Amalia. Kontribusi industri kecil kerajinan sapu dalam meningkatkan taraf hidup perajin Desa Kajongan, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga. Saatnya tahun 2020. Purwokerto, IAIN Menurut temuan peneliti, upaya para pengrajin untuk mempertahankan dan memperluas omzet usahanya didasarkan pada optimalisasi pengelolaannya.18
17 Candra Alfian, Analisis Peran Pelaku Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Dalam Mensejahterakan Masyarakat Di Desa Wonosari Kecamatan Bengkalis, (Skripsi, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkalis, 2020)
18 Fatimah Rizka Amalia, Keberlanjutan usaha dan kontribusi industri kecil kerajinan sapu dalam meningkatkan kesejahteraan perajin Desa Kajongan, (Skripsi, Jurusan Ekonomi Syariah IAIN Purwokerto, 2020).
6. Widia Resti Ayu. Pojok Tas Ponorogo Strategi Pemasaran Toko untuk Meningkatkan Penjualan Tahun 2020. Jurusan Ekonomi Syariah Institut Islam Negeri Ponorogo merupakan bagian dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syariah.
(1) Dalam pelaksanaan strategi pemasaran Bag Corner Store, digunakan empat komponen teori strategi pemasaran, yaitu segmentasi, targeting, positioning, dan diferensiasi. Namun, karena komponen segmentasi dan target marketing plan Toko Bag Corner saat ini belum ideal, toko tersebut belum mampu meningkatkan penjualan. (2) Saat ini, lima pendekatan teori promosi telah digunakan dalam pemasaran Toko Bag Corner, yaitu penjualan pribadi (personal selling), periklanan (advertising), penerbitan (publisitas), promosi penjualan (sales promotion), dan hubungan masyarakat (public relation). ) (realitas publik). Namun dalam hal promosi penjualan personal (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), dan kehumasan, pelaksanaan promosi Toko Bag Corner saat ini belum sempurna (public reality). Akibatnya, penjualan tidak dapat diperluas.19
7. Cici Ernayanti. Dliko Sari, Desa Blotongan, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, 2020. Pengelolaan Bank Sampah Untuk Kesejahteraan Masyarakat, Dliko Sari, Desa Blotongan, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, 2020.
19 Widia Resti Ayu, Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan Pada Toko Bag Corner Ponorogo, (Skripsi, Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, 2020).
13
Fakultas Dakwah, Institut Agama Islam Negeri (Iain) Salatiga, Pembangunan Masyarakat Islam Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa praktik pengelolaan sampah di Bank Sampah Ertu untuk kepentingan masyarakat di Dliko Sari tidak terlalu efektif dalam penguatan ekonomi. Namun masyarakat diuntungkan dengan adanya pengelolaan sampah; lingkungan mereka lebih bersih dan teratur, dan penduduk lebih sadar akan sampah yang ada di sekitar mereka.20
8. Khanifah. Pendekatan matriks Boston Consulting Group (BCG) digunakan untuk menyusun rencana pemasaran sapu sabut kelapa” (studi kasus pada industri rumah tangga Sumber Rejeki di Desa Penolih, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Puralingga). 2020.
Institut Agama Islam Negeri Purwokerto Departemen Ekonomi Syariah merupakan bagian dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syariah.Menurut temuan analisis matriks BCG, home industri Sumber Rejeki berada di kuadran bintang, dengan tingkat pertumbuhan pasar 21%
dan nilai pangsa pasar relatif sebesar 1,64 menunjukkan bahwa home industry Sumber Rejeki memiliki pangsa pasar yang tinggi karena nilai pangsa pasarnya lebih besar dari 1.21
20 Cici Ernayanti, Pengelolaan Bank Sampah Untuk Kesejahteraan Masyarakat Dliko Sari Kelurahan Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri (Iain) Salatiga, 2020).
21 Khanifah, Strategi pemasaran sapu sabut kelapa dengan metode matriks boston consulting group (bcg)” (studi kasus pada home industrisumber rejeki di desa penolih kecamatan kaligondang kabupaten purbalingga), Skripsi, Jurusan Ekonomi Syariah fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Purwokerto, Tahun 2020.
Tabel 2.1
Perbedaan Dan Persamaan Penelitian Terdahulu
No Penulis Judul Perbedaan Persamaan
1. Munawaroh.
Tahun 2019.
Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Uin Syarif Hidayatullah Jakarta.
Strategi Pemasaran Sapu Sabut Kelapa Dengan Metode Matriks Boston Consulting Group (Bcg)”
(Studi Kasus Pada Home Industrisumb er Rejeki Di Desa Penolih Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga).
Perbedaannya terdapat pada lokasi, fokus penelitian yang dibahas terkait tentang
BUMDes
menggunakan metode kualitatif, Teknik pengumpulan data, dan Teknik analisisnya sama. Serta sama-membahas terkait tentang pemasaran sapu.
2. Nur Rifa.
Tahun 2020.
Institut Agama Islam Negeri
Jember Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam.
Strategi Pemasaran Produk Melalui Konsep New Wave
Marketing Pada Toko Rahma
Bakery
Perbedaannya terdapat pada lokasi, fokus penelitian yang dibahas terkait tentang Produk Melalui
Konsep New Wave
Marketing Pada Toko Rahma Bakery
enggunakan metode kualitatif, Teknik pengumpulan data, dan Teknik analisisnya sama.
3. Sulistiya Ningrum.
Tahun 2020.
Institut Agama Islam Negeri
Jember Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam.
Peran Banyuwangi Batik Festival dalam
Meningkatka
n Omset
Penjualan Batik Godho di Kecamatan Giri
Kabupaten
Perbedaannya terdapat pada lokasi, fokus penelitian yang dibahas terkait tentang Batik Godho
menggunakan metode kualitatif, Teknik pengumpulan data, dan Teknik analisisnya sama.
15
Banyuwangi.
4. Cici Ernayanti.
Tahun 2020.
Pengembang an
Masyarakat Islam Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri (Iain) Salatiga.
Pengelolaan Bank Sampah Untuk
Kesejahteraa n Masyarakat Dliko Sari Kelurahan Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.
Perbedaannya terdapat pada lokasi, fokus penelitian yang dibahas terkait tentang
sampah
menggunakan metode kualitatif, Teknik pengumpulan data, dan Teknik analisisnya sama. Serta sama-membahas terkait tentang mensejahterakan masyarakat 5. Widia Resti
Ayu. Tahun 2020. Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri
Ponorogo.
Strategi Pemasaran Dalam Meningkatka n Penjualan Pada Toko Bag Corner Ponorogo.
Perbedaannya terdapat pada lokasi, dan fokus
penelitian yang dibahas terkait tentang toko bag corner
menggunakan metode kualitatif, Teknik pengumpulan data, dan Teknik analisisnya sama. Serta sama-membahas terkait tentang pemasaran
6. Fatimah Rizka Amalia.
Tahun 2020.
Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri
Purwokerto.
Keberlanjuta n usaha dan kontribusi industri kecil kerajinan sapu dalam meningkatka n
kesejahteraan perajin Desa Kajongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga.
Perbedaannya terdapat pada lokasi, serta fokus
penelitiannya tentang kontribusi industri kecil
menggunakan metode kualitatif, Teknik pengumpulan data, dan Teknik analisisnya sama. Serta sama-membahas terkait tentang pemasaran sapu dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
7. Candra Alfian.
Tahun 2020.
Sekolah
Analisis Peran Pelaku Usaha Kecil Dan
Perbedaannya terdapat pada lokasi, serta fokus
Sama-sama mensejahterakan masyarakat.
Tinggi
Agama Islam Negeri
(STAIN) Bengkalis.
Menengah (UKM) Dalam Mensejahtera kan
Masyarakat
Di Desa
Wonosari Kecamatan Bengkalis.
penelitiannya tentang UKM, dan cara menganalisis menggunakan kuantitaitf.
8. hanifah.
Tahun 2020.
Jurusan Ekonomi Syariah fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri
Purwokerto
Strategi pemasaran sapu sabut kelapa
dengan metode matriks boston consulting group (bcg)”
(studi kasus pada home industrisumb er rejeki di desa penolih kecamatan kaligondang kabupaten purbalingga).
Perbedaannya terdapat pada metode yang digunakan.
Persamaannya terdapat pada jenis sapu yang dibahas.
B. Kajian Teori
1. Strategi Pemasaran
a. Pengertian Strategi Pemasaran
1) Pernyataan yang memberikan petunjuk mengenai arah beberapa kegiatan utama yang bertujuan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Strategi pemasaran Radiosunu didasarkan pada 5 (lima) konsep strategis sebagai berikut:
a) Segmentasi Pasar
17
Setiap pasar memiliki pelanggan yang beragam dengan keinginan dan preferensi yang berbeda-beda. Ada kemungkinan bahwa bisnis tidak akan dapat memenuhi keinginan setiap pelanggan. Akibatnya, perusahaan harus membagi pasar yang heterogen menjadi segmen pasar yang homogen.
b) Positioning
di pasar Karena perusahaan mungkin tidak dapat mendominasi pasar secara keseluruhan, prinsip kedua dari strategi pemasaran adalah memilih pola pasar perusahaan tertentu yang akan menawarkan peluang terbaik untuk mendapatkan posisi dominan.
c) Market Entry Strategy
Strategi masuk pasar perusahaan adalah rencananya untuk bergabung dengan segmen pasar yang akan menjadi target pasar penjualan.
d) Perencanaan Bauran Pemasaran (Marketing Mix Strategy).
Strategi bauran pemasaran adalah seperangkat karakteristik yang dapat diterapkan bisnis untuk mempengaruhi perilaku konsumen. Yang disebut 4P, atau Produk, Harga, Tempat, dan Promosi, adalah elemen yang mungkin mempengaruhi pembeli
e) Timing Strategy
Sangat penting untuk memikirkan kapan saat terbaik untuk menjual produk Anda..22
2. Penjualan
1) Definisi Penjualan
Penjualan adalah salah satu tugas pemasaran, dan ini memastikan bahwa perusahaan memperoleh keuntungan sehingga operasi operasionalnya dapat berlanjut. Menurut beberapa ahli, berikut pengertian penjualan:
a) Keuntungan Penjualan, menurut Winardi, adalah suatu proses dimana tuntutan pembeli dan penjual dipenuhi melalui pertukaran dan kepentingan.
b) menurut Preston dan Nelson Istilah "penjualan" mengacu pada berkumpulnya pembeli dan penjual dengan maksud bertukar produk dan jasa untuk pertimbangan yang diinginkan seperti uang.
2) Elemen Faktor yang Mempengaruhi Penjuala
Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi penjualan:
1) Kondisi dan Kemampuan Penjual (sales skill)23 2) Kondisi pasar
3) Modal 24
22 Radiosunu, Manajemen Pemasaran (Suatu Pendekatan analisis), Yogyakarta : BPFE, 1983, 31-34.
23 Basu, Swastha DH., Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedua,Cetakan Ketiga belas, (Yogyakarta: Liberty Offset, 2008), 47.
19
4) Kondisi/iklim Organisasi Perusahaan 5) Promosi
3) Tujuan Penjualan
Menurut Basu Swastha dan Irawan, mengemukakan bahwa perusahaan mempunyai tiga tujuan dalam penjualan, yaitu :
a) Mencapai volume penjualan tertentu b) Mendapat laba tertentu
c) Menunjang pertumbuhan perusahaan.25 4) Kesejahteraan Masyarakat
Istilah "kesejahteraan masyarakat" dan "kesejahteraan"
berasal dari kata bahasa Inggris "welfare" dan "community".
Kesejahteraan mengacu pada kesejahteraan seseorang, sedangkan Komunitas mengacu pada kelompok atau masyarakat.26
Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Masyarakat, kesejahteraan masyarakat adalah keadaan terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial masyarakat agar dapat hidup layak dan berkembang dalam rangka melaksanakan fungsi sosialnya. Kemampuan individu atau kelompok untuk memenuhi kebutuhan material dan spiritual mereka dapat digunakan untuk menilai tingkat kesejahteraan mereka, seperti yang ditunjukkan oleh aturan di atas. Kita dapat menghubungkan kebutuhan materi
24 Ibid.,
25 Basu Swastha, Manajemen penjualan, Edisi 3 ,( yogyakarta : BPFE,2015), 32.
26 Hornby, A.S, Oxford Advanced Learner’s Dictionary, Oxford, (Oxford University Press. 2000), 344.
dengan pendapatan, yang pada akhirnya akan mengarah pada realisasi kebutuhan akan makanan, pakaian, perumahan, dan perawatan kesehatan. Persyaratan spiritual kita kemudian dikaitkan dengan pendidikan, diikuti dengan keamanan dan ketenangan pikiran.27
Menurut Nasikun, gagasan kesejahteraan dapat dibingkai sebagai padanan makna konsep harkat dan martabat manusia, yang dibuktikan dengan empat indikator: rasa aman (security), kesejahteraan (welfare), kebebasan (freedom), dan identitas. Faktor- faktor tersebut digunakan untuk menentukan derajat kesejahteraan seseorang, yang meliputi rasa aman, sejahtera, kemandirian, dan identitas dalam mencapai kebutuhannya.28
a) Tahapan Tingkat Kesejahteraan b) Indikator Kesejahteraan
c) Fungsi Kesejahteraan Masyarakat d) Tujuan Kesejahteraan Masyarakat. 29 3. Industri Kecil
a. Pengertian Industri Kecil
Menurut Undang-Undang Perindustrian No. 5 Tahun 1984, industri didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang mengatur
27 Undang-undang No 11 Tahun 2009
28 Rosni, Analisis Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan di Desa Dahari Selebar Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara, (Jurnal Geografi, 2017), 9 (1), 57.
29 Ibid., 10.
21
sumber daya mentah, bahan setengah jadi, dan bahan jadi menjadi barang-barang yang memiliki nilai guna lebih tinggi.30
Sedangkan pengertian industri kecil menurut M. Tohar bahwa definisi industri kecil dari berbagai segi, yaitu:
1) Berdasarkan total asset
Pengusaha kecil adalah pengusaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 2.000.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat membuka usaha .
2) Berdasarkan total penjualan
Pengusaha kecil adalah pengusaha yang memiliki hasil total penjualan bersih paling banyak Rp. 1.000.000.000/tahun . 3) Berdasarkan status kepemilikan .31
b. Manfaat Industri Kecil
Usaha kecil juga membawa keuntungan sosial yang penting bagi perekonomian, seperti:
1) memenuhi kebutuhan masyarakat, seperti sandang, pangan, dan papan.
2) Pengembangan lapangan kerja baru, serta perluasan usaha, menyerap tambahan tenaga kerja, khususnya di industri padat karya.
3) Berpotensi mendongkrak pendapatan per kapita.
30 Ety Rachaety dan Raih Tresnawaty, Kamus Istilah Ekonomi, Jakarta : Bumi Aksara, 2005, 15.
31 M. Tohar, Membuat Usaha Kecil, Yogyakarta : Kanisius, 1999, 2.
4) Memiliki kemampuan untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi nasional, khususnya di bidang industri. 32
c. Kriteria Industri Kecil
Menurut Pasal 5 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, berikut kualifikasi industri kecil:
1) Memiliki kekayaan bersih paling sedikit Rp. 200.000.000 (tidak termasuk properti dan bangunan untuk tujuan komersial) atau 2) memiliki penjualan tahunan paling sedikit Rp1.000.000.000.
3) Penduduk Indonesia memilikinya.
4) Merupakan badan hukum yang berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau terkait dengan Usaha Menengah atau Besar, baik langsung maupun tidak langsung.
5) Berbentuk badan usaha tunggal, badan usaha yang bukan badan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.
Menurut Pasal 5 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, syarat-syarat industri kecil adalah sebagai berikut:
1) Memiliki kekayaan bersih paling sedikit Rp. 200.000.000, tidak termasuk properti dan bangunan untuk tujuan komersial, atau
32 Ibid.,
23
2) memiliki penjualan tahunan paling sedikit Rp1.000.000.000.
3) Orang Indonesia adalah pemiliknya.
4) Merupakan badan usaha yang berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau terkait dengan Usaha Menengah atau Besar, baik langsung maupun tidak langsung.
5) Sebagai badan usaha perseorangan, badan usaha tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.
Nilai nominal dapat berubah sesuai dengan perekonomian yang diatur dengan peraturan pemerintah, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang RI Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil Pasal 5 ayat 1 huruf a dan b.
d. Ciri-Ciri Industri Kecil
Menurut analis, ciri-ciri industri kecil mirip dengan sektor informal:
1) Pendidikan formal yang tidak memadai 2) Sumber daya keuangan yang tidak memadai 3) Gaji yang tidak memadai
4) Kegiatan skala mini Industri kecil mendapatkan saran untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas sehingga bahwa mereka
dapat bersaing dengan industri besar, seperti yang terlihat dari ciri- ciri yang tercantum di atas.33
Berikut ini daftar ciri-ciri industri kecil yang sering dialami oleh anggota masyarakat:
1) Pemilik perusahaan sekaligus sebagai pengelola perusahaan, bekerja sendiri dan memiliki gaya kepengurusan sendiri (bersamaan dengan semua fungsi manajerial seperti pemasaran , keuangan dan administrasi).
2) Sebuah bisnis keluarga dengan seorang manajer yang mungkin atau mungkin tidak memiliki kemampuan manajemen yang solid.
3) Sebagian besar dari mereka menghasilkan lapangan kerja, ide, sumber daya, dan komoditas dan layanan baru.
4) Pemilik bertanggung jawab atas risiko bisnis.
5) Pertumbuhan tidak menentu, lamban, dan kadang-kadang cepat dan prematur.
6) Dapat beradaptasi dengan volatilitas jangka pendek tetapi tidak memiliki tujuan jangka panjang.
7) Tidak terpengaruh oleh kekuatan pasar dalam menentukan harga produk atau jasa.
8) Prosedur hukumnya mudah. Merupakan tipe usaha yang paling cocok untuk mengelola produk, jasa atau proyek perintisan yang
33 Sartini Pawe, “Peranan Industri Rumah Tangga dalam Peningkatan Pendapatan Masyarakat di Desa Roworena Kec. Ende Selatan Kab. Ende”, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Negeri Malang, 2007, 16.
25
sama sekali baru atau belum pernah ada yang mencobanya sehingga sedikit pesaing.
9) Berbagai kemudahan dalam aturan dan kebijakan pemerintah yang mendorong berkembangnya usaha kecil di Indonesia membawa peluang baru.
10) Tidak memerlukan investasi awal yang besar, tenaga terampil rendah, atau fasilitas produksi berbiaya tinggi..34
4. Kerajinan
Istilah "kerajinan kayu" mengacu pada penciptaan benda-benda kayu dengan menggunakan tangan manusia. Proses kerja dilakukan sesuai dengan metode yang tepat agar tidak terjadi kesalahan dan mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Persiapan bahan, persiapan alat, pengamplasan, dan finishing adalah semua tahapan dalam pembuatan kerajinan kayu.35
34 Martin Perry, Mengembangkan Usaha Kecil, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2000, 54.
35 Diane, kreasi jepara, kreasi Indonesia, http://kreasijepara.blogdetik.com/kerajinan- kayu/, diakses tanggal 13 juni 2021
26 BAB III
METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan jenis Penelitian
Metodologi penelitian kualitatif digunakan dalam penelitian ini.
Peneliti adalah instrumen kunci, teknik pengumpulan data adalah triangulasi (gabungan), analisis data adalah penelitian induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Teknik kualitatif digunakan peneliti karena masalahnya tidak tampak, holistik, rumit, dinamis, dan penuh makna, sehingga tidak mungkin memperoleh data tentang keadaan sosial dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif seperti ujian, angket, dan protokol wawancara.36Selanjutnya, akademisi ingin mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang peristiwa sosial dengan mencari pola, hipotesis, dan teori.37
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Ini adalah semacam studi di mana peneliti menggambarkan atau mencirikan item penelitian berdasarkan fitur-fiturnya.
Melalui pengumpulan data, penelitian deskriptif kualitatif berusaha menggambarkan fenomena secara mendalam. Tidak perlu berburu sampling lagi jika data yang diperoleh luas dan dapat menjelaskan fenomena yang diteliti38
36Sugiyono, MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017), 9.
37Ibid., 292.
38 Rahmat Kriyatono, “Pengantar” dalam Burhan Bungin, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Edisi Pertama (Jakarta: Kencana, 2009), 59.
27
B. Lokasi Penelitian
Pakem adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bondowoso Provinsi Jawa Timur Indonesia. Di sebelah barat, kawasan ini berjarak kurang lebih 18 kilometer dari kota utama Kabupaten Bondowoso. Desa Patemon adalah pusat pemerintahan. Pakem adalah kabupaten paling barat Bondowoso. Penelitian ini dilakukan di industri kerajinan sapu Desa Sumber Dumpyong Kecamatan Pakem Kabupaten Bondowoso untuk penelitian ini. Penelitian ini dilakukan antara bulan Mei dan Agustus 2021. Dan jika diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menemukan data yang masih diperlukan atau kurang, maka durasi penelitian akan diperpanjang.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian, menurut Moeleong dalam Farida Nugrahani, adalah orang dalam di lingkungan penelitian yang terbiasa memberikan informasi mengenai situasi dan kondisi setting penelitian.39 Berikut ini akan menjadi subyek penelitian dalam penelitian ini:
1. Pemilik Industri Kecil Kerajinan sapu yaitu Bapak Suryadi 2. Karyawan dari Industri Kecil Kerajinan Sapu
3. Pemerintah Desa Sumber Dumpyong Kecamatan Pakem.
Teknik purposive, yaitu proses mengidentifikasi informan dengan pertimbangan tertentu.40digunakan untuk menyeleksi peserta/informan penelitian. Dalam skenario ini, peneliti memilih sumber data yang dianggap paling tahu tentang objek yang diselidiki.
39 Farida Nugrahani, MetodePenelitianKualitatif (Solo: Cakra Books, 2014), 61-62.
40Sugiyono, Metode, 219.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan pada setting natural (keadaan alamiah) dengan menggunakan sumber data primer dan prosedur pengumpulan data seperti observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi dalam penelitian kualitatif.41 Data diperoleh melalui penelitian kepustakaan, khususnya penelitian kepustakaan, di mana peneliti mengumpulkan data dari literatur dan mempelajari petunjuk teknis dan gagasan yang dapat digunakan sebagai bahan penelitian tesis, serta penelitian kerja lapangan, khususnya penelitian lapangan langsung.42
1. Observasi
Menurut Nasution, observasi adalah dasar dari semua ilmu pengetahuan. Hanya data, atau fakta tentang dunia nyata yang dikumpulkan melalui observasi, yang dapat digunakan oleh para ilmuwan. Observasi partisipan, observasi terbuka dan terselubung, dan observasi tidak terstruktur didefinisikan oleh Sanafiah Faisal.43
Peneliti menggunakan observasi langsung atau terselubung dalam penyelidikan ini. Peneliti melakukan observasi langsung atau tersembunyi karena dia telah mengungkapkan sumber datanya tentang bagaimana dia akan melakukan penelitian sejak awal. Akibatnya, sumber data mengetahui kegiatan peneliti dari awal hingga kesimpulan. Selanjutnya, penyelidikan
41Ibid.,225.
42 Yuliana Ullen, “Strategi Komunikasi Bisnis Pt. Alif Persada Nusantara Dalam Meningkatkan Penjualan Garden Hills Estate Tahun 2013”, Journal Ilmu Komunikasi, No. 3, (2015), 134-144.
43Sugiyono, Metode, 226.
29
dilakukan secara tertutup. Karena peneliti takut data sensitif akan dicari, dia tidak akan melakukan observasi.
Dalam skenario ini, peneliti akan mengkaji keadaan sektor kerajinan sapu kecil untuk menilai kelayakan lokasi penelitian serta keadaan topik penelitian sebagai informan penelitian yang akan menawarkan informasi mengenai masalah yang akan ditelaah.
2. Wawancara
Dalam Sugiyono, Esterberg menggambarkan wawancara sebagai pertemuan dua orang untuk berbagi informasi dan ide melalui tanya jawab untuk menghasilkan makna dalam suatu masalah tertentu.44
Peneliti menggunakan wawancara semi-terstruktur dalam penyelidikan ini. Tujuan wawancara ini adalah untuk menemukan masalah secara lebih terbuka, dengan pihak-pihak yang diundang untuk wawancara diminta pendapat dan pendapatnya. Saat melakukan wawancara, peneliti harus memperhatikan dan mencatat dengan tepat apa yang dikatakan informan. Peneliti akan memperoleh data dalam format berikut selama wawancara ini:
a. Strategipemasaranproduksapu b. Objek pemasaran sapu
c. Serta problem yang terjadi di lapangan terkait dengan pemasaran sapu.
44Ibid., 231.
3. Dokumentasi
Dalam penelitian kualitatif, dokumen adalah bahan tertulis atau film yang dapat digunakan untuk mendukung bukti penelitian, menurut Guba dan Lincoln dalam Farida Nugrahani. Tujuan penggunaan dokumen sebagai sumber data dalam penelitian adalah untuk mendukung dan menyumbangkan bukti.45 Adapun data yang akan diperoleh dari bahan dokumen adalah:
a. Sejarah industri kecil kerajinan sapu
b. Struktur Organisasi industri kecil kerajinan sapu c. Visi dan Misi industri kecil kerajinan sapu
d. Dokumen lain yang relevan diperoleh dari berbagai sumber yang dilakukan validitasnya dalam memperkuat analisis objek pembahasan.
E. Analisis Data
Analisis data, menurut Sugiyono, adalah tindakan meneliti dan menggabungkan secara cermat data yang dikumpulkan dari wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan mengelompokkan data ke dalam kategori, menguraikannya ke dalam unit-unit, mensintesis, menyusun menjadi pola, dan memilih nama. Menurut Sugiyono, tindakan dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan terus menerus sampai data menjadi jenuh, seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman. Kegiatan analisis data meliputi:
45Nugrahani, Metode, 109.
31
1. Data Reduction/Reduksi Data
Mereduksi data memerlukan meringkas, memilih elemen yang paling penting, memfokuskan pada elemen tersebut, mencari tema dan pola, dan menghilangkan yang tidak diperlukan. Tujuan dari reduksi data adalah untuk membuat data yang diperoleh selama panggilan data lapangan sesederhana mungkin. Akibatnya, dalam contoh ini, peneliti menyederhanakan data dan membuang informasi yang tidak relevan dengan penelitian. Oleh karena itu, tujuan penelitian tidak hanya untuk menyederhanakan data, tetapi juga untuk menjamin bahwa data yang diolah adalah data yang termasuk dalam ruang lingkup penelitian.46
Selama di lokasi penelitian, peneliti akan mengumpulkan data observasi dan melakukan wawancara dengan berbagai sumber, antara lain pemilik perusahaan kerajinan sapu, para pekerja, dan perangkat desa Sumber Dumpyong, Kecamatan Pakem. Ini juga menguraikan temuan pengamatan dan dokumen yang berkaitan dengan masalah utama penelitian. Karena banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada informan, maka data dari beberapa sumber tersebut akan dipilah-pilah sesuai dengan apa yang ingin peneliti fokuskan pada masalah dalam penelitian.
Tujuannya untuk memudahkan peneliti untuk sampai ke akar permasalahan.
46 Sandu Siyoto, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015), 122-123.
2. Data Dsiplay/Penyajian Data
Penyajian data menurut Miles dan Huberman dalam Sandu Siyoto, adalah kumpulan informasi yang sistematis yang memungkinkan untuk ditarik kesimpulan. Tahap ini dicapai dengan memberikan satu set terorganisir data dari mana kesimpulan dapat ditarik. Hal ini dilakukan karena data yang dikumpulkan selama penelitian kualitatif seringkali berbentuk cerita, yang membutuhkan kesederhanaan tanpa menurunkan pengeluaran.47
Dengan gaya penulisan naratif, peneliti akan memberikan ringkasan data yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara dengan semua sumber, dan dokumentasi di Industri Kecil Kerajinan Sapu.
3. Conclusion Drawing/Verifikasi Data
Proses analisis data diakhiri dengan langkah penarikan kesimpulan atau verifikasi. Peneliti menawarkan temuan berdasarkan data yang dikumpulkan di bagian ini. Game ini dirancang untuk membantu Anda menguraikan pentingnya data yang telah Anda kumpulkan dengan mencari koneksi, persamaan, dan kontras. Kesesuaian komentar subjek penelitian dengan makna yang terkandung dalam gagasan inti penelitian dapat digunakan untuk menarik kesimpulan.48
Dengan demikian, hasil penelitian kualitatif mungkin dapat atau tidak dapat menjawab rumusan masalah yang dibuat di awal, karena seperti yang telah dikatakan sebelumnya, rumusan masalah dan masalah dalam
47Ibid., 123.
48Ibid., 124.
33
penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian dilakukan di lapangan. Peneliti akan menyimpulkan kesimpulan akhir penelitian berupa tampilan data pada langkah terakhir proses.
Diperkirakan bahwa tampilan data saat ini kurang dapat diandalkan karena banyaknya data yang diperoleh melalui observasi lapangan, dokumentasi, dan terutama wawancara dengan informan.
F. Keabsahan Data
Secara umum data harus memenuhi standar validitas (validitas) dan reliabilitas (reliabilitas), menurut Subroto dalam Sandu Siyoto. (kredibilitas).
Tingkat kebenaran dan tingkat kepercayaan terhadap data penelitian harus dipenuhi. Pendekatan keabsahan verifikasi data pada hakikatnya merupakan teknik yang harus digunakan untuk menunjukkan bahwa data yang diperoleh terjadi secara alami dan luas..49
Keabsahan data dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan pendekatan triangulasi sumber, yaitu suatu teknik untuk menentukan keabsahan data dengan membandingkan data yang diterima dari banyak sumber. Data dari tiga sumber terpisah dideskripsikan, diklasifikasikan, dan mana sudut pandangnya sama, mana yang berbeda, dan mana yang unik. Data yang telah peneliti evaluasi untuk sampai pada suatu kesimpulan selanjutnya diperiksa persetujuannya (member check) dengan beberapa sumber data tersebut.50
49Siyoto, DasarMetodologi, 213.
50Sugiyono, Metode, 274.
G. Tahap-Tahap Penelitian
Beberapa tahapan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti diantaranya:
1. Tahap Pra Lapangan
Sebelum terjun ke lapangan, peneliti mencari gambaran masalah, latar belakang informasi, dan referensi yang berkaitan dengan subjek pada tahap pra-lapangan. Para peneliti telah menyusun daftar masalah yang mempengaruhi bisnis kerajinan sapu kecil. Para peneliti mengidentifikasi tahapan berikut:
a. Menyusun pelaksanaan penelitian.
b. Memilih lokasi penelitian.
c. Mengurus surat perizinan penelitian.
d. Memilih dan memanfaatkan informasi.
e. Mempersiapkan perlengkapan-perlengkapan penelitian.51 2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti turun ke lapangan untuk mengamati, memantau, dan mengevaluasi lokasi penelitian Industri Kecil Kerajinan Sapu di Pasar Sumber Dumpyong Kecamatan Pakem. Peneliti memulai dengan memasuki objek penelitian dan mencari serta mengumpulkan data dengan menggunakan alat bantu yang ditawarkan, antara lain menulis, mencatat, dan mendokumentasikan. Informasi yang diperoleh dari data
51 Lexy J. Moleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif” (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), 33.
35
akan segera dianalisis untuk mempelajari lebih lanjut tentang topik penelitian.
3. Tahap Analisis Data
Sepanjang tahap ini, peneliti menggunakan pendekatan menilai data yang dikumpulkan selama penelitian saat masih di lapangan. Peneliti melihat berbagai data yang dikumpulkan melalui wawancara dan observasi. Pada titik ini, peneliti membandingkan bukti yang dikumpulkan di lapangan dengan hipotesis yang telah dipilihnya. Analisis data dibagi menjadi beberapa tahapan, antara lain:
a. Reduksi data
Data yang telah direduksi akan menyajikan gambaran yang lebih jelas, sehingga memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data tambahan dan menemukannya pada saat dibutuhkan.
b. Penyajian data
Dengan menyajikan data, akan lebih mudah untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan pekerjaan di masadepan berdasarkan apa yang telah dipelajari.
c. Menarik kesimpulan.
Verifikasi atau penarikan kesimpulan, memberikan kesimpulan atas hasil analisis data yang telah ditemukan di lapangan.
36 BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Obyek Penelitian
1. Gambaran Umum Desa Sumber Dumpyong Kecamatan Pakem Kabupaten Bondowoso
Kecamatan Pakem merupakan salah satu dari 23 kecamatan yang ada di Kabupaten Bondowoso, terletak sekitar 18 kilometer sebelah barat ibu kota kabupaten. Kecamatan Pakem terletak pada 70 52' Lintang Selatan dan 1130 45' Bujur Timur, serta terletak pada ketinggian 450 - 1100 meter di atas permukaan laut. Kabupaten Wringin berbatasan dengan bagian utara Kabupaten Pakem. Kabupaten Sumber Malang berbatasan dengannya di sebelah barat. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Curahdami, dan di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Binaka.
Lahan Sawah meliputi 1.443 ha di Kabupaten Pakem, yang memiliki luas total 7.266,00 ha. Tanah Tegal/Taman seluas 1.578 hektar. 3.900,79 hektar hutan negara 306,97 hektar bangunan dan pekarangan dan Tanah Kering lainnya 37,24 ha. Wilayah Kec.
Pakem terdiri dari delapan desa, empat puluh tujuh dusun, empat puluh lima unit masyarakat, dan seratus dua puluh delapan unit lingkungan. Ketinggian rata-rata di atas permukaan laut sekitar 450 meter.
Industri pertanian, khususnya tanaman pangan, merupakan sumber pendapatan utama bagi sebagian besar penduduk Pakem, terlihat dari