STRATEGI PEMBELAJARAN CALL ON THE NEXT SPAEAKER Kelompok 3
Muhamad bayu (12301090) Riefa mesya putri (12301083)
A. Pengertian Model Call on The Next Spaeaker
Call on the next speaker (memanggil pembicara berikutnya) merupakan suatu model yang mudah untuk mendapatkan partisipasi seluruh kelas dan pertanggungjawaban individu. Model ini memberi kesempatan bagi setiap siswa untuk menyampaikan pendapatnya sesuai dengan hasil diskusi sebelumnya dengan kelompok masing masing.1
Dalam setiap pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas, guru diharapkan membangkitkan minat belajar siswa dengan cara mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Cara melatih siswa, yaitu dengan cara melatih siswa dan mengajak siswa berbicara di depan kelas, mendiskusikan kelompok, serta melakukan kegiatan yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar.
Model pembelajaran aktif digunakan untuk mengarahkan potensi peserta didik terhadap materi yang dipelajarinya. Salah satu model pembelajaran aktif adalah call on the next speaker (memanggil pembicara berikutnya). Model call on the next speaker merupakan salah satu cara yang mudah untuk mendapatkan partisipasi seluruh kelas dan pertanggungjawaban individu. Call on the next speaker merupakan suatu model yang mudah untuk mendapatkan partisipasi seluruh kelas dan pertanggungjawaban individu. Model ini memberi kesempatan bagi setiap siswa untuk menyampaikan pendapatnya sesuai dengan hasil diskusi sebelumnya dengan kelompok masing-masing.2
B. Tujuan Strategi Pembelajaran Call on The Next Speaker
Strategi “Call on the Next Speaker” adalah metode pembelajaran kooperatif yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan tanggung jawab individu dalam kelas. Berikut adalah beberapa tujuan utama dari strategi ini:
1. Meningkatkan Partisipasi Siswa: Setiap siswa diberi kesempatan untuk berbicara dan menyampaikan pendapatnya, sehingga semua siswa lebih aktif terlibat dalam diskusi kelas.
2. Meningkatkan Tanggung Jawab Individu: Siswa bertanggung jawab untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok mereka, yang mendorong mereka untuk lebih serius dan bertanggung jawab dalam belajar.
1 Abdul Haris dan Bshrissalim, Strategi dan Model-model PAIKEM, Jakarta: Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2011, h. 58
2 Abdul Haris dan Bahrissalim, Model Strategi dan Model-model PAIKEM...
3. Meningkatkan Keterampilan Komunikasi: Dengan sering berbicara di depan kelas, siswa dapat mengembangkan keterampilan komunikasi mereka, yang penting untuk keberhasilan akademis dan profesional.
4. Mendorong Kerjasama: Strategi ini mendorong siswa untuk bekerja sama dalam kelompok, berbagi ide, dan mendukung satu sama lain dalam proses belajar.
C.
Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Call on The Next Speaker
Adapun Langkah-langkah penerapan call on the next speaker adalah sebagai berikut:
1. Dibagikan kelas dalam beberapa kelompok dan dimintalah mereka untuk mendiskusikan sebuah permasalahan yang terkait dengan topik.
2. Dimintalah tiap-tiap kelompok untuk menuangkan hasil diskusinya dalam bentuk poster/gambar pada selembar kertas karton.
3. Diminta setiap kelompok (ketua dan anggota kelompok) maju mendekati poster/gambar yang mereka buat.
4. Mintalah setiap orang dari kelompok itu mempresentasikan dengan durasi waktu 1 orang bicara 1 menit, lalu ia memanggil teman lainnya dalam kelompok itu
melanjutkan presentasinya, demikian seterusnya.
5. Dimintalah komentar atau tanggapan dari kelompok lain.
3Sebagaimana yang dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam model call on the next speaker yang harus diperhatikan dalam pembentukan kelompok, serta memberikan kesempatan bagi setiap peserta untuk berbicara dan bertindak di dalam kelas. Model ini diawali dengan dengan membagi kelompok, meminta dari masing masing kelompok mereka untuk mendiskusikan sebuah permasalahan yang terkait dengan topik, kemudian meminta mereka menuangkan hasil diskusinya dalam bentuk poster/gambar/tulisan pada selembar kertas plano dengan topik yang telah ditentukan.
Model call on the next speaker ini sangat menarik digunakan dalam pembelajaran, karena dalam model ini semua siswa terlibat secara aktif. Adanya kerja sama dalam kelompok, siswa bisa belajar menghargai pendapat teman-temannya dalam satu kelompok, antara individu dengan individu lainnya yang saling tergantung.
MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA PAI dan Budi Pekerti SMP KELAS 7
INFORMASI UMUM A. IDENTITAS MODUL
Penyusun Instansi
Tahun Penyusunan Jenjang Sekolah Mata Pelajaran
: : : : :
Adit, Rian dan Siti Smp 09 Pontianak Tahun 2023 SMP
Pendidikan Agama Islam
3 Fitria Ramadhani, Aplikasi Strategi Call On The Next Speaker Guna Meningkatkan Maharah Kalam Pada Siswa Kelas VII SMP Darul Ulum, 25 Mei 2012 . Diakses pada Tanggal 04 agustus 2016.
Kelas / Semester Bab 1
Subbab A
Capaian Pembelajaran
Alokasi Waktu
: :
:
:
:
8 / 1 (Ganjil)
Tata cara wudhu yang benar
Pengertian Wudhu dan Mengetahui tata cara wudhu yang benar
Siswa mampu mempraktikkan tata cara wudu yang benar sesuai dengan tuntunan syariat Islam
2 jam pembelajaran B. KOMPETENSI AWAL
❖ Peserta didik dapat mengetahui rukun wudhu C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
❖ Peserta didik menjadi pribadi yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia Pemahaman Agama /Kepercayaan Mengenal unsur-unsur utama agama/kepercayaan (ajaran, kitab suci, simbol-simbol, hari-hari dan hal-hal yang suci, sejarah agama, dan orang suci) dan menjadi pribadi yang mandiri.
D. SARANA PRASARANA DAN MEDIA PEMBELAJARAN
❖ Media audio visual berupa laptop, LCD proyektor, sound speaker dan sebagai alternatif bisa berupa poster ayat atau papan tulis.
E. TARGET PESERTA DIDIK
❖ Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar.
❖ Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat, mampu mencapai keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki keterampilan memimpin.
F. MODEL PEMBELAJARAN
❖ Pembelajaran Tatap Muka G. STRATEGI PEMBELAJARAN
❖ Strategi yang digunakan pada kegiatan ini antara lain, Call on The Next Speaker KOMPNEN INTI
A. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
❖ Alur Tujuan Pembelajaran:
• Setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Call on The Next Speaker peserta didik dapat memahami tentang tata cara wudhu yang di syariatkan B. PEMAHAMAN BERMAKNA
❖ Meningkatkan pengetauan tentang tata cara wudhu yang di syari’atkan C. PERTANYAAN PEMANTIK
❖ Sebagai pemanasan, salah satu siswa membaca tentang tata cara wudhu yang yang di syari’atkan
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan Pendahuluan
Orientasi :
1) Guru mengucap salam dan menyapa peserta didik.
2) Peserta didik dan Guru memulai dengan berdoa bersama.
3) Guru melakukan pemeriksaan kehadiran peserta didik.
Apersepsi :
Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran dan metode yang akan digunakan pada pelajaran. Tujuannya adalah peserta didik mempunyai gambaran awal
sehingga dapat memotivasinya.
1) Guru membuka pembelajaran dengan meminta peserta didik untuk memperhatikan gambar yang berisi anak-anak sedang belajar tata cara wudhu. Dilanjutkan dengan pertanyaan ringan tentang pengalaman mereka di rumah belajar wudhu
2) Untuk menunjuk siswa yang akan ditanya pertama kali, guru dapat menggunakan teknik yang menyenangkan. Seperti menunjuk siswa yang datang paling akhir di kelas.
3) Siswa pertama menunjuk dua siswa untuk mengomentari jawaban temanya apakah benar atau salah
4) Dengan komentaran tersebut guru menghubungkan antara pengalaman siswa belajar tata cara wdhu di rumah.
Kegiatan Inti
1) Dibagikan kelas dalam beberapa kelompok dan dimintalah mereka untuk mendiskusikan sebuah permasalahan yang terkait dengan topik.
2) Dimintalah tiap-tiap kelompok untuk menuangkan hasil diskusinya dalam bentuk poster/gambar pada selembar kertas plano.
3) Diminta setiap kelompok (ketua dan anggota kelompok) maju mendekati poster/gambar yang mereka buat.
4) Dimintalah setiap orang dari kelompok itu mempresentasikan dengan durasi waktu 1 orang bicara 1 menit, lalu ia memanggil teman lainnya dalam kelompok itu melanjutkan presentasinya, demikian seterusnya.
5) Dimintalah komentar atau tanggapan dari kelompok lain.1
Kegiatan Penutup
1) Guru menguatkan materi pembelaran.
2) Guru memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
3) Guru menutup pembelajaran dan secara bergantian memberikan kesempatan kepada peserta didik lain untuk memimpin do’a Bersama setelah selesai pembelajaran.
Metode dan aktivitas Pembelajaran Alternatif
1) Bila pada sarana dan media pembelajaran tidak tersedia, maka sebagai alternatifnya bisa menggunakan media poster atau papan tulis. Sedangkan guru atau murid yang mempunyai kompetensi lebih dapat menjadi model dalam memahami tata cara wudhu
Kesalahan umum pada kagiatan ini antara lain: tata cara wudhu yang kurang diperhatikan terutama di mana letak-letak bagian wudhu yang harus dibasuh
Bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar hendaklah guru melakukan obervasi penyebab kesulitan tersebut. Kemudian membuat alternatif metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar anak. Sedangkan bagi anak yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar juga harus diberi layanan yang berbeda dari siswa umumnya.
Misalnya dengan pemberian materi yang lebih luas dan dalam melalui kegiatan eksplorasi.
Guru harus memperhatikan keragaman karakter siswa untuk menyesuaikan pendekatan dan strategi mengajar.
Bagi anak yang mengalami kesulitan belajar dalam membaca Al-Qur’an, guru dapat membimbingnya secara khusus atau meminta salah satu peserta didik untuk membimbing secara intensif.
E. REFLEKSI
Pada rubrik Aku Tahu Aku Bisa dan Sikapku, guru dapat memandu aktivitas refleksi peserta
didik sesuai dengan pembelajaran yang telah berlangsung.
E. ASESMEN / PENILAIAN
Penilaian untuk mengukur ketercapaian kompetensi/tujuan pembelajaran.
a. Rubrik Aktivitasku latihan pratek tata cara wudhu, guru dapat mengukur ketercapaian kompetensi peserta didik dalam memahami tata cara wudhu.
b. Rubrik Aktivitas Kelompok menyebutkan urutan rukun wudu dengan benar. Guru dapat mengukur kompetensi peserta didik dalam pemahaman tentang tata cara wudhu.
Penilaian pada keterampilan praktek, siswa mempersiapkan diri agar dapat dinilai dengan sangat baik.
Contoh rubrik penilaian
No Nama Aspek yang Dinilai Jumlah
Skor Nilai Makhraj Tajwid Lancar
1. Angwar 2.
3.
Keterangan:
Pedoman Skor
No Skor Predikat Kriteria
1. 4 Sangat baik Semua bacaan benar dan lancar
2. 3 Baik Sebagian besar bacaan benar dan lancar
Aku Tahu Aku Bisa
Aku Sudah Belajar
Mengetahui anggota wudhu Memahami tata cara wudhu
√ x
Mengetahui bagian yang wajib dibasuh
Sikapku
1. Berani mempresentasikan paparan tentang tata cara wudhu dalam kehidupan sehari-hari 2. Membiasakan berwudhu dengan benar sesui syari’at dalam kehidupan sehari-hari
3. 2 Cukup Separuh bacaan benar dan lancar 4. 1 kurang Sebagian kecil bacaan benar dan lancar
Nilai Akhir : Jumlah skor yang diperoleh x 100 12
F. KEGIATAN PENGAYAAN DAN REMEDIAL
Kegiatan tindak lanjut (remedial, pengayaan, layanan konseling, dan/atau pemberian tugas, baik tugas perorangan maupun kelompok, berdasarkan hasil belajar peserta didik).
Pembelajaran remedial dilakukan melalui:
1. Bimbingan belajar perorangan
Jika terdapat beberapa peserta didik yang memiliki kesukaran variatif sehingga membutuhkan bimbingan belajar perorangan.
2. Bimbingan belajar kelompok
Jika ada beberapa peserta didik memiliki kesamaan kesukaran belajar.
Pembelajaran ulang dilakukan menggunakan metode dan media yang berbeda jika seluruh peserta didik memiliki kesukaran.
Bimbingan belajar perorangan dan kelompok dapat diberikan melalui tugas-tugas latihan.
Bimbingan ini dapat dilakukan dengan menyediakan tutor sebaya. Bimbingan belajar dilakukan oleh pendidik jika tingkat kesukaran belajar peserta didik membutuhkan bimbingan khusus. Bimbingan ini dapat dilakukan secara perorangan maupun kelompok.
Pembelajaran pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah melampaui pencapaian ketuntasan minimal muatan pembelajaran. Alternatif pembelajaran pengayaan dapat dipilih pada rubrik Pengayaan.
LAMPIRAN
A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Nama : ...
Kelas : ...
Petunjuk!
Ayo, latihan praktek tata cara wudhu Mempraktekkan tata cara wudhu dengan benar.
Aktivitasku
Aktivitas Kelompok
Nilai Paraf Orang Tua
B. BAHAN BACAAN GURU & PESERTA DIDIK Sumber belajar utama (buku siswa, atau sumber lain);
a. kitab sulam taufik
b. Website kitab islamiyah https://www.fatihsyuhud.org/2013/02/sullam-taufiq- matan.html?m=1
Sumber belajar lain yang relevan (buku elektronik, gim, alat peraga) :
• Buku fikih
• Poster tata cara wudhu
• Video panduan tata cara wudhu (youtube atau dokumen pribadi) C. GLOSARIUM
akhlak: perilaku atau perangai manusia sebagai gambaran batin, baik yang terpuji (baik, mulia/ karimah) maupun yang tercela (buruk, hina/mazmumah); budi pekerti.
amanah: sikap jiwa yang menuntut seseorang melaksanakan semua tugasnya dengan tulus dan benar; 2 sifat dapat dipercaya sebagai salah satu sifat wajib bagi para nabi Allah Swt.; 3 benda atau yang dianggap benda yang dititipkan kepada pihak lain untuk dijaga, disimpan, atau disampaikan kepada orang lain dengan utuh.
ansar: para pembantu perjuangan atau sahabat nabi Muhammad saw. dari kalangan penduduk Madinah setelah Beliau hijrah dari Makkah ke Madinah.
asmaulhusna: nama-nama yang baik yang dimiliki Allah Swt. yang terdapat di dalam Al- Qur’an, jumlahnya 99 nama.
Urutkan tata cara wudhu yang benar
Tata cara wudhu
D. DAFTAR PUSTAKA
Atunatul, 12 Desember 2013 , “Metode dan Teknik Pembelajaran,”. Diakses pada Tanggal 09 Seprember 2016 dari situs://atnatul.wordpress.com/metode pembelajaran/.
Fitria Ramadhani, “Aplikasi Strategi Call On The Next Speaker Guna MeningkatKan Maharah Kalam Pada Siswa Kelas VII SMP Darul Ulum,” 25 Mei 2012. Diakses pada Tanggal 04 agustus 2016.
Abdul Haris dan Bahrissalim, Model Strategi dan Model-model PAIKEM, Cet. 1, Maret 2011 Diakses Tanggal 10 April dari situs https://www.academia.
edu/8816116/Metode_paikem_utk_tingkat_SLTP?login”&emai
l_was_token”true&login_&email_was_token”true&login”&em ail_was_token”true.
A. Pengertia Rukun wudhu
Rukun wudhu adalah segala sesuatu yang harus dilakukan saat melakukan wudhu.
Sebagaimana tertera dalam surah al maidah ayat 6 :
َلِا ْمُكَيِدْيَا َو ْمُكَه ْوُج ُو ا ْوُلِسْغاَف ِةوٰلَّصلا ىَلِا ْمُتْمُق اَذِا ا ْٰٓوُنَمٰا َنْيِذَّلا اَهُّيَآٰٰي ِِۗنْيَبْعَكْلا ىَلِا ْمُكَلُج ْرَا َو ْمُكِس ْوُءُرِب ا ْوُحَسْما َو ِقِفا َرَمْلا ى
Artinya :
Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berdiri hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku serta usaplah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai kedua mata kaki.
Tertera juga dalam kitab sullamut taufiq karya syaid abdullah :
ِءوُض ُولا ِضوُرُف يِف : ٌلْضَف َن ِم اه ُرْيَغ وأ ،ِبْلَقلاِب ِةلاَّصلِل ِة َراَهَّطلا ُةَّيِن :ُل َّوَلأا :ُةَّتِس ُهُضو ُرُفو ،ُءوُض ُولا ِةلاَّصلا ِطو ُرُش ْنِمو ِلْسَغ َدْنِع ،ِةَئ ِزْجُملا ِتاَّيِ نلا
، ِنُذُ ْلأا ىَلِإ ِنُذُلأا َنِم َو ،ِنَقَّذلا ىَلِإ ِهِسْأ َر ِرْعَش ِتِبانَم ْنِم ،ِهِعيِمَج ِهْج َولا ُلْسَغ :يناَّثلا ِهْج َولا َّلِّإ ،ا ًرَشَب َو ا ًرَعَش
ِةَيْحِل َنِطاب
:عبارلا عارَّذلا ِرْعَشَك[ امهيلع امو ِنْيَقَف ْرِملا َعَم ِنْيَدَيلا ُلْسَغ :ُتِلاَّثلا َنْفُثَك اذِإ ِهْيَض ِراَعو ِلُج َّرلا ْوَل َو ،ِه ِضْعَب وَأ ِسْأ َّرلا ُحْسَم
ْتَلَمَك اذِإ َّفُخلا ُحْسَم وَأ ،ِنْيَبْعَكلا َعَم ِنْيَلْج َّرلا ُلْسَغ : ُسِماخلا ؛ِهَّدَح يِف ًة َرْعَش هطورش اذكه بيِت ْرَّتلا :سداسلا .
Artinya:
Salah satu syarat shalat adalah wudhu. Fardhu wudhu ada enam. Pertama, niat bersuci untuk
shalat dalam hati, atau niat lain yang sah, ketika membasuh wajah. Kedua, membasuh seluruh
wajah termasuk tempat tumbuhnya rambut kepala sampai dagu, dari kuping sampai kuping,
rambut dan kulit kecuali bagian dalam jenggot dan jambang laki-laki apabila tebal. Ketiga,
membasuh kedua tangan termasuk siku dan yang di atasnya. Keempat, Mengusap kepala atau
sebagiannya, walaupun satu rambut dalam batas kepala. Kelima, membasuh kedua kaki
beserta mata kaki, atau mengusap khuf apabila memenuhi syarat. Keenam, tertib.
Adapun rukun wudhu adalah sebagaimana tertera diatas, yaitu:
1.
Niat
Lafal niat sebagai berikut:
ىَلاَعَت ِ ه ِلِلّ اًض ْرَف ِرَغْصَ ْلأا ِثَدَحْلا ِعْف َرِل َء ْوُض ُوْلا ُتْي َوَن
Niat menurut syara‟ adalah kehendak sengaja melakukan pekerjaan atau amal hanya karena Allah SWT. Muhammad Qurays Sihab, dalam bukunya tafsir Al-Misbah;
pesan, kesan, dan keserasian Al-Qur‟an menafsirkan ayat “idza quntum ila ash- shalati...” dalam QS. Al-Maidah ayat 6 di atas dengan” adanya sebuah tujuan mengerjakan sesuatu, dan tujuan itu disebut niat.” Niat juga merupakan prasyarat diterima atau tidaknya sebuah ibadah. Hal ini berdasarkan hadits Nabi SAW berikut ini:
ى َوَن اَم ٍئ ِرْما ِلُكِل اَمَّنِإ َو ِتاَّي ِنلاِب ُلاَمْعَ ْلأا اَمَّنِإ
“Sesungguhnya segala perbuatan harus disertai dengan niat, dan sesungguhnya amal seseorang tergantung daripada niatnya.”
4Menurut hadits di atas, segala perbuatan baik harus disertai dengan niat, supaya seseorang mendapatkan apa yang menjadi niatnya. Begitu pula dengan wudhu. Wudhu tidak sah jika dilakukan tanpa niat. Dengan niat saat berwudhu, berarti membedakan wudhu dengan ibadah yang lain.
2.
Membasuh wajah
Membasuh wajah berarti mengenakan/
mengalirkan air ke wajah. Wahbah Al Zuhaili, sebagaimana yang dikutip oleh Oan Hasanuddin dalam bukunya mukjizat berwudhu, mengatakan bahwa, “ membasuh berarti mengalirkan air ke atas sesuatu dengan
tujuan untuk menghilangkan kotoran atau sejenisnya”. Sedangkan batas wajah ada dua:
a. Panjang (dari atas ke bawah), yaitu mulai dari tempat tumbuhnya rambut kepala sampai ujung jagu.
b. Lebar (dari kanan ke kiri), yaitu anggota wajah yang berada di antara dua telinga.
3.
Membasuh Kedua Tangan Sampai Siku
4 Kitab arbain nawawi, hal 10
Siku merupakan tempat bertemunya tulang lengan atas dan bawah. Termasuk anggota yang dibasuh adalah wajib segala sesuatu yang tumbuh pada permukaan anggota wajib, seperti bulu tangan dan kuku, meskipun panjang. Disamping itu, wajib pula membasuh sedikit anggota yang berada di atas siku, yakni anggota yang berada dilengan atas.
4.
Mengusap kepala
Yaitu membasahi sebagian kepala atau rambut kepala, meskipun hanya sehelai rambut. Belum dianggap mencukupi mengusap rambut yang melewati batas kepala (garis putih pada gambar diatas) ketika diurai sesuai dengan arah rambut, yakni, untuk rambut depan ke arah kening, rambut samping ke arah pundak, dan rambut belakang ke arah leher.
5. Membasuh Kedua Telapak Kaki Sampai Mata Kaki
Membasuhi kaki hingga mata kaki. Agar kaki dapat terbasuh dengan sempurna, yakni bagian yang berada di atas garis putih.
6. Tertib
Yakni menjalankan rukun-rukun wudhu sesuai dengan urutannya, mulai dari niat sampai membasuh kaki.5
5 Syaid abdullah ba’alawi, sullamut taufiq, hal 10