• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMBELAJARAN BAGI SISWA SLOW LEARNERS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DI SDN 158 SELUMA

N/A
N/A
NANDIYA PURNAMA

Academic year: 2023

Membagikan "STRATEGI PEMBELAJARAN BAGI SISWA SLOW LEARNERS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DI SDN 158 SELUMA"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

LANDASAN TEORI

Pengertian Strategi

Strategi pembelajaran merupakan perpaduan rangkaian kegiatan dan cara pengorganisasian materi pelajaran, peserta didik, peralatan, bahan dan waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Lebih lanjut mereka menjelaskan bahwa strategi pembelajaran yang dimaksud mencakup sifat ruang lingkup dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa.8. Bahwa belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan siswa.

Untuk itu guru harus mempersiapkan kegiatan dan strategi pengajaran yang memungkinkan proses belajar mengajar mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, strategi dapat diartikan sebagai pola umum kegiatan guru dan siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Berdasarkan ayat di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan bagian dari proses dakwah itu sendiri, karena banyak sekali strategi yang harus digunakan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran, karena guru merupakan sosok yang melaksanakan kebijakan tersebut. dalam mengelola proses pembelajaran. proses belajar mengajar.

Memilih dan menentukan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif agar dapat digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajarannya. Dari berbagai teori dan pendapat di atas, mengenai pengertian strategi dalam pembelajaran, penulis dapat menyimpulkan bahwa strategi adalah keseluruhan prosedur dan metode yang ditentukan oleh siswa yang memusatkan perhatian pada siswa selama proses belajar mengajar sehingga dapat memberikan kenyamanan siswa untuk berpartisipasi. . dalam kegiatan belajar mengajar secara efektif guna mencapai tujuan pembelajaran.

Bentuk-Bentuk Strategi Belajar

Upaya guru dalam memilih metode yang baik merupakan upaya meningkatkan mutu pendidikan yang menjadi tanggung jawab pendidikan. Metode merupakan suatu cara untuk memudahkan pengajaran menuju tujuan, apabila tujuan dirumuskan sedemikian rupa agar peserta didik mempunyai keterampilan tertentu maka metode yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan tersebut. Pemilihan metode tidak bisa begitu saja mengabaikan kegunaan pendekatan individual, sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu mengabaikan pendekatan individual terhadap siswa di kelas.

Dengan pendekatan kelompok diharapkan dapat tumbuh rasa rasionalitas yang tinggi dalam diri setiap siswa. Perbedaan individu siswa dalam aspek biologis, intelektual, dan psikologis dijadikan dasar dalam melakukan pendekatan kelompok. Adapun yang dilakukan guru dalam mendidik dan mengajar adalah untuk tujuan mendidik, bukan karena motif lain seperti karena demam, karena gengsi, karena takut dan sebagainya.

Setiap tindakan, sikap dan perbuatan yang dilakukan oleh guru harus mempunyai nilai pendidikan, dengan tujuan mendidik peserta didik untuk menghormati norma-norma hukum, sosial, moral, sosial dan agama. Pendekatan keberagaman bermula dari konsep bahwa permasalahan yang dihadapi setiap siswa dalam pembelajaran berbeda-beda.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan

Perilaku tersebut dikelompokkan menjadi kelompok pengetahuan (aspek kognitif), keterampilan (aspek psikomotorik), dan sikap (aspek afektif). Secara teoritis, dalam ilmu pengetahuan atau materi terdapat beberapa sifat materi yaitu fakta, konsep, prinsip, permasalahan, prosedur (keterampilan) dan sikap (nilai). Siswa tertarik dengan proses pembelajaran karena tujuan yang ingin dicapai semata-mata untuk mengubah perilaku siswa itu sendiri.

Setiap siswa berbeda dengan siswa lainnya dalam hal kemampuan, cara belajar, kebutuhan, dan lain-lain, yang erat kaitannya dengan proses belajar. Misalnya saja seorang guru atau dosen berencana menggunakan metode demonstrasi untuk mengajarkan suatu keterampilan kepada siswa dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah ditentukan. Namun jika alat yang ada ternyata tidak lengkap atau tidak ada, maka proses yang direncanakan tidak dapat terlaksana sebagaimana mestinya dan hasil yang dicapai tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Yang dimaksud dengan jumlah waktu adalah berapa jam pelajaran yang tersedia untuk proses pembelajaran. Faktor guru merupakan salah satu faktor penentu, mengingat semua faktor diatas akan sangat bergantung pada kreatifitas guru.

Slow Learners

  • Pengertian Slow Learners
  • Ciri Khas/ Karakteristik Anak Slow Learners
  • Faktor Penyebab Anak Slow Learner
  • Masalah yang Dihadapi Anak Slow Learners
  • Pemilihan Strategi Pembelajaran Anak Slow Learners 30
  • Pengertian Hasil Belajar
  • Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil

24 Agustus Krisna Indah Marheni, “Terapi Seni untuk Anak Lambat Belajar,” Prosiding Pertemuan Ilmiah X Asosiasi Psikologi Perkembangan Indonesia, ISBN. Strategi kolaboratif dapat menjadi alternatif bagi guru dalam mengajar anak lamban belajar karena dalam pembelajaran ini siswa lamban belajar dapat membangun suasana belajar dengan mengatasi kesulitan belajar yang dihadapinya. Sebagai teman sebaya dan teman sekelas, anak lamban belajar dapat memanfaatkan secara signifikan strategi pembelajaran kolaboratif dengan kelompok teman sebaya ketika ada peluang yang baik.

Aziz (2015) melakukan penelitian tentang analisis proses pembelajaran matematika pada anak berkebutuhan khusus (SKD) lamban belajar.41 Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran matematika mempunyai analisis penting bagi anak berkebutuhan khusus (ASK) lamban belajar. Sebelum mengulas hasil penelitian mengenai strategi pembelajaran yang digunakan guru terhadap anak lamban belajar, peneliti juga melakukan wawancara kepada kepala sekolah tentang pentingnya anak lamban belajar.

Karena terdapatnya anak lamban belajar di sekolah, maka pihak sekolah melalui direktur tentu saja menyediakan fasilitas belajar mengajar yang memadai, khususnya bagi siswa lamban belajar. Selain wawancara di atas, peneliti juga melakukan observasi terhadap perangkat pembelajaran yang digunakan oleh anak lamban belajar. Dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui media pembelajaran dan kurikulum pembelajaran seperti apa yang digunakan untuk siswa lamban belajar.

Namun, saya akan menekankan kepada setiap wali kelas untuk lebih memperhatikan siswa yang lamban belajar.” 61. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan antara media pembelajaran dan kurikulum pembelajaran pada siswa normal lainnya dan siswa slow learner. Dari hasil wawancara dan observasi terlihat bahwa pendekatan pembelajaran yang digunakan guru dalam menangani anak lamban belajar menggunakan pendekatan individual dan pendekatan remedial.

Dari hasil wawancara dan observasi penelitian terlihat bahwa metode yang digunakan guru terhadap anak/siswa lamban belajar adalah metode ceramah, tanya jawab, latihan soal, demonstrasi dengan alat peraga, metode hukuman dan penugasan. Kehadiran anak lamban belajar di kelas membuat guru berperan lebih aktif dengan menerapkan strategi pengajaran yang berbeda. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pendekatan pembelajaran yang digunakan guru dalam menangani anak lamban belajar adalah menggunakan pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa dengan sistem individual dan pendekatan korektif.

Selanjutnya metode yang digunakan oleh guru anak/siswa lamban belajar adalah metode ceramah, tanya jawab, latihan, demonstrasi dengan alat peraga, metode reward punishment dan pemberian tugas. Sebaiknya pimpinan sekolah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menambah fasilitas khusus bagi anak lamban belajar agar dapat belajar dengan baik. Guru kelas hendaknya meningkatkan kerjasama dengan orang tua siswa untuk mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan tindak lanjut bagi siswa yang mengalami kelambatan.

Judul Tesis : Strategi Pembelajaran Siswa Lambat Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 158 Seluma.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara

Penelitian Relevan

Kerangka Berpikir

METODE PENELITIAN

Waktu Dan Tempat Penelitian

Sumber Data

Data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dengan informan SDN 158 Selum yaitu kepala sekolah, guru kelas 1 kelas V, siswa lamban belajar kelas V dan orang tua siswa lamban belajar kelas V. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari data yang ada dan berkaitan dengan masalah yang diteliti meliputi literatur yang ada yaitu dokumen berupa gambar seperti foto, surat keterangan siswa, tugas, sejarah, visi dan misi SDN 158 Selum.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini diamati hasil belajar setelah matrikulasi, Sasaran observasi adalah siswa kelas 5 SDN 158 Seluma yang termasuk dalam kategori lambat belajar. Pedoman observasi digunakan untuk memperoleh informasi tentang komponen-komponen strategi pembelajaran anak lamban belajar di SDN 158 Seluma, yang ditinjau dari beberapa komponen antara lain: ciri-ciri anak lamban belajar, strategi pembelajaran, pendekatan, metode, langkah-langkah dan dampak penggunaan strategi pembelajaran. . Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan seluruh dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan strategi pembelajaran anak lamban belajar di kelas V SDN 158 Seluma yang meliputi rapor, soal ulangan, tugas individu/kelompok, daftar penilaian anak lamban belajar, foto fasilitas dan ruang kelas, foto proses kegiatan belajar anak lamban belajar.

“Dan saat ini belum ada sumber belajar khusus untuk anak lamban atau lamban belajar, namun di sekolah ini tidak ada sumber belajar khusus, namun sumber belajarnya sama dengan siswa lainnya.” 56. Dari hasil observasi diketahui bahwa sumber belajar yang dimiliki anak lamban belajar sama dengan teman sekelasnya, dan tidak ada sumber belajar lain yang dikhususkan untuk anak lamban belajar atau slow learner. 60. Hasil observasi juga menunjukkan bahwa selama proses pengajaran guru kelas beberapa kali melakukan pendekatan pembelajaran individual terhadap dua orang siswa yang lamban belajar.

Penerapan suatu strategi memerlukan langkah-langkah yang tepat sehingga akan berdampak pada peningkatan aktivitas pembelajaran, dalam hal ini pembelajaran bagi siswa/anak lamban belajar. Dari hasil penelitian diatas diketahui bahwa di kelas V SDN 185 Seluma terdapat dua orang anak yang termasuk dalam kategori anak lamban belajar, dimana salah satu kriteria yang diteliti dalam penelitian ini adalah terdapat anak yang tidak pernah belajar. tidak masuk kelas, sampai 2 kali, daya ingat anak lemot, seperti kalau dapat tugas harus. Meskipun di sekolah tersebut anak lamban belajar, namun di sekolah tersebut belum tersedia fasilitas khusus untuk anak lamban belajar seperti sumber belajar, media pendidikan bahkan kurikulumnya masih sama dengan kurikulum siswa lainnya.

Berdasarkan hasil pembahasan yang penulis uraikan maka penulis dapat menarik kesimpulan yaitu strategi pembelajaran yang digunakan guru dalam menghadapi anak lamban belajar di SDN 158 Seluma kelas V yaitu dengan menerapkan berbagai strategi dalam pembelajaran seperti menggunakan siswa -pendekatan pembelajaran terpusat dengan sistem individual dan pendekatan remedial, maka metode yang digunakan guru untuk anak/siswa lamban belajar adalah metode ceramah, tanya jawab, latihan soal, demonstrasi dengan alat peraga, metode reward punishment dan penugasan, langkah berikutnya guru Yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran adalah guru yang berkoordinasi dengan kepala sekolah dan orang tua siswa yang bersangkutan, kemudian kami secara pribadi membimbing anak-anak yang lamban belajar dan terus mengatasi kekurangannya, salah satunya melalui pembentukan mereka menjadi kelompok-kelompok kecil dan memberikan instruksi tambahan. Orang tua hendaknya lebih memperhatikan anak lamban belajar dan tidak mengucilkan mereka secara sosial, baik di rumah maupun di masyarakat.

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini terbukti dari hasil analisis uji n-gain yang diperoleh sebesar 47,97% yang termasuk dalam kriteria sedang berdasarkan interpretasi kriteria n-gain; (b)

Dilihat dari keadaan diatas maka dapat diketahui bahwa metode yang digunakan masih kurang baik sehingga aktifitas guru lebih banyak dari siswanya, rumusan masalah pada

Walaupun dalam beberapa hasil analisis telah menunjukkan kategori baik seperti pada penilaian aktivitas guru, namun ada beberapa kriteria penilaian mendapat nilai dua, hal

Kriteria keberhasilan ini mencerminkan adanya guru mampu melaksanakan pembelajaran sesuai skenario dan RPP yang telah disusun, menyampaikan kompetensi dan tujuan

Pada siklus I aktivitas belajar masih pada 64,29% (9 siswa), mengalami kenaikan sejumlah 3 siswa 21,42% hasil ini termasuk kurang baik dari kriteria aktivitas penelitian ini,

Walaupun dalam beberapa hasil analisis telah menunjukkan kategori baik seperti pada penilaian aktivitas guru, namun ada beberapa kriteria penilaian mendapat nilai dua, hal

namun pada Siklus II pertemuan II jumlah kriteria yang didapai oleh siswa adalah 21 dengan persentase 87,5% dengan kategori Sangat Baik, dengan penjelasan diatas dapat disimpulkan

Hasil observasi aktivitas guru selama pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) yang diperoleh memberikan hasil dengan kriteria baik dalam pelaksanaan