• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MEMBENTUK KARAKTER RELIGIUS SISWA DI SD MUHAMMADIYAH AMBARKETAWANG 3 - Repository UMY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MEMBENTUK KARAKTER RELIGIUS SISWA DI SD MUHAMMADIYAH AMBARKETAWANG 3 - Repository UMY"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pemerintah, masyarakat, dan keluarga mempunyai tugas kolektif untuk mensejahterakan pendidikan masyarakat. Tujuan pendidikan adalah menghasilkan individu-individu yang bertaqwa, mempunyai sifat-sifat terhormat, dan dapat berkembang menjadi individu-individu yang bermanfaat bagi masyarakat dan khususnya bagi dirinya sendiri. Untuk mencapai hal tersebut, khususnya dalam penyelenggaraan pendidikan, kepala sekolah pada dasarnya harus mempunyai kapasitas untuk menjaga dan membimbing seluruh elemen yang terkait dengan kelancaran pelaksanaan pembelajaran di sekolah.

Selain itu, perilaku yang menunjukkan sifat religius juga menjadi salah satu faktor keberhasilan pendidikan.

Salah satu atribut utama yang mempengaruhi perilaku siswa adalah sifat keagamaannya. Sifat keagamaan mengacu pada kualitas, sifat, standar etika, atau perilaku yang berasal dari iman Islam. Sifat religius dapat dipahami sebagai sarana untuk menumbuhkan intelektualitas pada diri peserta didik, membimbing pikiran, tindakan, dan tingkah lakunya sesuai dengan prinsip-prinsip mulia yang menjadi jati dirinya. Hal ini ditunjukkan melalui interaksinya dengan Tuhan, diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar. (Wahyu, 2017)

Peraturan merupakan salah satu aspek yang membentuk kepribadian peserta didik, pembinaan, dan adat istiadat yang sudah mendarah daging dalam diri seseorang. Ciri-ciri kepribadian meliputi ketepatan waktu, kepatuhan terhadap aturan, dan perilaku disiplin.

Ketepatan waktu merupakan fokus utama bagi seorang kepala sekolah, guru, dan siswa.

Waktu tiba di sekolah biasanya menjadi indikator utama karakter kepala sekolah, guru, dan siswa. Misalnya, individu yang tiba di sekolah sebelum waktu yang ditentukan menunjukkan karakter yang baik. Lebih lanjut, penerapan peraturan sangat berpengaruh terhadap karakter warga sekolah, khususnya kewenangan kepala sekolah. Langkah pertama dalam mengatur atau mengatur perilaku seseorang adalah dengan memiliki pengendalian diri. Misalnya, jangan terburu-buru atau bertindak sembarangan. Selain itu, pembinaan karakter memerlukan latihan dan usaha, karena selalu ada godaan yang dapat menyesatkan.

(2)

Pada hakikatnya, sikap kepala sekolah mempengaruhi sikap siswanya, karena pendidikan bukan hanya sekedar sarana untuk memperoleh ilmu pengetahuan, namun juga sarana untuk menanamkan pola pikir dan perilaku yang baik. Sebagian besar perilaku individu yang mempengaruhi siswa berasal dari tindakan orang-orang yang sering diamati, khususnya individu yang diamati oleh kepala sekolah.

Peran sekolah sangatlah penting dalam pembentukan karakter siswa. Dalam hal tersebut pendidikan karakter merupakan usaha sekolah yang harus dilakukan oleh guru, kepala sekolah, warga sekolah dan tenaga pendidik lainnya untuk membentuk akhlak dan kepribadian siswa dari berbagai kebaikan yang ada dalam ajaran Islam. Dalam agama Islam Al-Qur’an merupakan pedoman hidup untuk berfikir, cara pandang, bertindak maupun bersikap.

Dalam hal ini, sekolah memiliki peran untuk membentuk karakter religius siswa melalui kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah. Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam membantu perkembangan siswa dalam menciptakan tujuan hidup secara optimal. religius, minat, bakat, dan kemampuan yang dimiliki peserta didik tidak akan berkembang tanpa bantuan guru. Selain orang tua guru juga berperan dalam memberikan dukungan supaya peserta didik berani berbuat yang benar, dan membiasakan peserta didik untuk bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan.

Kepala sekolah dan guru adalah pilar utama yang menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan nasional, dan mereka memiliki pekerjaan dan kewajiban yang menuntut. Tidak hanya melatih intelektuall siswa, tetapi juga berperann dalam membentuk kecerdasann mental siswa. Perann guru juga mengajarkan nilai luhur imann dan akhlak.

Oleh karena itu, guru perlu memahami peran dan tanggung jawabnya terkait masalah pendidikan dan cara mengatasinya. Guru juga perlu memiliki sifat positif dan meninggalkan sifat negatif untuk mengisi peran dengan baik. Tugas dan tanggung jawab menjadi seorang guru disebut sebagai peran seorang guru.

Dalam melakukan observasi yang dilakukan permasalahan umum yang terjadi di SD Muhammadiyah 3 Ambarketawang adalah siswa terkadang masih terdapat beberapa yang menganiaya teman sendiri atau bertengkar, ucapan, perbuatan, sikap yang masih dibilang lumayan dalam sisi religius, dan juga kurangnya kesadaran dari beberapa siswa dalam melaksanakan ibadah sholat 5 waktu yang belum sempurna seperti sholat subuh

(3)

tidak sholat karena bangun terlalu pagi. Khususnya di SD Muhammadiyah 3 Ambarketawang permasalahannya terlihat dari kurangnya kesadaran siswa dalam hal religius. SD Muhammadiyah 3 Ambarketawang menjadi lembaga pendidikan yang memberikan waktu jam pendidikan agama yang lebih banyak dari sekolah-sekolah umumnya. Tentu sudah menjadi harapan orang tua yang menyekolahkan anaknya di SD Muhammadiyah 3 Ambarketawang supaya anak mereka lebih banyak memperoleh pengetahuan keagamaan yang lebih berakhlak baik.

Hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan dengan guru PAI di SD Muhammadiyah 3 Ambarketawang terdapat beberapa kendala dalam karakter religius di sekolah tersebut. Kendala pertama kurangnya kesadaran siswa di luar maupun dalam sekolah seperti melakukan ibadah sholat lima waktu, kendala kedua adalah dalam kegiatan belajar mengajar di SD muhammadiyah 3 Ambarketawang diawali dengan doa sebelum dan sesudah belajar, tadarus pagi yang dilakukan oleh guru masing-masing kelas, masuk dan memulai pembelajaran masih terdapat siswa yang masih bermain, sholat dhuha yang dilakukan bergantian setiap jam istirahat yang dipimpin oleh guru PAI. Selain itu di SD Muhammadiyah 3 Ambarketawang siswa-siswinya juga diarahkan melakukan sholat berjamaah pada saat sholat dhuhur di sekolah.

Untuk itu, guru tidak hanyaa sebagai mediator sumberr ilmu pengetahuan, tetapi juga pendidikan yang membimbing, memotivasi, dan mendukung anak didik dalam pertumbuhan dan perkembangan keimanan dan ketakwaannya melalui pembinaan akhlak, pembinaan akhlak, dan keagamaan. bertindak sebagai pribadi.

Kepala sekolah dan Guru–guru disini termasuk guru PAI sudah berupaya untuk menanamkan nilai-nilai moral membentuk karakter siswa, sehingga memiliki sikap hormat kepada guru dan memiliki sikap kepedulian sosial, mematuhi tata tertib, berpakaian sesuai aturan sekolah, bertutur kata yang baik. Dalam hal ini masih terdapat beberapa yang belum menunjukan sikap diatas. Adapun kepribadian guru PAI disini sudah menunjukan kepribadian guru yang menjadi suri teladan bagi siswanya.

Siswa tidak dapat dikatakan baik secara akademik atau spiritual berdasarkan alasan yang diberikan di atas karena beberapa siswa tetap tidak mematuhi persyaratan tersebut.

karena lembaga menerima siswa dengan berbagai masalah. Dengan karakter yang berbeda- beda, menjadi tugas yang sulit bagi kepala sekolah dan guru untuk membimbing mereka.

(4)

Permasalahan dari segi karakter religiusitas, kedisiplinan menghargai prestasi, tanggung jawab, jujur, disiplin dan lain sebagainya. Masalah juga bisa muncul karena alasan lain di luar sekolah dimana seorang siswa dikatakan memiliki karakter yang buruk. Dari sudut pandang peneliti tentang situasi sekolah dapat dilihat bahwa ada pertanyaan yang menarik perhatian peneliti untuk mengkaji lebih dalam fenomena permasalahan yang dihadapi oleh kepala sekolah dan guru dalam pembentukan karakter siswanya. Peran kepala sekolah dan guru dalam hal ini juga secara garis besar sama, namun keadaan siswa yang tinggal jauh di sekolah SD Muhammadiyah 3 Ambarketawang kurang terpuji bagi tokoh-tokoh di atas.

Disini kepala sekolah dan guru memiliki peran yang sangat penting dan bertanggung jawab untuk mengatasinya, memecahkan jawaban dari masalah yang ada, termasuk SD Muhammadiyah 3 Ambarketawang dengan keadaan siswanya yang memiliki karakter berbeda-beda.

Jika hal-hal diatas dibiarkan dan tidak segera diatasi, maka akibatnya siswa akan terbiasa untuk mengabaikan perintah Allah SWT. Khususnya pada hal yang berkaitan dengan ibadah atau sifat religius lainnya dan akan berlanjut ke jenjang selanjutnya. Dengan memperoleh pengetahuan keagamaan yang luas tentu berbanding lurus dengan nilai-nilai karakter yang akan diperoleh anak. Begitu pula harapan orang tua menitipkan anaknya di SD Muhammadiyah 3 Ambarketawang agar karakter anak mereka menjadi lebih baik dan berakhlak mulia.

Dari uraian diatas, maka peneliti perlu mengkaji lagi secara mendalam terkait karakter religius siswa di SD Muhammadiyah 3 Ambarketawang. Untuk itu judul yang akan diambil peneliti berdasarkan observasi adalah Strategi Kepala Sekolah Dalam Pembentukan Karakter Religius Siswa SD 3 Muhammadiyah Ambarketawang.

B. Rumusana Masalaha

Berdasarkann pembahasann di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagaii berikut:

1. Bagaimana strategii kepala sekolah dalam membentukk karakter religius siswa di SD Muhamadiyah 3 Ambarketawang.

2. Apa faktor pendukung strategi kepala sekolah dalam membentuk karakter religius siswa di SD Muhammadiyah 3 Ambarketawang.

(5)

3. Apa faktor penghambat strategi kepala sekolah dalam membentuk karakter religius siswa di SD Muhammadiyah 3 Ambarketawang.

C. Tujuana Penelitiann

Berdasarkann rumusan masalahh yang sudah ditetapkan, maka yang menjadii tujuan dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan dan mengetahui strategi kepala sekolah dalam membentuk karakter religius siswa di SD Muhammadiyah 3 Ambarketawang..

2. Untuk menganalisis faktor penghambat strategi kepala sekolah dalam membentuk karakter religius siswa di SD Muhammadiyah 3 Ambarketawang.

3. Untuk menganalisis faktor pendukung strategi kepala sekolah dalam membentuk karakter religius siswa di SD Muhammadiyah 3 Ambarketawang.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah yang sudah dijelaskan dalam rumusan masalah dan tujuan penelitian memuat dua hal yaitu:

1. Secaraa Teoritiss

Dari segii teoritis dalami penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsihi bahan pembelajaran yaitu berupaa konsep-konsep baru bagi pendidik sebagai salah satu gambaran untuk meningkatkan keteladanan dan profesionalitasnya dalam membina kedisiplinan siswa di SD Muhammadiyah 3 Ambarketawang.

2. Secaraa Praktis

a. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pertimbangan dan masukan yang gamblang untuk membentuk sikap keislaman siswa. Oleh karena itu, kepala sekolah harus secara konsisten berupaya meningkatkan pengembangan akhlak keagamaan siswa di lingkungan sekolah.

b. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan untuk menumbuhkan sifat taqwa pada diri peserta didik dan memberikan bimbingan kepada peserta didik agar senantiasa menumbuhkan sifat taqwa dalam diri mereka, yang kemudian diimplementasikan dalam lembaga pendidikan, rumah tangga, dan masyarakat.

(6)

c. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pemahaman dan penemuan komprehensif yang dapat mempengaruhi sifat spiritual siswa. Selain itu, lembaga pendidikan secara konsisten memasukkan atribut keagamaan dan pengajaran lainnya.

E. Sistematikaa Pembahasan

Mengenaii sistematikaa pembahasan dan tehnik penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada buku pedoman penulisan skripsi yang diterbitkan oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. adapun sistematika pembahasannya terdiri dari Bagian awal, Bagian inti, dan Bagian akhir.

BAB I PENDAHULUAN: Bab ini berisi beberapa pembahasan, yaitu: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIANn TEORI: Bab ini berisi Tinjauan Pustaka Landasan Teori yang meliputi Strategii Kepala Sekolah, Pengertian Strategi Kepala Sekolah, Syarat-syarat Kepala Sekolah, Tugas Kepala Sekolah, Fungsi Kepala Sekolah, Pengertian Karakter religius, Metode Pembentukan Karakter religius, Strategi Kepala Sekolah dalam Membentuk Karakter religius, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Karakter religius, Prinsip Pembentukann Karakter religius.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN: Bab ini berisi Jenis dan Pendekatann Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian, Data dan Sumber Data, Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data.

BAB IV HASIL PENELITIAN: Bab ini berisi Gambaran Umum SD Muhammadiyah Ambarketawang 3 dan pembahasan dan hasil penelitian yang meliputi strategi strategi kepala sekolah dalam membentuk karakter religius serta faktor penghambat dan pendukung dari strategi kepala sekolah dalam membentuk karakter religius.

BAB V PENUTUP: Bab terakhir ini berisi kesimpulan, saran-saran dan penutup.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) peran kepala sekolah dalam mengembangkan pendidikan karakter di SD Muhammadiyah 1 Kesamben Blitar, (2) kendala yang

Universitas Muhammadiyah Surakarta.. IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DAN DISIPLIN DI SD NEGERI SRIMULYO 2 SRAGEN. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Dalam penelitian ini masalah yang dikaji adalah bagaimana fungsi pengajian ahad pagi dalam membentuk karakter religius siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah 4 Sambi

Tujuan dari penelitian Muhimatun Khasanah adalah untuk mengetahui strategi pembentukan karakter religius siswa di dalam maupun diluar pembelajaran PAI dan Budi Pekerti serta

Berdasarkan definisi istilah tersebut di atas maka yang dimaksud dengan judul penelitian strategi pengembangan budaya religius untuk membentuk karakter peserta didik adalah

Dalam penelitian ini peneliti mendapatkan bahwa program untuk membentuk karakter religius yang diadakan SMAN 2 Batu berhasil dan sesuai dengan teori yang ada, bahwa

Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka hasil yang didapatkan adalah bahwa strategi pembentukan karakter religius siswa di SMA Hasyim Asy’ari Pekalongan diterapkan melalui

Berdasarakan hasil wawancara di atas dapat disimpulkanbahwa strategi penerapan karakter religius dan mandiri yang belumterlaksana di masa pandemi Covid-19 yaitu dengan cara