• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi kiai dalam pembentukan karakter religius santri di Pesantren Rakyat Al Amin Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Strategi kiai dalam pembentukan karakter religius santri di Pesantren Rakyat Al Amin Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang"

Copied!
220
0
0

Teks penuh

(1)STRATEGI KIAI DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER RELIGIUS SANTRI DI PESANTREN RAKYAT AL AMIN KECAMATAN SUMBERPUCUNG KABUPATEN MALANG. SKRIPSI. Oleh: Dwi Dian Wigati NIM. 16110130. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG Agustus, 2020.

(2) STRATEGI KIAI DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER RELIGIUS SANTRI DI PESANTREN RAKYAT AL AMIN KECAMATAN SUMBERPUCUNG KABUPATEN MALANG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperolah Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd). Oleh: Dwi Dian Wigati NIM. 16110130. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG Agustus, 2020. i.

(3) HALAMAN PERSETUJUAN. STRATEGI KIAI DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER RELIGIUS SANTRI DI PESANTREN RAKYAT AL AMIN KECAMATAN SUMBERPUCUNG KABUPATEN MALANG. SKRIPSI Oleh:. Dwi Dian Wigati NIM. 16110130. Telah disetujui pada tanggal 25 Agustus 2020 Oleh: Dosen Pembimbing. Dr. Hj. Sutiah, M.Pd NIP. 19651006 199303 2 003. Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam. Dr. Marno, M.Ag NIP. 19720822 200212 1 001. ii.

(4) HALAMAN PENGESAHAN. STRATEGI KIAI DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER RELIGIUS SANTRI DI PESANTREN RAKYAT AL AMIN KECAMATAN SUMBERPUCUNG KABUPATEN MALANG SKRIPSI Dipersiapkan dan disusun oleh: Dwi Dian Wigati (16110130) Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 30 September 2020 dan dinyatakan LULUS Serta diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd) Panitia ujian. Tanda Tangan. Ketua Sidang :. Benny Afwadzi, M.Hum. 19900202 201503 1 005 Sekretaris Sidang. :. Dr. Hj. Sutiah, M.Pd 19651006 199303 2 003 Pembimbing. :. Dr. Hj. Sutiah, M.Pd 19651006 199303 2 003 Penguji Utama. :. Dr. H. Moh. Padil, M.Pd.I 19651205 199403 1 003. Mengesahkan, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Drs. Agus Maimun, M.Pd NIP. 19650817 199803 1 003. iii.

(5) PERSEMBAHAN. ‫الحمد هلل رب العالمين‬ Sujud Syukurku kepada sang pencipta langit dan bumi atas segala berkah, rahmat, dan rezeki yang melimpah ruah. Bintang dan bulan berpijar terang menemani simpuh sujudku serta hari- hariku menuangkan pikiran. Gemerlap malam menjadi saksi bisu perjuangan. Percikan cahaya keberhasilan yang Engkau anugerahkan pada pemalas ulung ini, sangat berharga ya Rabb. Dengan segenap hati dan jiwa, ku persembahkan maha karya ini kepada: Murobbi Ruuhina Ayah Arif Rachman Hakim dan Ibunda Atik Abah Kiai. Marzuki Mustamar dan Ibu Nyai. Hj. Saidah Mustaghfiroh Yang selalu membimbing, menuntun, dan memberikan kasih sayang yang tak pernah usai, selalu sabar mendidik dan mengingatkanku agar kelak menjadi orang berilmu yang selalu dekat dengan Allah. Semoga diberikan usia yang panjang dan berkah Bapak Abdul Madjid dan Ibu Sulastri Yang selalu berkorban dan berjuang serta memberikanku cinta dan kasih.. Tak pernah letih untuk melantunkan bait- bait do’a demi kesuksesan anakmu ini. Semoga kelak aku menjadi orang seperti apa yang engkau harapkan. Kakakku dan Adikku Tersayang Kusuma Ningsih Retno Asmoro dan M. Albi Ali Murtadho Semangat dan harapan yang tinggi, tak pernah lelah memberikan dukungan, arahan dan pengertian untuk kesuksesan di masa depan. Semoga kita sukses selalu dan menjadi anak yang sholih- sholihah. iv.

(6) Seluruh Guruku dan Dosenku Yang selalu semangat memberikan ilmu seluas- luasnya dengan ikhlas. Dari yang tak tahu menahu hingga menjadi tahu. Tak pernah lelah, memberikan bimbingan, arahan dan dukungan untuk menyelesaikan karya ini. Terima kasih kuucapkan Keluarga Perantauanku Terima kasih untuk semuanya, yang tak mampu kuuraikan dengan tinta, kepada Keluarga besar Ponpes Sabilurrosyad, khususnya Gasek Anggun Sholihah, IPNUIPPNU MALIKI, FASTALIVA, PAI 2016, MTs dan MA Ma’arif NU Kota Blitar Tak lupa terkhusus untuk kalian (Maisy dan Nadia) dan keluarga kamar PHQ 1 atas semangat, dukungan dan pengorbanan yang telah kalian berikan padaku. Semangat terus dalam menggapai asa.. Semoga berkah, sukses dan amal kebaikan kalian dibalas oleh Allah. Aamiin.. v.

(7) MOTTO. Dari terbiasa aku terbentuk Dari ikhlas aku tawadhu’. َ ‫س َنةٌ ِل َم ْن ك‬ َ ‫لَقَ ْد ك‬ ‫َّللاَ َوا ْليَ ْو َم ْاْلَ ِخ َر َوذَك ََر‬ ْ ُ ‫َّللاِ أ‬ َ ‫س َوةٌ َح‬ ‫َان يَ ْر ُجو ه‬ ‫سو ِل ه‬ ُ ‫َان لَ ُك ْم فِي َر‬ )21 :‫يرا (األحزاب‬ ‫ه‬ ً ِ‫َّللاَ َكث‬ “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang- orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah” (QS. Al- Ahzab: 21)1. 1. Lajnah Pentashihan Al- Qur’an Kementrian Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an Al- Karim dan Terjemahnya, (Jakarta: Halim Publishing dan Distributing, 2013), Hlm. 420. vi.

(8) HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING. Dr. Hj. Sutiah, M.Pd Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. NOTA DINAS PEMBIMBING Hal. : Skripsi Dwi Dian Wigati. Malang, 25 Agustus 2020. Lamp. : 7 (tujuh) Eksemplar. Yang Terhormat, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Malang di Malang Assalamu’alaikum Wr. Wb. Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, Bahasa maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut dibawah ini : Nama. : Dwi Dian Wigati. NIM. : 16110130. Jurusan. : Pendidikan Agama Islam. Judul Skripsi : Strategi Kiai dalam Pembentukan Karakter Religius Santri di Pesantren Rakyat Al Amin Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan. Demikian, mohon dimaklumi adanya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Pembimbing,. Dr. Hj. Sutiah, M.Pd NIP. 196510061993032 003. vii.

(9) SURAT PERNYATAAN. Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan.. Malang, 25 Agustus 2020 Yang membuat pernyataan,. Dwi Dian Wigati NIM. 16110130. viii.

(10) KATA PENGANTAR. ‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬ Segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan langit dan bumi dengan berbagai ragam kehidupan, bulan dan bintang yang selalu berpendar terang, matahari yang memberi semangat pagi hari, serta Berkah, Rahmat, dan lindungan yang selalu diberikan oleh-Nya tanpa batas setiap detik dan nafas. Sehingga dengan anugrah akal dan fikiran penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul, “Strategi Kiai dalam Pembentukan Karakter Religius Santri di Pesantren Rakyat Al Amin Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang” dengan mudah dan lancar. Sholawat yang beriringan dengan salam tak lupa kita haturkan kepada buah hati tercinta Abdullah dan Aminah yakni Nabi Agung Muhammad SAW. Beliau yang menunjukkan jalan kebenaran dan membebaskan dari belenggu kebodohan, yang menjadi washilah tetap pada jalan yang diridhoi Allah dan syafaatnya yang selalu kita harapkan fii yaumil qiyamah. Skripsi ini merupakan persyaratan untuk memperoleh gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan yang diajukan kepada pihak Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dengan Jurusan Pendidikan Agama Islam di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Penyusunan skripsi ini telah mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu, penulis mengucapkan rasa terima kasih yang setulusnya kepada:. ix.

(11) 1. Bapak Abdul Madjid dan Ibu Sulastri yang selalu mendo’akan dan memotivasi penulis untuk selalu belajar dan berjuang agar bisa bermanfaat untuk orang lain. 2. KH. Marzuki Mustamar dan Bu Nyai Hj. Saidah Mustaghfiroh sekeluarga Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad yang selalu membimbing dan menuntun santrinya agar dimudahkan dalam segala urusan baik di dunia maupun diakhirat. 3. Prof. Dr. H. Abd Haris, M.Ag, selaku rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah memberi kesempatan dalam menempuh pendidikan. 4. Dr. H. Agus Maimun, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang telah banyak memberikan arahan, nasihat, motivasi, dan berbagi pengalaman yang berharga kepada penulis. 5. Dr. Marno, M.Ag selaku Ketua Jurusan Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah memberikan motivasi dan saran untuk penyusunan skripsi ini.. 6. Dr. Hj. Sutiah, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah mencurahkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi selama penyusunan skripsi. 7. Segenap sivitas akademika Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang terutama seluruh dosen FITK khususnya Jurusan Pendidikan. x.

(12) Agama Islam yang telah memberikan limpahan ilmu dan pengalaman selama studi.. 8. KH. Abdullah Sam, S.Psi selaku Pengasuh Pesantren Rakyat Al Amin beserta seluruh tenaga pendidik dan santri di Pesantren Rakyat Al Amin yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam proses penelitian untuk penyelesaian skripsi. 9. Rekan IPNU dan Rekanita IPPNU UIN MALIKI yang selalu memberikan dukungan baik secara materil maupun non materil. 10. Sahabat-sahabatku Strata Satu (S-1) yang selalu membersamai, membantu, dan memberikan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini baik moril maupun materiil. Sebagai makhluk yang tidak pernah luput dari kesalahan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini diridloi Allah Swt dan bermanfaat bagi pembaca maupun penulis. Aamiin Allahumma Aamiin.. Malang, 25 Agustus 2020. Penulis. xi.

(13) PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN. Penulisan transliterasi Arab- Latin dalam skripsi ini menggunakan pedoman transliterasi berdasarkan keputusan bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no. 158 tahun 1987 dan no. 0543b/U/1987 yang secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut: A. Huruf. ‫ا‬ ‫ب‬ ‫ت‬ ‫ث‬ ‫ج‬ ‫ح‬ ‫خ‬ ‫د‬ ‫ذ‬ ‫ر‬. = = = = = = = = = =. ‫ز‬ ‫س‬ ‫ش‬ ‫ص‬ ‫ض‬ ‫ط‬ ‫ظ‬ ‫ع‬ ‫غ‬ ‫ف‬. A B T Ts J H Kh D Dz R. Z. = = = = = = = = = =. S sy sh dl th zh ‘ gh. ‫ق‬ ‫ك‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫ن‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ء‬ ‫ي‬. Q. = = = = = = = = =. K L M N W H , Y. f. B. Vokal Panjang C. Vokal Diftong Vokal (a) panjang=. ȃ. Vokal (i) panjang =. ȋ. Vokal (u) panjang=. Ȗ. ‫أَو‬ ‫أ َي‬ ُ ‫وأ‬ ‫إِي‬. xii. =. aw. =. ay. =. ȗ. =. ȋ.

(14) DAFTAR TABEL. Tabel 1.1 Perbedaan, Persamaan dan Orisinalitas Penelitian ............................ 14 Tabel 1.2 Daftar Nama Asatidz Pesantren Rakyat Al Amin .............................. 69 Tabel 1.3 Hasil Penelitian Karakter Religius Santri .......................................... 84 Tabel 1.4 Hasil Penelitian Strategi Pembentukan Karakter Religius Santri .... 101 Tabel 1.5 Hasil Penelitian Faktor Pendukung Pembentukan Karakter Religius di Pesantren Rakyat Al Amin ................................................................................ 111 Tabel 1.6 Hasil Penelitian Faktor Penghambat Pembentukan Karakter Religius di Pesantren Rakyat Al Amin ................................................................................ 112. xiii.

(15) DAFTAR SKEMA. Skema 1.1 Kerangka Berpikir ............................................................................ 51 Skema 1.2 Karakter Religius di Pesantren Rakyat Al Amin ............................. 86 Skema 1.3 Strategi Pembentukan Karakter Religius Santri di Pesantren Rakyat Al Amin ................................................................................................................ 102 Skema 1.4 Faktor Pendukung Pembentukan Karakter Religius di Pesantren Rakyat Al Amin ............................................................................................... 112 Skema 1.5 Faktor Penghambat Pembentukan Karakter Religius di Pesantren Rakyat Al Amin ................................................................................................ 113 Skema 1.6 Nilai-Nilai Religius Menurut Maimun dan Fitri ............................. 115 Skema 1.7 Tahapan Strategi Pembentukan Karakter Religius Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani ................................................................................. 126 Skema 1.8 Tahapan Strategi Kiai dalam Pembentukan Karakter Religius di Pesantren Rakyat Al Amin ................................................................................ 126 Skema 1.9 Faktor Internal Menurut Jalaludin .................................................. 133 Skema 1.10 Faktor Eksternal Menurut Jalaludin ............................................. 133 Skema 1.11 Hasil Penelitian Strategi Kiai dalam Pembentukan Karakter Religius Santri di Pesantren Rakyat Al Amin ................................................................ 146. xiv.

(16) DAFTAR GAMBAR. Gambar 1.1 Santri Bertato .... ............................................................................ 78 Gambar 1.2 Santri Ngalim Musik .................................................................... 78 Gambar 1.3 Pesantren Rakyat Al Amin .......................................................... 184 Gambar 1.4 Santri Nguli Bangunan ................................................................ 185 Gambar 1.5 Usaha lele sebagai solusi pendanaan mandiri ............................. 185 Gambar 1.6 Kiai nembang dengan santri profil pengamen ............................ 186 Gambar 1.7 Santri membaca kitab kuning ketika sekolah .............................. 186 Gambar 1.8 Suasana belajar di Pesantren Rakyat ........................................... 187 Gambar 1.9 Keteladanan kiai .......................................................................... 187 Gambar 1.10 Interview dengan kiai ................................................................ 188 Gambar 1.11Interview dengan Bapak Yahya .................................................. 188 Gambar 1.12 Kiai memberikan nasihat kepada santri baru ............................ 189 Gambar 1.13 Laboratorium Komputer ............................................................ 189 Gambar 1.14 Mushola yang berada ditengah-tengah masyarakat yang biasa digunakan untuk sholat dhuhur berjama’ah dan pengajian ............................. 190 Gambar 1.15 Peminatan Bahasa arab .............................................................. 190 Gambar 1.16 Kelas takhosus ........................................................................... 191 Gambar 1.17 Sholat Ashar berjama’ah di mushola ........................................ 191 Gambar 1.18 Interview dengan santri ............................................................. 192 Gambar 1.19 Wawancara dengan ustadz Ghofur ........................................... 193 Gambar 1.20 Kursus pembelajaran baca kitab kuning selama 100 hari di rumah rakyat ............................................................................................................... 193. xv.

(17) Gambar 1.21 Interview dengan ustadz Hasan ................................................. 194 Gambar 1.22 Mengaji Al Qur’an metode bil qolam setiap ba’da maghrib ..... 194 Gambar 1.23 Pembelajaran madrasah diniyah ................................................ 195 Gambar 1.24 Pembelajaran Ilmu Tajwid ........................................................ 195. xvi.

(18) DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Bukti Konsultasi ................................................................ 158 Lampiran 2. Surat Izin Penelitian .......................................................... 160 Lampiran 3. Surat Keterangan Penelitian .............................................. 161 Lampiran 4. Jadwal Pelajaran Madrasah Diniyah .................................. 162 Lampiran 5. Pengumpulan Pedoman Wawancara ................................. 163 Lampiran 6 Catatan Lapangan ............................................................... 166 Lampiran 7. Dokumentasi ...................................................................... 184. xvii.

(19) DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv HALAMAN MOTTO ....................................................................................... vi HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ................................................ vii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................ viii KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix HALAMAN TRANSLITERASI ..................................................................... xii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii DAFTAR SKEMA .......................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii DAFTAR ISI .................................................................................................. xviii ABSTRAK BAHASA INDONESIA ............................................................... xxi ABSTRAK BAHASA INGGRIS .................................................................. xxii ABSTRAK BAHASA ARAB ....................................................................... xxiii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Konteks Penelitian .............................................................................. 1 B. Fokus Penelitian .................................................................................. 6 C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7 D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7 E. Orisinalitas Penelitian ........................................................................ 9 F. Definisi Istilah ................................................................................... 16 G. Sistematika Pembahasan ................................................................... 17 BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 19 A. Strategi Kiai ...................................................................................... 19 B. Pembentukan Karakter ...................................................................... 28 xviii.

(20) C. Karakter Religius .............................................................................. 33 D. Faktor yang Mempengaruhi Karakter Religius ................................ 40 E. Pesantren ........................................................................................... 41 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 52 A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ....................................................... 52 B. Kehadiran Peneliti ............................................................................. 53 C. Lokasi Penelitian .............................................................................. 54 D. Data dan Sumber Data ..................................................................... 54 E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 56 F. Analisis Data ..................................................................................... 59 G. Prosedur Penelitian............................................................................ 62 BAB VI PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN ............................ 64 A. Profil Pesantren Rakyat Al Amin ...................................................... 64 1. Sejarah berdirinya Pesantren Rakyat .......................................... 64 2. Visi, Misi dan Tujuan ................................................................. 66 3. Sasaran ....................................................................................... 67 4. Keadaan Ustadz-ustadzah .......................................................... 69 5. Keadaan Santri ........................................................................... 70 6. Model Pesantren ......................................................................... 72 B. Pesantren Rakyat Al Amin ................................................................ 74 1. Karakter Religius Santri di Pesantren Rakyat Al Amin ............. 74 2. Langkah-langkah Strategi kiai dalam Pembentukan Karakater Religius ...................................................................................... 87 3. Faktor pendukung dan Faktor Penghambat .............................. 102 BAB V PEMBAHASAN ................................................................................. 114 A. Karakter Religius Santri di Pesantren Rakyat Al Amin ........... 114 B. Langkah-langkah Strategi Kiai dalam Pembentukan Karakater Religius .................................................................................... 125 C. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat ............................. 132 BAB VI PENUTUP ......................................................................................... 147 A. Kesimpulan .............................................................................. 147 B. Saran ......................................................................................... 150. xix.

(21) DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 151 LAMPIRAN ................................................................................................... 157 BIODATA MAHASISWA ........................................................................... 196. xx.

(22) ABSTRAK Wigati, Dwi Dian. 2020. Strategi Kiai dalam Pembentukan Krakter Religius Santri di Pesantren Rakyat Al Amin Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Pembimbing Skripsi: Dr. Hj. Sutiah, M.Pd Kata kunci: Strategi kiai, pembentukan karakter religius, santri Maraknya dekadensi moral di Indonesia semakin global. Untuk itu, perlu strategi untuk menghentikannya. Pemerintah memberikan solusi dengan menerapkan pendidikan karakter di lembaga pendidikan. Pendidikan karakter adalah suatu pendidikan untuk menanamkan nilai dalam diri dan terwujudkan dengan perilaku. Hal ini selaras dengan tujuan pendidikan nasional yakni mampu mengembangkan peserta didik agar menjadi pribadi yang berbudi luhur dan berakhlakul karimah. Salah satu karakter yang dibentuk adalah karakter religius. Penanaman karakter religius harus dilakukan sejak dini. Seperti di Pesantren Rakyat Al Amin Kecamatan Sumberpucung, pembentukan karakter religius santri melalui strategi yang diterapkan kiai, yakni multilevel strategi yang mana mengalir ala rakyat sesuai dengan situasi dan kondisi rakyat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis strategi kiai dalam pembentukan karakter religius santri yang meliputi karakter religius santri, langkah-langkah strategi kiai dalam pembentukan karakter, program kegiatan yang menunjang religius santri serta faktor pendukung dan faktor penghambat strategi kiai dalam pembentukan karakter religius santri di Pesantren Rakyat Al Amin Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif dengan analisis deskriptif. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi partisipan, wawancara dan dokumentasi. Data yang terkumpul kemudian dianalisis melalui reduksi, kemudian disajikan dan diverifikasi. Untuk mengetahui keabsahan daa menggunakan metode triangulasi. Hasil penelitian ini menunjukkan: pesantren ini termasuk tipe jenis pesantren rakyat yang menyantrikan kaum abangan dan santri pinggiran dan miskin dengan kurikulum dan aktivitas ala kerakyatan, berbasil local, multi strategic sesuai dengan dakwah walisongo khususnya Sunan Kalijaga dalam menyebarkan agama Islam; (1) Kondisi santri sebelum belajar di Pesantren Rakyat masih jauh dari kata sempurna. Sholat lima waktu masih jarang bahkan tidak sama sekali, suka mencuri dan mencopet, minum-minuman keras, hamil di luar nikah dan pekerja seks. Sedangkan kondisi santri sekarang, sudah mengalami perubahan. Rajin sholat jama’ah, membantu orang lain yang membutuhkan, baik santri maupun masyarakat, dan tawadhu’ kepada siapapun. Adapun karakter religius religius di Pesantren Rakyat Al Amin, yakni Islam rahmatal lil ‘alamin, taqwa, akhlakul karimah, saleh sosial, tanggung jawab, disiplin, berdo’a, ikhlas, jujur: (2) Pendekatan yang digunakan, penanaman nilai-nilai Islam dengan mengajarkan kitab-kitab kuning seperti fiqih, tauhid, akidan dan akhlak dan tajwid. Langkah-langkah strategi kiai dalam pembentukan karakter religius yakni melalui program kegiatan dengan menggunakan multilevel strategi sesuai dengan situasi dan kondisi serta mengalir ala rakyat melalui metode keteladanan, pembiasaan dan kedisiplinan.: (3) Faktor pendukung dan penghambat strategi kiai dalam pembentukan karakter religius santri, yaitu (a) faktor pendukung: (1) faktor internal, meliputi kebutuhan spiritual, minat santri dan sikap; (2) faktor eksternal, meliputi lingkungan pesantren, wali santri, sarana dan prasarana, dan lingkungan masyarakat. (b) faktor penghambat; (1) faktor internal, meliputi minat dan bakat santri serta budaya dari rumah. (2) faktor eksternal, meliputi pendanaan, pendidik, sarana dan prasarana, dan lingkungan masyarakat.. xxi.

(23) ABSTRACT Wigati, Dwi Dian. 2020. Kiai Strategy in Forming Santri Religious Character in Rakyat Al Amin Islamic Boarding School, Sumberpucung District, Malang Regency. Thesis, Islamic Education Department, Tarbiyah and Teaching Training Faculty, Maulana Malik Ibrahim State Islamic University Malang. Advisor of Thesis: Dr. Hj. Sutiah, M.Pd Keywords: Kiai strategy, religious character formation, santri The rampant moral decadence in Indonesia increasing globally. So, there needs a strategy to stop it. The government provides a solution by implementing character education in educational institutions. Character education is an education to cultivate values in oneself and manifest in behavior. This is in line with the goals of national education, which is to be able to develop students to become virtuous individuals and have good morals. One of the formed characters is a religious character. Cultivating religious characters must be done from an early age. As in Rakyat Al Amin Islamic Boarding School, Sumberpucung District, the religious character formation of santri through Kiai applied strategy that is a multilevel strategy which flows in the style of public according to the situation and position of public. This study aims to describe and analyze the Kiai strategy in the religious character formation of santri which includes the religious character of santri, the steps of the Kiai strategy in character building, the activities program that support the religious of santri, and the supporting and inhibiting factors of the Kiai strategy in the religious character formation of santri in Rakyat Al Amin Islamic boarding schools, Sumberpucung District, Malang Regency. This research type is field research which is qualitative with descriptive analysis. The data collection is using participant observation techniques, interviews, and documentation. The collected data were analyzed through data reduction, then presented and verified. This research uses a triangulation method to find out the validity of the data. The results of this study showed that: this Islamic Boarding School is a type of society Islamic Boarding School that teaches the common people and rural and poor santri with a curriculum and socialstyle activities, with local basis, multi strategic that is in accordance to walisongo da’wah, especially Sunan Kalijaga in spreading Islam; (1) The condition of santri before studying at Rakyat Islamic Boarding School was yet far from perfect. They rarely do the five daily prayers or even neglected it, stealing and pickpockets, drink alcohol, pregnant without marriage, and become a sex worker. Meanwhile, their current condition was changed, they do congregational prayers, helping others in need including santri and society, and humble to everyone. As for the religious character in Rakyat Al Amin Islamic Boarding School, namely Islam rahmatal lil 'alamin, piety, morality, social righteousness, responsibility, discipline, praying, sincerity, honesty: (2) The approach used is the cultivation of Islamic values by teaching yellow books such as fiqh, tawhid, faith and morals, and tajwid. The steps of Kiai strategy in the formation of religious character is through activities program by using multilevel strategy according to the situation and condition flowing in the social-style through role modeling, habituation, and discipline methods. : (3) the supporting and inhibiting factors of Kiai strategy in forming the santri religious character are (a) supporting factors: (1) internal factors, including spiritual needs, santri interests and attitudes; (2) external factors, including the school environment, santri guardians, facilities and infrastructure, and the social environment. (b) inhibiting factors; (1) internal factors, including the santri interests and talents as well as home culture. (2) external factors, including funding, teachers, facilities and infrastructure, and the social environment.. xxii.

(24) ‫المل ّخص‬ ‫ويغاتي‪ ,‬دوي دييان‪ .2020 .‬االستراتجيّة للكياهي في تكوين الشخصيّة أو الطبيعة الدينيّة عند الطالب بمهد االجتماعي‬ ‫" األمين " سومبرفوجونج ماالنج‪ .‬البحث العلمي ‪ .‬قسم التربية االسالمية‪ .‬كلّية علوم التربية و التعليم‪ .‬جامعة‬ ‫موالنا مالك إبراهيم اإلسالمية الحكومية ماالنج‪ .‬المشرفة ‪ :‬الدكتورة سوتية ‪ ،‬الماجستير‪.‬‬. ‫الكلمات المرشدة ‪ :‬االستراتجيّة للكياهي‪ ,‬تكوين الشخصيّة أو الطبيعة الدينيّة‪ ,‬الطالب‬ ‫كما عرفنا أن هناك االنحراف الخلقي في إندونيسيا عا ّمة‪ .‬و لذلك ال بد هناك إستراتجي لدفعه‪ .‬و قد أعطى الحكومة الح ّل‬ ‫سسة التربوية‪ .‬و التربية الشخصية تربية لتحقيق النتائج في نفوس المرء‬ ‫أو المحلول بإجراء التربية الشخصية في المؤ ّ‬ ‫كي تصير مطابقة لألحوال‪ .‬و هذا مافق لهدف التربية الوطنية وهو القدر إلى تطوير أحوال الطالب ليكونوا أشخاصا‬ ‫المكونة فيها الشخصية الدينية‪ .‬و التحقيق لهذه الشخصية ال بدّ من صغاره‪ .‬كما‬ ‫ذوي األخالق الكريمة‪ .‬و من الشخصية‬ ‫ّ‬ ‫وقع في معهد االجتماعي " األمين سومبرفوجونج ماالنج‪ ,‬تكوين الشخصية الدينية للطالب على اإلستراتجية للكياهي‬ ‫وهي إستراتجية " ‪ " multilevel‬الذي هو جار على عادة المجتمع موافق على أحوال الرعية و ظروفها‪.‬‬ ‫أ ّما الهدف من هذا البحث هو الوصف و التحليل إلسراتجية الكياهي في تكوين الشخصية الدينية للطالب التي تحتوي‬ ‫على الشخصية الدينية للطالب و الخطوات االستراتجية للكياهي في تكوين تلك الشخصية و البرامج المؤدية إلى ترقية‬ ‫تقوي و تنحرف إستراتجية الكياهي في تكوين الشخصية الدينية لطالّب معهد‬ ‫جودة دينية الطالب و العوامل التي ّ‬ ‫االجتماعي " األمين " سومبرفوجونج ماالنج‪.‬‬ ‫و استخدم هذا البحث طريقة البحث المضماري النوعي بالتحليل الوصفي‪ .‬و استخدم جمع الحقائق طريقة الرصد‬ ‫االشتراكي و مقابلة و التوثيق‪ .‬الحقائق المجموعة محلّلة بالتقصير أو التخفيض و التقديم و اإلثبات‪ .‬و لمعرفة ص ّحتها‬ ‫فاستخدم طريقة " ‪." triangulasi‬‬ ‫و النتائج من هذا البحث تد ّل على ‪ّ :‬‬ ‫أن هذا المعهد دخل إلى جنس من أجناس المعاهد االجتماعية التي لها أثر ديني‬ ‫لفرقة " ‪ " abangan‬و الطالب الذين جاءوا من جوانب المجتمع و هم مساكينه بالتخطيط و األنشطة االجتماعية و كانت‬ ‫مبنية على البناء الداخلي و كانت متنوعة االستراتجية وفقا لما فعله سونان كالي جاغا عند نشر االسالم‪ ) 1 .‬أحوال‬ ‫الطلبة قبل الدراسة في ذلك المعهد كانت بعيدة عن األحوال الكاملة و هم لم يصلّوا بتالتمام بل تركوها و ما زالوا راغبين‬ ‫في السرقة و التس ّكر و الوطئ من غير نكاح‪ .‬و بعد الدراسة تغيّرت األحوال سريعة‪ .‬هم يصلّون بالجماعة و يساعدون‬ ‫من يحتاج إلى مساعدتهم‪ ,‬طالبا كن أو مجتمعا و يتوضعون إلى غيرهم‪ .‬و الشخصيّة أو الطبيعة الدينيّة الموجودة في ذلك‬ ‫المعهد هو المنهج االسالمي رحمة للعالمين‪ ,‬تقوى هللا‪ ,‬األخالق الكريمة‪ ,‬المصلحة االجتماعية‪ ,‬الوفاء‪ ,‬المنتظم‪ ,‬الدعاء‬ ‫و الصدق‪ ) 2 .‬و الطريقة المستعملة هي إثبات النتائج االسالمية بتعليم الكتب التراثية في مواد عديدة ‪ :‬الفقه‪ ,‬التوحيد‪,‬‬ ‫األخالق و تجويد قراءة القرآن‪ .‬و استخدمت الخطوات االستراتجية للكياهي في تكوين تلك الشخصية تعني من البرامج‬ ‫و األنشطة المستخدمة إلستراتجية " ‪ " multilevel‬موافقا ألحوال المجتمع و ظروفها من العبرة و الترويض و التنظيم‪.‬‬ ‫‪ ) 3‬العوامل المنشئة و المحجبة إلستراتجية الكياهي في تكوين الشخصيّة أو الطبيعة الدينيّة هي ‪ :‬أ ) العوامل الدافعة لها‬ ‫‪ )1 :‬العوامل الداخلية ‪ ,‬تحتوي على الحوائج الباطنية و مباالة الطلبة و أحوالهم‪ ) 2 .‬العوامل الخارجية ‪ ,‬تحتوي على‬ ‫بيئة المعهد‪ ,‬والدي الطلبة‪ ,‬الوسائل التعليمية و بيئة المجتمع‪ .‬ب ) العوامل المحجبة ‪ ) 1 :‬العوامل الداخلية ‪ ,‬تحتوي على‬ ‫المدرس‪ , ,‬الوسائل التعليمية و بيئة‬ ‫مباالة الطلبة و طبيعتهم من بيةتهم‪ ) 2 .‬العوامل الخارجية ‪ ,‬تحتوي على تمويل‬ ‫ّ‬ ‫المجتمع‪.‬‬. ‫‪xxiii‬‬.

(25) BAB I PENDAHULUAN. A. KONTEKS PENELITIAN Selama ini yang kita ketahui Indonesia merupakan negara yang mayoritas. penduduknya. agama. Islam.. Pengintegrasian. nilai-nilai. pendidikan agama Islam juga semakin mudah. Hal inilah yang memacu pendidikan Islam berkembang semakin pesat di Indonesia. Banyak lembaga pendidikan,. baik. di. kota. terpencil. maupun. kota. besar. yang. mengintegrasikan pendidikan Islam. Salah satunya adalah pesantren. Pesantren yakni lembaga pendidikan Islam tertua yang telah ada jauh sebelum kemerdekaan dan memiliki ciri khas sendiri, keaslian dan keIndonesia-an. Pesantren juga lembaga pendidikan Islam yang unik, memiliki kultur, metode dan jaringan yang diterapkan pada lembaganya. Karena keunikan tersebut, pesantren dianggap sebagai subkultur masyarakat Indonesia, khususnya Jawa. Dewasa ini, banyak lembaga formal maupun non formal (pesantren) menakutkan, karena biaya tinggi yang ditargetkan. Sedangkan yang berkeinginan menempuh pendidikan tidak hanya dari kalangan atas. Hal ini menjadi momok tersendiri bagi mereka yang tidak memiliki biaya dalam pendidikan. Pendidikan sendiri sebagai sarana untuk memperluas wawasan dan memperbaiki akhlak. Seperti sekarang, dekadensi moral pun semakin marak baik di kalangan anak-anak, remaja maupun dewasa bahkan orang tua. Bukan hal. 1.

(26) yang dirahasiakan lagi. Bahkan narkoba, minuman keras, dan mencuri sudah menjadi makanan sehari-hari. Sangat miris melihat fenomena yang ada. Demi memenuhi kebutuhan pokok mereka rela mencuri milik orang lain, bukan berusaha untuk bekerja yang sungguh-sungguh. Oleh karena itu, pendidikan berbasis masyarakat sangat diperlukan. Pendidikan ini sebagai sarana dan wahana strategis dalam mewujudkan demokratisasi pendidikan yang menuntut adanya keterlibatan, dukungan dan kepemilikan masyarakat terhadap bidang pendidikan yang bebas dari intervensi pemerintah. Pendidikan berbasis masyarakat ini juga memiliki slogan yang menyatakan bahwa pendidikan ini membutuhkan perhatian serius dari masyarakat Indonesia. Slogan tersebut yakni “bebaskan pendidikan dari belenggu kekuasaan dan kembalikan pendidikan kepada masyarakat.” Di Indonesia, banyak sekali orang pintar dan luas akan pengetahuan. Namun, masih banyak tabiat yang tidak terpuji. Misalnya, korupsi yang masih terjadi dimana-mana. Hal ini masih menandakan belum berhasilnya pendidikan karakter yang ditanamkan selama pendidikan. Padahal jika ditelisik lebih dalam, pendidikan karakter merupakan pembahasan lama dan hingga kini masih amatiran. Pendidikan ini sudah ditanamkan sejak dulu di pondok pesantren. Pendidikan sangat penting. Hal ini juga telah dijelaskan dalam UU Nomor 20 tahun 2003 dalam bukunya Barnawi dan Arifin sebagai berikut: Pendidikan adalah usaha sadar untuk menciptakan pembelajaran agar peserta didik mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya. Pendidikan nasional ini bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik supaya menjadi manusia.

(27) yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, berakhlakul karimah, berilmu dan berkarakter yang baik.2 Dilihat dari penjelasan tersebut sudah jelas bahwasannya pendidikan itu sangat penting untuk mengembangkan potensi-potensi berkembang pada anak, sehingga anak menjadi muslim yang berwawasan mendalam, beriman serta bertaqwa kepada Allah. Muslim yang memiliki akhlak baik kepada sesama dan bermanfaat untuk orang lain tanpa memandang bulu. Dengan begitu terbentuklah karakter yang religius. Pendidikan karakter adalah suatu pendidikan yang bernilai unik dan tertanamkan dalam diri serta terwujudkan dalam perilaku manusia.3 Karakter religius harus dibentuk sejak dini. Pembentukan karakter tersebut bisa dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Karena ketiga komponen tersebut yang paling dekat dengan kehidupan anak. Hal tersebut bertujuan agar anak bisa membentengi dirinya sendiri dari jahatnya lingkungan modern. Menurut E. Mulyasa, pendidikan karakter adalah penanaman kebiasaan yang positif dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tertanam kesadaran dan pemahaman yang tinggi serta kepedulian dan komitmen dalam mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.4 Banyak yang beranggapan bahwa karakter religius hanya bisa dibentuk di Pesantren. Pesantren menjadi ciri khas di Indonesia sebagai. 2. Barnawi dan M. Arifin, Strategi & Kegiatan Pembelajaran Pendidikan Karakter, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media: 2012),Hlm. 45 3 Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung: Rosda Karya, 2012) hlm. 42 4 E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) Hlm.3a.

(28) tempat belajar keagamaan. Semua bertujuan untuk mendidik santri agar menjadi muslim yang lebih baik, berguna untuk agama, bangsa dan negara. Seperti yang kita tahu, selama ini pendidikan baik formal maupun non formal seperti pesantren dianggap sebagai momok karena syarat dan biaya yang cukup tinggi dan rumit untuk masyarakat awam. Kemungkinan sangat kecil mengenyam pendidikan bagi orang yang tidak punya, bahkan upah hasil kerja hanya cukup untuk makan keluarga. Sehingga potensipotensi jiwa agamawan dan negarawan yang ada pada anak rakyat kecil tidak berkembang sebab tidak pernah tersentuh pendidikan. Padahal banyak sekali emas dan permata berkilau yang terpendam pada keluarga-keluarga lemah yang sulit menembus ruang kehidupan yang lebih bermartabat. Berbeda dengan Pesantren Rakyat Al Amin yang mampu menjawab. problematika-problematika. masyarakat. Sumberpucung.. Pesantren yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat stasiun yang heterogen, tepatnya di Desa Sumberpucung. Heterogen dari segi agama, kebiasaan, pekerjaan, bahkan budayanya. Dari togel, perjudian di berbagai tempat, penginapan gelap, prostitusi, perselingkuhan, anak hamil duluan, dan banyak yang mengkonsumsi minuman keras. Sehingga hal tersebut bisa merusak mental dan karakter para generasi muda yang berada pada lingkungan tersebut. Pesantren Rakyat ingin menjadi bagian dalam mengubah kebiasaan hitam rakyat yang sudah mendalam dan konsumsi makan sehari-hari untuk menjadi lebih baik. Hal ini bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang saling memanusiakan manusia, bermartabat, beriman, dan bertaqwa kepada.

(29) Allah SWT, serta mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia menjadi Negara “Baldatun Thoyyibatun Warabbun Ghofur atau gemah ripah loh jinawe toto tentrem kerto raharjo”. Dengan kekuatan modal dan kemampuan yang serba minimalis dan sederhana. Maka dari itu, melihat strategi pengembangan dakwah di Indonesia, Pesantren Rakyat menggunakan strategi dakwah ala rakyat, kurikulum ala rakyat, aktivitas ala rakyat, bercocok tanam ala rakyat, ngaji ala rakyat, pakaian ala rakyat, kesenian ala rakyat dan semua aspek kehidupan ala rakyat yang diinternalisasikan dengan nilai-nilai Islam sesuai dengan ajaran Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW serta para ulama’. Berangkat dari santri yang masih awam tentang ilmu agama dan jauh dari kata mampu untuk melanjutkan jenjang kependidikan, seperti anak punk, anak jalanan, anak putus sekolah, pengamen dan seterusnya. Maka di Pesantren Rakyat Al- Amin mereka diterima dengan tangan terbuka tanpa biaya. Berdasarkan wawancara dengan Kiai Abdullah Sam, pengasuh Pesantren Rakyat Al-Amin mengatakan bahwa ilmu agama dan ilmu umum tidak ada bedanya dan kita harus mempelajari serta memahaminya. Oleh karena itu, semua kalangan wajib menerima pendidikan, baik dari golongan mampu maupun tidak mampu. Dilihat dari banyaknya problematika diatas, bisa dibilang Pesantren Rakyat masih jauh dari kata religius. Namun, dalam pengembangan strategi dakwah Islamiyah, Kiai Abdullah Sam memiliki ide gagasan berupaya untuk menembus kalangan hitam, ekonomi lemah, terpinggirkan dan.

(30) pendidikan rendah yang sering terlupakan dengan dakwah akhlak dan aqidah Islamiyah ala Ahlu Sunnah wal Jama’ah. Dalam pembentukan karakter religius, kiai tidak hanya dengan mengajari santri mengaji kitab tertentu. Tetapi juga menggerakkan masyarakat kampung untuk menyelesaikan problematika kehidupan bersama. Seperti, problematika dalam ekonomi, keagamaan, kesenian, sosial, pendidikan bagi anak-anaknya, dan seterusnya. Jadi kegiatan pada pesantren tidak hanya menyangkut kegiatan kiai dan santri seperti pada pesantren pada umumnya. Tetapi juga gerakan semua warga kampung untuk menyelesaikan masalah dalam hidupnya yang mungkin bisa diselesaikan secara bersama-sama. Semboyan yang dikembangkan oleh Pesantren Rakyat, yakni: “semua orang boleh belajar, semua orang boleh mengajar, dan gelarnya boleh dibuat sendiri.” Belajar di pesantren untuk memperoleh pengetahuan dan wawasan serta keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan problematika yang telah dijabarkan diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui secara mendalam tentang “STRATEGI KIAI DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER RELIGIUS SANTRI DI PESANTREN RAKYAT AL AMIN KECAMATAN SUMBERPUCUNG KABUPATEN MALANG”.. B. FOKUS PENELITIAN 1. Bagaimana karakter religius santri di Pesantren Rakyat Al Amin Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang?.

(31) 2. Bagaimana langkah-langkah strategi Kiai dalam pembentukan karakter religius santri di Pesantren Rakyat Al Amin Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang? 3. Apa saja faktor penghambat dan faktor pendukung penerapan strategi Kiai dalam pembentukan karakter religius santri di Pesantren Rakyat Al Amin Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang?. C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan permasalahan diatas, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis karakter religius santri di Pesantren Rakyat Al Amin Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang. 2. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis langkah-langkah strategi Kiai dalam pembentukan karakter religius santri di Pesantren Rakyat Al Amin Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang 3. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis faktor yang menjadi penghambat. dan. pendukung. penerapan. strategi. Kiai. dalam. pembentukan karakter religius santri di Pesantren Rakyat Al Amin Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang. D. MANFAAT PENELITIAN Sedangkan hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat diantaranya yakni:.

(32) 1. Segi Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi khazanah keilmuan bagi sekolah maupun pesantren tentang strategi kiai dalam membentuk karakter religius santri. Selain itu, juga mampu menghadapi krisil moral pendidikan demi terwujudnya manusia yang merakyat dan bermartabat, beriman serta bertaqwa kepada Allah SWT dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW. 2. Segi Kepraktisan a. Bagi instansi kampus UIN Maulana Malik Ibrahim Malang khususnya di ma’had. Pesantren ini bisa dijadikan rujukan dalam pembentukan karakter religius mahasantri di masyarakat pesantren. b. Bagi pesantren rakyat, penelitian ini bisa digunakan sebagai media evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh karakter religus santri dan bisa menggunakan strategi yang lebih baik sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. c. Bagi intansi pengembangan ilmu pengetahuan baik di sekolah maupun pesantren, penelitian ini bisa dijadikan rujukan dalam pembentukan karakter religius serta menjadi acuan lembaga untuk bisa memberikan pendidikan bagi yang mampu maupun tidak. Agar pendidikan di Indonesia bisa merata sehingga tidak terjadi lagi tindakan criminal yang merusak generasi bangsa. d. Bagi pembaca khususnya tenaga kependidikan, penelitian ini sebagai gambaran karakter zaman sekarang, sehingga bisa.

(33) memotivasi semua tenaga kependidikan untuk lebih berinovasi dalam mengembangkan strategi-strategi yang telah diterapkan. e. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat sebagai ajang untuk menambah wawasan tentang strategi pembentukan karakter religius terutama untuk santri di pesantren.. E. ORISINALITAS PENELITIAN Penelitian tentang strategi dalam pembentukan karakter religius sudah banyak dilakukan dalam lembaga pendidikan sejak dahulu. Berikut ini merupakan paparan persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu yang berhubungan dengan karakter religius diantaranya yaitu: Siswanto “Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-Nilai Religius” tahun 2013. Pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa pengelolaan pendidikan yang penuh dengan tekanan kognitif dan mengabaikan yang lainnya akan melahirkan kepribadian yang pecah. Hal ini dibuktikan dengan lulusan saat ini yang lebih banyak bersikap sekuler, materialistik, rasionalistik, hedonistic dan kurang terbinanya mental. Untuk itu, Pendidikan karakter dilaksanakan dengan empat strategi yakni strategi inklusif (dilakukan oleh guru mata pelajaran apapun ke dalam penyusunan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), strategi budaya sekolah, strategi eksplorasi diri (self explorer) dan strategi penilaian teman sejawat (peer grup evaluation).5. 5. Siswanto, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-Nilai Religius, Jurnal Tadris Vol. 8 No. 1 Juni, Jurusan Tarbiyah STAIN Pamekasan, 2013.

(34) Heri Cahyono “Pendidikan Karakter: Strategi Pendidikan Nilai dalam Membentuk Karakter Religius” tahun 2016. Penelitian ini fokus pada strategi pendidikan nilai dalam membentuk karakter religius siswa bersifat deskriptif analitik. Pada penelitian ini telah dijelaskan bahwa strategi pendidikan nilai dapat menggunakan. beberapa strategi meliputi. membelajarkan hal-hal yang baik (moral knowing), keteladanan dari lingkungan sekitar (moral modeling), merasakan dan mencintai yang baik (feeling and loving the good), tindakan yang baik (moral acting), tradisional (nasihat), hukuman (punishment) dan habituasi. Tingkat keberhasilan terbentuknya karakter seseorang ketika dia memiliki multi kompetensi yakni pengetahuan tentang moral (moral knowing), perasaan tentan moral (moral feeling), dan perbuatan moral (moral action).6 Glady Guna Pambudi “Pembentukan Karakter Religius Melalui Pesantren Siswa Ummul Quro di MAN Purbalingga Kabupaten Purbalingga” tahun 2016. Fokus penelitian ini adalah pembentukan karakter religius melalui kegiatan pesantren siswa Ummul Quro di MAN Purbalingga Kabupaten Purbalingga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) pembentukan karakter siswa melalui berbagai kegiatan yakni kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan dan pengkondisian. 2) pembentukan karakter tersebut didorong dengan fasilitas yang terpenuhi, pimpinan madrasah yang welcome. Sedangkan faktor penghambatnya adalah SDM yang kurang berjalan dan belum adanya asrama putri. 3) hasil. 6. Heri Cahyono, Pendidikan Karakter: Strategi Pendidikan Nilai dalam Membentuk Karakter Religius, Jurnal Ri’ayah Vol. 01, No. 02 Juli-Desember, Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Metro, 2016.

(35) dari pembentukan karakter religius yang telah dilakukan adalah ibadah sholat lima waktu lebih terjaga, rajin mengaji, mengetahui luas tentang ilmu agama, disiplin dan tartil dalam membaca Al-Qur’an.7 Tsalis Nurul Azizah “Pembentukan Karakter Religius yang Berbasis Pembiasaan dan Keteladanan di SMA Sains Al-Qur’an Wahid Hasyim Yogyakarta” tahun 2017. Fokus penelitian ini adalah pembentukan karakter religius peserta didik yang berbasis pembiasaan dan keteladanan di SMA Sains Al-Qur’an Wahid Hasyim Yogyakarta . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui metode pembiasaan dan keteladanan ada 14 karakter religius yang sudah terbentuk di SMA Sains Al-Qur’an Wahid Hasyim Yogyakarta dari berbagai program yang dilaksanakan di asrama maupun sekolah. Pembiasaan tersebut meliputi pembiasaan rutin disekolah dan pembiasaan rutin di asrama/pondok serta pembiasaan terkondisikan. Sedangkan keteladanan yang ditanamkan berupa keteladanan ada dua yakni keteladanan yang disengaja dan tidak sengaja. Dari metode tersebut telah berhasil membentuk karakter religius peserta didik yaitu karakter kedisiplinan, rajin mengaji, menghormati orang lain, meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekolah dan mentaati peraturan sekolah yang telah ditetapkan.8 Faza Choridatul Arifa “Strategi Pembentukan Karakter Religius di SD Negeri Wonokerto 1 Malang” tahun 2017. Dalam penelitian ini fokus. 7. Glady Guna Pambudi, Pembentukan Karakter Religius Melalui Pesantren Siswa Ummul Quro di MAN Purbalingga Kabupaten Purbalingga, Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto, 2016. 8 Tsalis Nurul Azizah, Pembentukan Karakter Religius yang Berbasis Pembiasaan dan Keteladanan di SMA Sains Al-Qur’an Wahid Hasyim Yogyakarta, Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2017.

(36) pada strategi pembentukan karakter dan hasil implementasi strategi pembentukan karakter religius pada peserta didik SD Wonokerto 1 Malang. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa 1) strategi yang digunakan dalam pembentukan karakter religius siswa dengan metode pembiasaan yaitu melalui kegiatan sholat dengan tekun. Selain itu, dengan berbagai pembiasaan seperti sholat dhuha, mengaji, bersalaman dengan guru, dan shodaqoh akan membangunkan semangat jiwa spiritual dan social yang tinggi. 2) hasil implementasi dari strategi pembentukan karakter religius siswa di SD Negeri Wonokerto 1 Malang adalah guru mampu meningkatkan yang baik dan berdampak pada prestasi belajar siswa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti karakter religius peserta didik dapat dikatakan baik jika telah memenuhi indicator yang telah ditetapkan yakni peserta didik lebih rajin dalam beribadah dan melaksanakan kegiatan keagamaan lainnya.9 Muthia Nur Fadhilah “Strategi Pengasuh Pondok Pesantren Dalam Membentuk Karakter Santri di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 4 Kabupaten Konawe Selatan” tahun 2017. Penelitian ini fokus pada strategi pengasuh pondok pesantren dalam membentuk karakter santri dan pola pembinaan karakter di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 4 Kabupaten Konawe Selatan. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa 1) pola pembinaan karakter Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 4 Kabupaten Konawe Selatan dengan. 9. Faza Choridatul Arifa, Strategi Pembentukan Karakter Religius di SD Negeri Wonokerto 1 Malang” , Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Malang, 2017.

(37) menanamkan jiwa yang tidak dimiliki oleh pondok pesantren lainnya. Jiwa tersebut terkenal dengan panca jiwa meliputi jiwa keikhlasan, jiwa kesederhanaan, jiwa berdikari, jiwa ukhuwah Islamiyah, dan jiwa kebebasan. 2) strategi pengasuh dalam membentuk karakter santri di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 4 Kabupaten Konawe Selatan dengan menanamkan metode kedisiplinan, keteladanan atau uswah hasanah dan pembiasaan. Selain itu, karakter santri tanpa disadari banyak terbentuk dari kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan.1. 0. Nurzakiyyah “Strategi Pembentukan Karakter Peserta Didik di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Mapilli Kec. Mapilli Kab. Polewali Mandar” tahun 2017. Fokus penelitian ini adalah strategi pembentukan karakter peserta didik di SMP Negeri 3 Mapilli dan hal-hal yang mendukung dan menghambat proses pembentukan karakter peserta didik di SMP Negeri 3 Mapilli. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan adalah strategi pembentukan karakter yang telah diterapkan memberikan motivasi, fasilitas, model dan teladan serta dorongan berkreasi. Factor penghambat dari strategi yang telah diterapkan adalah pengaruh lingkungan yang kurang baik, seperti kenakalan remaja dan kurangnya kesadaran terhadap urgensi pendidikan. Untuk mengatasi hambatan-hambatan, guru melakukan berbagai cara yakni memberikan bimbingan, mendidik watak, pikiran, kepribadian dan lain sebagainya.1. 1. 1. 0 Muthia Nur Fadhilah, Strategi Pengasuh Pondok Pesantren Dalam Membentuk Karakter Santri di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 4 Kabupaten Konawe Selatan, Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Instititut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, 2017 1 1 Nurzakiyyah, Strategi Pembentukan Karakter Peserta Didik di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Mapilli Kec. Mapilli Kab. Polewali Mandar, Skripsi, Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Alauddin Makassar, 2017.

(38) Tabel 1.1 Perbedaan, Persamaan dan Orisinalitas Penelitian. No.. 1.. Nama Peneliti, Judul, Bentuk (Tesis/Skripsi/Jurnal, dll), Instansi dan Tahun Siswanto, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-Nilai Religius, Jurnal, STAIN Pamekasan, 2013. Persamaan. Perbedaan. Sama dalam hal nilai religius. Lebih cenderung pada pendidikan karakter yang berbasis nilai religius. Orisinalitas Penelitian. Heri Cahyono, Pendidikan Karakter:. 2.. Strategi Pendidikan. Sama dalam. Nilai dalam. hal. Membentuk Karakter. pembentukan. Religius, Jurnal,. karakter. Universitas. religius. Menggunakan strategi pendidikan nilai. Muhammadiyah Metro, 2016 Tsalis Nurul Azizah,. Sama dalam. Berbasis. Pembentukan Karakter. hal. Pembiasaan. Religius yang Berbasis. pembentukan. dan. Pembiasan dan. karakter. Keteladanan.. Keteladanan di SMA. religius. Penelitian ini. 3. Sains Al-Qur’an. dilakukan di. Wahid Hasyim. SMA Sains. Yogyakarta, 2017. Al-Qur’an Wahid Hasyim Yogyakarta. 4. Faza Choridatul Arifa,. Sama dalam. Selain fokus. Strategi Pembentukan. hal stategi. pada strategi. Karakter Religius di. pembentukan. juga. SD Negeri Wonokerto. karakter. impementasi. 1 Malang, 2017. religius. strategi bagi. Pada penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan pada strategi Kiai dalam pembentukan karakter religius di Pesantren Rakyat AlAmin Sumberpucung, Kabupaten Malang.

(39) peserta didik dan penelitian ini bertempat di SD Negeri Wonokerto 1 Malang. 5. Muthia Nur Fadhilah,. Sama dalam. Subyek. Strategi Pengasuh. hal penelitian. penelitian. Pondok Pesantren. strategi. adalah. Dalam Membentuk. pembentukan. pengasuh dan. Karakter Santri di. karakter. penelitian ini. Pondok Modern. religius santri. di lakukan di. Darussalam Gontor. di pesantren. Pondok. Putri 4 Kabupaten. Modern. Konawe Selatan, 2017. Darussalam Gontor Putri 4 Kabupaten Konawe Selatan. Glady Guna Pambudi, Sama dalam Melalui Pembentukan Karakter hal penelitian Pesantren Religius. Melalui pembentukan. Pesantren 6. Siswa karakter. Siswa Ummul Quro. dan. Ummul Quro di MAN religius. penelitian ini. Purbalingga. dilaksanakan. Kabupaten. di. Purbalingga, 2016. Purbalingga. MAN. Kabupaten Purbalingga Nurzakiyyah, Strategi Sama dalam Objek pembentukan karakter hal penelitian penelitian 7. peserta Sekolah. didik. di strategi. Menengah pembentukan. semua karakter. Pertama (SMP) Negeri karakter. peserta didik. 3 Mapilli Kec. Mapilli. dan penelitian.

(40) Kab. Polewali Mandar,. dilakukan. 2017. Sekolah. di. Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Mapilli Kec. Mapilli Kab. Polewali Mandar. F. DEFINISI ISTILAH Berikut adalah definisi istilah yang perlu dijelaskan agar tidak terjadi kesalahan dalam memahaminya meliputi: 1. Pesantren Rakyat Pesantren rakyat adalah lembaga pendidikan yang berbasis rakyat, aktivitas ala rakyat, dan kurikulumnya ala rakyat. Pesantren ini mampu menampung santri tanpa pandan bulu, baik dari kalangan atas maupun bawah, baik pintar maupun tidak. 2. Karakter Religius Santri Karakter religius santri adalah perilaku yang cenderung bersikap agamis dan sudah melekat pada diri santri seperti kejujuran, kesabaran, disiplin, peka terhadap lingkungan, silaturrahim, menghormati orang yang lebih tua dan lain-lain sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. 3. Langkah Strategi Kiai Langkah Strategi Kiai adalah suatu cara yang dilakukan secara bertahap untuk mencapai visi dan misi lembaga tersebut. Langkah strategi.

(41) tersebut kiai menggunakan metode pembiasaan dan keteladanan agar tercapai hakikat karakter religius yang bisa diterapkan di masyarakat jika sudah pulang dari pesantren. 4. Santri Santri adalah seseorang yang menimba ilmu dan tetap tinggal di pondok pesantren dalam kurun waktu tertentu. 5. Faktor penghambat adalah hal-hal yang menghalangi kelancaran jalannya program yang telah direncanakan dalam mencapai tujuan tertentu. 6. Faktor pendukung adalah segala sesuatu yang mendorong kesuksesan terjalannya program yang telah direncanakan.. G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Pada sistematika pembahasan ini terdiri dari enam bab dan beberapa sub bab yabg salin berhubungan. Sistematika tersebut yakni: Bab pertama, yaitu pendahuluan. Pada bab ini terdapat beberapa sub bab yaitu konteks penelitian yang berisi tentang alasan peneliti mengambil penelitian ini, fokus penelitian agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas, tujuan penelitian dilakukan, manfaat penelitian baik bagi lembaga, penulis maupun pembaca, orisinalitas penelitian, defenisi istilah dan sistematika pembahasan. Bab kedua, yaitu kajian pustaka yang berisi tentang berbagai teori yang mendukung penelitian dan sebagai panduan dalam mengungkap tentang penelitian yang dilakukan. Adapun kajian teori yang dipaparkan.

(42) peneliti dalam bab ini meliputi 1) strategi 2) kiai 3) pembentukan karakter 4) nilai-nilai karakter 5) karakter religius santri 6) pesantren rakyat 7) program pesantren rakyat. Bab ketiga, yaitu metodologi penelitian yang membahas tentang metode yang digunakan, pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, prosedur penelitian dan pustaka sementara. Bab keempat, yaitu paparan data dan hasil penelitian. Dalam bab ini penulis mendiskripsikan data-data yang diperoleh dari penelitian, seperti latar belakang obyek penelitian, paparan obyek penelitian dan analisis data. Bab kelima, yaitu pembahasan hasil penelitian. Dalam bab ini penulis mendiskripsikan paparan data yang telah ditemukan sesuai dengan bab IV, menjawab masalah penelitian sesuai dengan rumusan masalah dan menafsirkan hasil temuan yang telah didapat. Bab keenam, penutup. Pada bab terakhir ini penulis akan mendiskripsikan kesimpulan hasil penelitian dan saran kepada lembaga yang diteliti terkait kelebihan dan kekurangan yang ditemukan serta saran untuk peneliti selanjutnya.

(43) BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Strategi Kiai 1. Pengertian Strategi Strategi adalah sejumlah keputusan dan aksi yang ditujukan untuk mencapai tujuan dalam menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam lingkungan industrinya.1. 2. Kata strategi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki beberapa arti yakni: a. Ilmu dan seni mengembangkan sumber daya untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai b. Ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam kondisi perang atau kondisi yang menguntungkan. c. Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.1. 3. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi merupakan rencana cermat tentang suatu kegiatan agar tercapai sasaran khusus. 1 Strategi yakni suatu tindakan seseorang maupun kelompok baik dalam jangka waktu panjang maupun pendek untuk mencapai tujuan tertentu agar tepat pada sasarannya.. 1. 1 1. 2 Mudrajad Kuncoro, Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, (Jakarta: Erlangga, 2006), Hlm. 12 3 Siagian P. Sondang, Managemen Strategi, (Jakarta: Bumi Aksara: 2004). Hlm. 20 4 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005) Hlm. 235. 19.

(44) 20. Secara umum strategi berarti garis besar haluan untuk bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Pada intinya, strategi merupakan langkah-langkah terencana yang dihasilkan dari pemikiran yang mendalam berdasarkan pada pengalaman dan teori tertentu.1 Dari pendapat penulis menyimpulkan bahwa strategi adalah rencana atau suatu cara tertentu yang cermat tentang suatu kegiatan atau program untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan yang direncanakan. 2. Kiai a. Pengertian Kiai Kiai adalah orang yang terkenal di masyarakat dengan kealiman dan akhlak yang dimiliki. Syaiful Akhyar Lubis berpendapat bahwa kiai adalah tokoh sentral di suatu pondok pesantren yang memiliki wibawa dan charisma. Wibawa dan charisma tersebut penentu maju mundurnya suatu pondok pesantren. Tidak jarang, jika kiai dalam pondok tersebut wafat maka pamor pondok pesantren akan merosot karena kiai yang menggantikannya tidak sepopuler kiai sebelumnya.1. 6. Nurhayati Djamas juga menjelaskan bahwa kiai adalah sebutan untuk tokoh ulama atau tokoh pemimpin pondok 7 pesantren.1 Kiai adalah elemen pesantren yang sangat berpengaruh. 1. Abuddin Nata, Perspektif Islam 5Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta:Kencana, 2011). Hlm. 295 1 Saiful Akhyar Lubis, Konseling6Islami Kiai dan Pesantren, (Yogyakarta:elSAQ Press, 2007). Hlm. 169 1 Nurhayati Djamas, Dinamika7 Pendidikan Islam di Indonesia Pasca Kemerdekaan, (Jakarta: PT Raja Grafinda Persada, 2008), Hlm. 55.

(45) 21. untuk santri dan lingkungan pesantren. Kedudukan dan pengaruh kiai terletak pada keutamaan yang dimiliki kiai dalam sikap dan perilakunya sehari-hari serta mencerminkan nilai hidup yang yang menjadi ciri khas pesantren seperti ikhlas dan tawadlu’ yang berorientasi pada kehidupan ukhrowi. Berdasarkan asal-usulnya, kata kiai dalam Bahasa jawa dipakai untuk sebutan gelar diantaranya yakni: a. Sebagai gelar kehormatan untuk barang-barang yang dianggap keramat, ibarat seperti “Kiai Garuda Kencana” digunakan untuk julukan kereta emas yang ada di Karton Yogyakarta b. Gelar kehormatan untuk kalangan orang tua pada umumnya c. Gelar yang diberikan kepada masyarakat kepada seorang ahli agama Islam yang menjadi sosok pemimpin pesantren dan mengajar kita-kitab klasik pada kalangan santri. Di samping gelar kiai, beliau njuga disebut sebagai orang alim (orang yang memiliki pengetahuan Islam yang dalam).1 Seorang kiai memeliki kedudukan seperti orang tua dalam sikap kelemah lembutan terhadap muridnya dan kecintaan terhadap mereka serta ia memiliki tanggung jawab yang tinggi kepada muridnya. Sebagai Rasulullah SAW bersabda:. 1. 8 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, (Jakarta:LP3ES,1982), Hlm. 95. 8.

(46) 22. “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap `kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Muttafaq ‘Alaih).1. 9. b. Tugas kiai Hamdan Rasyid menjelaskan bahwa kiai memiliki beberapa tugas yakni : 1) Melaksanakan tabligh dan dakwah untuk membimbing umat. Kiai. mempunyai. kewajiban. mengajar,. mendidik. dan. membimbing umat manusia agar menjadi orang-orang yang beriman dan melakukan segala yang diajarkan dalam Islam. 2) Melaksanakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Kiai harus melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar baik kepada rakyat, pejabat dan pemimpin. Karena sedikit banyak sikap mereka yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. 3) Memberikan contoh dan teladan yang baik kepada masyarakat. Kiai harus konsisten dalam menjalankan ajaran Islam untuk mereka sendiri, keluarga dan sebagainya. Salah satu penyebab keberhasilan Rasullah dalam berdakwah difirmankan dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab ayat 21:. ‫سنَةٌ ِل َمن َكانَ يَر ُجو ه‬ ‫سو ِل ه‬ ُ ‫لَقَد َكانَ لَ ُكم فِي َر‬ َ‫َّللا‬ َ ‫َّللاِ أُس َوة ٌ َح‬ ‫َواليَو َم اَآْلَ ِخ َر َوذَ َك َر ه‬ )21 :‫َّللاَ َكِثِيرا (األحزاب‬. 1. 9 Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shohih Muslim Jilid 2 (Jakarta: Pustaka Azzam, 2006), Hlm. 8.

(47) 23. “ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu”. (QS. Al-Ahzab:21) 4) Memberikan penjelasan kepada masyarakat terkait berbagai macam ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits. Kiai harus menjelaskan ajaran tersebut untuk pedoman kehidupan sehari-hari agar tidak melenceng dari ajaran AlQur’an dan Hadits. 5) Memberikan solusi-solusi bagi permasalahan umat. Kiai harus mengambil keputusan secara bijaksana terkait masalahmasalah yang dihadapi masyarakat. Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits. 6) Membentuk orientasi kehidupan masyarakat yang bermoral dan berbudi luhur. Maka dari itu, masayarakat mampu menanamkan nilai-nilai ajaran Islam dalam jiwa mereka dan akhirnya memiliki watak mandiri, karakter kuat dan terpuji, kegiatan dalam beragama, kedisiplinan dalam beribadah, dan menghormati sesama manusia. Dengan begitu, manusia tidak akan mudah tergerus oleh budaya asing yamenjadi rahmat bagi seluruh alam negatif terutama dalam hal ketidak adilan, bencana yang melanda manusia, pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia (HAM), perampokan, pembunuhan, dan pencurian yang terjadi dimana-mana, sehingga masyarakat.

(48) 24. merasa diayomi, tenang, tentram, bahagia dan sejahtera dibawah bimbingannya.2. 0. Dapat disimpulkan bahwa strategi Kiai adalah langkah-langkah terencana yang dilakukan Kiai dari pemikirannya secara mendalam untuk mencapai target tertentu melalui kegiatan-kegiatan positif yang telah diprogramkan. 3. Macam- Macam Strategi dan Metode Pembentukan Karakter Ah. Syamli dan Firdausi menjelaskan bahwa strategi yang digunakan kiai dalam mengimplementasikan pendidikan akhlak di pesantren, lebih cenderung pada strategi reinforcement, yakni strategi penguatan nilai-nilai positif dengan berbagai kegiatan keagamaan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Strategi ini juga tidak bisa lepas dari strategi tajribah dan pembiasaan diri dalam kebaikan (muhtasin al‘adah). Tajribah yakni penempaan pengalaman. Artinya seorang santri dengan potensi akal yang dimilikinya berusaha mempraktikkan nilainilai luhur sambal berlatih menghindari diri dari dorongan implusifnya, sehingga kebiasaan baik akan terbentuk dan tertanam menjadi kebiasaan. Sedangkan pembiasaan diri dibuktikan dengan bervariasinya kegiatan santri yang cukup padat sehingga melatih untuk efisiensi waktu.2. 1. Terdapat beragam strategi yang biasanya diimplementasikan di negara-negara barat pada pelaksanaan pendidikan karakter yakni. 2. 0 Hamdan Rasyid, Bimbingan Ulama: Kepada Umara dan Umat, (Jakarta: Pustaka Beta, 2007), Hlm. 22 2 1 Ah. Syamli dan Firdausi, Strategi Kyai Dalam Pembinaan dan Pembentukan Moral Santri di Ma’had Tahfidz Al=Qur’an Zainul Ibad Prenduan, Jurnal JPIK Vol. 1 No. 1, Maret 2018, Hlm. 26.

(49) 25. strategi pemanduan (cheerleading), pujian dan hadiah (praise and reward), definisikan dan latihkan (define and drill), penegakan disiplin (forced formality), dan juga perangai bulan ini (traits of the month): a. Strategi pemanduan (cheerleading) Dalam strategi cheerleading setiap bulan ditempel poster-poster, dipasang spanduk dan ditempel di papan khusus bulletin, papan pengumuman tentang nilai kebaikan yang selalu berganti. Penempelan spanduk, poster, dan baliho bisa pada acara kesenian, tontonan panggung terbuka yang bersponsor dipenuhi dengan slogan-slogan atau motto tentang karakter atau nilai. b. Strategi pujian dan hadiah (praise and reward) Strategi pujian dan hadiah berlandaskan pada pemikiran positif (positive thingking) dan menerapkan penguatan positif (positive reinforcement). Strategi ini justru ingin menunjukkan anak yang sedang berbuat baik (catching student being good). c. Strategi definisikan dan latihkan (define and drill) Strategi definisikan dan latihkan (define and drill) meminta para siswa. untuk. mengingat. sederet. nilai. kebaikan. dan. mendefinisikannya. Setiap siswa mencsoba mengingat-ingat apa definisi atau makna nilai tersebut sesuai dengan tahap perkembangan kognitifnya dan moralnya. d. Strategi penegakan disiplin (forced formality) Strategi penegakan disiplin (forced formality), strategi ini pada prinsipnya ingin menegakkan disiplin dan melakukan pembiasaan.

(50) 26. (habituasi) kepada siswa secara rutin melakuakn sesuatu yang bernilai moral seperti mengucapkan salam kepada guru dan sesame teman yang dijumpai. Di Indonesia ada slogan yang merupakan kewajiban siswa ketika bertemu dengan guru atau biasa disebut 4S yakni senyum, sapa, salam dan salim. e. Strategi perangai bulan ini (traits of the month) Strategi perangai bulan ini (traits of the month), strategi ini hampir sama dengan strategi cheerleading, tetapi tidak hanya mengandal spanduk dan poster namun juga segala sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan karakter. Seperti pelatihan, introduksi oleh guru dalam kelas, sambutan kepala sekolah ketika upacara, dan lain-lai yang disepakati sebagai perangai tunggal. Strategi ini sangat dikritiki karena nilai karakter tidak bisa berdiri sendiri dan saling keterkaitan. Sesuai dengan Desain Induk Pendidikan karakter yang dirancang Kementerian Pendidikan Nasional strategi pengembangan pendidikan karakter yang diterapkan di Indonesia adalah melalui transformasi budaya sekolah dan habituasi melalui kegiatan ekstra kurikuler2 .. 2. Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional dalam melaksanakan pengembangan budaya sekolah yang terkait dengan pengembangan diri menyarankan untuk empat hal2 , yakni:. 2 2. 2 Kementerian Pendidikan Nasional, 2010 3 Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional, 2011. 3.

(51) 27. a. Kegiatan rutin Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilaksanakan peserta didik secara terus menerus dan konsisten setiap saat. Seperti upacara bendera setiap hari Senin, salam dan salim di depan gerbang pintu sekolah, sholat berjamaah, berdo’a sebelum dan sesuadah pembelajaran, berbaris saat masuk kelas, dan lain-lain. b. Kegiatan spontan Kegiatan ini bersifat spontan pada waktu terjadi keadaan tertentu. Seperti mengumpulkan sumbangan bagi korban, mengunjungi teman yang sedang sakit atau sedang tettimpa musibah dan lainlain. c. Keteladanan Timbulnya perilaku dan sikap peserta didik karena meniru guru atau siapapun yang berada di depan mata. Seperti guru BK, petugas kantin, satpam sekolah, terlambat masuk sekolah, merokok, peduli dan kasih saying, perilaku yang jujur, sopan, santun dan bekerja keras. d. Pengondisian Menciptakan suatu keadaan yang mendukung terlaksananya pendidikan karakter seperti kondisi meja guru dan kepala sekolah yang rapi, kondisi toilet yang bersih dan lain sebagainya.2. 2. Muchlas Samani dan Hariyanto,4 Konsep dan Model Pendidikan Karakter,….Hlm. 144-147. 4.

(52) 28. B. Pembentukan karakter 1. Pengertian Karakter Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pembentukan berarti proses, cara, perbuatan membentuk.2. 5. Sedangkan secara istilah pembentukan berarti usaha luar seseorang yang terarah kepada tujuan tertentu guna membimbing faktorfaktor pembawaan hingga terwujud kegiatan jasmani atau rohani.2 Karakter berasal dari Bahasa Yunani yang bermakna “to mark” artinya menandai tata cara mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan. Sedangkan menurut Abdul Haris karakter mulia merupakan seseorang yang memiliki tentang pengetahuan potensi dirinya, dengan ditandai nilai-nilai, seperti reflektif, percaya diri, rasional, krisis, analitis, kreatif dan inovatif, mandiri, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela berkorban, jujur, pemberani, ramah, terbuka dan estetis. Karakter adalah ciri atau karakteristik seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, baik lingkungan keluarga pada masa kecil dan bawaan sejak lahir.2 Karakter dalam Bahasa latin berarti sifat, tanda, tabiat dan 8 watak.2 Fuad Wahab menjelaskan bahwa istilah karakter sama dengan. istilah akhlak dalam pandangan Islam. Dalam Bahasa arab, karakter dimaknai khuluq, sajiyyah, thab’u yang berarti kepribadian. Sedangkan. 2 2. 5 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), Hlm. 136 6 M. Sastrapradja, Kamus Istilah Pendidikan dan Umum, (Surabaya: Usaha Nasional,1981), Hlm.. 3 2 2. 7 Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006). Hlm. 1 8 Sri Narwati, Pendidikan Karakter Pengintegrasian 18 Nilai Dalam Mata Pelajaran,(Yogyakarta: Familia, 2011), Hlm.1. 7.

Gambar

Tabel 1.1 Perbedaan, Persamaan dan Orisinalitas Penelitian ...........................
Tabel 1.2 Daftar nama asatidz di Pesantren Rakyat Al Amin  Kecamatan Sumberpucung
Gambar 1.1 Santri punk bertato alim nguli
Tabel 1.3 Hasil Penelitian karakter religius di Pesantren Rakyat  Al Amin Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dapat dilihat pula seperti yang dikatakan bapak DW bahwa perusahaan telah memberikan bantuan dana tanggung jawab sosial terhadap masyarakat seperti bantuan

Penelitian mengenai relasi petanda dan penanda dalam ungkapan tradisional masyarakat Kerinci dari perspektif semiotika bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan yang

„Ir žmogus sakė: čia dabar yra kaulas iš mano kaulų ir mėsa iš mano mėsos, ta bus Wyri ʃ ka vadinama, todėl, kad nuo vyro imta yra...“.. Ir vėlesniuose Biblijos

Tutkimuksessa selvitettiin, millaisia ovat sekä opiskelijoiden että opettajien kokemukset kemian sähköisen ylioppilaskokeen esimerkkitehtävien käyttöönotosta.. Tutkimus

Berdasarkan temuan penelitian teks negosiasi karangan siswa kelas X SMA Islam Ta’allumul Huda Bumiayu dapat dikatakan santun dalam penggunaan bahasa, karena jumlah

Mengenai pembuktian bahwa syarat- syarat tersebut dalam ayat (1) telah dipenuhi sehingga tidak ada rintangan untuk melangsungkan perkawinan campuran, maka menurut

Penulis menggunakan metode angket untuk mengetahui sejauh mana hubungan pendidikan orang tua dengan minat belajar IPS dari peserta didik kelas V SD Negeri Sukun