• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

A. Profil Pesantren Rakyat Al Amin

1. Sejarah berdirinya Pesantren Rakyat Al-Amin Kecamatan

Sumberpucung Kabupaten Malang6 8

Pesantren Rakyat Al Amin didirikan berawal dari evaluasi lingkungan masyarakat Desa Sumberpucung yang heterogen atau plural baik dari segi agama, pekerjaan, budaya, dan kebiasaannya. Dalam pengembangan strategi dakwah Islamiyah KH Abdullah Sam memiliki gagasan bagaimana dakwah akhlak dan akidah Islamiyah yang bisa menembus kalangan paling hitam, terpinggirkan, ekonomi lemah, dan pendidikan rendah yang justru sering terlupakan.

Setelah melakukan percobaan berbagai strategi dakwah, pendekatan dan metode maka sejak bulan Juli 1998, muncullah gagasan untuk mendirikan Pesantren Rakyat. Pesantren yang semua aktivitas dan kurikulum ala rakyat dengan menginternalisasikan nilai-nilai keIslaman, keIndonesiaan, dan Kemanusiaan.

6 Abdullah Sam, Dokumen Pesantren Rakyat Al Amin, Kiai Pesantren Rakyat Al Amin 8

Tepat hari Rabu, 25 Juni 2008 resmi didirikan Pesantren Rakyat Al Amin Kecamatan Sumberpucung. Pesantren yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat stasiun, pasar, perjudian, togel, perselingkuhan, tempat wisata,, penginapan gelap dan daerah prostitusi terbesar di Kabupaten Malang yang mana dapat mempengaruhi dan berdampak pada mental serta perilaku keseharian masyarakat dan generasi muda sekelilingnya.

Berangkat dari kekuatan modal dan kemampuan serba minimalis, Pesantren Rakyat ingin menjadi bagian dari perubahan social kearah yang lebih baik. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang saling memanusiakan manusia dan bertaqwa kepada Allah SWT serta terwujudnya cita-cita bangsa Indonesia menjadi Negara Baldatun Thoyyibatun Warabbun Ghofur atau Gemah Ripah Loh Jinawe Toto Tentrem Kerto Raharjo.

Setiap langkah dan perjalanan tidak selalu berwujud formal, akan tetapi selalu berusaha bersinergi dengan alam, budaya dan lingkungan. Semua berjalan dengan mengalir bagaikan air yang selalu menyesuaikan dengan tempatnya bermuara.

Pesantren Rakyat bermula dari yang kecil, sederhana, tidak terlihat, terpinggirkan/termarjinalkan, tradisional, kampungan, tidak menarik dan tidak dihiraukan orang. Kemudian dikumpulkan menjadi satu sehingga menjadi kekuatan dahsyat untuk melakukan revolusi sosial ke arah yang lebih baik. Maka dari itu, dalam rangka menyantrikan rakyat, Pesantren Rakyat memberikan fasilitas bagi

masyarakat untuk berkembang sesuai minat dan bakat individu. Lebih tepatnya, membuat kurikulum ala rakyat, ngaji ala rakyat, pakaian ala rakyat, perekonomian ala rakyat, pertemuan atau diskusi ala rakyat, pendidikan ala rakyat, pergaulan ala rakyat, manajemen ala rakyat dan berbagai aspek kehidupan yang konsepnya ala rakyat. Namun, dengan memasukkan nilai-nilai Islam yang sesuai dengan ajaran Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW serta para ulama terdahulu, baik dalam tataran syariat, tharekat, hakikat atau ma’rifatnya.

2. Visi, Misi dan Tujuan6 9

Suatu organisasi/ komunitas dan lembaga baik pendidikan, sosial, budaya dan selainnya tentu memiliki visi, misi dan tujuan untuk menyamakan perspektif dan pemahaman masing-masing individu maupun kelompok agar tercapai hasil sesuai yang dicita-citakan bersama. Visi Pesantren Rakyat Al Amin Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang, yakni:

a. Terwujudnya lembaga Islam Sosial hyang berhaluan Ahlussunnah Wal Jama’ah (ASWAJA) dibidang pendidikan luar sekolah yang

mampu mengantarkan generasi masyarakat sosial yang berguna bagi agama, bangsa dan Negara.

b. Membentuk lembaga pergerakan Islam yang rahmatan lil ‘alamin yang mampu mengejewantahkan dan membumikan nilai-nilai Islam pada masyarakat abangan, terpinggirkan/ marjinal

Adapun misi pesantren Rakyat Al Amin Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang, yaitu:

a. Menyelenggarakan pendidikan Islam di luar sekolah b. Melaksanakan kegiatan dakwah dan social keagamaan

c. Melaksanakan advokasi pada anak-anak putus sekolah, terlantar dan terpinggirkan

d. Membangkitkan semangat sosial keagamaan masyarakat luas e. Membangun ekonomi kerakyatan yang mandiri ala santri f. Meningkatkan profesionalisme dan daya guna para santri

Sedangkan tujuan dari Pesantren Rakyat Al Amin Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang adalah sebagai berikut:

a. Mencetak manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlakul karimah, memiliki wawasan keIslaman dan mandiri. b. Berilmu pengetahuan, teknologi, keterampilan dan memiliki

kesadaran sosial yang berguna bagi agama, bangsa dan Negara sehingga mampu menjawab tantangan global.

3. Sasaran7 0

Sasaran pesantren rakyat cenderung pada masyarakat menengah ke bawah, terpinggirkan, lemah dan lain sebagainya. Untuk mempermudah mencapai tujuan, Pesantren Rakyat memiliki sasaran yang dituju, meliputi:

a. Dakwah dan sosial keagamaan

1) Menyiapkan ustadz-ustadzah, baik ustadz-ustadzah di pesantren rakyat sendiri maupun di kampung.

2) Bakti sosial di masyarakat kampong

3) Menyiapkan santri untuk khutbah dan penceramah di kampong.

4) Menyediakan Balai Latihan Kerja sebagai sarana dan prasarana untuk mendalami multimedia

5) Menyediakan buku dan komputer sebagai sarana intelektual yang cukup

6) Memfasilitasi masyarakat untuk ibadah ritual, seperti istighosah, tahlil dan pengajian rutin setaip hari selasa.

7) Menyekolahkan dan menguliahkan anak yang putus sekolah 8) Mendampingi masyarakat terpinggirkan yang memiliki

berbagai masalah, seperti hukum

9) Memberikan modal bagi pengusaha kecil

10) Mendampingi keluarga rawan (perceraian, perselingkuhan, kemaksiatan, ekonomi, dan anak nakal)

11) Mendampingi masyarakat yang memiliki masalah kejiwaan (depresi, narkoba, dan stres)

12) Program sinergi dengan masyarakat b. Pendidikan luar sekolah

1) Mengadakan kajian keislaman

2) Mengadakan diklat kepemimpinan dan kewirausahaan 3) Diklat keterampilan dan teknologi

c. Advokasi

1) Memberikan dukungan pada anak yang putus sekolah 2) Dukungan kepada masyarakat marjinal

3) Dukungan kepada keluarga khusus

4. Keadaan Ustadz dan Ustadzah Pesantren Rakyat7 1 Ustadz-ustadzah di Pesantren Rakyat merupakan sumber ilmu

yang utama. Adapun yang mengajar di Pesantren Rakyat sebanyak 15 asatidz yakni:

Tabel 1.2 Daftar nama asatidz di Pesantren Rakyat Al Amin Kecamatan Sumberpucung

Nama Ustadz-ustadzah

Pesantren Rakyat Pelajaran yang diampu 1. Kiai Abdullah Sam, S.Psi. Kiai Pesantren Rakyat,

aplikatif

2. Ustadz Andik Miftah Tajwid, Taisirul kholaq

I’dad

3. Ustadz M. Syaifudin Zuhri Fasholatan, Taqrib

4. Ustadz Muhammad Shiddiq Aqidatul awam, Taisirul kholaq ula, Jawahirul kalamiyah, Risalah ahlus Sunnah wal jama’ah

5. Ustadz Saiful Huda Ta’limul Muta’alim

6. Ustadz Makinudin Aqidatul awam ula,

Jawahirul kalamiyah

wustho

7. Ustadz Khoirul Anam Taqrib wustho

8. Guru Tugas Bahasa Arab

9. Ustadz Hassanudin Kursus baca kitab

10. Ustadz Amin Ma’ruf Risalah Ahlus sunah wal jama’ah

11. Ustadzah Tri Wiyanti, S.Pdi Ibu Nyai Pesantren Rakyat, aplikatif

12. Ustadzah Nur Rohmatun Aqidatul awam I’dad,

Taisirul kholaq I’dad, 13. Ustadzah Inayatus Sa’adah Fasholatan I’dad, Tajwid,

Al Qur’an bil qolam 14. Ustadzah Lu’luil Maknun Risalatul Mahidh, Tajwid 15. Ustadzah Rizki Anis Sholihah Ta’limul Muta’alim,

Taisirul Kholaq.

5. Keadaan santri di Pesantren Rakyat Al Amin Kecamatan

Sumberpucung7 2

Santri yang belajar di Pesantren Rakyat Al Amin, tidak hanya berasal dari masyarakat sekitar, tetapi juga dari berbagai daerah, seperti Surabaya. Makna santri di Pesantren Rakyat “kami yang belajar, kami yang mengajar, dan kami yang memberi gelar.” Kiai Abdullah Sam membagi macam-macam santri di pesantren rakyat menjadi tiga macam, yakni:

a. Santri inti yang mukim.

Santri mukim bermula dari anak yang mengaji TPQ dan madrasah diniyah pada KH. Abdullah Sam setiap malam dan diwajibkan tidur di rumah beliau supaya mendapatkan ilmu yang

7 Abdullah Sam, Wawancara, Pesantren Rakyat Al Amin Kecamatan Sumberpucung Kabupaten 2

banyak. Wajib mengikuti sholat maghrib, isya’ dan subuh secara berjama’ah.

Kewajiban menginap ini, gagasan kiai setelah mengevaluasi TPQ dan madrasah diniyah sekitar. Mengaji setelah dzuhur dan pulang sebelum ashar. Artinya santri yang mengaji tidak melaksanakan sholat dhuhur dan ashar berjama’ah. Adapula yang berangkat setelah ashar dan pulang sebelum maghrib. Tidak melaksanakan sholat ashar dan maghrib berjama’ah.

Santri mukim di pesantren rakyat, pertama kali hanya 3 anak, kemudian berkembang secara bertahap menjadi 7, 13 dan sekarang mencapai 122 santri. Pada tahun ini, perkembangannya sangat pesat, tahun kemarin yang mencapai 65 santri menjadi 122 santri. Pembelajaran santri inti ini mengadopsi pada literatur yang biasa diajarkan pada pesantren salaf. Mulai dari mengaji kitab dan sekolah.

b. Santri kalong

Santri kalong yakni, mereka yang setiap hari datang dan belajar di Pesantren Rakyat tetapi tidak menginap. Seperti masyarakat yang mengaji setiap selasa dan jum’at malam, serta sore hari.

c. Santri Pendukung

Santri pendukung, siapa saja yang ingin belajar untuk pengembangan dirinya akan difasilitasi, baik dari segi keterampilan maupun pengetahuan. Pertama, pemberdayaan

bidang pertanian seperti menanam sayuran, jagung, pohon, peternakan sapi dan lele. Kedua, bidang kewirausahaan seperti warung kopi, industri sayuran dan marketplace. Ketiga, melakukan pendampingan kepada puluhan masyarakat miskin untuk pengobatan ke puskesmas dan RSUD. Keempat, bidang olahraga dan seni budaya seperti bola voli, sepak bola, seni kentrung, ketipung, pencak silat, petruk band dan berbagai seni lainnya. santri

6. Model Pesantren7 3

Pesantren Rakyat memiliki komponen dalam menunjang pembelajaran, hampir sama dengan pesantren pada umumnya, yang membedakan yakni terjun langsung pada masyarakat. Pertama, santri di Pesantren Rakyat tinggal di rumah kiai, kelas, ada juga yang di mushola. Kelas pagi untuk belajar dan malam tidur. Begitu juga dengan mushola. Kedua, masjid. Pesantren Rakyat memanfaatkan masjid sekitar untuk melaksanakan sholat jama’ah ketika pulang sekolah dan pengajian rutin setiap selasa malam, sehingga santri mampu membaur dengan masyarakat. Ketiga, Pengajian kitab Islam klasik atau biasa disebut dengan kitab kuning. Pembelajaran kitab kuning di pesantren rakyat bukan menjadi pembelajaran inti, tetapi santri dibebaskan untuk memilih pembelajaran sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan yang dimilikinya. Seperti pembelajaran khusus Bahasa arab dan kitab kuning (kelas takhosus). Santri juga

bisa memanfaatkan rakyat sesuai dengan bidang yang dibutuhkan oleh santri, sehingga tidak hanya fokus pada kegiatan pesantren rakyat saja.

Pembelajaran takhosus kitab kuning dan Bahasa arab, dipersiapkan untuk menjadi asatidz di Pesantren Rakyat yakni mengajari adik tingkatnya. Karena madrasah diniyah untuk penguatan dan pemahaman agama, bukan untuk baca kita kitab kuning. Kelas takhosus juga memiliki standart untuk bisa bergabung yakni lancar membaca Al Qur’an. Sebagaimana yang dituturkan ustadz Hasan pengampu kelas takhosus baca kitab kuning:

“Standart tes untuk masuk kelas takhosus yakni minimal baca al qur’annya lancar. Madrasah diniyah untuk penguatan keagamaan dan pemahaman, bukan baca

kitabnya.”7 4

Disamping itu, kiai menerapkan prinsip membuat bola bukan menjemput bola dalam membimbing santri baik dari anak jalanan, suka mencuri, dan sebagainya. Artinya kiai dan timnya tidak hanya mendatangi lokasi anak jalanan tetapi juga membentuk organisasi, kelompok seni, kelompok binaan dan unit lain yang menuangi anak jalanan. Dengan ini pembinaan bisa dilakukan dengan intensif, sehingga kedepannya bisa bermanfaat untuk masyarakat.

B. Pesantren Rakyat Al Amin Kecamatan Sumberpucung Kabupaten

Dokumen terkait