• Tidak ada hasil yang ditemukan

(Studi Kasus Pada Bank Syariah Indonesia KC. Bandar Lampung Kedaton)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "(Studi Kasus Pada Bank Syariah Indonesia KC. Bandar Lampung Kedaton) "

Copied!
158
0
0

Teks penuh

Judul Skripsi : PENGARUH PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi Kasus Pada Bank Syariah Indonesia Kc. Bandar Lampung Kedaton). Jadi hipotesis yang diajukan adalah pengaruh pelatihan dan pengembangan SDM terhadap kinerja pegawai Bank Syariah Indonesia Kc. Penelitian ini menguji pengaruh pelatihan dan pengembangan SDM terhadap kinerja pegawai Bank Syariah Indonesia Kc.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan dan pengembangan SDM terhadap kinerja pegawai BSI Kc. Artinya variabel pelatihan dan pengembangan SDM secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai. Artinya pengembangan SDM berdampak terhadap kinerja pegawai (Ho ditolak dan Ha diterima).

Pengaruh pelatihan dan pengembangan SDM secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai Bank Syariah Indonesia Kc. Artinya variabel pelatihan dan pengembangan SDM secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai (Ho ditolak dan Ha diterima). Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh pelatihan dan pengembangan SDM terhadap kinerja pegawai Bank Syariah Indonesia Kc.

Tabel 1.4 Pencapaian  Target
Tabel 1.4 Pencapaian Target

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Rumusan masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

LANDASAN TEORI

Teori Variabel Bebas

  • Pelatihan
  • Pengembangan

Teori Variabel Terikat

  • Kinerja Karyawan

Penelitian Relevan

Kerangka Berpikir

Hipotesis Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif, karena dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui lebih jauh pengaruh pelatihan dan pengembangan terhadap kinerja karyawan, maka digunakan beberapa rumus statistik untuk menguraikannya, sehingga penelitian ini disebut penelitian kuantitatif. Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengungkap hubungan sebab akibat dengan melibatkan sekelompok orang.

Definisi Operasional Variabel

Berdasarkan pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa variabel penelitian adalah suatu sifat atau sifat atau nilai dari seseorang, suatu benda atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Kinerja juga berarti hasil kerja pegawai yang dicapai dari segi kualitas dan kuantitas dalam suatu perusahaan sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab berubahnya atau terjadinya variabel terikat.37.

39Anadyatama Ryan Gustantya, “Pengaruh Pelatihan, Pengembangan Dan Kepuasan Pegawai Terhadap Kinerja Pegawai Bank Pasar Kulonprogo”, 32. Skala Likert merupakan suatu teknik untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang ukuran fenomena sosial. Variabel-variabel yang diukur merupakan sub-variabel, kemudian dipecah menjadi komponen-komponen yang dapat diukur, kemudian dijadikan sebagai titik tolak penyusunan item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang kemudian dijawab oleh responden.

Respon setiap item instrumental dengan menggunakan skala likert mempunyai respon dari sangat positif hingga sangat negatif. 41 Berikut contoh tabel skala Likert: 42. 41 Hasrun Afandi US, “Dampak Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Klinik Kosasih di Bandar Lampung dengan Kompensasi Sebagai Variabel Moderating”, 43-44.

Tabel 3.1 Operasional  Variabel  Penelitian
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian

Teknik Pengambilan Sampel

Peneliti menggunakan kuesioner tertutup dan langsung yang akan membantu responden untuk menjawab dengan cepat, menjawab pertanyaan tentang dirinya dan juga memudahkan peneliti dalam menganalisis data dari seluruh kuesioner yang dikumpulkan. Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai pengaruh pelatihan SDM dan pengembangan kinerja pegawai yang datanya nantinya akan diberi nomor sesuai kategori yang ditentukan. Dokumentasi yang dilakukan meliputi berbagai dokumen atau arsip yang ada, seperti catatan, buku, laporan dan referensi lain yang berkaitan dengan kinerja pegawai sebelum dan sesudah pelatihan dan pengembangan pegawai. Pengembangan sumber daya manusia dilakukan oleh pegawai dalam hal bagaimana manajer merencanakan dan mengidentifikasi pegawai agar pegawai dapat dikembangkan dengan memberikan rotasi pekerjaan atau promosi sesuai kinerja.

Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan kurang berhasil memberikan dampak efektif terhadap kinerja pegawai. Menunjukkan bahwa jika variabel pelatihan dan pengembangan SDM mempunyai nilai konstan maka variabel kinerja pegawai mempunyai nilai sebesar 10,467. b) b1 = Koefisien regresi pelatihan (X. Menunjukkan apabila terjadi peningkatan pada variabel pelatihan maka akan menyebabkan variabel kinerja pegawai meningkat sebesar 0,036.

Hal ini menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan pada variabel sistem manual maka akan mengakibatkan peningkatan pada variabel kinerja pegawai sebesar 0,681 d) e = Faktor lain yang tidak diteliti. Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa variabel pelatihan menunjukkan nilai thitung < tabel 0,214 < 2,042 dan nilai signifikan 0,832 > 0,05, hal ini berarti pelatihan tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai (Ho diterima dan Ha diterima). ditolak). Sedangkan pada variabel pengembangan sumber daya manusia menunjukkan nilai thitung > ttabel sebesar 3,413 > 2,042 dan nilai signifikan sebesar 0,002 < 0,05, hal ini berarti pengembangan sumber daya manusia berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai (Ho ditolak dan Ha diterima).

Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan kurang berhasil memberikan dampak efektif terhadap kinerja pegawai. Berdasarkan data pengembangan SDM periode tahun tersebut, dapat dikatakan bahwa pengembangan SDM terhadap karyawan masih terus dilakukan oleh perusahaan. Hal ini dapat diartikan sebagai perencanaan dan koordinasi pimpinan perusahaan atau bank. Berdasarkan hasil uji T (Parsial) variabel Pengembangan SDM menunjukkan nilai thitung > nilai tabel 3,413 > 2,042 dan nilai signifikansi 0,002 < 0,05.

Hal ini dikarenakan pengembangan SDM memberikan kesempatan yang lebih komprehensif kepada setiap karyawan, dimana perusahaan berdasarkan pengembangan SDM ini melakukan perencanaan (memberikan informasi karir), manajer mengidentifikasi kelebihan atau kekurangan karyawan, karyawan senior atau atasan memberikan dukungan dan bimbingan langsung dalam pelaksanaannya. dari pekerjaannya. Sekarang. Pengembangan sumber daya manusia harus dilakukan karena setiap pribadi pegawai tidak hanya menginginkan apa yang dicapai saat ini, namun juga mengharapkan perubahan atau kemajuan yang lebih tinggi dan lebih baik di masa yang akan datang. Pelatihan dan pengembangan SDM yang dialami karyawan akan memberikan manfaat atau feedback yang diterima yaitu hasil kinerja yang tinggi atau baik.

Pada uji koefisien determinasi juga terlihat bahwa pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia memberikan pengaruh sebesar 48,7% dan sisanya sebesar 51,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi penelitian. Pelatihan dan pengembangan SDM (X1 dan 48,7% dan sisanya 51,3%. “Analisis Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan, Kompensasi dan Kompetensi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada PT. POS Semarang)).

Gambar  4.1 Distribusi  Responden Berdasarkan  Jenis   Kelamin
Gambar 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Teknik Pengambilan Data

Intrumen Penelitian

Teknik Analisis Data

Sedangkan pertanyaan : bahwa setelah mengikuti pelatihan hasil kerja pegawai menjadi lebih efisien mempunyai jawaban terkecil dengan nilai 121. Berdasarkan tabel diatas terlihat pertanyaannya : bahwa pegawai disiplin dalam melaksanakan pekerjaannya. di perusahaan mempunyai jawaban terbesar dengan nilai 135. Sedangkan pertanyaan : bahwa setelah mengikuti pelatihan hasil kerja karyawan menjadi lebih efisien mempunyai jawaban terkecil dengan nilai 121.

Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian dengan memperluas pembahasan, jumlah responden (spesifikasi responden) dan menambahkan variabel independen lain yang mempengaruhi kinerja pegawai agar dapat digeneralisasikan pada lingkungan yang lebih luas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

  • Gambaran Umum Bank Syariah Indonesia
  • Hasil Analisis Data
  • Uji Validitas
  • Uji reliabilitas
  • Uji Normalitas
  • Uji Multikolinearitas
  • Uji Heteroskedatisitas
  • Uji T (Parsial)
  • Uji F (Simultan)
  • Koefesien Determinasi

Bank Syariah Indonesia (BSI) merupakan bank syariah hasil penggabungan atau peleburan badan usaha milik negara (BUMN) anak perusahaan Bank Syariah yaitu PT. Dari gambar diatas terlihat bahwa data responden berdasarkan jenis kelamin diambil dari kuesioner, sehingga diketahui dari 31 responden, 71% atau 22 karyawan adalah laki-laki dan 29% atau 9 karyawan adalah perempuan. Berdasarkan gambar diatas terlihat sebaran responden berdasarkan umur diketahui responden umur 25-30 tahun sebanyak 52% atau 16 responden, untuk umur 30-35 sebanyak 16% atau 5 responden, untuk umur 35-40 dan 40-45 masing-masing sebanyak 13% atau 4 responden, dan pada usia 45-50 sebanyak 6% atau 2 responden.

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa data pendidikan responden yang diperoleh dari kuesioner berjumlah 0% untuk jenjang I/II/III, dan 84% atau 26 responden untuk pendidikan sarjana (S1), dan untuk pendidikan (S2) 16% atau 5 responden. Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa mantan pegawai BRI Syariah BSI pernah mengikuti program pelatihan yang ditawarkan BRI Syariah. Pelatihan kerja dapat mengarahkan karyawan pada sikap positif terhadap pekerjaannya, mempunyai respon terbesar dengan nilai 132.

Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan mampu memberikan karyawan sikap positif dalam melaksanakan pekerjaannya. Hal ini menunjukkan bahwa atasan atau manajer mampu melakukan koordinasi dengan karyawan khususnya mengenai pemberian kesempatan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan kurang memperhatikan pola kerja dan kurang berkomunikasi dengan baik dengan rekan kerja lainnya.

Dari tabel diatas terlihat bahwa koefisien validitas rhitung > rtabel variabel dan nilai signifikansi (sig.) hasil korelasi yang lebih kecil dari hal tersebut menunjukkan bahwa variabel X1, X2 dan Y dinyatakan valid. 2) Uji reliabilitas. Apabila signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0,05 maka menunjukkan bahwa semua kelompok mempunyai distribusi data yang normal.65. Berdasarkan tabel diatas menunjukkan model regresi berdistribusi normal dengan nilai signifikansi > 0,05 yaitu pelatihan berdistribusi normal dengan nilai 0,119 atau >.

Model regresi yang bebas multikolinearitas dapat dilihat dari nilai toleransi atau VIF (Variance Inflation Factor). Melihat tabel diatas menunjukkan bahwa multikolinearitas tidak terjadi atau bebas yaitu dengan nilai toleransi sebesar 0,620 atau > 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,613 atau < 10. 3) Uji heteroskedastisitas. Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai koefisien determinasi atau R-squared variabel pelatihan sebesar 0,179 atau 17,9.

Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai koefisien determinasi atau R-square variabel perkembangan sebesar 0,482 atau 48,2%.

Pembahasan

  • Pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan
  • Pengaruh pengembangan SDM terhadap kinerja karyawan
  • Pengaruh pelatihan dan pengembangan SDM

Berdasarkan hasil jawaban responden, pertanyaan : bahwa pelatihan kerja dapat menggiring karyawan mempunyai sikap positif terhadap pekerjaannya, mempunyai jawaban terbesar dengan nilai 132. Berdasarkan hasil uji T (Parsial) pelatihan variabel menunjukkan nilai tscore < ttabel sebesar 0,214 < 2,042 dan nilai signifikansi sebesar 0,832. Berdasarkan hasil jawaban responden terhadap pertanyaan: bahwa pegawai akan mempunyai kesempatan untuk memperluas pengalamannya sebagai pegawai, ini mempunyai jawaban terbesar dengan nilai 133.

Pelatihan merupakan suatu proses pemberian pembelajaran, pengetahuan, kemampuan dan perubahan sikap dalam pelaksanaan pekerjaannya agar karyawan dapat mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Perusahaan disarankan untuk lebih memperhatikan pemberian kegiatan pelatihan agar memberikan dampak efektif terhadap kinerja karyawan. Hal ini didasarkan pada jawaban pertanyaan mengenai variabel pelatihan yaitu setelah pelatihan terhadap hasil kerja. “Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Klinik Kosasih Bandar Lampung dengan Kompensasi Sebagai Variabel Moderating”.

“Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Kompensasi Sebagai Variabel Moderating Pada Perum Damri Bandar Lampung”. Ringkasan Model Model R R kuadrat yang disesuaikan. Ringkasan Model Model R R kuadrat yang disesuaikan.

Gambar

Tabel 1.4 Pencapaian  Target
Tabel 2.1 Penelitian  Relevan
Gambar  2.1 Kerangka Berpikir
Tabel 3.1 Operasional  Variabel  Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perusahaan dituntut untuk dapat mengoptimalkan semua sumber daya yang memiliki, salah satunya adalah sumber daya manusia, untuk meningkatkan sumber daya manusia maka perusahaan perlu