Kedua, penjelasan mengenai relevansi teologi lingkungan hidup dari sudut pandang Al-Qur'an dan Ibnu 'Arabī dalam konteks kekinian. Keempat, tanazzul Zat Tuhan yang berupa benda tanpa materi, yang disebut 'alam al-mitsal.
Rumusan Masalah
Dalam penjelasannya, Ibnu ‘Arabī menyatakan bahwa tingkat pertama hingga keempat adalah alam gaib (alam metafisik), sedangkan tingkat kelima (terakhir) adalah alam fisik atau materi. Dari latar belakang di atas, penulis mencoba mengungkapkan pembahasan teologi lingkungan dari sudut pandang Ibnu ‘Arabī.
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Telaah Pustaka
- Jenis Penelitian
- Data dan Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Pengolahan Data
- Teknik Analisis Data
Sumber data primer adalah sumber data yang dijadikan objek utama dalam penelitian ini, yaitu penggunaan karya tulis atau buku yang membahas pemikiran Ibnu ‘Arabī. Data yang dikumpulkan dari buku tersebut kemudian dikategorikan dan diklasifikasikan ke dalam bab dan sub bab tergantung pembahasan dalam penelitian ini.
Sistematika Pembahasan
Menurut Musyrifah Sunanto, ilmu tulisan tangan muncul kerana dua faktor: pertama, menjaga kemurnian ajaran Islam daripada serangan agama lain. Manakala Muhammad Abduh berpendapat bahawa ilmu tulisan tangan ialah ilmu yang membicarakan tentang kewujudan Tuhan (Allah), sifat-sifat yang sepatutnya ada padaNya, sifat-sifat yang tidak sepatutnya ada padaNya dan sifat-sifat yang sepatutnya ada padaNya boleh wujud, dan juga bercakap tentang rasul-rasul Allah, untuk menetapkan kerasulannya dan mengetahui sifat-sifat yang patut ada padanya, sifat-sifat yang tidak patut ada padanya dan sifat-sifat yang boleh dimilikinya dan sifat-sifat yang boleh dimilikinya.
Pengertian Lingkungan
Tanpa mengabaikan pengertian lingkungan hidup yang telah dijelaskan di atas, Sonny Keraf memahami lingkungan hidup secara sederhana dan mendasar. Ia mengatakan bahwa ia memahami lingkungan hidup dengan istilah oikos, yang dalam bahasa Yunani berarti habitat, tempat tinggal, atau rumah. Setelah sebelumnya kita membahas etika dan moralitas, termasuk teori-teori etika, kini harus dibahas mengenai makna atau makna etika lingkungan hidup.
Etika lingkungan hidup juga dipahami sebagai refleksi kritis mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam menghadapi pilihan moral terkait permasalahan lingkungan hidup. Ilmu lingkungan hidup tergolong baru (pada tahun 1960an) dan mulai berkembang pesat setelah diadakannya konferensi lingkungan hidup di Swedia pada tahun 1972. Dengan pemahaman ilmu lingkungan hidup yang diimbangi dengan etika, kebijaksanaan dan kepedulian terhadap lingkungan hidup bagi semua pihak maka akan tercipta lingkungan hidup yang aman dan berkualitas. , terjaga dan tidak terkontaminasi.
Kualitas lingkungan hidup juga akan harmonis dan seimbang melalui pemeliharaan dan pemeliharaan lingkungan hidup yang baik dan benar.
Teologi Lingkungan
Sedangkan sebagai Yang Maha Sempurna, Tuhanlah Sumber dan Asal segala kesempurnaan dan segala sifat yang ada pada ciptaan.” 6. Memang benar bahwa ada aspek-aspek Ketuhanan yang berada di atas dan melampaui ciptaan dan tidak ada hubungannya dengan hukum penciptaan. Wajah Allah SWT memang merupakan aspek Ketuhanan yang ada dan berkaitan dengan penciptaan dan karena di dalamnya terkandung Nama-Nama dan Sifat-sifat Tuhan yang berkaitan dengan perbuatan kreatif dan adanya hukum penciptaan.
Apalagi, untuk mengembalikan peradaban dunia pada kesakralan, Nasr menawarkan solusi, yakni memposisikan alam sebagai teofani. Melihat alam melalui mata intelek merupakan suatu cara pandang yang memandang alam bukan sebagai pola realitas eksternal dan kasar, melainkan sebagai teater yang di dalamnya tertanam sifat-sifat ketuhanan. Singkatnya, Tuhan adalah Pusat, sedangkan alam dan manusia adalah perwujudan sifat-sifat Tuhan.
Nama lengkap Ibnu 'Arabī adalah Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Abdullah al-Hatimī al-Andalusī atau lebih dikenal dengan nama Ibnu.
ماع ناضمر نم رشع عباسلا نينثلْا موي يف دلو ةنس ويلوي قفاوملا ةيرجه نيتسو ةئامسمخ
Nama ini diberikan oleh Bani Abbasiyah, manakala di Andalusia beliau lebih dikenali dengan nama Ibnu Suraqah.
سلدنأب ةيسرم ةنيدم ىف ةيدلَيم نيتسو سمخو ةئامو فلأ
يبرع نباب فرعي ناكف قرشملا يف امأ ةقارس نبا مساب سلدنلْا يف فرعي ناكو
Karya-Karya
Selain terkenal sebagai tokoh sufi yang terkenal dan berpengaruh pada abad keenam dan ketujuh Hijriyah, Ibnu 'Arabī juga sangat terkenal dengan karya-karyanya dalam berbagai jenis ilmu pengetahuan. Namun karya-karyanya yang paling mendalam semasa hidupnya adalah bidang tasawuf, yang mengantarkannya pada puncak kehebatan ilmu tasawuf dan filsafat agama. Dalam “Ensiklopedia Islam” disebutkan bahwa Ibnu ‘Arabī merupakan tokoh sufi yang paling produktif dan mempunyai karya terbanyak, bahkan ia merupakan salah satu tokoh sufi yang paling berani dalam berekspresi.
Dalam inventarisasi karya-karyanya yang ditulis pada tahun 1234 M, Ibnu 'Arabī menyatakan bahwa jumlah karyanya sebanyak 289. Arabī sebagian besar membahas persoalan-persoalan tasawuf yang sangat tinggi dan mendalam, di samping karya-karya lain yang mencakup berbagai disiplin ilmu. Al-Madkhal ila Ma'rifat al-Asma wa al-Kunhi ma la budda minhu wa al-Nuqaba'.
Nama-nama karya Ibnu ‘Arabī yang telah disebutkan merupakan sebagian kecil dari karyanya yang beredar di berbagai perpustakaan baik di Barat maupun di Timur.
Tafsir Ayat-Ayat Teologi
Dengan menyampaikan segala sesuatu yang diterimanya dari ayat Al-Qur'an yang disampaikan oleh malaikat Jibril a.s. Banyak ulama yang berpendapat asal kata Allah (هلا) adalah Ilah yang ditambah huruf alif dan lam, dan ha' demikian, Allah itu sebuah nama. Sebab apabila hakikat Yang Maha Esa terdiri dari dua unsur atau lebih, maka berarti Dia memerlukan unsur atau bagian tersebut, atau dengan kata lain unsur (bagian) tersebut merupakan syarat keberadaan-Nya dan hal ini bertentangan dengan sifat Tuhan Yang Maha Esa yang tidak butuh apa pun.
Keperluan segala sesuatu dalam bentuk ini hanya untuk Dia saja, dan barangsiapa yang memerlukan sesuatu hendaknya tidak menyerahkan permintaannya kepada selain Dia. Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Yang Maha Esa itu tidak alamiah bahkan tidak mungkin Dia mengandung dan memperanakkan anak, artinya Dia tidak dilahirkan dari bapak atau ibu. Tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia dan tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia.
Ayat ini menafikan, maka dua ayat terakhir ini menafikan segala bentuk syirik terhadap Allah SWT.
Tafsir Ayat-Ayat Lingkungan
Artinya: “Allahlah yang menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, lalu dengan air hujan itu Dia mengeluarkan berbagai buah-buahan sebagai makanan bagi kamu; dan Dia menundukkan kepadamu bahtera itu untuk mengarungi lautan sesuai dengan kehendak-Nya, dan Dia menundukkan kamu (juga) kepada sungai-sungai. Dan Dia menundukkan kepadamu (juga) matahari dan bulan yang senantiasa berputar (pada orbitnya). Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi dan mengatur peredarannya dengan sangat hati-hati dan teratur.
Selain itu, beliau menjadikan bahtera itu tunduk kepada umat, sehingga umat dapat yakin bahwa bahtera tersebut dapat dengan aman mengarungi lautan lepas dengan kemauannya untuk membawa Anda dan barang-barang Anda. Masih ada karunia-Nya di surga diantaranya; Dia juga menundukkan kepadamu matahari dan bulan yang senantiasa berputar pada orbitnya masing-masing untuk memancarkan cahaya, memberi kehangatan dan banyak manfaat bagi makhluk hidup, Dia menundukkan malam kepadamu agar kamu dapat beristirahat, agar kamu dapat bekerja dengan giat selama bekerja. hari. Banyak sekali anugerah Tuhan yang telah disebutkan di atas, namun itu hanyalah sebagian kecil dari anugerah yang Tuhan berikan.
Seandainya seluruh ciptaan menghitung nikmat Allah yang dikurniakan-Nya, nescaya mereka tidak akan dapat mencapainya.
نوُمَلۡعَي٣٣
Allah memberikan segala yang kamu perlukan mengikut kemampuan, sama ada dengan meminta atau tidak memintanya. Maksudnya: "Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan bermain-main. Maksudnya: "Dan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, Dia mempunyai untuk kamu (sebagai rahmat) subjek-Nya.
Dialah Tuhan yang menundukkan segala yang ada di langit dan di bumi untuk kepentingan manusia. Kita teringat apa yang dihasilkan oleh Sungai Nil di Mesir, Sungai Euphrates di Dajlah di Iraq, Sungai Indus dan Gangga di India. Oleh itu, bunyi frasa "apa yang anda minta," juga boleh ditafsirkan sebagai: "Apa yang anda minta." (saaltumuhu).
Dan Allah memberi amaran apabila kamu melihat langit dan bumi, dan apa yang ada di antara langit dan bumi, ia tidak diciptakan untuk hiburan, tetapi segala sesuatu mengandungi hikmah kebenaran.
نو١٣
Konsep Wahdat Al-Wujud
Secara etimologi (bahasa), perkataan wahdat al-wujud ialah ungkapan yang terdiri daripada dua perkataan iaitu wahdat dan al-wujud.
مْيِلَع ٌعِسا
Relevansi Teologi Lingkungan Perpektif Al-Qur’an Dan Ibnu ‘Arabi Bagi Konteks Kekinian
Pada prinsipnya kehidupan manusia sangat erat kaitannya dengan lingkungan alam karena bergantung pada ekosistem yang menjamin kelangsungan hidupnya. Namun saat ini kerusakan lingkungan hidup menjadi permasalahan utama, dengan berbagai kondisi yang mengancam kualitas lingkungan hidup. Dengan kata lain, rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan pelestarian lingkungan hidup diyakini menjadi penyebab terjadinya krisis lingkungan hidup yang kompleks dan berkepanjangan.
Dengan kata lain, perilaku manusia dan dampak teknologi menimbulkan kesenjangan interaksi antara manusia dan lingkungan alam. Keadaan lingkungan alam yang terus memburuk akibat kerusakan yang terus menerus mengancam keselamatan manusia, seperti tanah longsor, banjir, turunnya permukaan air, dan lain sebagainya. Selain berdampak pada manusia, juga berdampak pada lingkungan alam lainnya seperti berkurangnya keanekaragaman hayati, rusaknya habitat hewan, hilangnya kesuburan tanah, dan rusaknya siklus hidrologi serta akan menyebabkan pemanasan global.
Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan internalisasi nilai-nilai ekologi yang melekat dalam semangat wahdat al-Wujūd sebagai upaya pengelolaan lingkungan alam agar lingkungan alam tetap lestari.
Kesimpulan
Dengan menerapkan nilai-nilai ekologi yang melekat dalam semangat wahdat al-Wujūd sebagai upaya pengelolaan lingkungan alam agar lingkungan alam tetap lestari. Semangat wahdat al-Wujūd yang diterapkan dalam upaya pelestarian dan perlindungan lingkungan hidup merupakan kesadaran yang timbul dari keimanan (keyakinan) bahwa Tuhan, manusia dan alam semesta (lingkungan hidup) merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Saran
Ibn 'Arabi's Sufistic View: A Study of Wahdat Al-Wujud and Pantheism', Makassar: Alauddin University Press, 2021. Islamic Realism's Response to the Environmental Crisis, Journal of Planting Before Doomsday (Islam, Ecology and the Environmental Movement, 2007. Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Koran, ethiek in familie, samenleving en politiek (Thematische Tafsir van de Koran) (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Koran, 2009).
Manusia dan Perusakan Lingkungan Hidup dalam Al-Qur'an: Kajian Kritis Tugas Pemikiran Indonesia Mufasir Ushuluddin Fakultas UIN Walisongo Semarang, 2016. Nilai-Nilai Pendidikan Iman Dalam Pemahaman Wahdat Al-Wujud Ibnu 'Arabi, Skripsi PAI Uin Syaruf Hihdayatullah Jakarta, 2014. Nilai – nilai tasawuf dan pentingnya bagi pengembangan etika lingkungan hidup, tesis pascasarjana di UIN Raden Intan, Lampung, 2017.
Kearifan Lokal dan Upaya Pelestarian Lingkungan Alam, Misi Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Volume 11, Edisi 1 Januari 2019.