• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sugiyono. 2011. Metode penelitian pendidikan, pendekatan kuantitatif, Kualitatif dan R &

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Sugiyono. 2011. Metode penelitian pendidikan, pendekatan kuantitatif, Kualitatif dan R & "

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

A. Permasalah Penelitian

Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas bangsa, salah satu fungsi yang harus dilakukan dengan sebaik-baiknya oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah secara terpadu untuk mengembangkan fungsi pendidikan.

Keberhasilan pendidikan bukan hanya dapat diketahui dari kualitas individu, melainkan juga keterkaitan erat dengan kualitas kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan juga dituntut untuk cepat tanggap atas perubahan atas perubahan yang terjadi dalam melakukan upaya yang tepat serta normatif sesuai dengan kebutuhan masyarakat. (Idi Abdullah,2011:168)

Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab (Sukardjo,Komaruddin 2009: 14).

Fenomena pekerja anak yang telah ikut serta dalam kegiatan ekonomi baik yang memperoleh upah maupun tidak, sebenarnya bukanlah suatu hal baru di Indonesia, bahkan pekerja anak ini sebenarnya merupakan persoalan klasik. Semakin lama semakin banyak pekerja anak atau anak-anak yang terpaksa bekerja baik yang terlibat langsung secara ekonomi di pasar kerja maupun yang membantu orang tua untuk menambah pendapatan dan yang bekerja di rumah.

Berbagai pekerjaan digeluti oleh anak yang bersekolah, anak putus sekolah, bahkan ada yang tidak sempat bersekolah. Padahal di usia anak 6-18 tahun, yang mereka butuhkan adalah mendapatkan pendidikan dan juga mempunyai waktu yang cukup untuk bermain dalam masa perkembangan fisik dan mentalnya mendapatkan kasih sayang dari orangtua. Pada usia ini kemampuan fisik anak masih terbatas sesuai dengan pertumbuhannya.

Sayangnya, dikarenakan faktor kemiskinan maka mereka terpaksa bekerja. Meskipun ada beberapa anak yang mengatakan dia ingin bekerja karena bayarannya yang menarik atau karena anak tersebut tidak suka sekolah, hal tersebut tetap merupakan hal yang tidak diinginkan karena tidak menjamin masa depan anak tersebut.

Walaupun ada alasan bahwa keterlibatan anak dalam dunia kerja karena alasan tradisi atau proses pembelajaran yang dilakukan oleh orangtua, namun kenyataannya, ketika ditelusuri lebih lanjut masalah anak-anak yang bekerja erat kaitannya dengan masalah ekonomi.

Solok Selatan adalah Kabupaten baru yang terdiri dari Enam Kecamatan yaitu: Koto Parik Gadang Diateh (KPGD), Sungai Pagu, Sangir, Sangir Jujuan, Sangir Balai Janggo, Sangir Batang Hari. Masyarakat Solok Selatan memiliki potensi yang besar untuk maju.

Selain mengandalkan pertanian, masyarakat juga bekerja di sektor lain. Hal ini disebabkan Kabupaten Solok Selatan kaya dengan sumber daya alam meliputi: tanah, air, hutan, dan mineral lainnya. Salah satu potensinya adalah tambang emas yang dikelola oleh masyarakat setempat yang berlokasi di Sangir Batang Hari.

Pertambangan di Solok Selatan yang terdapat di Sangir Batang Hari merupakan pertambangan raknyat, karena pada umumnya masyarakat mendulang emas secara manual dan dikuasai masyarakat setempat, di Kecamatan Sangir Batang Hari terdapat tipologi dalam mencari emas yaitu, dengan cara memakai alat berat seperti mesin eskapator, ada dengan cara memakai kapal, mesin dompeng dan manual yaitu mendulang emas dengan jea (dulang). Masyarakat yang mencari emas dengan alat berat sepeti mesin, kapal dan mesin dompeng tersebut, hanya sedikit karena harus memiliki modal yang besar, dalam penelitian ini, peneliti menitik beratkan pada masyarakat yang mendulang emas secara tradisional yaitu mendulang emas dengan menggunakan jea.

Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan di Nagari Sitapus Kecamatan Sangir Batang Hari tanggal 12 Agustus 2013 banyak anak-anak di usia sekolah yang melakukan pekerjaan orang dewasa seperti mendulang emas, ada yang ikut dengan kapal, mesin dompeng dan mendulang emas. Keadaan seperti ini merupakan hal yang biasa bagi masyarakat setempat, seharusnya anak-anak yang usia tersebut tempatnya di sekolah belajar dan bermain dengan teman sebayanya tapi mereka malah berjuang mendulang emas ada yang ikut dengan orang tuanya, dengan teman dan dengan orang lain.

(2)

B. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan profil pendidikan anak pendulang emas di Nagari Sitapus Kecamatan Sangir Batang Hari Kabupaten Solok Selatan dan mendeskripsikan kendala yang di hadapi dalam melanjutkan pendidikan anak pendulang emas di Nagari Sitapus Kecamatan Sangir Batang Hari Kabupaten Solok Selatan

C. Kajian Teoritik

Peneliti lebih memfokuskan pada satu dari keempat tindakan Max Weber yaitu tindakan rasional instrumental. Tindakan ini dipilih berdasarkan pertimbangan yang matang apakah benar-benar sesuai dengan rasional.

Individu dilihat memiliki macam-macam tujuan yang diinginkannya dan atas dasar suatu kriteria menentukan satu pilihan yang sama- sama penting. Individu menilai alat yang mungkin dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang dipilih tadi. Dalam hal ini apakah rasional seorang anak bekerja diusia sekolah dan bagaimana dengan pendidikannya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, menurut Bogdan dan Taylor mendefenisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang mengahasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh), (Moleong, 2008: 4).

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif untuk mengukapkan gambaran yang mendalam dan mendetail mengenai profil pendidikan anak pendulang emas. Penelitian kualitatif antara lain bersifat deskriptif, data yang dikumpulkan lebih banyak berupa kata-kata atau gambar dari pada angka-angka (Moleong, 2001: 6).

Menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2011: 338) metode analisis data yang dipakai dalam penelitian kualitatif melalui beberapa tahap analisis data yaitu:

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah untuk melakukan pengumpulan data yang selanjutnya.

2. Penyajian Data

Setalah data direduksi maka langkah selanjutnya mendisplay data, melalui penyajian data tersebut maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga akan semakin mudah dipahami.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dan verifikasi, kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah setelah ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung maka kesimpulan bersifat sempurna

.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Pendidikan Anak Pendulang Emas di Nagari Sitapus Kecamatan Sangir Batang Hari Kabupaten Solok Selatan.

Pendidikan orangtua sangat mempengaruhi kehidupan anak dimasa akan datang, di Nagari Sitapus pendidikan orang tua tergolong memiliki pendidikan yang rendah hal ini dibuktikan dari identitas masing-masing orangtua tersebut yang menyatakan bahwa orang tua tersebut memiliki tingkat pendidikan pada tingkat SMP bahkan ada yang belum menamatkan SD maupun SMP. Gambaran tingkat pendidikan pada orangtua tersebut sangat mempengaruhi pandangan orangtua terhadap pendidikan dan masa depan anak.

Setiap orangtua memiliki pandangan masing terhadapat pendidikan, orangtua berpandangan bahwa pendidikan tidak penting dan ada berpandangan bahwa pendidikan penting untuk masa depan anak dan merubah kehidupan ekonomi keluarga

Berdasarkan pandangan dari orangtua yang berbeda sangat mempengaruhi pendidikan anaknya untuk tetap bersekolah atau harus berhenti sekolah. Pandangan tersebut memberikan gambaran bahwa terdapat keanekaragaman profil pendidikan anak pendulang emas diantaranya adalah:

1. Anak belum sekolah

Anak yang belum sekolah merupakan salah satu anak pendulang emas yang memiliki

(3)

semangat untuk sekolah namun tidak memiliki biaya untuk pendidikan mereka, hal ini memaksa mereka harus ikut bekerja sebagai pendulang emas meskipun usia mereka masih belum cukup untuk bekerja. anak pendulang emas yang memiliki motivasi tinggi untuk tetap bersekolah berpendapat bahwa pendidikan sangat penting. Salah satu usaha untuk mengumpulkan biaya sekolah, mereka harus ikut bekerja sebagai pendulang emas 2. Anak putus sekolah

Orangtua yang memiliki motivasi dan keinginan untuk melanjutkan pendidikan anaknya ke tingkat yang lebih tinggi, namun anaknya malas untuk sekolah tersebut berbanding terbalik dengan sebagian orangtua yang berpandangan bahwa pendidikan tidak penting, orangtua yang memiliki pandangan tersebut tidak memiliki keinginan untuk melanjutkan pendidikan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi, namun hal ini berbeda dengan anak mereka yang memiliki keinginan untuk sekolah seperti temannya yang lain yang bisa sekolah sambil bekerja sebagai pendulang emas

3. Anak Lebih Memilih Bekerja Daripada Sekolah

Pada dasarnya orangtua tidak pernah menginginkan anaknya untuk ikut bekerja sebagai pendulang emas, namun anak-anak mereka yang memiliki keinginan untuk ikut bekerja sebagai pendulang emas, hal ini diawali dari pengaruh teman mereka lalu anak tersebut tertarik untuk melakukan pekerjaan tersebut.

B. Kendala anak pendulang emas untuk tidak bersekolah di Nagari Sitapus Kecamatan Sangir Batang Hari Kabupaten Solok Selatan

Seiring perubahan zaman pendidikan sangat penting bagi anak, pada umumnya anak berusia 6-18 tahun masih mendapatkan hak dalam pendidikan dan masih duduk di bangku sekolah. Namun pada kenyataannya di Nagari Sitapus masih banyak anak yang tidak sekolah dan lebih memilih bekerja sebagai anak pendulang emas. Hal ini dapat terjadi di Nagari Sitapus karena disebabkan oleh faktor luar keinginan anak itu sendiri (ekstern) dan keinginan anak tersebut (intern) seperti

1. Faktor ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri anak itu sendiri, sehingga anak

tersebut bekerja sebagai pendulang emas, hal demikian disebabkan oleh:

a) Fakto latar belakang pendidikan orangtua

Berdasarkan penjelasan tentang profil pendidikan orangtua telah di jelaskan bahwa orangtua pendulang emas di Nagari Sitapus memiliki pendidikan yang rendah. Hal ini menjadi kendala bagi anak dalam melanjutkan pendidikan karena dengan tingkat pendidikan orangtua yang rendah sebagian besar orangtua pendulang emas di Nagari Sitapus berpandangan bahwa pendidikan tidak penting b) Faktor lingkungan

Faktor lingkungan merupakan salah satu kendala yang di hadapi anak pendulang emas di Nagari Sitapus untuk melanjutkan pendidikannya. Faktor lingkungan yang menjadi penghambat anak pendulang emas di Nagari Sitapus yaitu sumber daya lokal yang memberi daya tarik dan pengaruh teman sebaya 2. Faktor ekstern

Faktor Intern merupakan faktor yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri yang menyebabkan anak itu bekerja sebagai pendulang emas antara lain:

a) Dorongan dari anak itu sendiri

Dorongan dari anak itu sendiri merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kendala anak untuk melanjutkan pendidikannya, karena meskipun orangtua mendukung pendidikan anaknya dan teman sebaya memberikan pengaruh serta motivasi terhadap temannya untuk tetap bersekolah, namun anak tersebut tidak ada niat atau keinginan untuk sekolah dan lebih memilih untuk kerja maka akan maka akan sulit untuk anak tersebut mendapatkan pendidikan yang lebih baik

b) Usaha untuk mencari biaya pendidikan Kondisi keluarga merupakan salah satu faktor anak dalam melanjutkan penddikan, bagaimana kondisi ekonomi keluarga dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya tersebut. Karena kesulitan untuk biaya pendidikan maka anak- anak mendulang emas untuk memenuhi kebutuhannya tersebut, hal demikian menjadi kehidupan anak dalam memenuhi kebutuhan pendidikannya. Kondisi keluarga yang tidak

(4)

mendukung karena segi ekonomi keluarga yang tidak cukup untuk biaya melanjutkan pendidikan anak, menjadikan kebutuhan pendidikan anak terhambat dan tidak terwujud KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Pendidikan orang tua sangat mempengaruhi kehidupan anak kelak dimasa akan datang, di Nagari Sitapus pendidikan orangtua tergolong memiliki pendidikan yang rendah hal ini dibuktikan dari identitas masing- masing orangtua tersebut yang menyatakan bahwa mereka memiliki tingkat pendidikan pada tingkat SMP bahkan ada tidak tamat SD.

Berdasarkan pandangan dari orangtua yang berbeda tersebut sangat mempengaruhi pendidikan anaknya untuk tetap bersekolah atau harus berhenti sekolah. Pandangan tersebut jelas memberikan gambaran bahwa terdapat keanekaragaman profil pendidikan anak diantaranya adalah

1 anak yang belum sekolah, 2 anak yang putus sekolah, dan

3 anak yang lebih memilih bekerja daripada bersekolah.

Pendidikan saat sekarang ini sangat penting bagi anak, pada umumnya anak berusia 6-18 tahun masih mendapatkan hak dalam pendidikan dan masih duduk di bangku sekolah, namun pada kenyataannya di Nagari Sitapus masih banyak anak yang tidak bersekolah dan lebih memilih bekerja sebagai anak pendulang emas. Fenomena ini terjadi di Nagari Sitapus karena disebabkan oleh faktor luar keinginan anak itu sendiri (ekstern) dan keinginan anak tersebut (intern)

1. Faktor ekstern yang meliputi, latar belakang pendidikan orang tua dan lingkungan tempat tinggal

2. Faktor intern yang meliputi, dorongan dari anak itu sendiri dan usaha untuk mencari biaya pendidikan

B. SARAN

Berdasarkan temuan peneliti di lapangan maka dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Untuk Orang tua Pendulang emasagar menyekolahkan anak kejenjang yang lebih

tinggi, dan memberikan pemahaman kepada anak dalam usia dini tentang pentingnya pendidikan, bahwa pendidikan tersebut sangat penting setelah dewasa nantinya bukan mengenalkan tentang pekerjaan pada usia sekolah.

2. Untuk anak Pendulang emas agar melanjutkan sekolah, tidak memilh bekerja pada usia dini walaupun berbagai banyak alasan untuk bekerja tapi pendidikan itu lebh penting.

DAFTAR PUSTAKA

Idi Abdullah. 2011. Sosiologi Pendidikan . jakarta: PT Raja Grafndo Persada Johson, Doyle Paul. 1994. Teori Sosiologi

Klasik dan Modern. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Moleong, Lexy. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rasda Karya.

Sugiyono. 2011. Metode penelitian pendidikan, pendekatan kuantitatif, Kualitatif dan R &

S. Bandung: Al- Fabeta

Sukardjo Komarudin . 2009. Landasan Pendidikan. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada

Referensi

Dokumen terkait

1.. konsep-konsep dari materi yang diajarkan. Kegagalan tersebut dapat berasal dari faktor intern dalam diri siswa ataupun faktor ekstern yang berasal dari

Data deskriptif adalah ciri berikutnya dari pengertian penelitian kualitatif. Maksudnya adalah bahwa data yang diperoleh dari proses penelitian kualitatif adalah data

Sedangkan triangulasi metode digunakan peneliti pada saat membandingkan hasil wawancara antara satu informan dengan informan yang lainnya serta mengecek temuan peneliti

Misalnya dalam meneliti perilaku masyarakat pesisir maka sumber data dari penelitian itu adalah orang yang melakukan atau orang yang hidup di masyarakat pesisir

ﺐﳚ نأ نﻮﻜﻳ ﻢﻠﻌﺗ ﺔﻐﻠﻟا ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا دﺪﻌﺘﻣ فرﺎﻌﳌا يﺬﻟا ﻊﻀﻳ بﻼﻄﻟا ﰲ قﺎﻴﺳ.

28 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, 241.. يونلا ثحبلا في ةفلتخلدا تاودلأاو ةيبرعلا ةغللا ةدام معلعمو ريدلدا نم

Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam

Dengan langkah dan perhitungan yang sama dapat juga untuk menghitung r hitung item nomor 2 sampai dengan item nomor 6 variabel pengelolaan koleksi (Y)3. Untuk lebih jelasnya