• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUPPORT SYSTEM PADA KORBAN KDRT (KEKERASAN dalam RUMAH TANGGA)

N/A
N/A
Agus Heryanto

Academic year: 2024

Membagikan "SUPPORT SYSTEM PADA KORBAN KDRT (KEKERASAN dalam RUMAH TANGGA)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

SUPPORT SYSTEM

PADA KORBAN KDRT (KEKERASAN dalam RUMAH TANGGA)

Oleh:

Devi Puspitasari

(2)

KDRT?

• KDRT atau domestic violence merupakan kekerasan berbasis gender yang terjadi di ranah

personal. Kekerasan ini banyak terjadi dalam hubungan relasi personal, dimana pelaku adalah orang yang dikenal baik dan dekat oleh korban, misalnya tindak kekerasan yang

dilakukan suami terhadap istri, ayah terhadap anak, paman terhadap keponakan, kakek terhadap cucu.

• Pasal 1 UU PKDRT Nomor 23 tahun 2004 mendefinisikan KDRT sebagai

“...perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan

atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk

ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara

melawan hukum dalam lingkup rumah tangga”

(3)

PENYEBAB KDRT

• Laki-laki dan perempuan tidak dalam posisi yang setara

• Masyarakat menganggap laki-laki dengan menanamkan anggapan bahwa laki-laki harus kuat, berani serta tanpa ampun

• KDRT dianggap bukan sebagai permasalahan sosial, tetapi persoalan pribadi terhadap relasi suami istri

• Pemahaman keliru terhadap ajaran agama, sehingga timbul

anggapan bahwa laki-laki boleh menguasai perempuan

(4)

KEKERASAN DALAM SUDUT PANDANG PSIKOLOGI

• Kebutuhan yang paling dasar untuk memenuhi kebutuhan fisiknya, yaitu sandang, pangan dan papan, tidak terpenuhi.

• Tidak terpenuhi kebutuhan akan rasa aman dan tentram.

• Tidak terpenuhi kebutuhan untuk dicintai dan disayangi.

• Tidak terpenuhi kebutuhan untuk dihargai.

• Tidak terpenuhi kebutuhan untuk aktualisasi diri.

(5)

BENTUK KDRT

• kekerasan fisik (Pasal 6),

• kekerasan psikis (Pasal 7),

• kekerasan seksual (Pasal 8), dan

• Kekerasan ekonomi / penelantaran rumah tangga (Pasal 9).

Menurut UU PKDRT Nomor 23 Tahun 2004

(6)

KDRT FISIK

• Pasangan memukul,menampar,menendang,mencekik, menarik rambut, bahkan membakar anggota tubuh.

• Mengikat atau mengurung di dalam rumah.

• Kecanduan minuman beralkohol dan/atauobat-obatan terlarang, serta berperilaku kasar setelah mengonsumsi zat-zat tersebut.

• Kekerasan Fisik Ringan,berupa menampar, menjambak,mendorong, dan perbuatan lainnya yang mengakibatkan:

• Cedera ringan

• Rasa sakit dan luka fisik yang tidak masuk dalam kategori berat

(7)

KEKERASAN PSIKIS

Kekerasan Psikis Ringan, berupa tindakan pengendalian, manipulasi, eksploitasi, kesewenangan, perendahan dan penghinaan, dalam bentuk pelarangan, pemaksaan, dan isolasi sosial; tindakan dan atau ucapan yang merendahkan atau menghina; penguntitan; ancaman kekerasan fisik, seksual dan ekonomis

Pasangan mengkritik atau menghina di depan umum.

Pasangan menyalahkan atas perilaku kasarnya dan mengatakan bahwa korban pantas mendapatkannya.

Pasangan melarang bekerja atau melanjutkan studi.

Pasangan melarang bertemu keluarga atau teman.

Pasangan berselingkuh

Pasangan menuduh berselingkuhdan selalu curiga jikaAnda terlihat dekat atau bicara dengan orang lain.

Pasangan selalu haus perhatian dengan alasan-alasan yang tidak rasional.

(8)

KEKERASAN PSIKIS

Intimidasi danAncaman

Pasangan membuang atau menghancurkan barang.

Pasangan terus-menerus mengikuti dan ingin tahu keberadaan.

Pasangan mengancam akan membunuh dirinya sendiri atau membunuh anak.

Pasangan selalu memeriksa benda-benda pribadi, membaca pesan singkat dan surat elektronik Anda.

Pakaian yang kenakan ataupun makanan yang dikonsumsi dikontrol olehnya.

Pasangan membatasi uang yang dipegang sehingga tidak dapat membeli kebutuhan untuk diri sendiri dan anak.

Pelecehan terhadap agama, cacat atau kekurangan fisik, etnis, ras, ataupun strata sosial antar pasangan juga dapat dikategorikan sebagai KDRT

(9)

KEKERASAN SEKSUAL

• Kekerasan seksual berat, berupa:

• Pelecehan seksual dengan kontak fisik, seperti meraba, menyentuh organ seksual, mencium secara paksa, merangkul serta perbuatan lain yang menimbulkan rasa muak/jijik,terteror, terhina dan merasa dikendalikan.

• Pemaksaan hubungan seksual tanpa persetujuan korban atau pada saat korban tidak menghendaki.

• Pemaksaan hubungan seksual dengan cara tidak disukai, merendahkan dan atau menyakitkan.

• Pemaksaan hubungan seksual dengan orang lain untuk tujuan pelacuran dan atau tujuan tertentu.

• Terjadinya hubungan seksual dimana pelaku memanfaatkan posisi ketergantungan korban yang seharusnya dilindungi.

• Tindakan seksual dengan kekerasan fisik dengan atau tanpa bantuan alat yang menimbulkan sakit, luka,atau cedera.

(10)

KEKERASAN EKONOMI

• Kekerasan Ekonomi Berat, yakni tindakan eksploitasi, manipulasi dan pengendalian lewat sarana ekonomi berupa:

• Memaksa korban bekerja dengan cara eksploitatif termasuk pelacuran.

• Melarang korban bekerja tetapi menelantarkannya.

• Mengambil tanpa sepengetahuan dan tanpa persetujuan korban, merampas dan atau memanipulasi harta benda korban.

• Kekerasan Ekonomi Ringan,berupa melakukan upaya-upaya sengaja yang menjadikan korban tergantung atau tidak berdaya secara ekonomi atau tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya

(11)

DAMPAK pada KORBAN

KDRT Kognisi

(depresi, ketakutan, tidak

PD, phobia, disfungsi seksual)

Afeksi

(perasaan terteror, tidak berdaya, emosi

labil )

Konasi

(agresif, bunuh diri, gangguan makan, gangguan tidur, gangguan

fungsi tubuh misalnya sakit kepala, pencernakan

terganggu)

(12)

MICROSYSTEM

INDIVIDU (KORBAN)

Rumah MESOSYSTEM

Komunitas

EXOSYSTEM Hukum

MACROSYSTEM

Pelayanan publik

Nilai2 Kebudayaan

Sistem Ekonomi dan Sosial Media

massa Lingkungan

kerja orarg

tua Lingungan

rumah Teman

sebaya Lingkungan

agama

Keluarga Sekolah Teman orarg

tua

Personal dan pengaruh hubungan timbal balik Interaksi antar dua atau

Lebih microsystem

Pengalaman sosial lain, individu tidak berperan aktif tapi berpengaruh Keselutuhan pola

kultural

SUPPORT

SYSTEM PADA

KORBAN KDRT

(13)

MICROSYSTEM

• Dukungan emosional keluarga berupa empati, kepedulian, perhatian dan kasih sayang

• Dukungan motivasi supaya tetap memiliki kepercayaan dan harga diri untuk tetap menjalani kehidupan

• Penerimaan terhadap korban KDRT

• Hilangkan stigma

• Tidak menghakimi

• Menjadi mediator

(14)

MESOSYSTEM

• Hentikan stigma

• Tidak menghakimi

• Tingkatkan kepedulian

KDRT adalah aib – penghalang korban KDRT meminta

pertolongan bahkan kepada keluarga atau orang tua – tidak mengetahui – tidak memberi dukungan

(15)

EXOSYSTEM

Penyediaan profesional di setiap PA sebagai pendamping dalam konflik perkawinan terjangkau bagi seluruh masyarakat

Memperbaiki sistem hukum terhadap korban KDRT

Penyediaan profesional seperti lembaga perlindungan perempuan dan anak sampai ke pelosok

Hilangkan stigma

Objektif / tidak menghakimi

(16)

MACROSYSTEM

• Minimal patriarki

• Hilangkan diskriminasi gender

Nilai dan norma budaya memengaruhi

perempuan dalam mengambil keputusan

- stigma

Bertahan dalam perkawinan

penuh kekerasan

(17)

PREVENTIF KDRT

3. Pemangku kepentingan terkait

Optimalisasi kursus pra perkawinan sampai ke daerah

1. Calon Pengantin

Waspada pada kekerasan sejak pacaran maka pembekalan pemberdayaan penting Kesiapan menikah – mempersiapkan biopsikosial dan finansial Buat perjanjian perkawinan tentang hak dan kewajiban suami istri

2. Keluarga

Pemahaman kesiapan menikah

(18)

Referensi

Dokumen terkait

perempuan lain yang telah menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Contoh-contoh kongkrit dari kekerasan psikis adalah

Kebanyakan anak yang tumbuh dalam keluarga yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) akan banyak belajar untuk hidup mandiri dan belajar bagaimana cara

Istilah kekerasan terhadap perempuan juga berarti segala bentuk kekerasan yang berdasar jender yang akibatnya dapat berupa kerusakan atau penderitaan fisik,

tersebut seringkali disebut dengan kekerasan domestik. Kekerasan domestik sebetulnya tidak hanya menjangkau para pihak dalam hubungan perkawinan antara suami dengan istri saja,

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah kekerasan yang dilakukan di dalam rumah tangga, korbannya tidak hanya dari kalangan perempuan atau isteri saja tapi bisa

Tindakan kekerasan dalam keluarga yang muncul ke permukaan dan menjadi suatu realitas yang tampak setelah korban merasa lelah, jenuh, dan tidak kuat lagi untuk menahan dan menerima

Upaya Pencegahan Tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di Indonesia yang merupakan negara hukum, segala bentuk pelanggaran terhadap hukum termasuk di dalamnya adalah undang-undang dan

Kendala atau hambatan yang muncul dalam pelaksanaan perlindungan korban kekerasan dalam rumah tangga adalah kekerasan dalam rumah tangga seringkali tidak dilaporkan ke pihak