• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURAT PENCATATAN - sipeg unj

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "SURAT PENCATATAN - sipeg unj"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

SURAT PENCATATAN

CIPTAAN

Dalam rangka pelindungan ciptaan di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra berdasarkan Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, dengan ini menerangkan:

Nomor dan tanggal permohonan : EC00201849168, 12 Oktober 2018 Pencipta

Nama : Dr. Baso Maruddani Djaali, ST., MT., Dr. Efri Sandi, S.Pd.

MT., , dkk

Alamat : Jl. Bambu Petung No. 67, RT.009 / RW.05, Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur, Jakarta Timur, Dki Jakarta, 13870

Kewarganegaraan : Indonesia

Pemegang Hak Cipta

Nama : Dr. Baso Maruddani Djaali, ST., MT., Dr. Efri Sandi, S.Pd.

MT., , dkk

Alamat : Jl. Bambu Petung No. 67, RT.009 / RW.05, Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur, Jakarta Timur, Dki Jakarta, 13870

Kewarganegaraan : Indonesia

Jenis Ciptaan : Laporan Penelitian

Judul Ciptaan : Pengembangan Antena Kompak (Compact Antenna) Pita Lebar Untuk Radar Penembus Tanah (Ground

Penetrating Radar) Tanggal dan tempat diumumkan untuk

pertama kali di wilayah Indonesia atau di luar wilayah Indonesia

: 4 Oktober 2018, di Jakarta Timur

Jangka waktu pelindungan : Berlaku selama hidup Pencipta dan terus berlangsung selama 70 (tujuh puluh) tahun setelah Pencipta meninggal dunia, terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya.

Nomor pencatatan : 000120674

adalah benar berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Pemohon.

Surat Pencatatan Hak Cipta atau produk Hak terkait ini sesuai dengan Pasal 72 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

a.n. MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN INTELEKTUAL

Dr. Freddy Harris, S.H., LL.M., ACCS.

NIP. 196611181994031001

(2)

LAMPIRAN PENCIPTA

No Nama Alamat

1 Dr. Baso Maruddani Djaali, ST., MT.

Jl. Bambu Petung No. 67, RT.009 / RW.05, Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur

2 Dr. Efri Sandi, S.Pd. MT. Villa Galaxi Blok E3 No.3 Grand Galaxi City Jakasetia Bekasi Selatan 3 Muhammad Fadhil Naufal

Salam, S.Pd Jl. Raya Sindangbarang No. 44 RT.01/RW.05, Bogor Barat LAMPIRAN PEMEGANG

No Nama Alamat

1 Dr. Baso Maruddani Djaali, ST., MT.

Jl. Bambu Petung No. 67, RT.009 / RW.05, Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur

2 Dr. Efri Sandi, S.Pd. MT. Villa Galaxi Blok E3 No.3 Grand Galaxi City Jakasetia Bekasi Selatan 3 Muhammad Fadhil Naufal

Salam, S.Pd Jl. Raya Sindangbarang No. 44 RT.01/RW.05, Bogor Barat

(3)

RINGKASAN LAPORAN PENELITIAN

PENGEMBANGAN ANTENA KOMPAK (COMPACT ANTENNA) PITA LEBAR UNTUK RADAR PENEMBUS

TANAH (GROUND PENETRATING RADAR)

Ketua Peneliti : Dr. Baso Maruddani Djaali, ST., MT.

Anggota Peneliti : Dr. Efri Sandi, MT.

Muhammad Fadhil Naufal Salam, S.Pd.

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2018

(4)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ground Penetrating Radar (GPR) atau Radar Penembus Permukaan adalah teknologi yang sudah mulai dikembangkan dalam kurun waktu 15-20 tahun terakhir ini.

Pengembangan tersebut meliputi teori, teknik, teknologi dan juga jangkauan aplikasi.

GPR adalah suatu alat pencitra yang menggunakan gelombang elektromagnetik untuk melihat material yang berada di bawah tanah. Saat awal kemunculannya, teknologi GPR digunakan untuk mendeteksi material alami. Namun seiring dengan perkembangan teori dan tekniknya, GPR digunakan pula mendeteksi material yang bukan alami seperti aspal, beton, bahkan struktur jembatan. Secara sederhana, cara kerja GPR adalah menghitung pantulan ataupun penyebaran gelombang elektromagnetik yang ditembakan ke permukaan.

B. Tinjauan Pustaka

1) Ground Penetrating Radar

GPR adalah teknologi yang memungkinkan melakukan pencitraan material di bawah permukaan dengan menggunakan gelombang elektromagnetik[1]. Pada awal perkembangan teknologi GPR, material yang dapat dideteksi oleh GPR hanyalah material alami. Namun, seiring dengan perkembangan teori dan tekniknya. GPR bisa digunakan untuk mendeteksi material yang tidak alami seperti aspal, dll bahkan untuk radar penembus dinding. Setiap material yang ingin dideteksi memiliki spesifikasi GPR yang berbeda-beda. Ini diakibatkan oleh setiap material memiliki nilai permitivitas yang berbeda-beda.

2) Antena vivaldi

Antena Vivaldi pertama kali diperkenalkan oleh Gibson pada tahun 1979 yang memiliki karakteristik bandwidthnya sangat lebar dan pola radiasi directional [1]. Antena Vivaldi secara teoritis memiliki bandwidth yang tak terhingga dan gain yang signifikan dan memiliki polarisasi linear [2]. Gambar 1 menunjukan konsep antena vivaldi pada tampak depan.

(5)

Gambar 1. Antena vivaldi

Antena vivaldi memiliki parameter dimensi diantaranya panjang antena (PA), lebar antena (LA), Tapered length (TL), Tapered rate (r), panjang slotline (sL), backwall offset (bwo) dan Mouth opening (MO). Antena Vivaldi antena vivaldi masuk kedalam jenis Exponential Tapered Slot Antena (TSA).

3) Tapered slot

Perancangan taper slot meliputi parameter dimensi Tapered length dan juga Tapered rate. Tingkat kemiringan taper slot antena vivaldi sangat mempengaruhi terhadap gain, beamwidth dan bandwidth dari TSA [3]. Tapered slot antena memiliki tingkat lengkung berdasarkan fungsi eksponensial seperti pada persaman (1)

= ± × ( × ) (1)

4) Air-coupled system

Air-coupled pada sistem GPR digunakan untuk mengevaluasi dari bagian atas infrastruktur (seperti trotoar atau jalan aspal). Air-coupled antenna system beroperasi pada rentang frekuens 500MHz hingga 2.5 GHz dan frekuensi tengah yang biasa

(6)

digunakan pada frekuensi 1.0 GHz dengan kemampuan menembus kedalaman 0.5 hingga 0.9 meter [4]. Salah satu keuntungan dari Air-coupled antenna adalah karena letaknya terpasang secara digantung, proses pengumpulan data bisa dilakukan dalam kecepatan kendaraan hingga 100km/jam yang berarti tidak mengganggu lalu lintas sekitarnya.

5) Microstrip to slotline transition

Microstrip to slotline Transition secara sederhananya adalah teknik pencatuan dengan menyilangkan antara slotline dengan microstrip [5]. Teknik pencautan ini termasuk kedala jenis electromagnetic coupling karena slotline dan microstrip dipisahkan oleh elemen substrat. Stub merupakan Jarak antara titik tengah pertemuan microstrip dan slotline. Persamaan (2) digunakan untuk menentukan panjang stub pada antena dengan teknik pencatuan Microstrip to slotline Transition.

= 0.25 × (2)

C. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan penelitian ini adalah mengembangkan suatu antenna kompak dengan bandwidth yang lebar yang dapat digunakan pada sistem Radar Penembus Permukaan (Ground Penetrating Radar) untuk Non-Destructive Testing jalan raya dengan rentang frekuensi kerja 1GHz hingga 2 GHz.

II. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode rekayasa teknik tahapan tahapan yang dilakukan ditunjukan oleh gambar 2.

(7)

Gambar 2. Alur penelitian

(8)

A. Penentuan spesifikasi antena

Spesifikasi antena Vivaldi untuk Radar Penembus Permukaan dapat dilihat pada tabel1.

TABEL ISPESIFIKASIANTENAVIVALDIUNTUKRADARPENEMBUSPERMUKAAN

Parameter Nilai

Rentang frekuensi kerja 1GHz-2GHz

Return loss <-10dB

VSWR 1<VSWR<2

B. Desain antena vivaldi

Pada tahap perancangan desain antena vivaldi, parameter dimensi yang harus dicari meliputi material substrat, ketebalan substrat, panjang antena, lebar antena, tapered rate, tapered length¸panjang slotline, lebar slotline, backwall offset, panjang stub dan lebar saluran mikrostrip.

1) Dimensi antena

Panjang dan lebar antena vivaldi dapat ditentukan oleh persamaan (3) dan (4).

(3)

× !× !#√$."

≈ 0.144 = 144 ''

= 150 ''

(× (4)

( × !× !#√$."

≈ 0.07233 = 72.33 ''

= 75 ''

(9)

2) Tapered slot

Tapered slot terdiri dari parameter dimensi tapered length dan tapered rate. Dimana nilai tapered length dengan nilai yang sudah ditentukan dan juga nilai mouth opening dapat dicari nilai tapered ratenya dengan menggunakan persamaan (5).

±+,( = ±(-× ( ×./) (5)

±0 .((( = ± . $( × ( ×01)

01 = !.102.2 753 = 45 !.102.2 3 =6789:.:01;.<=>

3 = 0.5549 3 = 0.555

Tabel 2 menunjukan nilai-nilai parameter dimensi antena vivaldi setelah dilakukan kalkulasi.

TABEL IIPARAMETERDIMENSIANTENAVIVALDI

Parameter Lambang Nilai

Tapered Length TL 75 mm

Tapered Rate R 0,0555

Mouth Opening MO 73,22 mm

Panjang stub stubL 24,1 mm

Panjang slotline sL 74 mm

Lebar slotline S 1,14 mm

Panjang Antena PA 150 mm

Lebar Antena LA 75 mm

Tebal cooper - 0,035 mm

Tebal Substrat H 1,6 mm

Backwall offset bwo 1 mm

Lebar mikrostrip W 3,1 mm

(10)

III.HASIL DAN PEMBAHASAN

Desain antena vivaldi dengan parameter dimensi hasil kalkulasi disimulasikan untuk mengetahui nilai return loss dan VSWR pada rentang frekuensi kerjanya seperti yang ditunjukan oleh gambar 3 dan 4.

Gambar 3. Grafik return loss

Gambar 4. Grafik VSWR

Kedua grafik tersebut menunjukan bahwa antena vivaldi belum memiliki nilai return loss dan VSWR sesuai spesifikasi. Maka dilakukanlah optimasi dengan merubah nilai parameter dimensi lebar antena, panjang antena dan tapered slot. Gambar 5 menunjukan

(11)

perubahan bentuk grafik return loss terhadap beberapa nilai lebar antena yaitu 75 mm (merah), 100 mm (hijau), 125 mm (biru), 200 mm (jingga) dan 250 mm (merah muda).

Gambar 5. Grafik return loss terhadap perubahan lebar antena

Pada saat nilai lebar antena diperbesar, grafik berangsur bergerak ke arah frekuensi rendah (return loss dan VSWR). Ini mengakibatkan lebar pita memiliki nilai yang lebih besar ketika nilai parameter lebar antena diperbesar. Berikutnya, optimasi dilakukan pada parameter dimensi panjang antena. Gambar 6 menunjukan grafik return loss terhadap beberapa nilai panjang antena yaitu 200 mm (merah), 250 mm (hijau), 300 mm (biru) dan 350 mm (jingga).

(12)

Gambar 6. Grafik return loss terhadap perubahan panjang antena

Pada saat nilai panjang antena diperbesar, tidak terlihat perubahan grafik return loss dan VSWR yang signifikan terhadap rentang frekuensi kerja antena vivaldi. Tetapi, dengan nilai panjang antena yang lebih besar dari lebar antena ini bertujuan agar antena vivaldi yang dibuat tetap memiliki pola radiasi yang menjadi ciri khas dari antena vivaldi.

Optimasi tapered slot dilakukan dengan mengubah dua parameter dimensi yaitu tapered length dan tapered rate. Tabel 3 menunjukan nilai optimasi tapered length dan tapered rate.

TABEL IIINILAIOPTIMASITAPEREDSLOT

Tapered length (mm)

Tapered rate

Kode warna

75 0.0555 Merah

100 0.04165 Hijau

150 0.0277 Biru

250 0.022 Jingga

300 0.018 Pink

(13)

Gambar 7. Grafik return loss terhadap perubahan nilai tapered slot

Pada gambar 7 terlihat bahwa Pada saat tapered slot yang meliputi nilai tapered rate dan tapered length diperbesar nilainya, rentang frekuensi kerja antena vivaldi bergeser ke arah frekuensi rendah (return loss dan VSWR). Ini mengakibatkan ketika tapered length diperbesar dan tapered rate diperkecil, rentang frekuensi kerja semakin lebar. Namun optimasi tapered slot dibatasi oleh lebar antena dan panjang antena karena letaknya yang berada didalam dimensi panjang dan lebar antena vivaldi.

Setelah dilakukan optimasi maka dimensi antena vivaldi yang akan digunakan untuk fabrikasi ditunjukan pada tabel 4.

TABEL IVPARAMETERDIMENSIANTENAVIVALDISETELAHOPTIMASI

Parameter Lambang Nilai

Tapered Length TL 250 mm

Tapered Rate R 0,022

Mouth Opening MO 278, 95 mm

Panjang stub stubL 24,1 mm

Panjang slotline sL 99 mm

(14)

Lebar slotline S 1,14 mm

Panjang Antena PA 350 mm

Lebar Antena LA 300 mm

Tebal cooper - 0,035 mm

Tebal Substrat H 1,6 mm

Backwall offset Bwo 1 mm

Lebar mikrostrip W 3 mm

Dengan menggunakan parameter dimensi setelah optimasi hasil simulasi menggunakan CST 2016 ditunjukan pada gambar 8 dan 9.

Gambar 8. Grafik return loss antena vivaldi setelah optimasi

(15)

Gambar 9. Grafik VSWR antena vivaldi setelah optimasi

Pada gambar 8 dan 9 menunjukan bahwa antena vivaldi yang sudah dioptimasi memiliki nilai return loss <-10dB dan 1<VSWR<2. Selanjutnya, desain antena difabrikasi untuk mengetahui bandwidthnya dengan cara diukur menggunakan network analyzer. Gambar 10 menunjukan antena vivaldi yang telah difabrikasi

Gambar 10. Antena vivaldi yang telah difabrikasi

(16)

Antena vivaldi yang telah difabrikasi diukur bandwidth nya menggunakan network analyzer. Gambar 11 dan 12 menunjukan grafik return loss dan VSWR antena vivaldi fabrikasi.

Gambar 11. Grafik return loss antena vivaldi fabrikasi

Gambar 12. Grafik VSWT antena vivaldi fabrikasi

(17)

Pada saat pengukuran antena vivaldi fabrikasi menunjukan adanya penurunan bandwidth dan juga frekuensi kerja dimana antena vivaldi fabrikasi memiliki rentang frekuensi kerja dari 1GHz hingga 1,7 GHz. Penurunan bandwidth ini disebabkan oleh perbedaan parameter dimensi antena vivaldi simulasi dengan fabrikasi. Tabel 5 menunjukan perbandingan parameter dimensi antena vivaldi simulasi dengan fabrikasi

TABEL VPERBANDINGANPARAMETERDIMENSIANTENAVIVALDISIMULASIDENGANFABRIKASI

Parameter Simulasi (optimasi) Fabrikasi

Panjang antenna 350 mm 350 mm

Lebar antenna 300 mm 300 mm

Mouth opening 278,95 mm 280 mm

Lebar saluran pencatu 3 mm 2 mm

Backwall offset 1 mm 1,5 mm

Pada tabel 5 terlihat adanya perbedaan parameter dimensi mouth opening, lebar saluran pencatu dan backwall offset. Hal ini yang menyebabkan adanya perbedaan hasil

performa antena simulasi dengan fabrikasi.

IV.KESIMPULAN

Perancangan antena vivaldi untuk sistem Radar Penembus Permukaan dilakukan dimulai dari tahap studi literatur, penentuan spesifikasi antena, merancang dan optimasi bentuk antena vivaldi pada aplikasi CST 2016 dan fabrikasi antena sehingga dapat diukur bandwidth nya

Antena vivaldi dengan dimensi 350 × 300 mm ini memiliki rentang frekuensi kerja dari 1 GHz hingga 1,7 GHz dengan nilai return loss <-10dB dan 1<VSWR<2. Antena vivaldi fabrikasi mengalami penurunan bandwidth dari hasil simulasinya yang memiliki bandwidth 1 GHz dengan rentang frekuensi kerja 1 GHz hingga 2 GHz. Namun antena vivaldi hasil fabrikasi dapat digunakan untuk antena Non-Destructive Testing Jalan Raya.

(18)

REFERENSI

[1] Elsevier Science. 2009. Ground Penetrating Radar Theory and Applications. Edited by Harry M. Jol. Slovenia : Elsevier Science.

[2] Erdogan, Yakup. 2009. Parametric Study and Design Of Vivaldi Antennas and Arrays. Middle East Technical University.

[3] Gibson, P.J. 1979. Vivaldi Aerial. 101-105.

[4] Mukhidin, T.H. 2015. Studi Parametrik Antena Vivaldi Slot dengan Pencatuan Mikrostrip. SENATEK 2015, 397-403.

[5] Rajaraman, Raviprakash. 2004. Design Of a Wideband Vivaldi Antenna Array for the Snow Radar. University of Kansas.

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan nilai VSWR dan return loss hasil simulasi dan hasil pengukuran antena array dua elemen ditunjukkan pada Gambar 4.19 dan Gambar 4.20.. Grafik perbedaan nilai

Grafik perbedaan nilai VSWR hasil simulasi dan hasil pengukuran antena elemen tunggal .... Grafik perbedaan nilai return loss hasil simulasi dan hasil

Hasil perubahan dimensi circular slot pada simulasi antena mikrostrip triangular gerigi dengan circular slot memberikan perubahan untuk nilai return loss, dapat

Pada Gambar 17 menunjukkan grafik perubahan dimensi WT pada T-shaped slot terhadap parameter return loss. Pada Gambar 18 menunjukkan grafik perubahan dimensi LT2

Berdasarkan syarat return loss yang baik yaitu (RL ≤ -10 dB), pemberian slot pada bidang ground antena memberikan nilai yang baik namun dengan kombinasi degan

Dari gambar 2 juga dapat diketahui bahwa variasi dimensi panjang slot berpengaruh pada frekuensi resonansi dan return loss, sedangkan Dari gambar 3 dapat dilihat bahwa nilai

Laporan Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi 2019 Hal 9 Tahapan penelitian Tahapan penelitian untuk menghasilkan teknik desain antena MIMO dan beamforming untuk aplikasi

4 Ketentuan satu ujung pipa tembaga yang akan diperbesar diameternya harus dimasukkan pada salah satu lubang pipa pada bar ukuran lubang sesuai ukuran pipa yang dilakukan proses