• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURAT PENCATATAN - sipeg unj - Universitas Negeri Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "SURAT PENCATATAN - sipeg unj - Universitas Negeri Jakarta"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

a.n. MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN INTELEKTUAL

Dr. Freddy Harris, S.H., LL.M., ACCS.

NIP. 196611181994031001 REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

SURAT PENCATATAN

CIPTAAN

Dalam rangka pelindungan ciptaan di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, dengan ini menerangkan:

Nomor dan tanggal permohonan : EC00202149118, 22 September 2021 Pencipta

Nama : Dr. Tjipto Sumadi, M.Si., M.Pd., Asep Rudi Casmana, MA. dkk

Alamat : Jalan Satria I No. 10, Jakarta Timur, DKI JAKARTA, 13220

Kewarganegaraan : Indonesia

Pemegang Hak Cipta

Nama : Dr. Tjipto Sumadi, M.Si., M.Pd., Asep Rudi Casmana, MA. dkk

Alamat : Jalan Satria I No. 10, Jakarta Timur, DKI JAKARTA, 13220

Kewarganegaraan : Indonesia

Jenis Ciptaan : Karya Ilmiah

Judul Ciptaan : Penanaman Nilai-nilai Pancasila Kepada Anak Usia Dini Melalui Upacara Adat Di Desa Bnceuy, Subang, Jawa Barat

Tanggal dan tempat diumumkan untuk pertama kali di wilayah Indonesia atau di luar wilayah Indonesia

: 20 September 2021, di Jakarta Timur

Jangka waktu pelindungan : Berlaku selama hidup Pencipta dan terus berlangsung selama 70 (tujuh puluh) tahun setelah Pencipta meninggal dunia, terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya.

Nomor pencatatan : 000274264

adalah benar berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Pemohon.

Surat Pencatatan Hak Cipta atau produk Hak terkait ini sesuai dengan Pasal 72 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

(2)

LAMPIRAN PENCIPTA

No Nama Alamat

1 Dr. Tjipto Sumadi, M.Si., M.Pd. Jalan Satria I No. 10

2 Asep Rudi Casmana, MA. BTN Sukajaya Blok A No. 3 RT 057 RW 017

3 Aditya Wibowo Jl. H. Bujang No. 15

4 Zhulian Saputra KP. Parung Kuda

5 Muhammad Fajar Sae Firdaus Jl. H. Maksum Rt 04 Rw 02 LAMPIRAN PEMEGANG

No Nama Alamat

1 Dr. Tjipto Sumadi, M.Si., M.Pd. Jalan Satria I No. 10

2 Asep Rudi Casmana, MA. BTN Sukajaya Blok A No. 3 RT 057 RW 017

3 Aditya Wibowo Jl. H. Bujang No. 15

4 Zhulian Saputra KP. Parung Kuda

5 Muhammad Fajar Sae Firdaus Jl. H. Maksum Rt 04 Rw 02

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

(3)

PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA

KEPADA ANAK USIA DINI MELALUI UPACARA ADAT DI DESA BANCEUY, SUBANG, JAWA BARAT

Ketua Peneliti : Dr. Tjipto Sumadi, MSi., MPd. NIDN. 0006086110 Anggota Peneliti 1: Asep Rudi Casmana, MA. NIDK. 8838580018

Mahasiswa 1 : Aditya Wibowo NIM. 1401617044 Mahasiswa 2 : Zhulfan Saputra NIM. 1401617059 Mahasiswa 3 : M. Fajar Sae Firdaus NIM. 1401619024

FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2021

(4)

NILAI-NILAI PANCASILA

KEPADA ANAK USIA DINI MELALUI UPACARA ADAT DI DESA BANCEUY, SUBANG, JAWA BARAT

Abstrak

Dr. Tjipto Sumadi, MSi., MPd.

Asep Rudi Casmana, S.Pd., MA.

Aditya Wibowo Zhulfan Saputra M. Fajar Sae Firdaus

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan model penanaman nilai-nilai Pancasila kepada anak usia dini melalui Upacara Adat di Desa Adat Banceuy Subang Jawa Barat. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Untuk mendapatkan data, dilakukan observasi dan wawancara secara mendalam. Guna mendapatkan data yang akurat, dilakukan empat langkah validasi dengan menggunakan; member check, audit trial, triangulasi, dan pendapat ahli secara teoretik. Penelitian ini membahas tentang (1) apakah dalam Upacara Adat terdapat nilai-nilai Pancasila yang sesuai dengan kebutuhan anak usia dini, (2) nilai-nilai Pancasila apa sajakah yang ditanamkan kepada anak usia dini melalui Upacara Adat Ngaruwat Bumi dan Nyapu Lembur, (3) bagaimanakah penanaman nilai-nilai Pancasila kepada anak usia dini melalui Upacara Adat Ngaruwat Bumi dan Nyapu Lembur yang terjadi di Desa Adat Banceuy.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa nilai-nilai Pancasila yang ditanamkan kepada anak usia dini melalui upacara Ruwatan Bumi dan Nyapu Lembur di Desa Adat Banceuy Subang Jawa Barat adalah pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa, musyawarah, pemerataan dan keadilan, penghormatan terhadap lingkungan, penghargaan kepada leluhur, melestarikan masakan tradisional, memelihara dan menjaga budaya, serta merawat kebersihan lingkungan. Nilai-nilai ini ditanamkam melalui sisipan pada Upacara Adat Ruwatan Bumi dan Nyapu Lembur, dalam bentuk cikibung, jibrut, miruha, dan kolecer.

Kata Kunci: Upacara Adat, Anak Usia Dini, Desa Adat Banceuy, Nilai- nilai Pancasila

(5)

A. Latar Belakang Penelitian

Dengan merujuk pada Indeks Kinerja Utama (IKU) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020, bagian kelima (5), yaitu meningkatkan jumlah keluaran penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berhasil mendapatkan rekognisi internasional atau diterapkan oleh masyarakat per jumlah dosen. IKU itu mendorong dan memberikan peluan kepada Universitas Negeri Jakarta (UNJ) merancang dan sekaligus mengembangkan Bidang Riset Unggulan tahun 2021 – 2025. Bidang Riset Unggulan tahun 2021 – 2025, nomor tiga (3) adalah Sosial Humaniora, dan Seni Budaya. Bidang nomor tiga (3) ini terkait erat dengan upaya peningkatan pelaksanaan dan hasil riset yang dilakukan pada Fakultas Ilmu Sosial UNJ. Salah satu program studi yang terdapat pada FIS UNJ adalah Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN).

Tema penelitian yang diamanatkan IKU dan Pengembangan Riset UNJ Bidang Riset Unggulan tahun 2021 – 2025 tersebut, terkait secara langsung dengan kajian yng menjadi Payung Penelitian pada Program Studi PPKN. Payung Penelitian ini telah menjadi Roadmaps Penelitian yang terbagi ke dalam delapan kajian, yaitu (1) Pembelajaran PPKN, (2) Pendidikan Politik, (3) Kesadaran Hukum, (4) Sosial Kemasyarakatan, (5) Demokrasi dan Hak Asasi Manusia, (6) Pendidikan Karakter dan Kearifan Lokal, (7) Lingkungan dan Kualitas Hidup, serta (8) Kewarganegaraan Global. Untuk itu, penelitian ini berupaya mengembangkan payung penelitian Prodi PPKN FIS UNJ, pada ranah keempat, yaitu Sosial Kemasyarakatan, dan ranah keenam, yaitu Pendidikan Karakter dan Kearifan Lokal.

Dengan merujuk pada penelitian tahun sebelumnya, dihasilkan simpulan bahwa upacara Adat dapatkan, bahwa Upacara Adat Ngaruwat Bumi dan Nyapu Lembur menjadi media untuk melakukan transformasi nilai-nilat adat yang diyakini oleh Masyarakat Adat Banceuy sebagai upaya penanaman nilai-nilai Pancasila. Untuk itu, menarik diteliti, apakah nilai-nilai adat-istiadat tersebut sesuai dengan nilai-nilai filosofis bangsa, yaitu Pancasila.

Oleh karena itu, kajian penelitian kali ini akan membahas lebih dalam tentang nilai-nilai apa saja dan bagaimanakah penanaman nilai-nilai Pancasila kepada anak usia dini melalui upacara adat di Desa Banceuy, Subang, Jawa Barat?

1. State of the Art

Dalam jurnal The International Journal of Social Sciences and Humanities and Invention (Vol 5 No. 9 (2018) Page No.: 4969-4973) penelitian Sufni D. Ahmad (2018) menyimpulkan bahwa untuk mencegah terjadinya kecurangan atau penyimpangan oleh pemimpin suatu lembaga, maka nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila dipersepsikan dapat dijadikan kode etik atau landasan kepemimpinan pada semua level kelembagaan, Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Tedy Sudrajat (2018) tentang Harmonization of regulation based on Pancasila Values through the Constitutional Court of Indonesia (Constitutional Review (vol 4.N0.2 Desember 2018), menyatakan bahwa perkembangan paradigma Pancasila tentang negara hukum harus menuntut pembangunan negara hukum yang demokratis, yang menyandingkan prinsip negara hukum dengan prinsip keharmonisan dan saling melengkapi dengan kedaulatan rakyat. Apabila pembangunan hukum diintegrasikan kepada konteks yang lebih bermakna, maka pembangunan hukum yang bercirikan Pancasila dapat diwujudkan untuk menyelesaikan berbagai konflik masyarakat.

Merujuk pada hasil penelitian di atas, maka perbedaan penelitian atau state of the art penelitian ini adalah, penelitian ini mengkaji tentang penanaman nilai-nilai Pancasila kepada anak usia dini melalui upacara adat Ngaruwat Bumi dan Nyapu Lembur di Desa Adat Banceuy Subang Jawa Barat

2. Rumusan Masalah

(6)

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Nilai-nilai Pancasila apa sajakah yang ditanamkan melalui Upacara Adat Ngaruwat Bumi dan Nyapu Lembur pada Masyarakat Adat Banceuy? (2) Bagaimanakah penanaman nilai-nilai Pancasila yang dilakukan melalui Upacara Adat Ngaruwat Bumi dan Nyapu Lembur pada Masyarakat Adat Banceuy? (3) Bagaimanakah model penanaman nilai-nilai Pancasila kepada anak usia dini melalui Upacara Adat Ngaruwat Bumi dan Nyapu Lembur pada Masyarakat Adat Banceuy?

3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan model penanaman nilai-nilai Pancasila melalui upacara adat Ngaruwat Bumi dan Nyapu Lembur pada Masyarakat Adat Banceuy, Subang, Jawa Barat. Sedangkan secara khusus peneltian ini bertujuan untuk (1) Mendapatkan model Penanaman Nilai-nilai Pancasila melalui upacara adat Ngaruwat Bumi dan Nyapu Lembur. (2) Menemukan nilai-nilai Pancasila apa sajakah yang ditanamkan melalui upacara adat Ngaruwat Bumi dan Nyapu Lembur. (3) Mendapatkan data bagaimanakah penanaman nilai-nilai Pancasila yang dilakukan melalui upacara adat Ngaruwat Bumi dan Nyapu Lembur pada Masyarakat Adat Banceuy.

Kebaruan penelitian ini adalah ditemukannya model penanaman nilai-nilai Pancasila kepada anak usia dini melalui Upacara Adat Ngaruwat Bumi dan Nyapu Lembur. Temuan ini dapat dijadikan rujukan untuk meningkatkan aktualisasi nilai-nilai Pancasila pada masyarakat dan bangsa Indonesia. Di samping itu, temuan penelitian ini dapat dijadikan rujukan untuk mempertahankan keberadaan nilai-nilai Pancasila sebagai budaya bangsa di tengah penetrasi nilai-nilai asing yang banyak cenderung berbeda dan bertentangan dengan jati diri bangsa.

B. Tinjauan Pustaka

Rencana Strategis Universitas Negeri Jakarta (UNJ) merancang dan sekaligus mengembangkan Bidang Riset Unggulan tahun 2021 – 2025. Bidang Riset Unggulan tahun 2021 – 2025, nomor tiga (3) adalah Sosial Humaniora, dan Seni Budaya. Bidang nomor tiga (3) ini terkait erat dengan upaya peningkatan pelaksanaan dan hasil riset yang dilakukan pada Fakultas Ilmu Sosial UNJ. Salah satu program studi yang terdapat pada FIS UNJ adalah Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN).

Penelitian ini mendorong terwujudnya hasil penelitian dasar fakultas dalam bidang Sosial Humaniora dan Seni Budaya melalui (a) Penentuan karakter keilmuan yang didasarkan pada body of knowledge dan kekhasan tujuan penelitian di program studi dalam pengembangan tradisi keilmuan, (b) Komparasi kekhasan penelitian sejenis dengan lembaga penelitian lain, dan (c) Melakukan capacity building dalam pengembangan penelitian.

1. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian sejenis yang dilakukan terdahulu antara lain dilakukan oleh Sufni D.

Ahmad (2018) Dalam jurnal The International Journal of Social Sciences and Humanities and Invention (Vol 5 No. 9 (2018) Page No.: 4969-4973) penelitian menyimpulkan bahwa untuk mencegah terjadinya kecurangan atau penyimpangan oleh pemimpin suatu lembaga, maka nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila dipersepsikan dapat dijadikan kode etik atau landasan kepemimpinan pada semua level kelembagaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Via Nur Jannah dengan judul Penanaman Nilai-Nilai Pancasila Khususnya Nilai Persatuan Indonesia Pada Etnis Thionghoa (e-print.ums.ac.id.

2014). Penelitian ini mengkaji tentang perkumpulan masyarakat keturunan Tionghoa di Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penanaman nilai-nilai Pancasila khususnya nilai persatuan Indonesia pada Perkumpulan Masyarakat Surakarta dilakukan

(7)

melalui pelatihan kegiatan dalam seni budaya seperti seni tari, wayang orang, gamelan, campursari dan senam, dan (2) nilai Persatuan Indonesia dilaksanakan melalui acara pertemuan rutin seperti seminar, arisan, pemberian dana beasiswa, dan pengobatan murah.

Penanaman Nilai–nilai Pancasila dalam Membentuk Karakter Anak sebagai Upaya Pencegahan “Lost Generation” di TPA Pendidikan Pesantren NU Hidayatul Muttaqin, Pagutan (2019), oleh Sri Solehah. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa (1) implementasi penanaman nilai–nilai Pancasila di pesantren dilakukan dengan menerapkan kurikulum pesantren tercantum dalam Peraturan Menteri Agama No. 13 Tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Islam sebagai cerminan nilai–nilai Pancasila yang mengajarkan pendidikan akhlak dan pembiasaan pada santri, (2) masih diperlukan Kerjasama antara pengelola pesantren, orangtua, dan pemerintah terkait dalam penanaman nilai–nilai Pancasila, dan (3) pemberian sanksi kepada siswa yang melanggar nilai–nilai Pancasila.

Anzhar Ishal Afryand dan Sapriya dalam Untirta Civic Education Journal (UCEJ) Vol. 3 No. 2 (2018), meneliti tentang Internalisasi Nilai-nilai Pancasila melalui Pusat Studi Pancasila sebagai Upaya Penguatan Ideologi Bangsa bagi Generasi Muda bertempat di Pusat Studi Pancasila Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, menghasilkan temuan bahwa, (1) sistem internalisasi nilai-nilai Pancasila sebagai kebenaran yang hidup (Developing Pancasila as a living truth), pembudayaan Pancasila merupakan salah satu wujud nyata dalam penguatan ideologi Pancasila, (2) pelaksanaan kegiatan internalisasi nilai-nilai Pancasila dapat dikategorikan sebagai upaya penguatan wawasan kebangsaan dan ideologi Pancasila ditengah munculnya gerakan-gerakan radikalisme, serta dianggap mampu membangun pemahaman, keterampilan, dan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dan (3) implikasi dari pelaksanaan internalisasi nilai-nilai Pancasila terbagi dalam tiga aspek, (a) pengetahuan dan pemahaman nilai-nilai Pancasila, (b) keterampilan dan sikap atau perilaku, serta (c) gabungan keduanya dapat menumbuhkan kesadaran dalam melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

International Journal for Educational Studies, 5 (1) (2012) mengilustrasikan hasil penelitian yang dilakukan oleh Taniredja, Afandi, dan Faridli dengan judul The Appropriate Pancasila Education Contents to Implant Lofty Values for Indonesian Students, yaitu

(1) the foundation and aim of “Pancasila” Education; (2) “Pancasila” in historical context of Indonesian struggle; (3) “Pancasila” as philosophical system; (4)

“Pancasila” as political ethic; (5) “Pancasila” as national ideology; (6) “Pancasila”

in state administration of Indonesian Republic; and (7) “Pancasila” as social, national, and state living paradigm in Indonesia to be developed continuously in Indonesian community (2012).

Sementara itu Kurniawan, yang meneliti tentang Pancasila as a Basis for Nation’s Character Education, menghasilkan bahwa:

Pancasila should be used as a guide for Indonesian nation’s life. Furthermore, nation’s character education must be built based on Pancasila, not other sources such as Religion, Culture, and goal of National Education because Religion, Culture and goal of National education are part of Pancasila. (Advances in Social Science, Education and Humanities Research (ASSEHR), volume 125, (2017).

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini akan dideskripsikan fenomena yang terjadi, dipaparkan, dan dianalisis bagaimana model penanaman nilai-nilai Pancasila yang terjadi pada saat upacara adat Ngaruwat Bumi dan Nyapu Lembur dilakukan di Desa Adat Banceuy Subang. Untuk melengkapi penelitian ini, diperlukan informan yang

(8)

akan dipilih dari Sesepuh Adat dan para pelaku adat yang secara langsung terlibat pada upacara tersebut. Peneliti akan bertindak sebagai instrumen dan berperan aktif menggali informasi data secara mendalam (indepth interview dan probbing question). Semua data yang didapat dan relevan akan dianalisis sebagai bahan kekayaan penelitian.

D. Temuan dan Pembahasan

Kampung Adat Banceuy berudara sejuk sepanjang tahun. Kampung ini terletak di kaki pegunungan Tangkuban Perahu Jawa Barat. Kampung Adat Banceuy merupakan bagian dari Kecamatan Ciater dan otoritas Pemerintah Kabupaten Subang,. Luas wilayah Kampung Adat Banceuy, sesuai data adalah 157 hektar, yang terbagi atas 47 hektar merupakan hutan, persawahan seluas 78 hektar, lahan perkebunan seluas 20 hektar, sisanya seluas 12 hektar, dihuni oleh penduduk seluruhnya beragama Islam, yang hidup dari hasil hutan, kebun, dan sawah sebagai sumber daya alam yang dijadikan obyek wisata.

Pola bangunan di perkampungan Adat Banceuy tertata rapi sebagaimana tempat tinggal masyarakat pada umunya. Sangat berbeda jika dibandingkan dengan masyarakat Baduy di Banten atau Kampung Naga di Garut. Kampung Adat Banceuy ini tidak memiliki model bangunan yang khas, namun demikian, pada setiap bagian bangunan rumah memiliki aturan-aturan yang harus terpenuhi, seperti letak rumah, pintu, tempat menyimpan beras atau goah, dan posisi kamar tidur.

Upacara tradisional yang sacral bagi masyarakat Adat Banceuy adalah Ruwatan Bumi atau Ngaruwat Bumi. Kata Ruwatan memiliki makna merawat, yang juga berarti merawat dan mencegah warga dari marabahaya yang dapat terjadi setiap saat (Rosyada, 2021). Sedangkan yang dimaksud dengan bumi adalah seluruh tanah adat yang didiami oleh masyarakat Banceuy. Ruwatan Bumi bertujuan untuk menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala yang telah dilimpahkan kepada warga Banceuy dalam bentuk hasil bumi dan semua keberkahan. Upacara ini juga merupakan bentuk penghormatan kepada para leluhur yang telah mendirikan Kampung Adat Banceuy ini.

(Rosyada; 2021).

Penanaman nilai-nilai Pancasila yang dilaksanakan dalam pelaksanaan upacara Adat Ruwatan Bumi ini dan berkaitan dengan anak usia dini antara lain; (1) Cikibung; merupakan

(9)

seni keterampilan rakyat yang dimainkan pada saat upacara adat berlangsung. Melalui seni tradisional Cikibung inilah, para pengisi upacara adat menyajikan permainan menarik, antara lain dengan memutarkan kain sarung yang diselendangkan dari bahu kanan hingga ke pinggang sebelah kiri. Lalu seiring musik yang popular diputarakan maka kai sarung tersebut diputar-putar di udara. Seketika, Pemimpin Acara (pada saat penelitian dilakukan yang memimpin adalah Sesepuh Adat) meneriakkan “Lung…”, maka seketika itu pula kain sarung dilemparkan ke udara. Peserta yang gagal melemparkan ke udara dengan baik dan indah, akan dikenakan sanksi sesuai dengan perintah Pemimpin Acara. Acara ini dilakukan hanya oleh peserta Upacara Adat yang sudah dewasa. Dari peserta yang terkena sanksi inilah, nilai-nilai kearifan lokal yang penuh makna disampaikan. Penyampaiannya dapat dilakukan dengan serius ataupun dengan candaan yang segar, sehingga peserta dan penonton merasa terhibur sekaligus ternasihati.

Jika dibandingkan hasil penelitian ini dengan yang dihasilkan Sufni D. Ahmad (2018), Via Nur Jannah (2014), Sri Solehah (2019), Anzhar Ishal Afryand dan Sapriya (2018), Taniredja, Afandi, dan Faridli (2012), Kurniawan (2017), maka penanaman nilai-nilai Pancasila di Banceuy relatif berbeda, yaitu menyampaikannya dengan cara permainan yang dimainkan oleh orangtua, bukan oleh anak usia dini semata-mata. Setidaknya, ini dilakukan melalui permainan Cikibung.

Penanaman nilai-nilai Pancasila kepada anak usia dini juga dilakukan melalui Seni Jibrut. Jibrut dikenal Masyarakat Adat Banceuy sejak tahun 1930-an. Bentuk kesenian ini tidak menggunakan peralatan yang terbuat dari apapun. Sebab seni jibrut, menggunakan telapak tangan yang dihimpitkan ke ketiak pemainnya. Setelah telapak tangan berada di ketiak pemainnya, lalu digerakkan sedemikian rupa sehingga menimbulkan suara yang khas, seperti suara “preeet”. Kegatan ini dilakukan untuk beberapa saat, dan di antara sela permainan, pemain memberikan nasihat, cerita, atau ngadongeng. Dari cerita lisan inilah nilai-nilai adat istiadat yang merupakan bagian dari kearifan local disampaikan. Peserta yang mendengar permainan tersebut merasa terhibur sekaligus mendapatkan nasihat dari sesepuh yang memainkan jibrut ini.

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sufni D. Ahmad (2018), Via Nur Jannah (2014), Sri Solehah (2019), Anzhar Ishal Afryand dan Sapriya (2018), Taniredja, Afandi, dan Faridli (2012), Kurniawan (2017), maka penanaman nilai-nilai Pancasila kepada anak usia dini di Banceuy dilakukan melalui seni Jibrut. Melalui seni ini anak usia dini dinasihati dan diberikan contoh perbuatan baik, di antara suara udara khas yang keluar dari perpaduan telapak tangan dengan ketiak.

Penanaman nilai-nilai Pancasila kepada anak usia dini lainnya dilakukan melalui kegiatan ilmiah Miruha. Miruha merupakan kegiatan pembuatan percikan api yang berasal dari bambu kering. Model yang dilakukan adalah dengan menggunakan bilah bambu dengan ukuran kecil, lalu digesekkan dengan bilah bambu yang ukurannya lebih besar.

Dengan frekuensi gesekan yang teratur dan cepat, maka dari gesekan kedua bambu itu akan menghasilkan letupan api, Guna menampung titik fokus api yang ditimbulkan oleh gesekan tersebut, diperlukan tiwul atau serutan kayu atau batang kering atau daun kering yang mudah terbakar. Kegiatan pembuatan api secara tradisional ini dilakukan oleh leluhur Kampung Adat Banceuy dalam rangka membuat tungku api di saung yang mereka dirikan.

Miruha merupakan kegiatan sederhana namun menjadi bukti produk ilmiah nilai-nilai lokal yang perlu dilestarikan. Bentuk kegiatan ini sekaligus menggatikan fungsi korekapi di masa modern seperti saat ini.

Jika penelitian yang dilakukan oleh oleh Sufni D. Ahmad (2018), Via Nur Jannah (2014), Sri Solehah (2019), Anzhar Ishal Afryand dan Sapriya (2018), Taniredja, Afandi, dan Faridli (2012), Kurniawan (2017), berorientasi pada nilai-nilai Pancasila yang disampaikan di dalam kelas secara formal, maka penenaman nilai-nilai Pancasila kepada

(10)

anak usia dini di Desa Adat Banceuy ini dilakukan dengan cara bermain dan di luar kelas.

Nilai-nilai Pancasila ini ditanamkan kepada anak melalui bagian dari upacara adat.

Penanaman nilai-nilai Pancasila kepada anak usia dini juga ditanamkan melalui permainan kolecer. Kolecer merupakan jenis permainan anak yang juga berbasis ilmiah.

Koleceran adalah permainan yang memanfaatkan tenaga angin sebagai sumber energi untuk menggerakkan roda putar bagi sebuah kolecer (yaitu kipas angin yang terbuat dari bahan dasar bambu atau kayu). Kolecer terbuat dari ruas bambu atau kayu keras yang berbentuk pipih, dengan ukuran bervariasi. Ruas bambu atau kayu tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah baling-baling. Bagian tengahnya dilubangi untuk menyisipkan bambu kecil (barungbung) yang berguna sebagai ring untuk menghubungkan antara as putaran dengan lembaran bambu atau kayu yang berbentuk kipas. Fungsinya adalah agar kolencer dapat berputar dengan sempurna. Setelah kolecer jadi, anak dapat menggunakannya untuk bermain. Cara bermainnya adalah dengan memegangnya di tangan, lalu membawa berlari sambal bergembira. Dapat pula kolecer yang berukuran besar disambungkan dengan bambu panjang dan diletakkan di atas rumah atau pohon tinggi atau di pematang sawah, sehingga dapat dinikmati oleh banyak orang. Bahkan untuk yang lebih kreatif diberikan variasi lukisan tokoh wayang golek, seperti dawala atau semar. Perputaran kolecer ini dapat melahirkan suara yang merdu dan konsisten, sehingga dapat menghibur bagi penggemarnya.

Jika penelitian yang dilakukan oleh Sufni D. Ahmad (2018), Via Nur Jannah (2014), Sri Solehah (2019), Anzhar Ishal Afryand dan Sapriya (2018), Taniredja, Afandi, dan Faridli (2012), Kurniawan (2017), mengkaji penanaman nilai-nilai Pancasila melalui pembelajaran formal yang dipraktikkan oleh guru dan ditirukan oleh siswanya, maka di Banceuy, penanaman nilai-nilai Pancasila kepada anak usia dini dilakukan melalui permainan adat.

Salah satu yang dilakukan adalah melalui kolecer, sebagaimana diilustrasikan di atas. Dari permainan ini, sesungguhnya sedang terjadi penanaman nilai-nilai Kesehatan, kecerdasan, dan kebersahabatan dengan alam. Nilai-nilai ini merupakan bagian tak terpisahkan dari nilai-nilai kelestarian budaya bangsa sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan UUD 1945.

Temuan lain dari peneltian ini adalah kegiatan Nyapu Lembur yang merupakan bagian dari upacara adat Ruwatan Bumi. Nyapu Lembur adalah kegiatan menjaga kebersihan lingkungan dari perbuatan kurang terpuji yang dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan. Kegiatan ini baru dibiasakan pada beberapa tahun terakhir, di desa adat Banceuy. Secara rutin acara Nyapu Lembur diadakan setiap akhir bulan, dengan cara membersihkan lingkungan desa dari sampah-sampah yang dibuang sembarangan oleh warga atau pengunjung. Nyapu Lembur bertujuan untuk menjaga lingkungan agar Kampung Adat Banceuy tetap bersih, indah, dan lestari.

E. Kesimpulan

Merujuk dari pembahasan di atas, maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa nilai- nilai Pancasila yang ditanamkan kepada anak usia dini melalui upacara Ruwatan Bumi dan Nyapu Lembur di Desa Adat Banceuy adalah;, pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa, musyawarah, pemerataan dan keadilan, penghormatan terhadap lingkungan, penghargaan kepada leluhur, melestarikan masakan tradisional, memelihara dan menjaga budaya, serta merawat kebersihan lingkungan. Nilai-nilai ini ditanamkam melalui sisipan pada Upacara Adat Ruwatan Bumi dan Nyapu Lembur, dalam bentuk cikibung, jibrut, miruha, dan kolecer.

Daftar Pustaka

(11)

Anzhar Ishal Afryand dan Sapriya dalam Untirta Civic Education Journal (UCEJ) Vol. 3 No. 2, Desember 2018, Hal. 158-167, meneliti tentang Internalisasi Nilai-nilai Pancasila melalui Pusat Studi Pancasila sebagai Upaya Penguatan Ideologi Bangsa bagi Generasi Muda, 2018.

Asri Anna Minawati, Yusuf Suryana, dan Elan tentang Penanaman Nilai-nilai Sila III Pancasila melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Membangun Karakter Siswa Sekolah Dasar (Pedadidaktika, Jurnal Ilmiah Mahasiswa PGSD Vol. 6 No. 1, 2019.

Buchory M,S., Selly Rahmawati, dan Setia Wardani yang meneliti tentang the Development of a Learning Media for Visualizing the Pancasila Values Based on Information and Communication Technology (Cakrawala Pendidikan, Oktober 2017, Th. XXXVI, No. 3.), 2017.

Jagad Aditya Dewantara, Ilham Fajar Suhendar, Rum Rosyid, dan Thomy Sastra Atmaja tentang Pancasila as Ideology and Characteristics Civic Education in Indonesia International Journal for Educational and Vocational Studies Vol. 1, 2019.

Machful Indra Kurniawan, Pancasila as a Basis for Nation’s Character Education, (Advances in Social Science, Education and Humanities Research (ASSEHR), volume 125, 2017.

Sri Solehah, Repository.ummat.ac.id.eprint_fieldopt_institution_UM-Mataram, Penanaman Nilai–nilai Pancasila dalam Membentuk Karakter Anak sebagai Upaya Pencegahan “Lost Generation” di TPA Pendidikan Pesantren NU Hidayatul Muttaqin, Pagutan, 2019.

Sufni D. Ahmad, The International Journal of Social Sciences and Humanities and Invention:Finding Indonesian Leaders Based on Pancasila’s Character, Vol 5 No. 9, page No.: 4969-4973, 2018.

Tedy Sudrajat, Jurnal Constitutional Review: Harmonization of Regulation Based on Pancasila Values through the Constitutional Court of Indonesia, Vol. 4, Num. 2, December 2018.

Tukiran Taniredja, Muhammad Afandi & Efi Miftah Faridli International Journal for Educational Studies, 5 (1) dengan judul The Appropriate Pancasila Education Contents to Implant Lofty Values for Indonesian Students, 2012.

Uwi Martayadi dan Marzuki tentang Keefektifan metode role playing untuk penanaman nilai-nilai Pancasila pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Harmoni Sosial Jurnal Pendidikan IPS Vol. 6 No. 1, 2019.

Via Nur Jannah, Jurnal e-print.ums.ac.id., Penanaman Nilai-Nilai Pancasila Khususnya Nilai Persatuan Indonesia Pada Etnis Thionghoa, 2014.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Karakteristik Pekerjaan X1 terhadap Kepuasan Kerja X3 Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai thitung untuk variabel karakteristik pekerjaan X1 sebesar 6,988 lebih besar

Anak memasukkan kartu ke dalam Papan Nam-nam secara berurutan berdasarkan angka yang tertera di kartu.Masukkan lembar soal pada celah papan melalui sisi samping sebelah kanan 6..

Tabel 11 Tingkat Kepuasan terhadap Sarana Prasarana di FE UNJ No Responden Nilai Rata-Rata 1 Dosen 4,19 2 Karyawan 5.18 3 Mahasiswa 4.10 Sumber: data primer diolah, 2016

Manakala mereka sadari bahwa anak didik kita perlu dibekali dengan berbagi gerak dasar umum maupun gerak dasar dominan dari setiap kecabangan olahraga, maka alat apapun bisa

49 0.000, dengan nilai signifikansi 0.000 < 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara bersama-sama atau simultan dapat berpengaruh terhadap variabel dependen

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kegiatan gerak seperti braindance berbasais gerak dasar tari Minang untuk anak usia dini dapat dilakukan dengan tujuan untukagar lebih

Penelitian pengembangan merupakan suatu penelitian yang mendasarkan pada pembuatan suatu produk yang efektif, diawali dengan analisis kebutuhan, pengembangan produk, uji coba produk dan

4 Produksi prototype, dilakukan dengan mempraktikkan model permainan di lapangan Mengujicobakan model permainan yang sudah dibuat Melakukan ujicoba skala kecil dengan jumlah 10