Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pembinaan yang dilakukan di lembaga pemasyarakatan terbagi menjadi dua, yaitu pola pembinaan pada orang dewasa dan pola pembinaan pada anak. Dalam pelaksanaan pola pelatihan terdapat beberapa kendala yang dihadapi Lapas Makassar yaitu keterampilan dan keahlian yang mayoritas pasti tidak cukup karena tenaga ahli yang memberikan pelatihan sangat terbatas sehingga terdapat faktor yang menghambat kelancaran pengembangan. Narapidana juga menghambat dan menjadi kendala yang dihadapi dalam pembinaan, kurangnya peralatan atau fasilitas yang baik, dan kurangnya sumber daya manusia.
KENDALA YANG DI HADAPI
Latar Belakang
Narapidana yang berada di lembaga pemasyarakatan di Kota Makassar harus bisa dilatih oleh petugas pemasyarakatan di Kota Makassar, namun bisa melakukan transaksi. Berdasarkan latar belakang di atas, maka saya selaku penulis dalam hal ini akan membahas tentang “Model Pembinaan Sosial Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan di Kota Makassar”.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penlitian
Definisi Operasional
Penilitian Yang Relevan
Keadaan lembaga pemasyarakatan di Indonesia yang mengalami kelebihan kapasitas membuat lembaga pemasyarakatan menjadi “universitas kejahatan” bagi warganya. 3 Petugas pemasyarakatan juga dijebak, tersangkut barang haram, lalu dipenjara. Petugas pemasyarakatan merupakan penegak hukum yang merupakan bagian integral dari komponen hukum di Indonesia, maka petugas pemasyarakatan harus bekerja sekuat tenaga untuk menutup pintu masuk dan peredaran narkoba di negeri ini Petugas pemasyarakatan wajib berfungsi dan bertugas sebagai pemasyarakatan. pembimbing (narapidana, anak negara, klien pemasyarakatan, dan tahanan prasidang) dilaksanakan secara terpadu guna pembinaan setelah berakhirnya masa pidana. dan bimbingan dapat menjadi warga masyarakat yang baik.
Pembinaan
Hal ini tergantung pada jenis dan tujuan pelatihan. Pelatihan hanya dapat memberikan bekal. Dalam kehidupan nyata dan situasi kerja, orang yang menjalani pelatihan harus bersedia mempraktikkan hasil pelatihannya. Menurut undang-undang no. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (dalam Kristiyanto, 2011: 8) disebutkan bahwa narapidana adalah narapidana yang menjalani hukuman perampasan kemerdekaan di lembaga pemasyarakatan.
Pembinaan narapidana
Jadi pada umumnya narapidana adalah orang-orang biasa seperti kita semua, namun kita tidak bisa begitu saja menyamakannya, karena dalam perkembangan perilaku narapidana kita tidak bisa menyamakan mereka dengan orang kebanyakan atau narapidana yang satu dengan yang lain. sejalan dengan perkembangan nilai-nilai dan keberadaan yang tumbuh di masyarakat. Narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana penjara di lembaga pemasyarakatan. Tujuan diterimanya narapidana di lembaga pemasyarakatan selain untuk memberikan rasa lega kepada korban juga menimbulkan keresahan di masyarakat. Caranya adalah dengan membekali mereka dengan perkembangan fisik dan mental.
Jenis Penelitian
Lokasi dan waktu Penelitian
Informan penelitian
Fokus Penelitian
Instrumen Penelitian
Jenis dan Sumber Data Penelitian 1. Data Primer
Teknik Pengumpulan Data
Survei ini dilakukan untuk mendapatkan data aktual mengenai konflik destruktif di tengah kesibukan masyarakat Polwali Mandar. Kemudian peneliti mulai menanyakan kepada informan pertanyaan-pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelum melakukan penelitian, dimana pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan dari permasalahan yang diangkat dalam penelitian, pertanyaan-pertanyaan tersebut terlebih dahulu disusun sehingga pada saat proses wawancara dengan peneliti dilakukan, akan dilakukan. tanpa kendala sesuai keinginan peneliti dan informan. Apabila dirasa data yang kami berikan sudah cukup maka peneliti akan mengucapkan terima kasih kepada informan dan berfoto bersama sebagai bukti bahwa kami telah melakukan wawancara dan meminta tanda tangan atau bahkan inisial kepada informan.
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi dilakukan dengan meminta data secara implisit kepada pemerintah di Desa Katumbangan Lemo Kecamatan Campalagian. Peneliti menggunakan teknik dekomentasi untuk memperoleh data yang lebih akurat dan memberikan bukti nyata. Oleh karena itu dokumentasi ini tidak kalah pentingnya dengan proses observasi pada saat penelitian dan wawancara terhadap informan, karena dokumentasi ini dapat menjelaskan atau memberikan bukti dengan bukti yang kasat mata dan nyata.
Analisis Data
- Teknik Keabsahan Data
Teknik validasi data adalah teknik yang digunakan untuk meyakinkan masyarakat, masyarakat dan khalayak bahwa data yang diperoleh dapat dipercaya atau dipertanggungjawabkan. Dengan membaca ini maka pengetahuan peneliti akan menjadi lebih luas dan tajam sehingga dapat digunakan untuk mengecek apakah data yang ditemukan benar/dapat dipercaya atau tidak. Triangulasi sumber data hampir sama dengan triangulasi data lainnya, misalnya triangulasi waktu, namun terdapat perbedaan pada triangulasi sumber data.
Seperti pengumpulan data awal atau pengumpulan informasi, dengan pengumpulan data menggunakan teknik wawancara pada pagi hari saat informan masih segar, tidak banyak permasalahan, maka akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. keabsahan data yang diperoleh maka peneliti melakukan pengumpulan data pada pagi hari, karena data yang diperoleh kemudian ingin dikirim kembali untuk mengkonfirmasi jawaban responden atau informan, maka peneliti kembali mengumpulkan data pada sore harinya. responden yang sama dan pertanyaan yang sama, dengan situasi yang berbeda. Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan bahan referensi sebagai pendukung untuk membuktikan data yang ditemukan peneliti.Alat ini digunakan untuk penelitian kualitatif. Alat yang digunakan antara lain kamera, kamera genggam, alat perekam suara untuk menunjang keabsahan data yang ditemukan peneliti.
Etika Penelitian
Jadwal Penelitian
Lapas Kelas I Makassar merupakan salah satu Unit Teknis Pemasyarakatan (UPT) yang termasuk dalam wilayah kerja Kanwil Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Sulawesi Selatan yang bertugas memberikan perawatan dan pembinaan. . bagi Narapidana Pemasyarakatan (WBP), baik teknis maupun administratif. Penjara Kelas I Makassar pada mulanya terletak di Jalan Ahmad Yani Makassar dan pada tahun 1975 akibat pemekaran kota akhirnya dipindahkan ke lokasi baru yaitu Jalan Sultan Alauddin no. Lembaga Pemasyarakatan dan mengurangi jumlah subkultur penjara, sehingga menghindari apa yang disebut kelebihan kapasitas.
Tugas pokoknya melaksanakan administrasi keuangan, kepegawaian, persuratan, inventaris/inventarisasi kantor, dan tugas rumah tangga pada Lembaga Peradilan. Bertanggung jawab atas urusan administrasi, peralatan/inventaris kantor, dan tata graha lembaga pemasyarakatan untuk memberikan pelayanan administrasi dan fasilitasi. Bertanggung jawab melaksanakan administrasi pelaksanaan anggaran, kas, pembayaran gaji pegawai, pengelolaan keuangan dan pelaporan. keuangan dalam rangka pelayanan administrasi dan fasilitas di Lapas Kelas I Makassar.
Tahap Pertama
Tahap Kedua
Tahap Ketiga
Tahap Keempat
Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan peneliti, seluruh keterampilan yang diberikan sesuai dengan bakat dan minat yang diinginkan setiap warga binaan, sehingga dengan senang hati dapat mencapai pengembangan keterampilan tersebut. Berdasarkan hasil observasi peneliti, perkembangan anak disini juga mempunyai pola perkembangan kepribadian dan pola perkembangan kemandirian. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara yang dilakukan oleh 10 orang informan yang semuanya berjenis kelamin laki-laki, dimana dalam wawancara ini digunakan teknik triangulasi.
Kalau untuk mengisi waktu luang saya rasa sudah lebih dari cukup, karena disini banyak sekali kegiatan yang dibuat dan dilakukan oleh petugas untuk kami. Berdasarkan hasil observasi peneliti, bahwa sebagai konsekuensi dari penyelenggaraan lembaga pemasyarakatan, sumber daya alam menjadi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi proses pembinaan dan juga bermanfaat bagi pembinaan pada lembaga kota makassar. “Salah satu kendala yang dihadapi lembaga pemasyarakatan di Makassar adalah keterbatasan bangunan.”
Kesimpulan
- Bagaimana karakteristik pembinaan narapidana di lembaga pemasyarakatan di kota Makassar
- Apa sajakah kendala yang dihadapi dalam pembinaan di lembaga pemasyarakatan di kota Makassar
Pelatihan antara orang dewasa dan anak-anak berbeda, dimana model pelatihan bagi narapidana dewasa lebih pada pengembangan kemandirian, kecakapan hidup, cara keluar dari sini dan kecakapan hidup untuk bertahan hidup. Model pelatihan penjara terbagi menjadi dua, yaitu 1) model pelatihan kepribadian, model pelatihan ini lebih bersifat mental, jasmani dan rohani, kegiatan keagamaan, pembentukan akhlak melalui ibadah dan membaca tulis Al-Quran. 2) model pelatihan kemandirian dimana diberikan keterampilan hidup pada kursi, meja, lemari kerja. Subuk kedatangan tamu dari Jakarta." 1 SURYA 28 Tahun S1 "Pelatihannya berbeda antara narapidana dewasa dengan anak, narapidana dewasa berumur di atas 18 tahun, dan anak dibawah 18 tahun, kalau sudah dewasa dikenalkan kepribadiannya, malah sama-sama memiliki perkembangan kepribadian, hanya saja untuk anak-anak khususnya kita perkenalkan pendidikan dan pengasuhan, karena anak-anak Anak perlu disayangi"..anak-anak itu berbeda, dimana model pelatihan bagi narapidana dewasa lebih pada pengembangan kemandirian, kecakapan hidup, bagaimana caranya. keluar dari sini dan miliki keterampilan hidup untuk bertahan hidup.
Sedangkan ditanamkan pada anak-anak. menjadi dua, yaitu 1) pola pengembangan kepribadian, pola pengembangan ini lebih bersifat mental, jasmani dan rohani, aktivitas keagamaan, pembentukan akhlak melalui ibadah dan baca tulis Al-Quran 2) pola pengembangan kemandirian dimana mereka diberikan kecakapan hidup. pembuatan kursi, meja, loker. Sementara itu, anak-anak ditanamkan pendidikan dan kepedulian. Penjara ini terbagi menjadi dua yaitu pola pengembangan kepribadian, pola pelatihan ini lebih banyak. secara mental, fisik dan. spiritual, kegiatan keagamaan, pembentukan akhlak melalui ibadah dan membaca dan menulis Al-Qur'an. Di sini disebut mebel, pengelasan, pembuatan batu bata, dan pembuatan tempe. Jadi pembinaan antara narapidana dewasa dan anak berbeda, pembinaan antara dewasa dan anak berbeda, dimana pola pembinaan terhadap narapidana dewasa lebih mirip dengan pola pembinaan. kemandirian, keterampilan hidup, sedangkan untuk pendidikan anak dan . Ada pula pola pembinaan yang seperti pola.
Bagi sebagian besar, mengasah keterampilan dan keahlian saja tidak cukup karena tenaga ahli yang memberikan pelatihan sangat terbatas sehingga ada faktor penghambatnya. kelancaran pembinaan bagi warga binaan dan juga kendala-kendala yang dihadapi dalam pembinaan. pembinaan narapidana di lembaga pemasyarakatan kota makassar... dewasa dan anak-anak, narapidana dewasa berumur di atas 18 tahun, dan anak-anak dibawa dibawah umur 18 tahun, jika sudah dewasa maka dilakukan penahanan. kepribadian, sebenarnya dua- . keduanya ada di sana. Pengembangan kepribadian, spesifik saja..pendidikan dan pengasuhan, karena anak perlu diberikan kasih sayang..dewasa dan anak itu berbeda, dimana pola perkembangan narapidana..dewasa lebih fokus pada pengembangan kemandirian, kecakapan hidup, bagaimana bagi narapidana dewasa dan anak-anak, pelatihan antara orang dewasa dan anak-anak berbeda, dimana pola pelatihan bagi narapidana dewasa lebih banyak pada pengembangan kemandirian, kecakapan hidup, sedangkan untuk anak-anak pendidikan dan pelatihan ditanamkan. pola... .pelatihan Seperti pola pengembangan kepribadian dan pola pengembangan kemandirian. bagi anak yaitu pendidikan dan pengasuhan. Informan Andi 3. Pola pembinaan. Penjara ini terbagi menjadi dua yaitu... pembinaan. kepribadian, pola pembinaan ini lebih bersifat mental, jasmani dan rohani, kegiatan keagamaan, . pembentukan akhlak melalui ibadah dan membaca tulis Al-Qur'an 2) pola pengembangan kemandirian dimana mereka memperoleh kecakapan hidup membuat kursi, meja dan lemari.