Menyatakan bahwa risalah yang berjudul “Takwil dalam Tafsir Fath al-Qadîr (Kajian Analitik Pendekatan Linguistik)” benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipan yang telah disebutkan. Dengan hak bebas royalti tersebut, Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta berhak menyimpan dan menyebarkan media. Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia dengan kekayaan corak kebahasaannya dan tingginya makna yang dikandungnya, termasuk mengandung dua wujud makna, yaitu makna zhahir dan makna batin.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana penafsiran asy-Syaukani dalam kitab tafsir Fath al-Qadir dalam penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an melalui pendekatan linguistik. Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia dengan kekayaan corak kebahasaannya dan makna luhur yang dikandungnya, meliputi dua makna eksistensial, yaitu makna zahir dan makna batin. Ahmad Syukron, M.A selaku Pimpinan Program Studi Alquran dan Tafsir (IAT) Pascasarjana IIQ sekaligus Dosen Pembimbing II atas dedikasinya terhadap kemajuan Program Pascasarjana IIQ Jakarta dan kegigihannya dalam membimbing para mahasiswanya.
Teman-teman prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir serta teman-teman yang selalu mendukung dalam penyusunan skripsi. Transliterasi ini mengacu pada “Pedoman Penulisan Proposal, Tesis dan Disertasi di Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta” yang diterbitkan pada tahun 2021.
Konsonan Tunggal
Konsonan rangkap karena tasydid ditulis rangkap
Vokal Panjang
Vokal Rangkap
Vokal Pendek yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan dengan apostrof
Kata sandang Alif + Lam
Penulisan kata-kata dalam rangkaian Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya
LATAR BELAKANG
Dalam Islam, kewujudan al-Quran menduduki tempat yang paling penting dalam semua aspek kehidupan. Bagi masalah yang dihadapi oleh para Sahabat ketika itu, Al-Quran menjadi penyelesaian utama tanpa menimbulkan masalah lain. Apabila sebahagian ulama memahami ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan ayat-ayat Mutashyâbihât, mereka memilih untuk tidak mempersoalkannya.
Oleh karena itu, metode takwil dalam memahami Al-Qur'an diyakini muncul pada awal sejarah perkembangan tafsir.22. Lihat juga Abdurrahman Habil, “Tafsir Esoterik Tradisional Al-Qur’an,” dalam Ensiklopedia Tematik Spiritualitas Islam, ed. 27 Nasr Hamîd Abû Zaid, memikirkan firman Tuhan; Majas dalam Al-Qur'an menurut Mutazilah, terj.
Ibnu Kathiri mengatakan bahwa makna tersembunyi dalam ayat-ayat Al-Qur'an dapat terungkap dengan menggunakan takwiel, a. Umat Islam terus mempertahankan tradisi penafsiran ini sebagai sarana membenarkan makna Al-Qur'an. Tafsir Al-Qur'an pun mempunyai beberapa pendekatan yang menjadi ciri khas masing-masing mufessir.
Hingga saat ini, banyak sekali pendekatan penafsiran Al-Qur'an yang digunakan oleh para mufassir. Qur'an.34 Tafsir dengan pendekatan lughawi ini merupakan tafsir yang mendalami Al-Qur'an dari sudut pandang kebahasaannya. Pertama, pendekatan melalui penafsiran merupakan pendekatan yang menitik beratkan pada sisi luar teks Al-Qur’an.
Sebagai bagian dari ilmu yang bersifat dinamis, bahasa pengantar Al-Quran Fusha adalah bahasa Arab. Dalam menyampaikan makna ayat-ayat Al-Qur’an terdapat unsur kebahasaan yang digunakan untuk menafsirkannya. Menurut Muthahhar (w. 1979), penyebab kemunduran umat Islam saat ini adalah karena mereka menganggap Al-Quran terlalu suci.
Fakta ini menimbulkan tanda tanya apakah afiliasi Syiahnya menjadikannya seorang fanatik dalam penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an. Syaukânî dikaitkan dengan pendekatan linguistik tafsir Fath al-Qadîr terhadap beberapa aspek ayat dalam Al-Qur'an.
Permasalahan
Identifikasi Masalah
Bagaimana hujah-hujah itu berkaitan dengan takwil ayat-ayat mutasyâbihât yang tidak dapat difahami melainkan melalui takwil.
Pembatasan Masalah
Perumusan Masalah
Bagaimana Asy-Syaukânî mentafsir dan menganalisis ayat-ayat Takwil al-Quran melalui pendekatan linguistik.
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Tinjauan Pustaka
Sumber Data dan Tehnik Pengumpulan Data
Bahan pokok atau sumber utama kajian ini adalah kitab tafsir Fath al-Qadîr karya Muhammad bin Alî bin Muhammad bin ‘Abdullah asy-Syaukânî. Yakni dengan mengidentifikasi dan mengklasifikasikan tafsir Asy-Syaukânî terhadap ayat takwila Al-Qur'an. Data sekunder berasal dari kitab-kitab tafsir seperti At-Tafsir wal Mufasirun, Ushul At-Tafsîr Ushuluhu wa manâhijuhu dll.
Selain itu, penulis juga akan memperkaya penelitian ini dengan literatur lain yang terkait seperti buku bahasa, referensi Alquran, dan lain sebagainya.
Tehnik Pengumpulan Data
Metode Analisis Data
Tehnik dan Sistematika Penulisan
Kemudian menjelaskan penjelasan lughawi dalam kaitannya dengan gaya tafsir, menyajikan pengertian tafsir lughawi, sejarah perkembangannya, jenis-jenisnya dan kemudian menyajikan pendapat para ulama dalam menanggapi tafsir lughawi. Bab ketiga penulis memperkenalkan biografi singkat Asy-Syaukânî, pemikiran Asy-Syaukânî, pandangan ulama terhadap Asy-Syaukânî, profil tafsir Fath al-Qadîr, kemudian metode dan gaya penafsiran Fath al-Qadîr. Bab keempat penulis akan memaparkan tafsir asy-Syaukânî dalam berbagai aspek ayat teologis, hukum, dan kebahasaan, kemudian menganalisis tafsir asy-Syaukânî dalam kaitannya dengan takwil pada ayat-ayat tersebut.
Kesimpulan
Dilihat dari sistematika penulisan dan keluasan penjelasan tafsirnya, asy-Syaukânî menggunakan metode tafsir tahlili (analitis), yaitu menjelaskan dan menjelaskan isi ayat-ayat Al-Qur’an dari segala sisi. Salah satu unsurnya adalah menyebutkan asbabun nuzul jika ada, ayat-ayat munasabah dan arti harafiahnya, setiap kata. Dilihat dari gaya penafsirannya, penjelasan yang diberikannya tentang ayat-ayat Al-Quran cenderung mengungkapkan makna kebahasaan, sehingga penafsiran asy-Syaukânî dapat dikatakan gaya lughâwi.
Saran
Anwar, Rasihon, Ulûm Al-Qur'an untuk UIN, STAIN dan PTAIS; Disusun berdasarkan Kurikulum Nasional Pendidikan Tinggi Islam Terbaru Bandung : CV. Al-‗Arabiyah, Majma' al-Luhgah, al-Mu'jam al-Wasith, Mesir: Maktabah al-Shuruq al-Dawayyah, 2008. Al-Asfahânî, Raghîb, Mu‟jâm Mufradât al-Fadzi Al-Qur`ân , Beirut: Dâr al-Fikri, t.t.
الغرناثي، أبو حيان الأندلسي، البحر المحيط في التفسير، القاهرة: دار الفكر، 1992. روحانية الإسلام، ط. الخولي، أمين، مناهج تجديد في النحو والبلاغة والتفسير والأدب، القاهرة: دار المعرفة، 1961.
Al-Jabbar, Al-Qadhi Abd, Mutasyâbîh Al-Qur`an; Pretexts for the Rationality of the Qur'an, Yogyakarta: LKIS, 2000. Majid, Nurcholish, ―The Problem of Ta'wil as a Methodology for Interpreting the Qur'an‖ in Budhy Munawar Rachman (ed.), Contextualization of Islamic Doctrine v zgodovini, Jakarta: Foundation Paramadina, 1994. Mudakir, Ahmad, et al, Language Styles of the Al-Qur'an, Bandung: magistrski študijski program religijskih študij na UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2020.
الكثّان، مناع خليل، مباحث في علوم القرآن، رياض: دار المعارف للناصر والتوزي، 1992. القرطبي، أبو عبد الله، الشهمي لآل. - القرآن، بجروت: دار كروب العربي. الرازي، محمد فخر الدين، تفسير الكبير مفاتيح الغيب جزء 30، بجروت: دار الفكر، 2005.
Zaid, Nashr Hamid Abu, Penaakulan Firman Tuhan; Wacana Maja dalam Al-Quran Menurut Mutazilah, terj. Al-Zarqani, Muhammad Abd Al-Azim, Manâhil Al-„Irfâni fî “Ulûm Al-Qur‟ân, Beirût: Dâr Al-Fikr, t.t. Zuhri, Risalah Tafsir, Berinteraksi dengan Al-Quran versi Imam Al-Ghazali, Bandung: Citapusaka Media, 2007.