Jurnal Business Technology and Science, Volume I Nomor IX, Jan 2023| 29 https://ojs.nitromks.ac.id/index.php/jurnal-bugis
Analisis Kebutuhan Modal Kerja Pada CV Tunas Karya
Rika Permianti1
1
Manajemen, Institut Bisnis dan Keuangan Nitro Makassar
*Correspondent Email: [email protected]
Abstrak
Besar kecilnya modal tergantung pada besar kecilnya perusahaan itu pula, untuk mengetahui besar kecilnya modal suatu perusahaan dapat kita ketahui dari laporan keuangannya yakni laporan neraca. Dari laporan neraca kita juga bisa mengetahui bahwa yang tercatat di sebelah debit dari neraca menunjukkan modal. Modal kerja yang dikeluarkan diharapkan akan diterima kembali perusahaan melalui penjualan hasil produksi dalam waktu yang relative pendek dan selanjutnya dapat digunakan lagi untuk pembiayaan oprasi pada waktu berikutnya sehinga modal kerja tersebut akan terus-menerus berputar setiap priodenya selama perusahaan itu masih berjalan, untuk itu perlu dianalisa apakah modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan telah digunakan secara efesien.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan modal kerja pada CV. Tunas Karya dengan menggunakan rumus kebutuhan modal kerja pada tahun periode 2017-2019. Peneliti menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan menganalisis kebutuhan modal kerja. Populasi pada penelitian ini berupa laporan keuangan tahunan dan sampel yang digunakan adalah laporan keuangan berupa neraca, laporan laba rugi dan arus kas selama periode 2017-2019. Hasil pengujian dari penelitian ini menyimpulkan bahwa kebutuhan modal kerja pada tahun 2017 sebesar Rp 195.631.688. Pada tahun 2018 sebesar Rp. 21.488.614, sedangkan pada tahun 2019 sebesar Rp.
96.078.536. Dengan demikian, dinyatakan bahwa modal kerja yang tersedia tidak dapat memenuhi kebutuhan modal kerja untuk menjamin kelancaran operasional pada tahun 2017 sampai tahun 2019.
Kata Kunci : Kebutuhan Modal Kerja
Abstract
The size of the capital depends on the size of the company as well, to find out the size of the capital of a company, we can know from its financial statements, namely the balance sheet report.
From the balance sheet report we can also find out that the one recorded next to the debit from the balance sheet indicates capital. The working capital issued is expected to be received back by the company through the sale of production results in a relatively short time and can then be used again for operational financing at a later time so that the working capital will continue to rotate every period as long as the company is still running, for that it is necessary to analyze whether the working capital owned by the company has been used efficiently.
This study aims to analyze the need for working capital on CV. Tunas Karya using the formula for working capital needs in the 2017-2019 period. The analysis used in this study is a quantitative descriptive analysis by analyzing working capital needs. The population in this study is
Jurnal Business Technology and Science, Volume I Nomor IX, Jan 2023| 30 in the form of annual financial statements and the sample used is financial statements in the form of balance sheets, income statements and cash flows during the 2017-2019 period. The test results of this study concluded that the need for working capital in 2017 was Rp 195,631,688. In 2018 it was Rp. 21,488,614, while in 2019 it was Rp. 96,078,536. Thus, it is stated that the available working capital cannot meet the needs of working capital to ensure smooth operation in 2017 to 2019.
Keywords : Working Capital Needs
1. Pendahuluan
Latar Belakang
Manajemen merupakan salah satu alat dalam melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan melakukan pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Pada umumnya suatu perusahaan didirikan adalah untuk mencapai beberapa tujuan. Tujuan perusahaan dapat berupa laba yang tinggi dan menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Dalam mendirikan suatu perusahaan dibutuhkan modal yang memadai karena jika tidak ada dana yang tersedia maka perusahaan tidak akan mungkin bisa membiayai kegiatan operasinya. Suryani, (2016).
Besar kecilnya modal tergantung pada besar kecilnya perusahaan itu pula, untuk mengetahui besar kecilnya modal suatu perusahaan dapat kita ketahui dari laporan keuangannya yakni laporan neraca. Dari laporan neraca kita juga bisa mengetahui bahwa yang tercatat di sebelah debit dari neraca menunjukkan modal (Anugerah Lutfi, 2021). Modal kerja yang dikeluarkan diharapkan akan diterima kembali perusahaan melalui penjualan hasil produksi dalam waktu yang relative pendek dan selanjutnya dapat digunakan lagi untuk pembiayaan oprasi pada waktu berikutnya sehinga modal kerja tersebut akan terus-menerus berpu tar setiap priodenya selama perusahaan itu masih berjalan, untuk itu perlu dianalisa apakah modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan telah digunakan secara efesien (Board et al., n.d.). Semakin tepat penentuan sumber dana, semakin efisien pengelolaan dana dan berarti semakin baik bagi perusahaan, karena pengunaan modal kerja yang tepat merupakan penunjang keberhasilan suatu perusahaan. Pengertian modal kerja sering diartikan sebagai modal yang diperlukan untuk membelanjakan operasional perusahaan sehari-hari atau dengan kata lain mencerminkan keuangan jangka pendek. Besarnya modal kerja tampak pada aktiva lancar yang terletak pada sebelah debet neraca. Suryani, (2016).
Modal kerja yang tersedia harus cukup jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari (Themba et al., 2021). Modal kerja yang cukup memang sangat penting dan baik bagi perusahaan, akan tetapi yang menjadi masalahnya adalah berapa modal kerja yang cukup bagi perusahaan atauyang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Peranan dan fungsi modal sangatlah penting karena untuk menjamin kelancaran jalanya perusahaan karena tidak mungkin bagi suatu perusahaan untuk melakukan usaha tanpa adanya suatu modal (Nawir & Hamdat, 2021).
John Soeprihanto (2010 : 317) memberikan pengertian dari modal kerja sebagai berikut : nilai dari harta atau milik yang dapat dengan segera dijadikan uang kas dan digunakan oleh perusahaan untuk membelanjai atau membiayai keperluan operasi sehari – hari. Tanpa adanya modal kerja maka perusahaan tidak bisa berjalan dengan baik dan lancar karena modal kerja merupakan penunjang untuk menjalankan proses produksi.
CV. Tunas Karya adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang jasa konstruksi.
Jurnal Business Technology and Science, Volume I Nomor IX, Jan 2023| 31 Perusahaan ini berfokus pada proyek pengerjaan konstruksi Bangunan Komesil, bangunan pendidikan, bangunan kesehatan (K1), serta pengerjaan konstruksi lainnya.
Adapun data awal perusahaan CV. Tunas Karya sebagai modal kerja yang dimiliki pada periode 2017-2019 sebagai berikut :
Tabel 1. Aktiva lancar CV. Tunas Karya
Aktiva Lancar
Tahun/Periode
2017 2018 2019
Kas Rp. 40.500.000 Rp. 23.049.000 Rp. 27.975.000 Bank Rp. 150.260.000 Rp. 27.000.795 Rp. 38.275.000 Piutang Rp. 252.951.750 Rp. 85.794.455 Rp. 45.794.455 Persediaan Rp. 17.920.275 Rp. 21.042.794 Rp. 14.205.761 Jumlah Rp. 461.632.025 Rp. 156.887.044 Rp. 126.250.216 Sumber : CV. Tunas Karya
Data diatas merupakan persiapan dana yang dimiliki perusahaan CV. Tunas Karya yang digunakan sebagai kebutuhan modal kerja untuk melakukan kegiatan operasional perusahaan pada periode 2017- 2019. Dalam setiap pengerjaan yang dilakukan oleh perusahaan CV. Tunas Karya tidak terlepas dari kinerja keuangan yang menggambarkan informasi dalam pengambilan keputusan terhadap penggunaan modal kerja demi memaksimalkan kinerja perusahaan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah yakni, “Berapakah kebutuhan modal kerja pada CV. Tunas Karya?”
Landasan Teori Modal Kerja
Modal kerja merupakan dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan, terutama yang memiliki jangka waktu pendek. Sebagai modal kerja diartikan seluruh aktiva lancar atau setelah dikurangi hutang lancar (Putri Inggrid Maria Risamasu et al., 2022). Dana diartikan sebagai seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan. Artinya seluruh harta perusahaan yang dimiliki dalam aktivanya dianggap dana perusahaan. Dana dianggap sebagai aktiva yang memiliki sifat sama atau setara dangan kas. Artinya semua aktiva yang memiliki fungsi seperti kas, dapat dikatakan dana. Kasmir (2017:249).
Ada tiga konsep modal kerja yang umum digunakan, yaitu: 1)
Konsep Kuantitatif
, yakni Modal kerja adalah dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva dimana dana yang tertanam didalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu pendek. b)Konsep Kualitatif
dimana modal kerjaJurnal Business Technology and Science, Volume I Nomor IX, Jan 2023| 32 adalah sebagian aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu merupakan kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancar. Sedangkan bagian aktiva lancar sebesar hutang lancar tidak boleh digunakan untuk membiayai operasi perusahaan sebab untuk menjaga likuiditas perusahaan yaitu untuk membayar hutang yang harus segera dibayar.
Dan yang terakhir c) Konsep Fungsional yaitu
mendasarkan pada fungsi dari mana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan adalah dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan.Ada sebagian dana yang digunakan dalam satu periode accounting tertentu yang seluruhnya menghasilkan pendapatan bagi periode tersebut (Current income) dan ada sebagian lain yang juga digunakan selama periode tersebut tetapi tidak seluruhnya digunakan untuk menghasilkan pendapatan (potential working capital). Konsep yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah konsep kuantitatif yang disebut sebagai modal kerja bruto yang diberikan kepada aktiva lancar perusahaan yaitu kas, piutang, dan persediaan (Nawir & Hamdat, 2021).
Penggunaan Modal Kerja
Adanya kerugian dalam operasi perusahaan penggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan turunnya modal kerja menurut Munawir (2014:124) adalah sebagai berikut : 1)
Pembayaran biaya gaji atau ongkos-ongkos operasi perusahaan meliputi pembayaran upah gaji, pembelian bahan atau barang dagangan,
suppliekantor dan pembayaran biaya- biaya lainnya. 2) Kerugian-kerugian yang diderita oleh perusahaan karena adanya penjualan surat berharga atau efek, maupun kerugian yang incidental lainnya. 3) Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan-tujuan tertentu dalam jangka panjang, misalnya dana pelunasan obligasi, dana pensiun pegawai, dana ekspansi atau dana-dana lainnya (Nurdin & Milka, 2021). 4) Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap, investasi jangka panjang atau aktiva tidak lancar atau timbulnya hutang
lancar yang berakibat berkurangnya modal kerja. 5)Pembayaran-pembayaran hutang jangka panjang yang meliputi hutang hipotik, obligasi serta penarikan atau pembelian kembali (untuk sementara atau seterusnya), saham yang beredar atau adanya penurunan hutang jangka panjang diimbangi berkurangnya aktiva lancar (Lawalata, 2017). 6) Pengambilan uang atau barang dagang oleh pemilik perusahaan untuk kepentingan pribadinya atau adanya pengambilan bagian keuntungan oleh pembayaran dividen dalam perseroan terbatas.
Sedangkan menurut Kasmir (2016:259) secara umum dikatakan bahwa penggunaan modal kerja bisa dilakukan perusahaan untuk : a) Pengeluaran untuk gaji dan biaya operasi perusahaan lainnya arti pengeluaran untuk gaji, upah dan biaya operasi perusahaan lainnya, perusahaan mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar gaji, upah dan biaya operasi lainnya yang digunakan untuk menunjang penjualan. Dan b) Pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan maksud pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan, adalah pada sejumlah bahan baku yang dibeli yang akan digunakan untuk proses produksi dan pembelian barang dagangan untuk dijual kembali. c) Menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga maksud untuk menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga atau kerugian lainnya adalah pada saat perusahaan menjual surat- surat berhaga namun mengalami kerugian. Hal ini akan mengurangi modal kerja dan segera ditutupi. d) Pembentukan dana Pembentukan dana merupakan pemisahan aktiva lancar untuk tujuan tertentu dalam jangka panjang, misalnya pembentukan dana pensiun, dana ekspansi atau dana
Jurnal Business Technology and Science, Volume I Nomor IX, Jan 2023| 33 pelunasan obligasi. Pembentukan dana ini akan mengubah bentuk aktiva dari aktiva lancar menjadi aktiva tetap. e) Pembelian aktiva tetap (tanah, bangunan, kendaraan, mesin dan lain-lain) Pembelian aktiva tetap atau investasi jangka panjang seperti pembelian tanah, bangunan, kendaraan, dan mesin.
Pembelian ini akan mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar dan timbulnya utang lancar. f) Pembayaran utang jangka panjang (obligasi, hipotek, utang bank jangka panjang) Arti pembayaran utang jangka panjang adalah adanya pembayaran utang jangka panjang yang sudah jatuh tempo seperti pelunasan obligasi, hipotek dan utang bank jangka panjang. g) Pembelian atau penarikan kembali saham yang beredar maksud pembelian atau penarikan kembali saham yang beredar adalah perusahaan menarik kembali saham- saham yang sudah beredar dengan alasan tertentu dengancara membeli kembali, baik untuk sementara waktu maupun sebelumnya (Maulana et al., 2021). h) Pengambilan uang atau barang untuk kepentingan pribadi Maksud pengambilan utang atau barang untuk kepentingan pribadi adalah pemilik perusahaan mengambil barang atau uang yang digunakan untuk kepentingan pribadi, termasuk dalam hal ini adan pengambilan keuntungan atau pembayaran dividen oleh perusahaan (Megawaty et al., 2022).
Laporan sumber dan penggunaan modal kerja
Menurut Kasmir (2017:261), Perolehan modal kerja dari sumber yang telah dipilih serta penggunaan modal kerja yang telah dilakukan selama operasi perusahaan perlu dibuatkan laporan sebagai bentuk pertanggung jawaban manajer keuangan. Laporan sumber dan penggunaan modal kerja menggambarkan perputaran modal kerja selama periode tertentu. Laporan ini juga menunjukka kinerja manajemen dalam mengella modal kerjanya. Seperti dijelaskan sebelumya, perubahan modal kerja disebabkan oleh beberapa faktor (Anugerah Lutfi, 2021). Perubahan yang terjadi pada modal kerja harus dibuatkan laporannya yang kita sebut dengan nama laporan perubahan modal kerja. Dalam praktiknya perubahan modal kerja menggambarkan,
Posisi modal kerja per priode, Perubahan modal kerja, Komposisi modal kerja, Jumlah modal kerja yang berasal dari penjualan saham, Jumlah modal kerja yang berasal dari hutang jangka panjang, Jumlah modal kerja yang digunakan untuk aktiva tetap, dan Jumlah aktiva tetap yang telah dijual (Board et al., n.d.).
Analisis Kebutuhan Modal Kerja
Modal kerja sangat penting bagi perusahaan. Apabila perusahaan sudah menetukan berapa besar jumlah modal kerja yang dibutuhkan, berarti perusahaan telah mengetahui jumlah dana yang akan dikeluarkan untuk membiayai kegiatan rutin perusahaan pada tahun selanjutnya, sehingga modal kerja perusahaan dapat digunakan secara efektif. Setiap kegiatan perusahaan akan mengalami perubahan terhadap kebutuhan modal kerjanya (N. Rosanti et al., 2021). Jika kegiatan perusahaan meningkat maka modal kerja yang dibutuhkan juga akan lebih besar. Dengan mengetahui kebutuhan modal kerja, maka perusahaan dapat merencanakan dana dan mengendalikan beberapa modal kerja yang dibutuhkan sehingga dapat mencegah adanya pemborosan atau kelebihan dana serta dapat mengetahui apakah perusahaan kekurangan modal kerja atau tidak (Terhadap et al., 2019).
Besar kecilnya modal kerja menurut Riyanto (2011:64) terutama tergantung pada dua faktor, yaitu : a) Periode perputaran atau terikatnya modal kerja, merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode-periode yang meliputi jangka waktu pembelian kredit pembelian, lamanya penyimpanan barang mentah di gudang, lamanya proses produksi, lamanya barang jadi disimpan di gudang dan jangka waktu penerimaan barang. b) Pengeluaran kas rata-rata setiap hari, merupakan jumlah
Jurnal Business Technology and Science, Volume I Nomor IX, Jan 2023| 34 pengeluaran kas rata-rata untuk keperluan pembelian bahan mentah, bahan pembantu, pembayaran upah buruh dan biaya- biaya lainnya (Dauda et al., 2021).
Adapun rumus yang dapat digunakan dalam menghitung berapa besar modal kerja yang dibutuhkan perusahaan menurut Riyanto (2011:64) adalah sebagai berikut :
1) Kecepatan Perputaran Operasi Rasio ini digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan telah dipergunakan dalam kegiatan perusahaan atau menunjukan berapa kali operating aset berputar dalam periode tertentu.
a) Peputaran Kas (Cash Turnover) Yaitu kemampuan dana yang bertanam dalam kas berputar selama satu periode tertentu, jumlah kas yang ada dalam perusahaan hendaknya tidak kurang dari 5%
sampai 10% dari jumlah aktiva lancarnya. Semakin cepat perputaran kas, maka akan mengakibatkan kondisi perusahaan dalam menutupi utang jangka pendeknya, sebaliknya jika perputaran kas semakin lambat, maka perusahaan akan sulit untuk menutupi utang jangka pendeknya.
b) Perputaran Piutang (Receivable Turnover) Yaitu kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar selama satu periode (Sasmita et al., 2021). Makin tinggi perputarannya menunjukkan modal kerja yang ada di dalam piutang semakin rendah, sebaliknya jika semakin rendah perputarannya maka modal kerja yang di dalam piutang semakin tinggi. Standar umum perputaran piutang yaitu 7,2 kali artinya adalah seluruh piutang dapat tertagih dalam 7,2 kali atau 50 hari.
c) Perputaran Persediaan (Inventory Turnover), dapat diukur dengan menggunakan rumus ini :
2) lamanya perputaran setiap unsure modal kerja.
Merupakan periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan tiap-tiap unsure kerja dalam satu periode.
a) Lamanya perputaran kas menunjukkan periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan kas dalam satu periode. Standar pengumpulan kas 15 hari.
b) lamanya perputaran piutang periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang menjadi kas dalam suatu periodenya. Standar umum pengumpulan piutang yaitu 60 hari 7,2 kali.
Jurnal Business Technology and Science, Volume I Nomor IX, Jan 2023| 35 3) Lamanya perputaran modal kerja keseluruhan merupakan jumlah lamanya perputaran keseluruhan
unsur-unsur modal kerjan dengan rumus :
4) Kecepatan perputaran modal kerja keseluruhan merupakan jumlah lamanya perputaran modal kerja yang jika turnover modal kerja rendah yang berarti terdapat kelebiran modal kerja yang mungkin dapat disebabkan oleh rendahnya inventory turnover, piutang atau adanya saldo kas yang terlalu besar. semakin lama periode perputaran maka akan mengakibatkan jumlah modal kerja yang dibutuhkan semakin besar (Salam & Amin, 2021).
5) Kebutuhan modal kerja merupakan tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan modal kerja dalam suatu periode tertentu yang dicantumkan dalam rupiah. Besar kecilnyajumlah kebutuhan modal kerja tergantung dari berbagai factor yang terdapat dalam suatu perusahaan (Kausar et al., 2022). Kebutuhan Modal Kerja Tingkat kemampuan dalam menghasilkan modal kerja
dalam suatu
periode tertentu dicantumkan dalam rupiah(N. Rosanti, 2019).
2.
Metodologi
Penelitian dilakukan pada CV. Tunas Karya yang terletak di jalan Maccopa BTN Tangia Blok B1 No.
19 Maros- Sulawesi Selatan. Dengan waktu yang dibutuhkan selama melaksanakan penelitian dan pengumpulan data adalah kurang lebih satu bulan. Peneliti menggunakan data kuantitaif berupa laporan keuangan perusahaan yang berbentuk neraca dan laporan laba rugi CV. Tunas Karya Maros.
Dan data yang diperoleh merupakan data sekunder berupa informasi yang berbentuk laporan keuangan tahunan dan diperoleh dari CV. Tunas Karya Maros.
Adapun tekhnik pengumpulan data yakni
Library Research dan Penelitian Lapangan (Field Research) (N. M. M. Rosanti, 2018).
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dekskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang bertujuan menganalisis dan menghitung kebutuhan modal kerja tahun 2017 sampai dengan 2019 pada CV. Tunas Karya Maros. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode perputaran modal kerja serta menghitung perputaran masing-masing dari unsur modal kerja. Riyanto, (2011:64).Adapun standar pengukuran pada penelitian ini seperti pada tabel di bawah ini : Tabel 1. Standar Industri Modal Kerja
No Keterangan Standar Industri
1. Perputaran Kas 10 kali
2. Perputaran Piutang 15 kali
3. Perputaran Persediaan 3,4 kali
Jurnal Business Technology and Science, Volume I Nomor IX, Jan 2023| 36
4. Lamanya Perputaran Kas 15 hari
5. Lamanya Perputaran Piutang 60 hari
6. Kecepatan Perputaran Modal Kerja 6 kali
(Sumber : Kasmir 2016:141)
3. Hasil dan Pembahasan
Hasil Penelitian
1. Analisis unsur modal kerja
Berdasarkan data laporan keuangan CV. Tunas karya periode tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 tersebut dapat dilakukan analisis dan menghitung unsur-unsur modal kerja yang terdiri dari kas, piutang dan persediaan, Antara lain;
a. Rata-rata kas dengan menggunakan rumus :
Dari hasil perhitungan unsur modal kerja pada CV. Tunas Karya Maros selama 3 tahun yaitu pada tahun 2017 sampai tahun 2019, diketahui bahwa rata-rata kas pada tahun 2017 sebesar Rp
54.020.000, pada tahun 2018 Sebesar Rp. 31.774.500, dan pada tahun 2019 sebesar Rp. 25.512.000.
b. Rata-rata piutang dengan menggunkan rumus:
Jurnal Business Technology and Science, Volume I Nomor IX, Jan 2023| 37 Dari hasil perhitungan unsur modal kerja pada CV. Tunas Karya Maros selama 3 tahun yaitu pada tahun 2017 sampai tahun 2019, diketahui bahwa rata-rata piutang pada tahun 2017 sebesar Rp 126.475.875, pada tahun 2018 Sebesar Rp. 169.373.102.5, dan pada tahun 2019 sebesar Rp.
65.792.955.
c. Rata-rata persediaan dengan menggunakan rumus:
Jurnal Business Technology and Science, Volume I Nomor IX, Jan 2023| 38 Dari hasil perhitungan unsur modal kerja pada CV. Tunas Karya Maros selama 3 tahun yaitu pada tahun 2017 sampai tahun 2019, diketahui bahwa rata-rata persediaan pada tahun 2017 sebesar Rp 16.585.377, pada tahun 2018 Sebesar Rp.19.481.534.5, dan pada tahun 2019 sebesar Rp.
17.624.277.5.
2. Analisis Perputaran Modal Kerja
Untuk menghitung perputaran kas data yang digunakan adalah data tahun 2017 sampai 2019 sebagai berikut :
a. Perputaran Kas (Cash Turnover)
Perputaran kas menunjukkan efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan CV.
Tunas karya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat kesediaan kas untuk membayar tagihan (hutang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan.
Tabel 2. Kecepatan Perputaran Kas Tahun 2017-2019
Tahun Penjualan Bersih
Rata-Rata Kas
Kecepatan Perputaran
Kas
Standar Industri
2019 2.131.982.720 25.512.000 83,56 Kali
10 Kali
2018 1.715.889.128 31.774.500 54,00 Kali
2017 5.059.035.455 54.020.000 93,65 Kali
Sumber : laporan keuangan CV.Tunas Karya (diolah)
Table 2 di atas menunjukkan bahwa perputaran kas pada CV. Tunas Karya Maros selama 3 tahun yaitu pada tahun 2017
sebanyak 93,65 kali artinya penggunaan kas dalam operasional perusahaan sebanyak 93,65 kali dalam satu periode. Secara beturut-turut perputaran kas pada tahun 2018 sebanyak 54,00 kali, dan perputaran kas pada tahun 2019 sebanyak 83,56 kali.Hal tersebut diartikan bahwa perputaran kas pada periode 2017 sampai 2019 mengalami fluktuasi dan kategori tidak efisien karena penggunaan kas yang berlebih dan berada di atas standar penilaian.
b. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)
Tingkat perputaran piutang perusahaan CV. Tunas Karya sejak tahun 2017 sampai tahun 2019 dapat dilihat pada table 3 sebagai berikut :
Tabel 3. Perputaran Piutang Tahun 2017-2019 Tahun Penjualan
Bersih
Rata-Rata Piutang
Perputaran piutang
Standar industry
2019 2.131.982.720 65.794.455 32,40 Kali
15 Kali
2018 1.715.889.128 169.373.102 10,13 Kali
2017 5.059.035.455 126.475.875 40 Kali
Sumber : laporan keuangan CV.Tunas Karya (diolah)
Table 3 di atas menunjukkan bahwa perputaran piutang pada CV. Tunas Karya Maros selama 3 tahun yaitu pada tahun
2017 sebanyak 40 kali. Secara beturut-turut perputaran piutang
pada tahun 2018 sebanyak 10,13 kali dan berada di bawah standar penilaian yang diartikan kategori efisien, sedangkan perputaran piutang pada tahun 2019 sebanyak 32,40 kali. Hal tersebut diartikan bahwa perputaran piutang pada periode 2017 dan 2019 dengan kategori tidak efisien karena perputaran piutang terlalu lama dan berada di atas standar penilaian (Akob et al., 2022)a. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Perputaran persediaan perusahaan CV. Tunas Karya sejak tahun 2017 sampai tahun 2019 dapat dilihat pada table 4 sebagai berikut :
Tabel 4. Perputaran Persediaan Tahun 2017-2019
Sumber : laporan keuangan CV.Tunas Karya (diolah)
Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa perputaran persediaan pada CV. Tunas Karya Maros selama 3 tahun yaitu pada tahun 2017 sebanyak 1,08 kali. Secara beturut-turut perputaran persediaan pada tahun 2018 sebanyak 1,08 kali, dan perputaran persediaan pada tahun 2019 mengalami penurunansebanyak 0,08 kali. Hal tersebut diartikan bahwa perputaran persediaan pada periode 2017 dan 2019 dengan kategori tidak efisien karena berada di bawah standar penilaian
3. Analisis Lama Perputaran Modal Kerja
Perputaran modal kerja yang dicapai perusahaan CV. Tunas Karya sejak tahun 2017 sampai 2019 dengan menghitung lamanya perputaran kas, lamanya perputaran piutang, lamanya perputaran modal kerja keseluruhan, kecepatan perputaran modal kerja, dan kebutuhan modal kerja sebagai berikut :
a. Lamanya perputaran kas dengan menggunakan rumus :
Lamanya Perputaran kas perusahaan CV. Tunas Karya sejak tahun 2017 sampai tahun 2019 dapat dilihat pada table 4.4 sebagai berikut :
Tabel 5. Lamanya Perputaran Kas Tahun 2017-2019
Tahun 360 Hari Perputaran Kas Lamanya
perputaran kas
Standar Industri
2019 360 Hari 83,56 4,31 Hari
15 Hari
2018 360 Hari 54,00 6,67 Hari
2017 360 Hari 93,65 3,84 Hari
Sumber : laporan keuangan CV.Tunas Karya (diolah)
Tabel 5. di atas menunjukkan bahwa lamanya perputaran kas pada CV. Tunas Karya Maros selama 3 tahun yaitu pada tahun 2017 sebanyak 3,84 hari. Secara beturut-turut perputaran kas pada tahun 2018 sebanyak 6,67 hari, dan perputaran kas pada tahun 2019 sebanyak 4,31 hari. Hal tersebut diartikan lamanya perputaran kas sangat efisien karena dapat dilakukan lebih cepat dari standar penilaian.
b. Lamanya perputaran piutang dengan menggunakan rumus :
Lamanya Perputaran piutang perusahaan CV. Tunas Karya sejak tahun 2017 sampai tahun 2019 dapat dilihat pada table 6. sebagai berikut :
Tabel 6. Lamanya Perputaran Piutang Tahun 2017-2019 Tahun 360 Hari Perputaran
Piutang
Lamanya perputaran Piutang
Standar Industri
2019 360 Hari 32,40 11,11 Hari
60 Hari
2018 360 Hari 10,13 35,54 Hari
2017 360 Hari 40 9 Hari
Sumber : laporan keuangan CV.Tunas Karya (diolah)
Tahun HPP Rata-Rata
Persediaan
Perputaran Persediaan
Standar Industri
2019 14.205.761 17.624.277 0,08 Kali
3,4 Kali
2018 21.042.794 19.481.512 1,08 Kali
2017 17.920.275 16.585.386 1,08 Kali
Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa lamanya perputaran piutang pada CV. Tunas Karya Maros selama 3 tahun yaitu pada tahun 2017 sebanyak 9 hari. Secara beturut-turut perputaran piutang pada tahun 2018 sebanyak 35,54 hari, dan perputaran piutang pada tahun 2019 sebanyak 11,11 hari. Hal tersebut diartikan lamanya perputran piutang sangat efisien karena dapat dilakukan lebih cepat dari standar penilaian.
c. Lamanya perputaran modal kerja keseluruhan dengan menggunakan rumus :
Lamanya Perputaran modal kerja keseluruhan perusahaan CV. Tunas Karya sejak tahun 2017 sampai tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut :
Tabel 7. Lamanya Perputaran Modal Kerja Keseluruhan Tahun 2017-2019
Tahun
Lamanya perputaran kas
Lamanya perputaran
Piutang
Perputaran persediaan
Lamanya perputaran modal kerja keseluruhan
2019 4,31 11,11 0,80 16,22
2018 6,67 35,54 1,08 43,29
2017 3,84 9 1,08 13,92
Sumber : laporan keuangan CV.Tunas Karya (diolah)
Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa lamanya perputaran modal kerja keseluruhan pada CV. Tunas Karya Maros selama 3 tahun yaitu pada tahun 2017 sebanyak 13,92. Secara beturut-turut lamanya perputaran modal kerja keseluruhan pada tahun 2018 sebanyak 43,29, dan lamanya perputaran modal kerja keseluruhan pada tahun 2019 sebanyak 16,22. Hal tersebut diartikan lamanya perputaran modal kerja keseluruhan mengalami fluktuasi dengan rata-rata perputaran pada setiap unsur modal kerja berjalan efektif sesuai standar penilaian, namun ada juga yang tidak efektif atau tidak memenuhi standar penilaian (Carpio & Pabon, 2014).
d. Kecepatan perputaran modal kerja keseluruhan dengan menggunakan rumus :
Kecepatan perputaran modal kerja keseluruhan perusahaan CV. Tunas Karya sejak tahun 2017 sampai tahun 2019 dapat dilihat pada table 4.7 sebagai berikut :
Tabel 8. Kecepatan Perputaran Modal Kerja Keseluruhan Tahun 2017-2019
Sumber : laporan keuangan CV.Tunas Karya (diolah)
Tabel 8 di atas menunjukkan bahwa Kecepatan perputaran modal kerja keseluruhan pada CV. Tunas Karya Maros selama 3 tahun yaitu pada tahun 2017 sebanyak 25,86 kali. Secara beturut- turut
Tahun 360 Hari
Lamanya
perputaran modal kerja keseluruhan
Kecepatan
Standar Industri
2019 360 Hari 16,22 22,19
6 kali
2018 360 Hari 43,29 0,08
2017 360 Hari 13,92 25,86
Kecepatan perputaran modal kerja keseluruhan pada tahun 2018 sebanyak 0,08 kali, dan Kecepatan perputaran modal kerja keseluruhan pada tahun 2019 sebanyak 22,19 kali. Hal tersebut diartikan kecepatan perputaran modal kerja keseluruhan pada tahun 2018 efisien karena dapat dilakukan lebih cepat dari standar penilaian, sedangkan 2017 dan 2019 mengalami kecepatan perputaran modal yang lebih lama dari standar penilaian (Pasae et al., 2021).
e. Kebutuhan modal kerja keseluruhan dengan menggunakan rumus :
Jurnal Business Technology and Science, Volume X Nomor X, xxxx- X | 1 Kebutuhan modal kerja keseluruhan perusahaan CV. Tunas Karya sejak tahun 2017 sampai tahun 2019 dapat dilihat pada table 4.8 sebagai berikut :
Tabel 9. Kebutuhan Modal Kerja Keseluruhan Tahun 2017-2019
Tahun Penjualan Kecepatan Kebutuhan Modal
Kerja
2019 Rp. 2.131.982.720 22,19 Rp. 96.078.536
2018 Rp. 1.715.889.128 0,08 Rp. 21.448.614
2017 Rp. 5.059.035.455 25,86 Rp. 195.631.688
Sumber : laporan keuangan CV.Tunas Karya (diolah)
Tabel 9 di atas menunjukkan bahwa kebutuhan modal kerja pada CV. Tunas Karya Maros selama 3 tahun yaitu pada tahun 2017 sebanyak Rp.195.631.688 atau 2,36% dari jumlah ativa lancar. Secara beturut-turut kebutuhan modal kerja pada tahun 2018 sebanyak Rp. 21.448.614 atau 7,31%, dan kebutuhan modal kerja pada tahun 2019 sebanyak Rp.96.078.536 atau 1,31%. Hal tersebut diartikan bahwa kebutuhan modal kerja pada CV. Tunas Karya mengalami fluktuasi dimana besar kecilnya jumlah kebutuhan modal kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada diperusahaan (Ikhwan Burhan et al., 2021). Dengan demikian, dinyatakan bahwa modal kerja yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan modal kerja untuk menjamin kelancaran operasional pada tahun 2017 sampai tahun 2019.
Karena, jumlah aktiva lancar lebih besar daripada modal kerja yang dibutuhkan (modal kerja hasil analisis) (Idrus et al., 2022).
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data kuantitaif yaitu menghitung kebutuhan modal kerja dengan menggunakan metode perputaran modal kerja atau Working Capital Turn Over (WCTO) (Yamin, 2009), maka dapat diketahui bahwa kecepatan perputaran unsur-unsur modal kerja pada tahun 2017 adalah sebagai berikut :
a. Analisis dan menghitung unsur-unsur modal kerja yang terdiri dari kas, piutang dan persediaan sebagai berikut. Diketahui bahwa rata-rata kas pada tahun 2017 sebesar Rp 54.020.000, pada tahun 2018 Sebesar Rp. 31.774.500, dan pada tahun 2019 sebesar Rp. 25.512.000. Pada rata-rata piutang pada tahun 2017 sebesar Rp 126.475.875, pada tahun 2018 Sebesar Rp. 169.373.102.5, dan pada tahun 2019 sebesar Rp. 65.792.955. Sedangkan pada rata-rata persediaan pada tahun 2017 sebesar Rp 16.585.377, pada tahun 2018 Sebesar Rp. 19.481.534.5, dan pada tahun 2019 sebesar Rp.
17.624.277.5.
b. Pada Perputaran Modal Kerja dengan menganalis perhitungan perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan dengan hasil sebagai berikut (Arman et al., 2019). Pada perputaran kas periode 2017 sampai 2019 mengalami fluktuasi dan kategori tidak efisien karena penggunaan kas yang berlebih dan berada di atas standar penilaian. Pada perputaran piutang pada tahun 2018 sebanyak 10,13 kali dan berada di bawah standar penilaian yang diartikan kategori efisien dan perputaran piutang pada periode 2017 dan 2019 dengan kategori tidak efisien karena perputaran piutang terlalu lama dan berada di atas standar penilaian.
Jurnal Business Technology and Science, Volume X Nomor X, xxxx- X | 2 Sedangkan perputaran persediaan pada periode 2017 dan 2019 dengan kategori tidak efisien karena berada di bawah standar penilaian.
c. Analisis Lama Perputaran Modal Kerja dengan menganalisis dan menghitung lamanya perputaran kas, lamanya perputaran pitang, lamanya perputaran modal kerja keseluruhan, kecepatan perputaran modal kerja keseluruhan, dan kebutuhan modal kerja dengan hasil lamanya perputaran kas sangat efisien karena dapat dilakukan lebih cepat dari standar penilaian (Daga et al., 2021).
Pada lamanya perputran piutang sangat efisien karena dapat dilakukan lebih cepat dari standar penilaian. Pada lamanya perputaran modal kerja keseluruhan mengalami fluktuasi dengan rata- rata perputaran pada setiap unsur modal kerja berjalan efektif sesuai standar penilaian, namun ada juga yang tidak efektif atau tidak memenuhi standar penilaian. Pada kecepatan perputaran modal kerja keseluruhan sangat pada tahun 2018 efisien karena dapat dilakukan lebih cepat dari standar penilaian, sedangkan 2017 dan 2019 mengalami kecepatan perputaran modal yang lebih lama dari standar penilaian (Lutfi & Firmansyah, 2021). Dari hasil analisis unsur-unsur modal kerja dapat menganalisis dan menghitung kebutuhan modal kerja dengan hasil perhitungan pade periode 2017 sampai 2019 pada CV. Tunas Karya mengalami fluktuasi dimana besar kecilnya jumlah kebutuhan modal kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada diperusahaan .
4. Kesimpulan
Kesimpulan
Dari perhitungan kebutuhan modal kerja yang telah di analisis maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan modal kerja pada tahun 2017 sebesar Rp 195.631.688. Pada tahun 2018 sebesar Rp.
21.488.614 atau, sedangkan pada tahun 2019 sebesar Rp. 96.078.536. Dengan demikian, dinyatakan bahwa modal kerja yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan modal kerja untuk menjamin kelancaran operasional pada tahun 2017 sampai tahun 2019. Karena, jumlah aktiva lancar lebih besar daripada modal kerja yang dibutuhkan (modal kerja hasil analisis).
Saran
Bagi perusahaan sebaiknya menambah kekurangan jumlah modal kerja yang tersedia dengan jumlah modal kerja yang dibutuhkan sesuai dari hasil analisis pada penelitian ini agar proses operasional perusahaan dapat terjamin lancar tanpa adanya hambatan yang mungkin akan terjadi.
Bagi peneliti selanjutnya apabila ingin melakukan penelitian dengan judul yang sama dan dengan objek yang sama maka dianjurkan untuk menggunakan data laporan keuangan pada tahun kedepan.
4. Daftar Pustaka
Arna Suryani, 2016. Universitas Batanghari Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 16, No 3.
Bambang Riyanto. 2011, “Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan”, Edisi Keempat, Cetakan Ketujuh, Yogyakarta : YBPFE UGM.
Djarwanto. 2011. Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan.: PT Rajagrafindo Persada. Jakarta.
---2017. Analisis Laporan Keuangan.: PT Rajagrafindo Persada. Jakarta.
Munawir, S. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Cetakan Kelima Belas. Yogyakarta:
Liberty.
Murti Sumarni, John Soeprihanto ,2010 Pengantar Bisnis Edisi Kelima, Liberty, Yogyakarta.
Jurnal Business Technology and Science, Volume X Nomor X, xxxx- X | 3 Riyanto, Bambang. 2011. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE. Yogyakarta.
Titin Hartini. 2014. Analisis Kebutuhan Modal Kerja Yang Efisien Dalam Rangka Menjaga Kontinuitas Usaha Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan. Jurnal Ekbis/Vol.X/No .1
Akob, R. A., Kausar, A., Dauda, P., Katti, S. W. B., Sudirman, & Qur’ani, B. (2022). ANALISIS PENGARUH E-COMMERCE TERHADAP PENINGKATAN KINERJA UMKM (STUDI KASUS PADA UMKM DI KOTA MAKASSAR) Rezki. Jurnal Sains Manajemen Nitro, 1(2), 174–181. https://ojs.nitromks.ac.id/index.php/jsmn
Anugerah Lutfi. (2021). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Sebelum dan Sesudah Krisis Global Tahun 2008. Jurnal Manajemen Perbankan Keuangan Nitro, 3(2), 64–72.
https://doi.org/10.56858/jmpkn.v3i2.29
Arman, A., Marsuki, M., & Sulkipli, S. (2019). Bumdes Development Model Through College and Banking Partnerships [Model Pengembangan Bumdes Melalui Kemitraan Perguruan Tinggi dan Perbankan]. Proceeding of Community Development, 2, 520.
https://doi.org/10.30874/comdev.2018.148
Board, A., Hall, S. G., Furr, A., Barcelona, U. De, Hood, R. W., Minhaj-ul-hassan, S., Olivieri, L. M., Hisrich, R. D., Ohio, K., Mckinney, S., Ghufran, N., Mehdi, Z., Mostaghim, A., Mitrovic, D., Anwer, Z., & Mohammad, F. (n.d.). Editorial Board Editor Safia Ahmed Managing Editor Rubina Naz Assistant Editors Nazia Nawaz & Fariha.
Carpio, X. Del, & Pabon, L. (2014). Minimum Wage Policy: Lessons with a Focus on the ASEAN Region. https://openknowledge.worldbank.org/handle/10986/19027
Daga, R., Nawir, F., & Pratiwi, D. (2021). Strategies to Improve Service Quality Through Digitalization of Banking Services at PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Quantitative Economics and Management Studies, 2(5). https://doi.org/10.35877/454ri.qems359
Dauda, P., Imam Taufiq, M., Saeni, N., Haryanto Baottong, M., & Bazergan, I. (2021). Jurnal Mirai Management Pengaruh Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas. Jurnal Mirai Management, 6(3), 51–66. https://doi.org/10.37531/mirai.v7i2.2014
Idrus, M., Fatimah, S., Mukhtar, A., & Salam, K. N. (2022). Examining the Factors Affecting Accounting Prudence. ATESTASI : Jurnal Ilmiah Akuntansi, 5(1), 62–76.
https://doi.org/10.33096/atestasi.v5i1.1100
Ikhwan Burhan, M., Sediyono, E., & Adi, K. (2021). Intelligent Tutoring System Using Bayesian Network for Vocational High Schools in Indonesia. E3S Web of Conferences, 317, 05027.
https://doi.org/10.1051/e3sconf/202131705027
Kausar, A., Sujatmiko, S., Muchsidin, M., Baharuddin, C., & Bazergan, I. (2022). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Makassar Barat. JEMMA (Journal of Economic, Management and Accounting), 5(2), 228. https://doi.org/10.35914/jemma.v5i2.1526
Lawalata, I. L. D. (2017). Efektivitas Penyelesaian Kredit Bermasalah Melalui Parate Eksekusi Objek Jaminan Fidusia Pada Lembaga Perbankan. AKMEN Jurnal Ilmiah 14 (3), 415–426.
Lutfi, A., & Firmansyah. (2021). Peningkatan Kinerja Pemasaran UMKM Berdasarkan Orientasi Kewirausahaan, Pengetahuan Pemasaran dan Keadaan Lingkungan. Jurnal Bisnis, Manajemen, Dan Informatika (JBMI), 18(II), 86–102. https://doi.org/10.26487/jbmi.v18i2.13977
Maulana, S., Anshar, M. A., Fadny, N., Kausar, A., & Nur Fadny. (2021). Economic Development Economic Growth : The Impact of Regional Original Income , Capital Ex- penditures and Export.
2(1).
Megawaty, Aminuddin Hamdat, Makkulawu Panyiwi Kessi, A., & Panus. (2022). Application Of The Balanced Scorecard As A Measurement Model Of The Balance Of Stakeholder Value Proposition.
International Journal of Science, Technology & Management, 3(2), 394–402.
https://doi.org/10.46729/ijstm.v3i2.466
Nawir, F., & Hamdat, A. (2021). Penerapan Augmented Reality Sebagai Media Digital Marketing Di Masa Pandemi Covid 19 Pada Pengusaha Penginapan Di Malino. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(1), 41–46.
Nurdin, M., & Milka, I. (2021). Analisis Nilai Informasi Laporan Keuangan. Jurnal Manajemen
Jurnal Business Technology and Science, Volume X Nomor X, xxxx- X | 4 Perbankan Keuangan Nitro, 4(1), 31–38. https://doi.org/10.56858/jmpkn.v4i1.35
Pasae, P., Lawalata, I. L. D., Anshar, M. A., Mukhtar, A., Makkulawu, A., & Kessi, P. (2021). The Influence of Human Resource Competence Factors on Employee Work Performance. Point of
View Research Management, 2(3), 151–160.
https://journal.accountingpointofview.id/index.php/povrema
Putri Inggrid Maria Risamasu, Awaluddin, S. P., Madrianah, & Pratiwi, D. (2022). PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN KONSUMEN PRIMER YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. Jurnal Sains Manajemen Nitro, 1(2), 66–77.
Rosanti, N. (2019). Factors Affecting The Decision Of Non Muslims To Become Customers Of Islamic Banks In Makassar. Business and Entrepreneurial Review, 19(2), 91–106.
https://doi.org/10.25105/ber.v19i2.5682
Rosanti, N., Karta Negara Salam, & Panus. (2021). The Effects of Brand Image and Product Quality on Purchase Decisions. Quantitative Economics and Management Studies, 2(6), 365–375.
https://doi.org/10.35877/454ri.qems360
Rosanti, N. M. M. (2018). Faktor Keengganan Pengguna Jasa Tol Beralih Menggunakan E-Money.
Patria Artha Management Journal, 2(Vol 2, No 1 (2018): Patria Artha Management journal), 23–
40. http://ejournal.patria-artha.ac.id/index.php/pamj/article/view/107
Salam, K. negara, & Amin, R. N. I. (2021). Analisis Penggunaan Aplikasi Whatsapp pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Sulawesi Mandiri. Jurnal Manajemen Perbankan Keuangan Nitro, 4(1), 1–8.
https://doi.org/10.56858/jmpkn.v4i1.27
Sasmita, H., Ega Susanto, S., & Djabir, M. D. (2021). Management Analysis of Bank Soundness Levels:
Review Report of PT. Bank Bukopin in 2016-2020 Period. Research Management, 2(2), 67–78.
https://journal.accountingpointofview.id/index.php/povrema
Terhadap, K., Karyawan, K., & Pt, P. (2019). Pengaruh Kemampuan Individu Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Bank X. 16, 602–612.
Themba, O. S., Hamdat, A., Alam, N., & Salam, K. N. (2021). Impulse Buying on users of online shopping. Jurnal Manajemen Bisnis, 8(1), 104–111. https://doi.org/10.33096/jmb.v8i1.674 Yamin, R. (2009). Persepsi nilai, persepsi kualitas, dan citra terhadap kepuasan konsumen pada PT
Astra International Daihatsu di manado. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(3), 556–581.