• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tata Guna Lahan dan Implikasinya pada Sirkulasi Pergerakan

N/A
N/A
Raden Roro Karida A.P.D

Academic year: 2025

Membagikan " Tata Guna Lahan dan Implikasinya pada Sirkulasi Pergerakan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

E L E M E N R A N C A N G K O T A ARSITEKTUR KOTA

Ahmad Nadif Naki 551421003

Safril Ade Arya Djuba 5514210

(2)

Arsitektur Kota

Tata guna lahan (land use)

Tata Guna Lahan didefinikan berupa rancangan dari dua dimensi yang telah di kavling atau dibuat denahnya untuk pemanfaatan tertentu. Pembangunan tiga dimensi berupa gedung-gedung atau taman dan lain-lain akan dilakukan pembangunan mengikuti denah yang telah ditentukan pada tata guna lahan. Contoh, kawasan yang diperuntukan sebagai kawasan industi maka akan dibangun pergudangan, pertokoan parkir, dan jalan dengan lebar tertentu.

Pengaturan sirkulasi pergerakan seperti jalan dan lahan parkir tentunya akan sangat berkaitan erat dengan aktivitas dari suatu tempat yang berbanding lurus dengan pesatnya pembangunan di wilayah tersebut. oleh karena itu, peranan tata guna lahan menjadi sangat penting sehingga sirkulasi pergerakan manusia dan barang menjadi sangat efektif dan efisien serta pembangunan berkembang dengan baik.

Elemen Rancang Kota

(3)

Bentuk dan Massa Bangunan (Building Form and Massing)

Menurut Shirvani (1985), salah satu isu yang berkaitan dengan massa bangunan perkotaan yaitu, massa perkotaan meliputi bangunan- bangunan, permukaan tanah, obyek- obyek dalam ruang yang dapat membentuk ruang kota dan membentuk pola kegiatan, dalam skala besar atau kecil.

Arsitektur Kota

Elemen Rancang Kota

(4)

Sirkulasi dan Parkir

(Circulation and Parking)

Arsitektur Kota Elemen Rancang Kota

Menurut Shirvani (1985), salah satu isu

yang berkaitan dengan massa

bangunan perkotaan yaitu, massa

perkotaan meliputi bangunan-

bangunan, permukaan tanah, obyek-

obyek dalam ruang yang dapat

membentuk ruang kota dan

membentuk pola kegiatan, dalam

skala besar atau kecil.

(5)

Ruang Terbuka (Open Space)

Elemen ruang terbuka menurut Shirvani (1985) terdiri dari taman-taman dan lapangan hijau, air, penerangan, paving, kios-kios, pancuran minum, patung, jam, jalur pejalan kaki, dan penanda. Ruang hijau yang tedapat di dalam koridor dalam sebuah kawasan dapat menjadi bagian dari tapak maupun berada di luar tapak. Ruang hijau yang terdapat di dalam tapak dapat berupa taman pada sisi muka tapak maupun halaman belakang bangunan. Ruang hijau di luar tapak terbentuk oleh jalur hijau yang ada pada sepanjang jalan maupun taman pada koridor dalam kawasan. Ruang hijau yang berada di dalam tapak maupun yang terdapat di luar tapak memiliki fungsi sebagai fungsi visual dan fungsi resapan.

Arsitektur Kota

Elemen Rancang Kota

Referensi

Dokumen terkait

jumlah pergerakan yang verasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan. jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tata guna lahan eksisting terhadap debit banjir, menganalisis pengaruh tata guna lahan berdasarkan Rencana Tata Ruang (RTRW)

ƒ Hal yang terpenting dalam suatu perencanaan tata guna lahan adalah usulan rencana lokasi serta tujuan

Untuk itu dalam penelitian ini menggunakan SIG, sehingga memperoleh hasil yaitu mengetahui perubahan tata guna lahan, pola sebaran perubahan tata guna lahan serta

Penelitian ini akan membuat peta tata guna lahan yang dapat digunakan untuk analisis perubahan tata guna lahan Kota Pekanbaru berdasarkan data peta tata guna lahan dari

Untuk itu perencanaan tata ruang perlu mendapat perhatian bersama oleh intansi terkait, dari berbagai aktifitas tata guna lahan tersebut orang perlu melakukan perjalanan dengan

Efek  perubahan  tata  guna  lahan  terhadap  perubahan  tata  guna  lahan  lainnya  memang  merupakan  fenomena  yang  mempunyai  keterkaitan  atau  korelasi 

Laporan field trip tentang tata guna lahan di Desa Guwosari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten