TEKNIK PELABELAN PANGAN
Muhali Rosidin S.Si
Kompetensi Dasar
• Mampu memahami dan mengenali kriteria label pangan
• Mahasiswa mampu memahami syarat-syarat pencantuman label pangan
• Mahasiswa memahami regulasi terkait
Definisi
• Label pangan merupakan setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan.
• sarana berkomunikasi dengan konsumen
• Melalui label, produsen dapat memberi informasi, menarwarkan, mempromosikan produknya sedemikian rupa agar memiliki daya tarik bagi konsumen
• Sementara bagi konsumen, penting untuk memperhatikan, membaca, memahami informasi pada label yang tercantum pada kemasan agar produk yang kita beli sesuai dengan inginan kita
Ketentuan umum label pangan olahan
• Dalam bentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya atau bentuk lain
• Menggunakan Bahasa Indonesia
• Dapat ditempel, dicetak, dan dimasukkan ke dalam kemasan
• Benar dan tidak menyesatkan
• Harus menunjukkan hal yang sebenarnya
• Wajib dicantumkan pada bagian kemasan pangan yang MUDAH dilihat dan dibaca
• Wajib tidak mudah lepas, luntur, dan/atau rusak dari kemasan pangan
• Sesuai dengan label yang disetujui pada file PB-UMKU
Sumber : Direktorat registrasi pangan olahan
Sumber : Direktorat registrasi pangan olahan
Nama dagang pangan olahan
Tidak dapat digunakan apabila memuat unsur berikut:
• Bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
• Tidak memiliki daya pembeda
• Telah menjadi milik umum
• Menggunakan nama jenis/ nama umum/ generik terkait pangan olahan yang bersangkutan
• Menggunakan kata sifat yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi penafsiran terhadap pangan olahan
• Menggunakan kata yang terkait aspek keamanan pangan, gizi, dan/atau kesehatan
• Menggunakan nama dagang yang telah memiliki sertifikat merk untuk pangan olahan sejenis atas nama orang dan/atau badan usaha lain
Nama jenis pangan olahan
• Merupakan identitas dan karakteristik pangan olahan sesuai kategori pangan
• Nama jenis harus sesuai SNI, jika pangan olahan telah diatur dalam SNI yang diberlakukan wajib, misalnya: Kakao Bubuk, Tepung Terigu, Air Mineral, dst
• Contoh jenis pangan olahan : makanan ringan ekstudat, minuman serbuk, makanan siap santap lainnya dan lainnya (bisa dicek
https://ereg-rba.pom.go.id/front/jenispangan)
Keterangan berat bersih/isi bersih/netto
Sumber : Direktorat registrasi pangan olahan
Keterangan nama dan alamat PU
Sumber : Direktorat registrasi pangan olahan
Keterangan halal
Apakah syarat pencantuman tulisan halal pada label ?
• Memperoleh sertifikat halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) • Pastikan sertifikat halal masih berlaku serta mencantumkan nama pabrik, alamat pabrik dan nama produk yang didaftarkan
• Pelaku Usaha yang memproduksi atau mengimpor Pangan Olahan yang dikemas eceran untuk diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib mencantumkan keterangan halal setelah mendapatkan sertifikat halal
Keterangan kadaluarsa
• Keterangan kedaluwarsa merupakan batas akhir suatu Pangan dijamin mutunya, sepanjang penyimpanannya mengikuti petunjuk yang diberikan produsen. Keterangan kedaluwarsa dinyatakan dalam tanggal, bulan, dan tahun. Keterangan kedaluwarsa didahului tulisan
“Baik digunakan sebelum”.
• Dikecualikan dari ketentuan pencantuman keterangan kedaluwarsa adalah minuman yang mengandung alkohol paling sedikit 7% (tujuh persen), roti dan kue yang mempunyai masa simpan kurang dari atau sama dengan 24 (dua puluh empat) jam, dan cuka.
Lanjutan
Pangan olahan tetap harus mencantumkan tanggal pembuatan/pengemasan
Contoh : Tanggal Produksi: 5 Januari 2019
Nomor PB-UMKU
Sumber : Direktorat registrasi pangan olahan
Lanjutan
• Pencantuman Nomor Izin Edar Pangan Olahan produk dalam negeri harus diawali dengan tulisan “BPOM RI MD” yang diikuti dengan digit angka dan pencantuman Nomor Izin Edar Pangan Olahan produk impor harus diawali dengan tulisan “BPOM RI ML” yang diikuti dengan digit angka. Dalam hal Pangan Olahan merupakan Pangan Olahan industri rumah tangga, pada Label harus dicantumkan tulisan “P-IRT”.
Contoh No MD
Contoh No ML
Tugas individu
• Carilah masing-masing 2 jenis produk berbeda dan identifikasi label kemasan nya
• Waktu : 30 menit
Sumber gambar: https://www.istockphoto.com/
Label belakang kemasan
Sumber : Direktorat registrasi pangan olahan
lanjutan
Sumber : Direktorat registrasi pangan olahan
Jenis-jenis bahan
Bahan baku :
bahan atau komponen yang dibutuhkan dan digunakan dalam
membuat suatu produk di sebuah industri. Contohnya : terigu, gula, tapioka, garam, dll
Bahan tambahan pangan (BTP) :
bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, contohnya: mengawetkan pangan, memberikan warna, mencegah ketengikan, dan meningkatkan cita rasa
Lanjutan
• Penggunaan BTP yang tepat sesuai takaran batas aman akan memberikan manfaat teknologi terhadap mutu pangan. Namun, penggunaan BTP yang tidak tepat atau melebihi takaran yang aman dapat membahayakan kesehatan.
• Tertuang dalam Peraturan BPOM No. 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Pangan
27 jenis golongan BTP
Identifikasi bahan baku dan Bahan
tambahan pangan
Tugas kelompok
1. Carilah produk yang mengandung bahan tambahan pangan (BTP) Kelompok 1 : BTP antioksidan dan BTP pemanis (kelas 3 A)
Kelompok 2 : BTP pengawet dan BTP Perisa (kelas 3 B)
Pencantuman Informasi Tanpa Bahan Tambahan Pangan
• Informasi Tanpa Bahan Tambahan Pangan (BTP) pada Label dicantumkan setelah daftar bahan yang digunakan.
• Format pencantuman : ukuran huruf dan jenis font sama dengan tulisan komposisi atau daftar bahan yang digunakan, boleh kapital, boleh bold jika tulisan pada komposisi atau daftar bahan bold.
• Tidak diizinkan mencantumkan nama jenis BTP
• Tidak diizinkan untuk jenis BTP yang beririsan fungsi dengan zat gizi
Sumber : Direktorat registrasi pangan olahan
Pencantuman kode produksi
• Tanggal dan kode produksi wajib dicantumkan pada Label dan diletakkan pada bagian yang mudah dilihat dan dibaca. Tanggal dan kode produksi paling sedikit memuat informasi mengenai riwayat produksi Pangan pada kondisi dan waktu tertentu. Tanggal dan kode produksi berupa nomor bets (batch) dan/atau waktu produksi.
Keterangan 2d Barcode Nomor Izin Edar
Pada Label wajib dicantumkan 2D Barcode sesuai dengan 2D Barcode yang diperoleh pada saat Sertifikat Elektronik Nomor Izin Edar diterbitkan
TUJUAN
• 1. Untuk melindungi masyarakat dari produk yang tidak memenuhi persyaratan
• 2. Partisipasi aktif masyarakat dalam pengawasan produk
• 3. Mencegah beredarnya pangan olahan tanpa NIE dan/atau NIE
Informasi Nilai Gizi (ING)
• INFORMASI NILAI GIZI (ING) adalah daftar kandungan zat gizi dan non gizi pangan olahan sebagaimana produk pangan olahan dijual sesuai dengan format yang dibakukan.
• Diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 22 Tahun 2019 Tentang Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan Olahan
Contoh ING
Regulasi Terkait
• 1. Peraturan Pemerintah RI No 39 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Jaminan Produk Halal
• 2. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan
• 3. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 20 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018 Tentang Label Pangan Olahan
• 4. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 26 Tahun 2021 Tentang Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan Olahan
• 5. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 16 Tahun 2020 tentang Pencantuman Informasi Nilai Gizi untuk Pangan Olahan yang Diproduksi Oleh Usaha Mikro dan Usaha Kecil
• 6. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 1 Tahun 2022 tentang Pengawasan Klaim Pada Label dan Iklan Pangan Olahan
• 7. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 22 Tahun 2022 tentang Penerapan 2D Barcode dalam Pengawasan Obat dan Makanan