• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Pengambilan Sampel Air dan Analisis In-Situ

N/A
N/A
Argantha wiguna

Academic year: 2025

Membagikan "Teknik Pengambilan Sampel Air dan Analisis In-Situ"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Nama:Argantha Saputra Wiguna . Kelas/NIS: XIII-7/21.67.09699 .

Kelompok: 2 .

JUDUL:

Teknik Sampling Air dan Analisis In-situ

TUJUAN (POINT: 5)

1. Mengetahui proses sampling air kolam dan air kran untuk parameter mikrobiologi.

2. Mengetahui proses sampling air kolam dan air kran untuk parameter logam terlarut.

3. Menentukan DO dan suhu air kolam di lingkungan SMK-SMAK Bogor dengan DO meter.

4. Menentukan DO dan suhu air kran di lingkungan SMK-SMAK Bogor dengan DO meter.

5. Menentukan pH air kolam di lingkungan SMK-SMAK Bogor dengan pH universal.

6. Menentukan pH air kran di lingkungan SMK-SMAK Bogor dengan pH universal.

7. Menentukan kekeruhan air kolam di lingkungan SMK-SMAK Bogor dengan turbidimeter.

8. Menentukan kekeruhan air kran di lingkungan SMK-SMAK Bogor dengan turbidimeter.

DASAR TEORI (POINT: 15)

Teknik sampling adalah suatu teknik mengambil contoh yang akan diukur kualitas airnya. Tujuan sampling sendiri yaitu untuk mendapatkan contoh yang representatif atau mewakili keadaan air secara keseluruhan. Syarat sampel terdiri atas representatif (mewakili), jumlahnya mencukupi (sampel harus dilebihkan dari yang diperlukan untuk digunakan sebagai persen kesalahan serta arsip), identitas sampel jelas dan terakhir terjaga integritasnya dan mampu untuk di telusuri.

Dalam konteks pengambilan sampel air, dikenal dua jenis: sampel komposit dan sampel grab.

Sampel komposit dapat dikategorikan menjadi tiga jenis: waktu komposit, tempat komposit, dan waktu dan tempat komposit. Waktu komposit mengacu pada campuran sampel uji yang diambil dari lokasi yang sama pada berbagai waktu, dengan mempertahankan volume air yang sama. Tempat komposit melibatkan campuran sampel uji yang diambil dari berbagai lokasi secara bersamaan, juga dengan volume air yang sama. Sementara itu, waktu dan tempat komposit menggabungkan sampel uji yang diambil dari berbagai lokasi dan waktu, semuanya dengan volume air yang sama. Sebaliknya, sampel grab terdiri dari air yang diambil pada satu waktu dari satu lokasi yang dipilih secara acak (SNI 8995-2021, 2021).

(2)

Dalam teknik sampling diperlukan peralatan yang memenuhi syarat diantaranya yaitu terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh, mudah dicuci, contoh dapat mudah untuk dipindahkan ke wadah lain tanpa sisa suspensi di dalam, mudah dan aman untuk dibawa serta kapasitas alat tergantung pada tujuan pengujian. Peralatan sederhana yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah ember dan gayung tangkai panjang yang kemudian disimpan pada wadah sampel yang kemudian diberi label sampel.

Wadah yang digunakan pun mempunyai persyaratan yaitu berbahan gelas atau plastik poliefilen (PE)/polipropilen (PP)/teflon, bisa ditutup kuat dan rapat, bersih dan bebas dari kontaminasi serta tidak mudah pecah dan tidak berinteraksi dengan contoh uji.

Air permukaan adalah air yang terdiri atas air sungai, air danau, air waduk, air rawa, mata air dan air gun (SNI 6989.57-2008, 2008). Air bersih atau air untuk keperluan higiene dan sanitasi adalah air yang digunakan untuk keperluan higiene perorangan atau rumah tangga (PerMenkes no 2 tahun 2023, 2023).

Parameter teknik sampling yang dilakukan ada dua yaitu logam terlarut dan juga mikrobiologi.

Untuk menjaga integritas suatu sampel maka dilakukan pengawetan yang dimana bahan untuk pengawet itu sendiri harus memenuhi syarat bahan kimia untuk analisis dan tidak mengganggu atau mengubah kadar zat yang diuji. Masing-masing parameter mempunyai proses pengawetannya sendiri, untuk parameter logam terlarut dilakukan proses pengawetan dengan pengasaman menggunakan HNO3 pH < 2 sedangkan parameter mikrobiologi dilakukan proses pendinginan dalam cooling box yang berisi es atau ice gel (SNI 6989.57-2008, 2008).

Dilakukan analisis in-situ karena ada beberapa parameter yang dapat berubah jika tidak langsung diukur salah satunya adalah suhu yang akan berdampak pada oksigen terlarut (DO). Parameter yang perlu diukur saat analisis in situ yaitu suhu dengan satuan derajat celcius (°C), pH, kekeruhan/turbidity dengan satuan NTU (Nephelometric Turbidity Unit) dan oksigen terlarut (DO) dengan satuan mg/L. Regulasi yang digunakan untuk sampel air permukaan berupa air kolam adalah PP No. 22 tahun 2021 lampiran vi dan regulasi yang digunakan untuk sampel air bersih berupa air kran adalah PerMenkes No. 2 tahun 2023.

PRINSIP DAN REAKSI (POINT: 10)

Pengambilan contoh air dengan teknik yang tepat perlu dilakukan untuk mendapatkan contoh yang representatif sesuai dengan persyaratan standar. Untuk pengujian parameter logam, digunakan wadah botol plastik dan dilakukan pengawetan dengan menambahkan HNO, hingga pH contoh < 2. Untuk pengujian parameter mikrobiologi, digunakan wadah botol kaca steril dan dilakukan pengawetan dengan cara didinginkan menggunakan ice gel di dalam cooling box. Contoh air harus diberi identitas dengan jelas dan terdokumentasi dalam dokumen administrasi sampling untuk menjamin ketertelusuran data. Analisis In Situ (On-Site Analysis) untuk parameter lapangan yang dapat berubah dengan cepat, dilakukan langsung setelah pengambilan contoh. Parameter tersebut antara lain pH, suhu, kekeruhan dan oksigen terlarut.

(3)

CARA KERJA (POINT: 10) A. Persiapan

1. Disiapkan formulir-formulir administrasi sampling yaitu Formulir Rencana Sampling,Chain of Custody, dan Berita Acara Pengambilan Contoh;

2. Siapkan formulir Data Lapangan Sampling Air B. Cara Kerja

Sampling Air untuk pengujian sampel mikrobiologi

1. Disiapkan wadah sampel untuk parameter mikrobiologi (botol kaca steri);

2. Disemprot bagian tutup dan leher botol dengan alkohol;

3. Dibuka tutup botol, kemudian segera ambil sample air dengan cara mencelupkan seluruh badan botol ke dalam badan air/sungai kolam. Volume sampel yang diambil hingga batas leher botol.

kemudian segera tutup botol;

4. Untuk sampel air keran, disemprot keran air dengan alkohol kemudian alirkan air keran selama +/-30 detik. Setelah 30 detik, tampung air keran dalam botol steril hingga batas leher botol, kemudian segera tutup botol:

5. Dikeringkan bagian luar botol dengan serbet. Ditambahkan seujung sudip Natrium Tiosulfat ke dalam sampel air, kemudian tutup rapat dan homogenkan:

6. Diberikan label pada botol sample yang mencakup informasi nama sample, lokasi sampling, tanggal sampling, dan parameter uji:

7. Sample air dimasukkan ke dalam cooling box berisi ice gel.

Sampling air untuk pengujian parameter ion logam terlarut

1. Disiapkan alat pengambil contoh yang sesuai dengan keadaan sumber airnya (gayung, ember. dil);

2. Dibilas alat pengambil contoh dengan air yang akan diambil, sebanyak 3 (tiga) kali;

3. Diambil contoh air sungai/kolam secara acak dari beberapa titik dan kedalaman berbeda menggunakan gayung kemudian ditampung ke dalam ember sebagai penampung sementara. Sampel diaduk hingga homogen;

4. Untuk sampel air keran, alirkan air keran selama +/- 30 detik, kemudian tampung sample ke dalam ember sebagai penampung sementara. Sample diaduk hingga homogen;

5. Dimasukkan sample ke dalam botol plastik hingga kurang lebih 3/4 bagian;

6. Ditambahkan HNO, 4N hingga pH <2:

(4)

7. Diisi botol sample hingga penuh, tutup rapat, kemudian dihomogenkan;

8. Dikeringkan bagian luar botol dengan serbet;

9. Diberikan label pada botol sample yang mencakup informasi nama sample, lokasi sampling.

tanggal sampling, dan parameter uji:

10. Sample air dimasukkan ke dalam cooling box berisi ice gel.

C. Pengukuran Parameter In-Situ

1. DO dan suhu diukur secara langsung sesuai IK alat DO meter;

2. pH diukur dengan pH meter/kertas pH universal;

3. Kekeruhan diukur sesuai IK alat Turbidimeter.

4. Hasil analisis In Situ dicatat pada formulir Data Lapangan Sampling Air.

D. Pengolahan data dan pelaporan

1. Informasi di lapangan dicatat dengan lengkap sesuai yang tertera pada formulir Data Lapangan Sampling Air:

2. Lengkapi formulir administrasi sampling (Formulir Rencana Sampling,Chain of Custody, dan Berita Acara Pengambilan Contoh);

3. Seluruh formulir yang telah diisi lengkap dilampirkan pada laporan praktikum serta dilengkapi dengan dokumentasi kegiatan.

DATA PENGAMATAN (POINT: 10)

Hari/Tanggal :Senin/ 14 Oktober 2024 Waktu :09.12-09.50 Perusahaan :SMK-SMAK Bogor Kontak person :(0251)8323138 Petugas Sampling :Argantha Saputra Wiguna

Lokasi Sampling :Air kolam samping gerbang SMK-SMAK Bogor Air kran samping gerbang SMK-SMAK Bogor Jenis Sampel :Air kolam dan Air bersih

Koordinat Sampling :-6.6014744,106.8127208

(5)

Metode Pengambilan Contoh :Grab

Kontainer Contoh :Botol steril dan botol plastik Preservasi Contoh :Pengasaman dan Pendinginan Kedalaman Titik Pengambilan Contoh

Dari permukaan :0,3 Meter Kedalaman Air :0,2 Meter

Kondisi (Tidal) : -

Aktivitas Signifikan di Sekeliling Titik Pengambilan Contoh : - Kondisi Cuaca :Cerah

Suhu Udara :37,4°C Pengukuran On Site :4 Parameter

Pengukuran On-Site :

Parameter Satuan Hasil Pengukuran Keterangan

Sampel 1 Sampel 2

Suhu Air °C 28.7 28,0

-

pH - 5 6

Oksigen Terlarut (DO)

mg/L 6.50 6.39

Kekeruhan/Turbidit y

NTU 3.05 1,38

Keterangan Air Kolam Air Keran

PENGOLAHAN DATA (POINT: 15) Tidak ada data yang diolah dalam analisis ini

(6)

PEMBAHASAN HASIL ANALISIS (POINT: 20)

Pada praktikum kali ini dilakukan teknik sampling air dan analisis in-situ yang dimana berupa sampel air kolam dan air kran yang dilaksanakan di sekitar gerbang SMK-SMAK Bogor yang diambil dengan teknik sesaat atau grab sampling untuk masing masing parameter baik itu logam terlarut dan mikrobiologi. Cara kerja yang digunakan mengacu pada SNI 6989.57 Tahun 2008 tentang metoda pengambilan contoh air permukaan.

Salah satu tahapan yang penting dalam proses pengambilan sampel air adalah pemilihan lokasi sampel. Lokasi pengambilan sampel dipilih agar sampel air yang dikumpulkan benar-benar mewakili badan air. Saat memilih lokasi, harus mempertimbangkan tidak hanya tujuan pengukuran atau pemantauan, tetapi juga pengetahuan tentang keadaan dan geografi badan air yang diperiksa. Saat mengumpulkan air kolam, titik pengambilan sampel berbeda-beda tergantung kedalamannya. Namun karena kedalaman kolam SMK-SMAK Bogor hanya sekitar 0,5 meter, maka sampel air dikumpulkan hanya dari satu lokasi di permukaan kolam, karena kedalaman air antara permukaan kolam dan dasar kolam sangat kecil.

Pada parameter ion logam terlarut dilakukan pengasaman dengan tujuan agar kualitas air tidak berubah selama perjalanan dari lokasi sampling ke laboratorium, dan selama penyimpanan di laboratorium.

Sampel untuk parameter ion logam yang telah ditampung dalam ember dimasukan kedalam botol plastik dan dilakukan pengawetan dengan pengasaman menggunakan HNO3 hingga pH 2. Untuk parameter ini dilakukan pengasaman agar tidak terjadi hidrolisis dalam sampel air dan juga penggunaan HNO3 tidak dapat diganti dengan HCL maupun H2SO4 karena memungkinkan terjadinya pengendapan ion senama seperti pada contoh dibawah ini:

Dalam proses pengawetan dengan asam diperlukan HNO3 4N sebanyak 1,25 mL atau 25-30 Tetes.

Agar pH sampel menjadi di bawah 2. Perhitungan HNO3 4N dapat dilihat di bawah ini:

1. Konversi Normalitas M= 𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠𝑉𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 = 41 = 4M

2. Konsentrasi asam pH =-Log[𝐻+]

2 = -Log[𝐻+]

3. Volume Asam V1 . C1 = V2 . C2 V1 = 500 𝑚𝐿 . 4𝑀

0,01 𝑀

V1 = 1,25 mL

[𝐻+] =10−2= 0,01M

Dalam Parameter Mikrobiologi, Sampel air langsung dimasukan kedalam botol kaca steril dan dilakukan pengawetan dengan dimasukkan ke dalam cooling box berisi ice gel atau es yang bertujuan untuk

(7)

menghambat pertumbuhan bakteri, tidak digunakan pengasam untuk mengawetkan karena dapat membunuh bakteri yang akan dianalisis.

Beberapa parameter uji dilakukan selama analisis in-situ, termasuk suhu air, keasaman air (pH), oksigen terlarut (DO), dan kekeruhan. Didapatkan beberapa hasil analisis yang tidak memenuhi persyaratan peraturan yang berlaku, antara lain suhu air, pH air, kekeruhan, dan oksigen terlarut. Suhu air dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: Hal ini meliputi intensitas sinar matahari, pertukaran panas antara air dan udara sekitar, ketinggian geografis, dan permukaan badan air. Karena suhu air mempengaruhi laju produksi bahan kimia, suhu air juga mempengaruhi pH air. Semakin tinggi suhu air maka nilai pH air pun semakin meningkat, begitu pula sebaliknya, sehingga reaksi-reaksi di dalam air, termasuk reaksi asam basa, dapat meningkat.

Selain suhu, pH air juga dipengaruhi oleh kekurangan oksigen dalam air, kandungan CO2 dalam air, aktivitas organisme hidup, dan proses penguraian senyawa organik. Kadar CO2 dalam air disebabkan oleh polusi udara dan kurangnya oksigen terlarut dalam air. Kadar CO2 dalam air menyebabkan peningkatan konsentrasi ion hidrogen, yang menurunkan pH air dan menjadikannya asam karena karbon dioksida bereaksi dengan air membentuk asam karbonat. Berikut adalah regulasi regulasi untuk analisis in-situ:

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) No 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Baku Mutu Air Danau dan Sejenisnya); dan 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (PerMenKes) No 2 Tahun 2023 Tentang Peraturan

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah (PP) No 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Lingkungan (Baku Mutu Kualitas Air Bersih untuk Keperluan Higiene dan Sanitasi).

Kriteria PP No. 22 Tahun 2021 PerMenKes No. 2 Tahun 2023

Suhu Air 29 ± 3 °C 29 ± 3 °C

pH 6-9 6,5-8,5

Oksigen Terlarut (DO) Min. 4 mg/L -

Kekeruhan/Turbidity - < 3 NTU

SIMPULAN (POINT: 10)

Dari hasil pengukuran analisis in situ didapatkan suhu air kolam sebesar 28,7 °C, pH air kolam sebesar 5, oksigen terlarut sebesar 6,50 mg/1. dan kekeruhan sebesar 3,05 NTU yang apabila dibandingkan dengan regulasi PPRI No. 22 tahun 2021 untuk suhu air sesuai dengan regulasi yang ada yaitu dev.3 perbedaan dengan suhu udara, pH air tidak sesuai dengan regulasi yang ada yaitu 6-9, dan oksigen terlarut sesuai dengan regulasi yang ada yaitu minimal 3. Dari hasil pengukuran analisis in situ didapatkan suhu air kran sebesar 28 °C, PH air kran sebesar 6, oksigen terlarut sebesar 6,39 mg/L dan kekeruhan sebesar 1,38 NTU yang apabila dibandingkan dengan regulasi PerMenkes No, 2 tahun 2023 untuk suhu air sesuai dengan

(8)

regulasi yang ada yaitu suhu udara ±3, kekeruhan sesuai dengan regulasi yang ada yaitu 3 dan pH air sesuai dengan regulasi yang ada yaitu 6,5-8,5.

DAFTAR PUSTAKA (POINT: 5)

Badan Standarisasi Nasional, 2008. SNI 6989.57-2008 tentang Air dan Air limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan contoh Air Permukaan.

Badan Standarisasi Nasional, 2021, SNI 8995-2021 tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Air Pengujian Fisika dan Kimia.

Kemenkes, 2023. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2023 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan. PPRI, 2021.

Lampiran VI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

TTD

Siswa Guru Praktikum

(Argantha Saputra Wiguna) NIS. 21.67.09699

(………) NIP.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian memperoleh nilai parameter kualitas sampel air adalah tidak berbau, tidak berasa, Suhu 27 0 C, Kekeruhan 0.26 unit, tidak berwarna, pH 6.6, Daya Hantar Listrik 371

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalis parameter fisika-kimia yang meliputi suhu, oksigen terlarut (DO), kekeruhan dan BOD (biology oxygen demand), perairan Sungai Tondano

homogen, dan ketika peneliti tidak mempunyai alat pengambilan sampel secara acak yang baik, pakailah cara ini. Tetapkan jumlah sampel yang

Adapun yang menjadi tujuan penulisan paper ini adalah untuk dapat menentukan metode teknik pengambilan sampel dengan teknik pengambilan sampel secara

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas lingkungan yaitu parameter kualiatas lingkungan seperti DO ( Disolve Oxygen ), suhu, kekeruhan, pH air,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas lingkungan yaitu parameter kualiatas lingkungan seperti DO (Disolve Oxygen), suhu, kekeruhan, pH air, kedalaman

Persyaratan Alat Pengambil Sampel Air Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat sampel Mudah dicuci dari bekas sampel sebelumnya Sampel mudah dipindahkan ke dalam botol

pengambilan sampel air melibatkan lintas sektor dan lintas program di wilayah kerja puskesmas