• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Perbanyakan DNA Secara In Vitro (PCR)

N/A
N/A
Pebri Andani

Academic year: 2025

Membagikan "Teknik Perbanyakan DNA Secara In Vitro (PCR)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Polymerase Chain Reaction (PCR)

TEKNI K

Dosen Pengampu: DRS. REFAI, M.KES

(2)

Pembahasan

1

6 5

4

3 MACAM-MACAM

2 PCR

7

DEFINISI PCR

APLIKASI PCR

KOMPONEN PCR KEUNTUNGAN &

KETERBATASAN TAHAPAN

PROSES PCR

FUNGSI PCR

(3)

Reaksi Polimerase Berantai atau dikenal sebagai Polymerase Chain Reaction (PCR) merupakan suatu

proses sintesis enzimatik untuk melipatgandakan suatu sekuens nukleotida tertentu secara in

vitro.

PCR merupakan suatu teknik atau metode perbanyakan (replikasi) DNA secara enzimatik

tanpa menggunakan organisme.

Definis PCR

(4)

Fungsi PCR

Saat ini PCR sudah digunakan

secara luas untuk berbagai macam kebutuhan, diantaranya:

1. Isolasi Gen

2. DNA Sequencing

3. Identifikasi Forensik

4. Diagnosa Penyakit

(5)

Macam-Macam PCR

1. Conventional PCR 2. Multiplex PCR

3. Nested PCR

4. Touchdown PCR 5. Hot Star PCR

6. PCR

7. Inverse PCR

(6)

Tahapan Proses PCr

Denaturasi Penempelan Primer

(Annealing)

Reaksi

Polimerisasi (Extension)

1 2 3

(7)

Denaturasi

DNA untai ganda akan membuka menjadi dua

untai tunggal. Hal ini disebabkan karena suhu denaturasi yang

tinggi menyebabkan putusnya ikatan

hidrogen diantara basa-basa yang

komplemen.

Denaturasi biasanya dilakukan antara suhu

90 – 95O C

(8)

Penempelan Primer (Annealing)

Ikatan hidrogen akan

terbentuk antara primer dengan urutan

komplemen pada

templat. Proses ini

biasanya dilakukan

pada suhu 50 - 60

O

C.

(9)

Reaksi Polimerisasi (Extension)

Terjadi pada suhu 72O C.

Primer yang telah menempel tadi akan mengalami

perpanjangan pada sisi 3‟nya dengan penambahan dNTP yang komplemen dengan

templat oleh DNA polimerase.

(10)

Selain ketiga proses tersebut, secara umum PCR didahului dan diakhiri

oleh tahapan berikut

Predenaturasi Final

Elongasi Bertujuan memastikan

bahwa DNA template sepenuhnya

terdenaturasi dan siap untuk berikatan dengan

primer pada tahapan berikutnya. Ini sangat

penting untuk

memastikan efisiensi dan akurasi reaksi PCR.

untuk memastikan bahwa setiap utas tunggal yang tersisa

sudah diperpanjang secara sempurna.

Proses ini dilakukan setelah siklus

PCR terakhir.

(11)

DNA Target

Komponen PCR

Primer Enzim DNA polimerase

Deoxynucleoside triphosphates

(dNTPs) Bufer Reaksi

(12)

Dapat digunakan untuk menganalisis

perubahan tingkat ekspresi gen pada

tumor, mikroba, atau keadaan penyakit

lainnya.

Keuntungan

Keuntungan &

Keterbatasan

Hanya digunakan untuk

mengidentifikasi ada atau tidaknya

patogen atau gen yang diketahui

.

Keterbatasan

(13)

1 2 3

PCR dapat diterapkan di banyak bidang

Aplikasi PCR

Aplikasi Diagnostik

Kedokteran

Ilmu Forensik

5 4

Virologi

Penelitian Tanaman

(14)

Terima Kasih

Apakah ada Pertanyaan?

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian, hasil optimasi siklus amplifikasi dengan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) primer 12S rRNA dan 16S rRNA, maka dapat

Metode baru yang digunakan untuk identifikasi gen penyandi 16S rRNA yaitu. dengan bantuan Polymerase Chain Reaction

LUTHFI: Identifikasi Fragmen DNA Genomik Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Hasil PCR (Polymerase Chain Reaction) Menggunakan Primer Spesifik untuk Beta Karoten, dibimbing

LUTHFI: Identifikasi Fragmen DNA Genomik Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Hasil PCR (Polymerase Chain Reaction) Menggunakan Primer Spesifik untuk Beta Karoten, dibimbing

Metode Polymerase Chain Reaction (PCR) merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk memperbanyak segmen DNA secara in vitro untuk menggandakan molekul DNA pada

Optimasi Amplifikasi DNA Menggunakan Metode PCR (Polymerase Chain Reaction) Pada Ikan Karang Anggota Famili Pseudochromidae (Dottyback) Untuk Identifikasi

dengan menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR) merupakan suatu metode alternatif, namun metode konvensional dengan kultur isolasi bakteri yang merupakan metode

Ekstraksi DNA dari saliva dilakukan dengan menggunakan Oragene DNA, kemudian sampel yang telah diekstraksi selanjutnya diamplifikasi pada PCR (Polymerase Chain