Teknik Proyektif
Laelatus Syifa S.A., M.Psi., Psikolog Rahmah Saniatuzzulfa, M.Psi., Psikolog
Teknik Proyeksi
Teknik proyeksi merupakan suatu alat yang memungkinkan untuk mengungkap motif, nilai, keadaan emosi, need yang sukar diungkap dalam situasi wajar dengan cara individu memproyeksikan pribadinya melalui obyek di luar individu
Individu Stimulus Ambiguous
Individu memberi respon dengan
cara
memproyeksikan dorongan yang ada pada dirinya
Sifat Teknik Proyektif
(Anastasia & Urbina, 2007)
Pembeda utama teknik proyektif adalah pada penilaian tugas yang relatif tak terstruktur, yaitu tugas yang memungkinkan variasi yang hampir tak terbatas dari respon-respon yang mungkin
Hanya instruksi umum dan singkat yang diberikan
Stimuli umumnya kabur dan ambigu
Hipotesis yang mendasari: cara individu mempersepsi dan
menginterpretasi materi tes atau ‘menstrukturisasikan’ situasi mencerminkan aspek-aspek dasar dari fungsi psikologisnya
Prosedur tes disembunyikan peserta tes jarang menyadari
interpretasi psikologis dari apa yang dilakukan
Sifat Teknik Proyektif, lanjut… (Anastasia & Urbina, 2007)
Pendekatan global yaitu difokuskan pada keseluruhan kepribadian dan bukan pada pengukuran yang terpisah
Teknik proyektif dinilai efektif menyingkap aspek kepribadian yang tertutup, laten atau tak sadar. Karena semakin ambigu suatu stimuli semakin kecil
reaksi defensif
Dua kelompok Tes Proyeksi
Verbal : baik materi, komunikasi antara testee dengan tester berwujud verbal (lisan maupun tulisan)
Non Verbal : materi bukan berwujud verbal, bahasa hanya berperan untuk komunikasi antara testee dan tester
Jenis Tes Proyektif
Tes Proyektif
Verbal
Non Verbal
SSCT
Berupa gambar (TAT, CAT, CATH,
CATS, FAT, SAT)
Berupa goresan tangan
(Grafis, VMI, Bender Gestalt)
Berupa bercak tinta Rorschach, HIT (Holtzman Inkblot
Technique)
SSCT
Tes proyektif yang menggunakan bahasa dan bersifat asosiasi bebas
Mengungkap 4 aspek :
Sikap subjek terhadap keluarga
Sikap subjek terhadap seks
Sikap subjek terhadap hubungan interpersonal
Sikap subjek terhadap konsep diri
SSCT
VMI (Visual Motoric Integration)
Untuk anak-anak pra sekolah dan ABK
Tujuan untuk kemasakan visual motorik
Contoh Hasil Tes VMI
Tes Bender Gestalt
Ditujukan untuk anak-anak dan orang dewasa
Tujuannya untuk mengungkap kerusakan fungsi otak dan gangguan emosi
Stimulus Tes Bender Gestalt
Contoh Hasil Tes Bender Gestalt
Tes Rorschach
Tes bercak tinta yang bertujuan untuk mengungkap kepribadian meliputi aspek intelektual, emosi dan fungsi ego
Tes Rorschach
TAT/CAT
TAT digunakan untuk dewasa
CAT digunakan untuk anak-anak
Pada intinya testee diminta untuk menceritakan kejadian-kejadian pada figur, penyebab kejadian dan akhir kejadian
TAT/CAT
Prinsip dasar Tes Proyektif
1. Stimulusnya bersifat tidak berstruktur (unstructure) yang memungkinkan subjek mempunyai alternatif pilihan yang banyak
2. Stimulus nya ambigu sehingga memungkinkan individu merespon materi sesuai dengan interpretasinya masing-masing
3. Stimulusnya kurang memiliki obyektifitas relatif, memudahkan mendapatkan individual differences
4. Global approach menuntut kesimpulan yang luas
Klasifikasi Tes Proyektif (1)
Menurut L.K.Frank berdasar pada respon subjek :
a. Teknik Konstitutif (menyusun)
Subjek diminta untuk memberi struktur pada materi yang belum terstruktur.
Ex: tes wartegg
b. Teknik Konstruktif (membentuk)
Subjek diminta membentuk materi yang belum terbentuk Ex: Mozaic tes
c.
Teknik Interpretatif
Subjek diminta untuk menginterpretasi materi.
Ex : TAT, CAT
d.
Teknik Katartik
Fungsinya, saat subjek merespon akan terjadi pengurangan hambatan psikis.
Ex: play technique (psikodrama, dengan teknik bermain)
e.
Teknik Refraktif/ Ekspresif
Subjek diberi stimulus, kemudian subjek diminta untuk mengekspresikan need, sentimen dll yang ada padanya.
Ex : grafis, grafologi, bender gestalt
Klasifikasi Tes Proyeksi (2)
Menurut Lindzey (dalam Karmiyati & Suryaningrum, 2019) berdasar pada tipe jawaban subjek :
a. Teknik asosiasi
Mengeluarkan/ menyampaikan apa yang pertama kali muncul dalam pikirannya atas stimulus
Ex: Rorschach, SSCT
b. Teknik konstruksi
Menyusun materi yang belum berbentuk menjadi sebuah cerita/gambar.
Fokus pada hasil subjek
Ex: block design, picture arragement
Klasifikasi Tes Proyeksi (2)
c. Teknik melengkapi
Subjek diminta untuk melengkapi materi yang belum lengkap
Ex: SSCT
d.
Teknik mengatur
Subjek memilih jawaban yang sesuai dengan dirinya atau membuat urutan atas dasar pilihan jawaban yang ada
Ex : tes-tes untuk mengukur kreativitas e. Teknik ekspresif
Hampir mirip dengan konstruksi hanya saja materinya mentah. Fokus pada cara menyelesaikan materi.
Ex: project therapy
Sejarah Timbulnya Tes Proyektif
Timbulnya tes proyektif verbal berawal dari free association Freud, lalu dikembangkan oleh
a. Galton (1829)
Word technique : bertujuan untuk mengungkap ketidaksadaran, mengukur aktivitas sosial dan minat individu
b. Wundt
Menggunakan 7 kata dan meminta subjek menjawab dengan 1 kata.
Tujuannya untuk megungkap ketidaksadaran
c. Rappaport
Menggunakan 60 kata untuk mengungkap konflik psikoseksual, kelemahan dalam proses berpikir yang dihubungkan dengan konflik internal
d. Kent & Rissanoff
Menggunakan 100 kata netral, bertujuan untuk mengungkap gangguan emosi.
e. J.M. Sacks Sidznet Levy Menciptakan SSCT
Evaluasi Teknik Proyektif
Tidak memiliki patokan sejelas teknik non-proyektif, tes proyektif lebih menekankan faktor internal subjek
Keleluasaan penggunaan tugasnya menarik dan tidak membosankan, seringkali bersifat menghibur dan membantu testee berkomunikasi
Faking: Tujuan yang kabur membuat sulit untuk melakukan faking, namun bukan berarti terbebas dari faking
Variabel Tester & Situasi : Lemah dalam standardisasi baik administrasi maupun skoring
Norma: Rawan bias tester dalam interpretasi
Reliabilitas: prosedur yang kurang, membuat reliabilitas
teknik juga kurang. Semakin konsisten hasilnya menunjukkan reliabilitas yang tinggi
Validitas: studi validitas teknik proyektif banyak dilakukan
dengan menggunakan alat ukur lain yang mengungkap hal yang sama
Penggunaan Tes Proyektif pada Bidang Klinis
Tes proyektif dapat digunakan sebagai :
Alat untuk penelitian
Diagnosis
Psikoterapi
Penggunaan Tes Proyektif di Bidang Non Klinis
Tes proyektif dapat digunakan sebagai :
Tes proyektif dapat digunakan untuk memberikan informasi lengkap tentang manusia secara menyeluruh, dalam bidang industri digunakan untuk memahami hubungan antarpekerja, gaya kerja dan lain sebagainya
Pada bidang sosial digunakan untuk menemukan masalah dan cara efektif untuk menyelesaikannya