• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teologi Perjanjian Lama

N/A
N/A
Ester Viantika Nababan

Academic year: 2024

Membagikan "Teologi Perjanjian Lama "

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Rahelsa Sihombing

NIM : 2021.002.1607

Mata Kuliah : Teologi Perjanjian Lama Dosen Pengampu : Pdt. Dr. Ronald Pasaribu RANGKUMAN TEOLOGI PERJANJIAN LAMA

Teologi Perjanjian Lama merupakan bagian dari Teologi Kristen, secara khusus Teologi Biblika yang membahas tema-tema atau isu-isu teologis yang ada di dalam Alkitab perjanjian Lama. Sebagai bagian dari Teologi Biblika, Teologi Perjanjian Lama mempunyai suatu fungsi kritis yang dijalankan dalam dialog dengan gereja, tardisinya serta permasalahan yang di hadapinya. Teologi Perjanjian Lama terarah pada firman Allah yang menjadi darah daging manusia dalam Yesus Kristus. Dia berwibawa atas kesaksian yang mempersiapkan kedatanganNya dan memperlihatkan makna penderitaan sebagai orang benar dan makna kebangkitanNya. Saksi-saksi Perjanjian Lama berasal dari zaman yang berbeda-beda, demikian juga tekanan dan spritualitasnya, namun semuanya terarah kepada Tuhan Yang Esa dan semuanya memberitakan karya dan frirman Allah dari sudut pandang masing-masing.

Dalam Teologi biblika, hendak memperhatikan semua kesaksian yang terdapat dalam kitab suci dan memperhadapkannya pada situasi untuk menolong umat kristen dan masyarakat bertumbuh menurut kehendak Allah. Teologi biblika juga berhubungan dengan teologi praktika yang menyampaikan hasilnya kepada jemaat melalui pembinaan, pemberitaan, dan pengajaran serta dalam usaha diakonia sosial dan politis. Seperti semua ilmu, teologi biblika mempunyai suatu fungsi kritis yang dijalankan dalam dialog dengan gereja, tradisinya dan persoalan yang dihadapinya.

Umat Yahudi (beberapa abad sebelum tarikh masehi) mengutamakan pemikiran segala perintah dan undang- undang Allah dalam Kitab Taurat.

 Tarikh ± 200-600 M

Pada masa ini lebih mengutamakan penafsiran, yang mana melahirkan dua aliran penafsiran yang menonjol, yaitu: mahzab Antiokhia yang bersifat "historis" dan teliti, dan Aleksandria penafsiran yang bersifat alegoris.

 Gerakan Reformasi abad ke-16

Ditandai dengan kembalinya kedaulatan kitab suci atas gereja, sehingga terjadi pembaruan gereja pada masa itu. Hal ini dengan ditelitinya kitab Kejadian, Yesaya dan Mazmur yang memberikan dampak pada pembaruan gereja.Alkitab sebagai sumber bukti ajaran gereja.

Dengan demikian terlepas dari kuasa gereja-gereja yang terlibat dalam pertentangan sengit dan peperangan.

(2)

 Zaman Renaisans Rasionalisme dan Romantik

J.P. Gaebler (1787) : Alkitab dipandang sebagai suatu cabang ilmu sejarah dan ilmu agama, yang dimaksudkan untuk menguraikan naskah dalam konteks historis secara deskriptif dan bukan normatif.

P.G.C. van Coelln (1836) : Kerajaan Allah sebagai lambang agama yang mengatasi agama suku.

G.F. Oehler : Bertitik tolak dari penciptaan. Dari penciptaan Allah mengembangkan secara organis sejarah keselamatan.

W.M.L. de Wette : Manusia terbuka pada kenyataan rohani. Melalui lambang dan mite, manusia mulai mengembangkan agama. Dalam perpaduan antara keyakinan dan perasaan, manusia berkembang menuju kerajaan di man Allah memerintah.

 Abad 20

Albrecht Alt dan Martin Noth : Keterikatan kepada Tuhan yang hidup merupakan inti riwayat kedua belas suku Israel

Karl Barth : Allah yang hanya dapat dikenal melalui kesaksian Alkitab.

Ludwig Kohler (1936) : Mengangkat tema tradisional dogmatika, seperti Allah, manusia dan keselamatan.

Walter Eichrodt (1933 dan 1939) : Perjanjian yang Allah ikat dengan Israel, umat manusia, dan ciptaan-Nya

Th.C. Vriezen (1954) : Persekutuan antara Allah dengan umat-Nya

Edmond Jacob (1955) : Mengutamakan Allah, karya, dan kemenangan-Nya

Gerhard von Rad (1957 dan 1960) : Perbuatan-perbuatan Allah dalam medan sejarah

Zimmerli (1972) : Tuhan dikenal sejak di tanah Mesir, yang menciptakan dan memerintah, yang memilih Israel, mengikat perjanjian, dan memberikan perintah- Nya.

Samuel Terrien (1978) : Kehadiran Tuhan yang menjiwai dan mengikat semua bagian Alkitab. la mementingkan pemberian Allah

Horst Dietricht Preuss (1991) : Tuhan memilih umat-Nya, dan memeliharanya, serta bagaimana Israel berjalan bersama Tuhan.

Josef Schreiner (1995) : Perkataan tentang Allah dan menegaskan bahwa Tuhan, Allah Israel, adalah Allah yang menyelamatkan dan menuntut, menciptakan dan berhubungan dengan manusia (baik perseorangan maupun dengan masyarakat

Dengan demikian teologi perjanjian lama berbicara mengenai Allah dan umat-Nya. Hal ini dapat terlihat dalam rencana, hubungan, perjanjian, dan pemeliharaan-Nya.

Referensi

Dokumen terkait

Jadi konsep teologi Pantekosta yang harus menjadi kekuatan dalam sebuah kegerakan pertumbuhan gereja adalah dengan bergantung kepada pimpinan Roh Kudus, gereja

Model pemikiran klasik tidak juga harus dipersepsikan sesuatu yang ditolak keberadaannya, karena pada dasarnya teologi klasik merupakan bagian khazanah masa lalu bagian

Gereja adalah kornunitas orang yang rnengingat karena Gereja adalah "sebuah institusi individu dari kebebasan sosial-kritis." "pernbawa ingatan yang rnengancarn (danger-

Bahasa yang digunakan oleh model terakhir bisa mengintegrasikan etika sosial dan ekklesiologi yang menggerakkan gereja untuk bersikap.33 3.4 Teologi Kelapa sebagai Teologi Publik dari

kebutuhan GPM untuk menjadi gereja orang basudara dalam konteks lokal Maluku, maka teologi tersebut harus dibangun di atas dasar falsafah hidop orang basudara

Dengan begitu pembaca dari kalangan mahasiswa teologi atau para pendeta tidak menjadi penjaga gereja yang hanya memastikan gereja berjalan sebagaimana mestinya

Akan tetapi sebagaimana Teologi Pembebasan Asia adalah teologi yang bergerak dari bawah, itu berarti dialog ini juga ialah tentang bagaimana setiap orang tanpa

Peraturan pengurus yayasan tentang statuta sekolah tinggi teologi gereja kristen sulawesi tengah