TEORI BELAJAR DAN PENERAPANNYA DALAM PROSES PEMBELAJARAN
TEORI BELAJAR DAN PENERAPANNYA DALAM PROSES PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
ANGGOTA KELOMPOK 1 ANGGOTA KELOMPOK 1
K71190 86
FATMAWATI KUMALA SARI
K71190 88
FEBRIANI ISNA RAHMAWATI
K71190 98
GITA REGGY AYUNDITA
K71191 33
KHALIMATUSSA’D IYYAH
TABLE OF CONTENTS TABLE OF CONTENTS
01 01
TEORI-TEORI BELAJAR
02 02
PENERAPAN TEORI BELAJAR
03 03
PERBEDAAN TEORI- TEORI BELAJAR
TEORI- TEORI BELAJAR
TEORI-
TEORI
BELAJAR
Teori belajar behavioristik mempelajari perilaku
dalam proses pembelajaran, analisis yang dilakukan terletak pada perilaku yang nampak, terukur,
tergambarkan dan dapat diprediksi. Belajar merupakan perubahan perilaku manusia yang disebabkan oleh pengaruh lingkungannya.
Behaviorisme bertujuan mengetahui bagaimana perilaku individu yang belajar dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
TEORI BELAJAR
BEHAVIORISTIK
TEORI BELAJAR
BEHAVIORISTIK
Behavioristik memandang bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antar stimulus dan respon (Robert, 2014).
Peserta didik dianggap telah melakukan belajar jika dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya.
Contoh, peserta didik dapat dikatakan memiliki kemampuan membaca jika ia bisa menunjukkan kemampuan membacanya dengan baik.
TEORI BELAJAR KOGNITIFISTIK TEORI BELAJAR KOGNITIFISTIK
Teori belajar kognitifistik merupakan pendekatan
belajar yang lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya yang sering disebut sebagai model
perseptual. Teori ini memandang bahwa tingkah laku
seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan
belajarnya.
Dalam perspektif teori ini, bagian-bagian dari suatu situasi saling berhubungan dengan seluruh konteks situasi tersebut. Tindakan pemisahan atau pembagian sebuah materi pelajaran ke dalam komponen-
komponen kecil dan dipelajari secara terpisah akan menyebabkan substansi materi tersebut akan
kehilangan makna.
TEORI BELAJAR KONTRUKTIVISTIK
TEORI BELAJAR KONTRUKTIVISTIK
Dalam teori belajar konstruktivistik proses belajar merupakan suatu proses pembentukan (kontruksi) pengetahuan oleh
peserta didik itu sendiri. Pengetahuan ada di dalam diri
seseorang yang sedang mengetahui (Schunk, 1986). Artinya, proses pembentukan pengetahuan dilakukan oleh peserta didik itu sendiri. Peserta didik harus aktif selama kegiatan pembelajaran, aktif berpikir, menyusun kosep, dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Terwujudnya gejala belajar ditentukan oleh niat belajar peserta didik itu sendiri.
Peranan guru dalam teori belajar konstruktivistik adalah membantu memfasilitasi agar proses
pengkonstruksian pengetahuan oleh peserta didik berjalan lancar. Guru tidak mentransfer
pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan mendampingi peserta didik untuk membentuk pengetahuannya sendiri dan dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara pandang peserta didik dalam belajar.
TEORI BELAJAR HUMANISTIK TEORI BELAJAR
HUMANISTIK
Teori belajar humanistik adalah teori belajar yang penting dan harus dipahami oleh seorang pendidik. Hal ini untuk mewujudkan pembelajaran yang berkualitas dan sesuai dengan tuntutan pendidikan abad 21. Humanistik sendiri bersal dari kata "human" yang berarti manusia. Dalam arti luas humanistik dapat dikatakan sebagai upaya
memanusiakan manusia melalui proses pembelajaran.
Dalam pelaksanaannya, teori humanistik sangat mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal.
Teori ini beranggapan bahwa teori belajar apa saja dapat dimanfaatkan dengan tujuan memanusiakan manusia yakni dengan mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri secara
optimal. Teori humanistik juga memandang faktor motivasi dan pengalaman emosional dalam proses belajar sangat penting.
Tanpa faktor motivasi tersebut maka proses transfer pengetahuan tidak dapat dilakukan dengan maksimal.
TEORI BELAJAR SIBERNETIK TEORI BELAJAR
SIBERNETIK
Teori belajar sibernetik merupakan teori belajar yang cukup baru terdengar di kalangan para
pendidik. Teori ini menekankan pembelajaran dapat terjadi dimana dan kapanpun tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Pendidik dan peserta didik dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan
memanfaatkan teknologi dalam jarak yang jauh.
PENERAPAN TEORI BELAJAR
PENERAPAN
TEORI BELAJAR
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
Sebagai contohnya pada peserta didik yang belum dapat melakukan cara pembuatan larutan NaOH sebagaimana yang sudah diajarkan oleh seorang pendidiknya meskipun dia si peserta didik sudah berusaha keras untuk mencoba melakukan pembuatan larutan NaOH dengan cara yang
baik. Si pendidik pun telah mengajarkannya kepada peserta didik secara teliti, akan tetapi walaupun sudah diajarkan dengan baik jika perserta didik tersebut belum dapat
memahami atau membuat apa yang sudah diajarkan, maka iapun belum bisa dianggap sudah belajar. Karena daripada itu iapun belum bisa menunjukkan sesuatu perubahan
perbuatan yang dimana sebagai hasil dari belajar.
Piaget tidak melihat perkembangan kognitif
sebagai sesuatu yang dapat didefinisikan secara
kuantitatif. Ia menyimpulkan bahwa daya pikir atau
kekuatan mental anak yang berbeda usia akan berbeda pula secara kualitatif. Collin, dkk (2012) menggambarkan pemikiran Piaget sebagai berikut:
TEORI BELAJAR KOGNITIFISTIK
TEORI BELAJAR KOGNITIFISTIK
Empat tahap
perkembangan Piaget ini dapat disimpulkan sebagai berikut: (Collin, 2012)
Secara umum, semakin tinggi tahap perkembangan kognitif seseorang akan semakin teratur dan semakin abstrak cara berpikirnya. Guru seharusnya memahami tahap-tahap
perkembangan kognitif para muridnya agar dalam
merancang dan melaksanakan proses pembelajarannya sesuai dengan tahap-tahap tersebut. Pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan tidak sesuai dengan
kemampuan dan karakteristik siswa tidak akan ada maknanya bagi siswa
TEORI BELAJAR KONTRUKTIVISTIK
TEORI BELAJAR KONTRUKTIVISTIK
Contoh penerapan teori belajar konstruktivistik dalam pembelajaran:
Misalnya: Tim 1 mempresentasikan hasil pekerjaannya dikelas. Seusai tim 1 menyajikan presentasinya, diibukalah sesi tanyajawab dan
diskusi. Muncullah berbagai pertanyaan dari teman-teman (apa..?;
Bagaimana..?) untuk menjawab pertanyaanpertanyaan inilah diperlukan adanya proses berpikir konstruk.
Dari tanya jawabdan diskusi iniilah seorang guru dapat mrngetahui seberapa jauh siswa sudah mengksonstruksi pengetahuannya. Guru juga dapat sesekali memnacing siswa dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana yang berkaitan dengankonsep yang akan/sedang dibahas
C D B
TEORI BELAJAR HUMANISTIK TEORI BELAJAR
HUMANISTIK
Beri kesempatan untuk mengembangkan diri
Hindarkan tekanan pada lingkungan belajar
Fasilitasi sumber
belajar yang beragam Berikan reward
A
kepadasiswa
Penerapannya dalam pembelajaran:
TEORI BELAJAR SIBERNETIK TEORI BELAJAR SIBERNETIK
Penerapannya dalam pembelajaran:
Berdasarkan deskripsi proses pengolahan informasi yang terjadi merupakan interaksi faktor internal dan eksternal
peserta didik. Maka apliksi pengelolaan kegiatanpembelajaran berbasis teori sibernetik yang baik untuk dilkukan bagi
pendidik agar dapat memperlancarproses belajar peserta didik. Diantaranya:
1.Menarik perhatian
2.Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa 3.Merangsang ingatan pada prasayarat belajar
4.Memberikan bimbingan belajar 5.Mendorong untuk kerja
6.Memberikan balikan informatif
7.Menjngkatkan retensi dan alih belajar
PERBEDAAN TEORI-TEORI
BELAJAR
PERBEDAAN TEORI-TEORI
BELAJAR
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics &
images by Freepik