• Tidak ada hasil yang ditemukan

TERAPI SULIH HORMON PADA WANITA MENOPAUSE

N/A
N/A
Susi Handayani

Academic year: 2023

Membagikan "TERAPI SULIH HORMON PADA WANITA MENOPAUSE"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

KESEHATAN WANITA TERAPI SULIH HORMON

Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Kesehatan Wanita Pertemuan Ke - 11

Disusun oleh:

SUSI HANDAYANI 202322245

Dosen Pengampu : Winarni, S.SiT., MPH

PROGRAM STUDI ALIH JENJANG D3 - S1 KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA

2023

(2)

ii DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... ii

KAJIAN TEORI ... 3

A. Terapi Sulih Hormon ... 3

B. Indikasi Terapi Sulih Hormon ... 4

C. Kontraindikasi Terapi Sulih Hormon ... 4

D. Komplikasi Terapi Sulih Hormon ... 5

E. Penatalaksanaan Klinis ... 6

DAFTAR PUSTAKA ... 8

(3)

3 KAJIAN TEORI

A. Terapi Sulih Hormon

Terapi Sulih hormon menopause adalah pengobatan yang paling efisien untuk gejala sindrom klimakterik akut dan untuk pencegahan defisiensi estrogen jangka panjang yang efisien. Sindrom klimakterik merupakan masa yang awal serta juga akhir dari reproduksinya ditandainya dengan terjadinya penurunan dari kadar estrogen serta terjadinya kenaikan keluarnya gonadotropin. Terapi hormon terdiri atas Terapi Sulih Hormon Alami (TSHA) seerta juga Terapi Sulih Hormon (TSH). Terapi Sulih Hormon ikut andil dalam pemberian hormon estrogen untuk perempuan yang sedang terjangkit menopause. Terapi Sulih Hormon merupakan sebuah terapi yang memberikan estrogen yang tujuannya untuk memberikan perlindungan kepada jantung serta tulang perempuan yang telah menopause. TSHA adalah sebuah terapi yang isinya memiliki kandungan progesteron alami. Perempuan yang mempergunakan hormon alami dianjurkannya guna dilakukannya di bawah pengawasannya seorang dokter, dikarenakan didasarkan dari survey Women’s Health Initiative, akibat buruk TSHA terbukti lebih besar dibandingkannya dengan manfaatnya (Kartika et al., n.d. 2021).

TSH atau HRT (Hormone replacement therapy) merupakan pilihan untuk mengurangi keluhan pada wanita dengan keluhan atau sindroma menopausedalam masa premenopause dan postmenopause. Selain itu TSH juga berguna untuk mencegah berbagai keluhan yang muncul akibat menopause, sepertivagina yang kering, gangguan pada saluran kandung kemih, dan mengurangi gejala hot flushes. TSH juga dapat mencegah perkembangan penyakit akibat dari kehilangan hormon esterogen, seperti osteoporosis dan jantung. Beberapajenis HRT antara lain adalah

1. Combined Hormone Replacement Therapy(CHRT) Combined Hormone Replacement Therapy merupakan salah satu jenis progesteron, pada CHRT dingunakan kombinasi Progesteron danEsterogen.

2. Estrogen Replacement Therapy(ERT) Estrogen Replacement Therapy(ERT) memiliki kelebihan yakni merupakan estrogen alami yang tidak memberatkan kerja liver. Contohnya Estradiol Hemyhidrate yang berguna untuk mengatasi gejala hot flash (gejolak panas), menjaga kestabilan berat badan, membantu mengontroltekanan darah.

(4)

4 Selain itu, juga terdapat Terapi Sulih Hormon Alami. Terapi sulih hormon alami merupakan suatu cara mencegah berbagai keluhan yang muncul akibat menopause seperti, vagina kering, dangangguan pada saluran kandung kemih, mencegah jantung koroner dan penyakit akibat penurunan hormon esterogen, beberapa Terapi Sulih Hormon Alami :

1. Mengkonsumsi kacang kedelai, minum suplemen (Vit B).

2. Mengkonsumsi makanan yang mengandung Vit E dan D,Meningkatkan suasana hati dengan makanan (menghindari depresi dankegelisahan).

B. Indikasi Terapi Sulih Hormon

Terapi hormon diberikan untuk pasien dengan gejala pada saat menopause, dengan Premature ovarian failure, menopause akibat pembedahan atau pencegahan Osteoporosis.

Indikasi utama dari terapi hormon atau tibolone adalah jika didapatkan gejala gangguan vasomotor (muka kemerahan, keringat malam, baik dengan atau tanpa diserta bangun pada malam hari). Gejala vasomotorik cukup sering terjadi pada 80% wanita pada masa transisi menopause dan 20 % diantaranya menujukkan gejala yang berat. Durasi dari masa transisi ini bervatriasi dengan rerata 4 tahun, namun banyak kasus yang berlanjut hingga 12 tahun pada 10 % kasus (Permadi et al., n.d.). Selain itu, juga dapat digunakan dalam pengobatan sindrom genitourinari menopause (sebelumnya dikenal sebagai atrofi vagina dan vulva) (Harper – Harisson G, Shanahan M, 2023).

C. Kontraindikasi Terapi Sulih Hormon

Terapi hormon tidak diberikan apabila pasien memiliki riwayat atau factor risiko kanker payudara, kanker endometrium, penyakit Thromboemboli (DVT, PE), kelainan hiperkoagulasi, Liver disease atu bila ada perdarahan pervaginam yang tidak jelas sebabnya (Permadi et al., n.d. 2013). Kontraindikasi terapi berbasis estrogen oral atau transdermal meliputi :

1. Diketahui, dicurigai, atau riwayat kanker payudara.

2. Diketahui atau dicurigai adanya riwayat kanker berbasis estrogen lainnya, misalnya kanker rahim. Wanita yang telah menjalani histerektomi dan tidak ada bukti penyakit yang tersisa masih menjadi kandidat untuk HRT.

3. Trombosis vena dalam (DVT) aktif atau riwayat DVT atau emboli paru (PE).

4. Riwayat kelainan pembekuan darah, yang paling umum adalah pembawa mutasi Faktor V Leiden.

5. Aktif atau riwayat penyakit trombotik arteri seperti infark miokard atau stroke.

(5)

5 6. Penyakit atau disfungsi hati kronis.

7. Migrain dengan aura.

Kontraindikasi ini tidak berlaku untuk terapi estrogen berbasis transvaginal, karena konsentrasi serum estrogen dari rute ini sangat rendah. Masyarakat Menopause Amerika Utara (NAMS) telah merekomendasikan bahwa peringatan kotak hitam yang berlaku pada HRT konvensional tidak diterapkan pada pengobatan estrogen transvaginal (Harper – Harisson G, Shanahan M, 2023).

D. Komplikasi Terapi Sulih Hormon

Penggunaan HRT dapat meningkatkan resiko tromboemboli vena, paru emboli, dan stroke seiring bertambahnya usia. Perempuan sehat dengan usia muda (<60 tahun) memiliki resiko lebih rendah terkena penyakit tromboemboli. Penelitian terkini menemukan bahwa HRT oral meningkatkan risiko trombo emboli vena dibandingkan transdermal.

Penggunaan HRT pada wanita menopause memiliki beragam efek, ditemukan terdapat efek positif dan juga negatif dari penggunaan HRT. Sebanyak enam studi yang menemukan penggunaan HRT pada wanita menopause memiliki efek yang positif yaitu memiliki risiko lebih rendah mengalami beberapa penyakit dibandingkan wanita menopause yang tidak menggunakan HRT, penyakit tersebut seperti kanker kolorektal, kanker payudara, patah tulang pinggul, diabetes, gejala vasomotor, gagal jantung, dan infark miokard. Terdapat lima studi yang menemukan terdapat efek negatif dari penggunaan HRT pada wanita menopause seperti penyakit kanker payudara, kanker rongga mulut, stroke, emboli paru, thrombosis vena. Terdapat dua studi yang mendapatkan efek negatif dari penggunaan HRT akan menghilang atau melemah seiring dengan waktu (Oktomalio Putri, 2023).

Hasil penelitian Corrao et al. (2008) wanita menopause yang menggunakan HRT selama 13-24 bulan memiliki risiko 1,19 kali mengalami kanker payudara, sedangkan wanita menopause yang menggunakan HRT selama ≥25 bulan memiliki risiko 1,34 kali mengalami kanker payudara. Wanita menopause yang menggunakan HRT selama ≤48 bulan memiliki risiko 2,94 kali mengalami kanker payudara, sedangkan wanita menopause yang menggunakan HRT ˃48 bulan memiliki risiko 2,97 kali mengalami kanker payudara.

Hasil penelitian Shantakumar et al. (2007) wanita pra-menopause yang pernah menggunakan HRT memiliki risiko 1,81 kali mengalami kanker payudara, penggunaan HRT selama 13-60 bulan memiliki risiko 3,93 kali mengalami kanker payudara, sedangkan

(6)

6 penggunaan HRT selama ≥61 bulan memiliki risiko 3,94 kali mengalami kanker payudara.

Penggunaan HRT pada wanita menopause memiliki efek negatif dan efek positif, efek ini dapat dipengaruhi oleh cara penggunaan HRT, jenis HRT yang digunakan, waktu mulai digunakannya HRT, dan durasi menggunakan HRT (Oktomalio Putri, 2023).

E. Penatalaksanaan Klinis

Beberapa penelitian pada hewan percobaan dan manusia telah membuktikan bahwa progesteron memiliki khasiat antimitotik. Yang paling banyak dianjurkan adalah penggunaan estrogen dan progesteron alamiah, dan selalu dimulai dengan dosis yang rendah serta lebih dianjurkan pemberian secara per oral.

Keunggulan dari estrogen alamiah adalah: jarang menimbulkan mual dan muntah, tidak mengganggu faktor pembekuan darah, tidak mempengaruhi enzim di hati dan efeknya terhadap tekanan darah sangat minimal karena tidak meningkatkan renin dan aldosteron.

Estrogen Untuk Terapi Sulih Hormon (TSH) 1. Estrogen Terkonjugasi

Estrogen terkonjugasi adalah campuran estrogen dengan garam natrium dari ester sulfat.

a. Untuk TSH : 0,3 – 1,25 mg/hari b. Untuk Osteoporosis : 0,625 mg/hari

2. Estrogen Terkonjugasi + Medroksiprogesteron Asetat a. 1 tablet sekali sehari

3. Dietilstilbestrol

a. Untuk TSH : 0,3 – 1,25 mg/hari b. Untuk osteoporosis : 0,625 mg/hari 4. Epimestrol

a. 1 tablet 2 kali hari selama 10 hari untuk 2 siklus b. 3 kali 1 tablet /hari selama 10 hari pada siklus ketiga

Beberapa contoh estrogen alamiah yang digunakan serta dosis yang dianjurkan adalah:

• Estrogen konjugasi dengan dosis 0,625 = 1,25 mg/hari

• Estropipate, piperazin estron sulfat dengan dosis 0,75 mg - 1,5 mg/hari

• Estradiol valerat dengan dosis 1 - 2 mg/hari

• Estriol suksinat dengan dosis 4 - 8 mg/hari

(7)

7 Progesteron alamiah mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan progesteron sintetik, yaitu: sifat antiandrogenik (jarang menimbulkan sifat- sifat virilisasi), tidak perlu diaktifkan terlebih dahulu di hati, dan tidak menurunkan kadar HDL(3). Beberapa progesteron alamiah yang digunakan dan dosis yang dianjurkan adalah:

• Medroksi progesteron asetat (MPA) dengan dosis 2 - 2,5 mg/hari

• Didrogesteron dengan dosis 5 mg/hari.

Estrogen sintetik dapat meningkatkan tekanan darah melalui peningkatan sistem renin-aldosteron-angiotensinogen, sedangkan progesteron sintetik (turunan noretisteron) dapat mempengaruhi High Density Lipoprotein (HDL) dan Low Density Lipoprotein (LDL) serum serta menghambat khasiat positif dari estrogen terhadap pembentukan HDL (Wratsangka, 1999).

(8)

8

DAFTAR PUSTAKA

Corrao G, Zambon A, Conti V, Nicotra F, Vecchia CLa, Fornari C, Cesana G, et al.

Menopause hormone replacement therapy and cancer risk : An Italian record linkage investigation. Ann Oncol. 2008;19(1):150–5

Harper-Harrison G, Shanahan MM. Hormone Replacement Therapy. 2023. In:

StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan- . Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK493191/

Kartika, S. D., Satyaputra, W., & Tresnasari, C. (n.d.). 2021. Scoping Review: Peran Terapi Sulih Hormon terhadap Gejala dan Tanda Perimenopause.

https://doi.org/10.29313/kedokteran.v7i1.26628

Oktomalio Putri, B. 2023. Efek Pemakaian Hormone Replacement Therapy (HRT):

Systematic Review. In Jurnal Kesehatan Andalas (Vol. 12, Issue 1).

http://jurnal.fk.unand.ac.id

Permadi, W., Obstetri, B., Fk, G., Rsup, U. /, Hasan, D., & Bandung, S. (n.d.). 2013.

Terapi Hormon Pada Menopause.

Shantakumar S, Terry MB, Paykin A, Teitelbaum SL, Britton JA, Moorman PG, et al.

2007. Age and menopausal effects of hormonal birth control and hormone replacement therapy in relation to breast cancer risk. Am J Epidemiol.

2007;165(10):1187–98

Wratsangka, R., 1999. Pemberian Terapi Sulih Hormon sebagai Upaya Meningkatkan Kesehatan Wanita Menopause. Kedokter Trisakti, 18(3).

Referensi

Dokumen terkait

Latar Belakang : Hampir semua wanita pasca menopause pada umumnya telah mengalami berbagai macam keluhan seperti gejala yang diakibatkan oleh rendahnya

8 Sebelum seorang wanita memasuki masa menopause, ia mengalami perubahan-perubahan fisik pada tubuhnya, yang ditandai dengan menurunnya produksi hormon, menstruasi

Pada tahap menopause yang terjadi adalah hot flashes, berkeringat pada malam hari, dan akibat turunnya kadar hormon estrogen sehingga maka vagina terasa kering

sini adalah perdarahan yang keluar dari vagina. Tidak seperti menstruasi yang datangnya teratur, perdarahan yang terjadi pada wanita menopause tidak teratur. Gejala

Latar Belakang : Wanita menopause lebih rentan terhadap hipertensi. Hormon estrogen yang kurang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang berakibat tekanan

Tidak adanya hubungan antara konsumsi bahan makanan sumber serat dengan keluhan menopause dapat disebabkan karena kurangnya responden mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung

Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,031 (p = 0,031 &lt; 0,05), yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara umur saat menopause dengan keluhan

*-karena fitoestrogen mungkin mempunyai efek estrogenik, wanita dengan riwayat pribadi atau riwayat keluarga kanker yang berkaitan dengan hormon, kejadian