• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terindah untuk ayah dan ibu yang selalu mengiringi do’a dan restu Serta mendukung saya sampai saat ini, Dan semua keluarga,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Terindah untuk ayah dan ibu yang selalu mengiringi do’a dan restu Serta mendukung saya sampai saat ini, Dan semua keluarga, "

Copied!
128
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

KAJIAN PUSTAKA

Penelitian Relevan

Pengertian Konstruksi Sosial

Konstruksi sosial adalah teori sosiologi kontemporer yang diciptakan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman. Berdasarkan realitas sosial, unsur terpenting dalam konstruksi sosial adalah masyarakat, yang di dalamnya terdapat aturan-aturan atau norma-norma, baik adat, agama, moral dan lain-lain.

Pengertian Mahar

Mahar atau mahar adalah pemberian seorang laki-laki kepada isterinya yang merupakan salah satu syarat sahnya suatu perkawinan atau pertunangan. Mahar dianggap penting dalam sebuah perkawinan, karena selain diwajibkan oleh agama, mahar juga merupakan tanda keikhlasan dan rasa syukur seorang laki-laki sebagai calon suami kepada calon istrinya.

Pengertian Gading

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gading adalah harta yang diberikan kepada mempelai wanita oleh mempelai pria pada saat ia melamarnya. Dengan pemberian gading maka keluarga laki-laki merasa terhormat atau diangkat karena laki-laki dianggap mampu membayar gading yang ditentukan oleh perempuan.

Pengertian Pernikahan

Undang-undang perkawinan sama sekali tidak menyebutkan adanya wali, yang disebutkan hanya orang tua saja, dan demikianlah kedudukan orang yang harus dimintai izin dalam perkawinan, demikian pula bila kedua mempelai berusia di bawah 21 tahun. dari usia. Artinya, jika calon pengantin sudah menginjak usia 21 tahun, maka peran orang tua tidak ada sama sekali.

Pengertian Pernikahan Adat

Dengan hadirnya gading gajah diharapkan perkawinan tersebut akan menghasilkan keturunan yang menjadi penerus kedua orang tuanya, baik ayah maupun ibu. Perkawinan ini juga memelihara perkumpulan lokal atau komunitas desa dan perkumpulan daerah sebagai struktur masyarakat masyarakat.

Adat Pernikahan Suku Lamaholot (Wulandoni)

Meski penduduk di kawasan ini tidak memelihara gajah dan mata pencahariannya sebagian besar adalah petani dan nelayan, namun gading gajah telah menjadi mahar selama ratusan tahun. Perbincangan tersulit antara keluarga perempuan dan laki-laki adalah berapa banyak gading gajah yang harus diberikan oleh laki-laki kepada calon istrinya sebagai gading.

Analisis Teori

Kerangka Konsep

Berdasarkan gambar peta konsep diatas, maka dapat ditarik peta pembahasan yang ingin dikaji yaitu cara pandang atau pandangan masyarakat mengenai mahar gading dalam perkawinan masyarakat Wulandoni Lamaholot Kabupaten Lembata. Kemudian mahar gading dipandang sebagai proses mahar gading dalam perkawinan pada masyarakat Wulandoni Lamaholot di Kabupaten Lembata.

METODE PENELITIAN

  • Lokasi Penelitian
  • Informan Penelitian
  • Fokus Penelitian
  • Instrument Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
    • Teknik Keabsahan Data

Gading Gajah merupakan ungkapan terima kasih kepada orang tua perempuan yang telah bersusah payah melakukan hal tersebut. Mahar dengan menggunakan gading gajah hidup merupakan cara pilihan yang paling umum digunakan oleh masyarakat Wulandoni. Gading gajah pada masyarakat Lamaholot khususnya di Wulandoni telah mengalami pergeseran makna yang sangat signifikan.

Tingginya nilai patokan belis menyebabkan terjadinya pergeseran nilai dan fungsi gading gajah yang sangat tajam. Saya berharap gading gajah yang ada saat ini tidak terlalu memberatkan karena bisa memaksa manusia untuk melakukan hal tersebut.

GAMBARAN DAN HISTORIS LOKASI PENELITIAN

Gambaran Umum Lokasi

Mula-mula penduduk Labala yang berhijrah dari pulau Lubnan dan kemudian Batan singgah dan menetap di kampung Lewo Lolo yang kini dikenali sebagai Tanjung Labala. Daripada empat suku di atas, tiga suku pertama (Mayeli, Lamablawa dan Lamarongan) adalah suku bersaudara yang menggunakan perahu ketika melarikan diri dari Pulau Lepan dan Pulau Batan, manakala suku Lebala adalah suku yang sebelum ini menetap di kampung Lewo Lolo. dan menjadi pemiliknya. Akhirnya, orang-orang tanah tinggi berperang melawan rakyat Lewo Lolo, yang ketika itu dipimpin oleh Raja Mayeli.

Melihat intensitas peperangan antara masyarakat Lewo Lolo dengan masyarakat pegunungan (Demo Nare) semakin meningkat, maka Raja Mayeli bersama para petinggi kerajaan dari suku Lamarongan dan Lamablawa memutuskan untuk membeli tanah dari masyarakat Lewokoba. Setelah pembelian tanah Lewokoba, masyarakat Lewo Lolo di bawah pimpinan Raja Mayeli pindah ke Desa Lewokoba yang kemudian berganti nama menjadi Labala.

Keadaan Demografis

Masyarakat Wulandoni meyakini bahwa untuk mengawinkan anak perempuannya, perkawinan harus dilakukan dengan membayar mahar gading berupa gading gajah. Kemudian mahar gading tersebut akan disimpan di rumah adat setelah acara pernikahan. Mahar dengan gading gajah hidup merupakan cara paling populer yang paling sering digunakan oleh masyarakat Wulandoni Lamaholot.

Dalam proses permintaan gading gajah, sering terjadi dikotomisasi mengenai nilai gading gajah. Pembenaran penggunaan gading gajah atas kekerasan yang dilakukan seorang laki-laki terhadap istrinya hampir tidak bisa dipungkiri oleh masyarakat setempat.

KONSTRUKSI SOSIAL MAHAR GADING DALAM PERNIKAHAN

Pernikahan Mahar Gading

Masyarakat Wulandoni biasanya membayar maharnya dengan dua atau tujuh gading gajah, dan terkadang sampai sembilan gading gajah, meski hal ini jarang terjadi. Jadi semakin tinggi level mereka, semakin banyak pula gading yang harus dibayar oleh calon mempelai pria untuk meminangnya. Senada, Samsuddin Beleng, tokoh adat Lamaholot di masyarakat Wulandoni, menjelaskan sejarah penggunaan gading gajah sebagai mahar.

Jumlah gading gajah yang harus dibayar calon pengantin pria untuk melamar wanita yang ingin dinikahinya sangat bergantung pada status sosial. Walaupun gading yang menjadi syarat perkawinan suku Lamaholot masyarakat Wulandoni adalah gading gajah yang mahal, namun keabsahannya tetap wajib bagi semua orang yang ingin mengawinkan anak perempuannya.

Pelaksanaan Pembayaran Mahar Gading

Yang kedua adalah gading gajah hidup (Bala Mori) yang merupakan bentuk pembayaran mahar kedua yang digunakan oleh masyarakat Wulandoni Lamaholot. Seperti yang telah dijelaskan di atas, yang dimaksud dengan gading gajah hidup adalah komponen keluarga betina yang meliputi saudara perempuan, anak perempuan, bibi, dan keponakan yang belum menikah. Dan maharnya akan diberikan kepada laki-laki di keluarganya, yang nantinya akan membayar mahar gading gajah ketika mereka menikah.

Dari penjelasan tersebut kita dapat mengetahui bahwa mahar gading gajah hidup merupakan mahar yang menunggu untuk diterima kelak ketika mereka mengawini anggota keluarga yang berjenis kelamin perempuan. Memang saat ini sudah jarang yang menggunakan gading gajah asli, namun sekarang kita menggunakan gading gajah hidup, sehingga bersilangan seperti bertukar saudara.

Mahar Gading Dalam Pernikahan Masyarakat Lamaholot (Wulandoni)

Ada beberapa filosofi yang dapat dilihat dari metafora mahalnya harga gading gajah yang juga mempunyai sisi positif. Dimana sepotong gading gajah adalah denda putrinya karena putus sekolah, dan gading gajah tersebut bukan harta pernikahan. Nilai seorang perempuan dapat diketahui dari besar kecilnya mahar yang diwujudkan dalam jumlah dan ukuran gading gajah yang saat ini sangat sulit didapat atau diperoleh.

Secara umum, ukuran dan jumlah gading gajah bergantung pada status sosial gading tersebut di masyarakat. Gading gajah juga menjadi penyebab seorang pria meninggalkan istrinya karena tuntutan mahar yang terlalu tinggi sehingga sang pria tidak mampu membayarnya.

Penjabaran Hasil Penelitian

Untuk menentukan nilai gading gajah, biasanya sebelum pernikahan dilangsungkan, keluarga mempelai pria dan keluarga mempelai wanita bertemu dalam forum adat. Menurut masyarakat setempat, gading gajah yang diberikan oleh keluarga laki-laki kepada keluarga perempuan mampu menetralkan keseimbangan magis dalam keluarga perempuan. Seperti yang telah dijelaskan di atas, gading gajah mempunyai makna yang sangat mulia yaitu sebagai simbol ucapan terima kasih dari pihak mempelai pria kepada mempelai wanita.

Bagi anak perempuan yang menikah di luar desa, nilai gading gajah yang diminta keluarga juga meningkat. Dilihat dari arti pentingnya sebagai mahar (bine weli), dalam prakteknya gading gajah yang bernilai tinggi sering diminta oleh keluarga mempelai wanita. Secara umum, ukuran dan jumlah gading gajah bergantung pada status sosial anak perempuan tersebut di masyarakat.

Jadi tidak ada yang berani mencoreng dan mencelakakan perempuan di Lamaholot karena "gading gajah".

Intepretasi Hasil Penelitian

Hasil Penelitian

  • Gading Gajah Bagi Masyarakat Lamaholot (Wulandoni)
  • Penyebab Masyarakat Lamaholot (Wulandoni) Masih Mempertahankan

Meskipun penentuan jumlah gading gajah terkadang ditentukan berdasarkan suku atau kelompok berdasarkan pulau masing-masing. Sementara itu, harga gading gajah semakin hari semakin mahal seiring dengan semakin langkanya gading gajah itu sendiri. Hal ini kemudian menimbulkan kesalahpahaman mengenai pentingnya gading gajah dan kehadiran perempuan dalam rumah tangga.

Penjabaran hasil Penelitian

Masyarakat masih menjaga tradisi pernikahan karena gading gajah merupakan bentuk penghormatan terhadap perempuan dan menjalin hubungan baik kedua keluarga. Arti dari gading gajah merupakan ungkapan rasa terima kasih kepada orang tua seorang wanita yang telah bersusah payah mengasuh, mengasuh dan membesarkannya sejak kecil hingga dewasa. Dalam realitas sosial secara umum, dalam ruang sosialisme, kita dapat melihat bahwa gading gajah hadir sebagai simbol dalam perkawinan dan pergaulan.

Pada masyarakat Wulandoni, bahasa dan gading gajah sebagai simbol dalam berinteraksi mempunyai ciri khas tersendiri yang digunakan dalam lingkungan sosialnya. Dalam proses pernikahan, jumlah permintaan gading gajah harus mempertimbangkan latar belakang ekonomi keluarga mempelai pria, sehingga gading gajah tidak menimbulkan keresahan sosial di masyarakat.

Intepretasi Hasil penelitian

Cara Kerja Teori

Dari latar belakang teori tersebut, jika dikaitkan dengan konteks pernikahan adat dengan mahar gading masyarakat Wulandoni, diperoleh gambaran bahwa kenyataan menunjukkan bahwa simbol juga terlibat dalam proses interaksi. Dalam konteks prosesi pernikahan adat masyarakat Wulandoni, digunakan simbol dan benda. Simbol dan benda tersebut mempunyai makna yang tidak dipahami secara umum atau dengan kata lain hanya dipahami secara teritorial khususnya oleh masyarakat Wulandoni.

Terdapat banyak simbol dan objek yang terlibat, pada peringkat pra-pertunangan, pertunangan dan juga perkahwinan. Belis difahamkan sebagai istilah yang sering digunakan oleh masyarakat setempat khususnya dalam perkahwinan tradisional iaitu mas kahwin yang perlu dibayar oleh lelaki kepada keluarga wanita.

PENUTUP

Saran

Pemerintah desa harus bisa mengeluarkan peraturan desa yang melarang tingginya permintaan gading dalam perkawinan dan memberikan sanksi berat kepada keluarga yang masih menggunakannya. PNS, Guru “Tradisi pernikahan masyarakat Wulandoni sangat unik, namun sangat beresiko jika satu masyarakat menganut banyak adat, karena sebelumnya masyarakat sebelumnya hanya bergantung pada adat. Jadi menurut saya sekarang kita tetap mengikuti adat dan agama karena keduanya sangat kuat. Namun kami tetap bersabar dan selalu mendoakan mereka agar mereka cepat mendapat hidayah dan semoga Allah membukakan pintu hati mereka.”

Tokoh Adat “Saya kira dengan adanya prinsip seperti itu akan membahayakan perempuan, karena ibarat memberikan perempuan sebagai pengganti mahar.” Jangan tersinggung kawan, tapi saya merasa, sebenarnya saya merasa mereka mengikuti tren lain, mereka tidak mengikuti apa yang kita lakukan lagi, itu salah."

Gambar  1. Wawancara dengan Bapak Dahlan D. Rongan selaku Tokoh  Agama, 22 Juni 2018
Gambar 1. Wawancara dengan Bapak Dahlan D. Rongan selaku Tokoh Agama, 22 Juni 2018

Gambar

Gambar  1. Wawancara dengan Bapak Dahlan D. Rongan selaku Tokoh  Agama, 22 Juni 2018
Gambar  2. Foto Gading Gajah, 24 Juni 2018
Gambar  3. Wawancara dengan Bapak Mahmud  Ilham selaku Tokoh  adat,  24 Juni 2018
Gambar  4. Foto Gelang dan anting dari gading Gajah, 25 Juni 2018
+3

Referensi

Dokumen terkait

geografis dan segmentasi demografis. Target pasar toko mebel samsuri adalah pasar sasaran jangka pendek, pasar sasaran primer dan sasaran sekunder. Dan posisi pasar toko

meet sesuai kondisi  Peserta didik mengisi absensi yang telah disiapkan guru di GC, guru mengeceknya sebagai sikap disiplin  Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam