• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MURID MATA PELAJARAN FIQIH KELAS VIII A DI MTS HIDAYATUL MUHSININ. Penyelidikan ini bertujuan untuk meningkatkan hasil pembelajaran pelajar melalui penerapan model pembelajaran berasaskan masalah dalam mata pelajaran Fiqh kelas VIII A di MTs Hidayatul Muhsinin Tahun Akademik 2019/2020.

Gambar 3.1  Siklus Penelitian Tindakan Kelas, 30.
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas, 30.

Sasaran Tindakan

Model pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang cocok sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih tentang sedekah dan haji kelas VIII A di MTs Hidayatul Muhsinin. Dengan demikian, diharapkan model pembelajaran berbasis masalah ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan pembelajaran dengan menggunakan metode biasa.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sedangkan objeknya adalah model pembelajaran berbasis masalah 2) Bagi guru pendidikan agama Islam: Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pendekatan inovatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, hasil penelitian ini dapat memotivasi guru PAI untuk mengembangkan proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah.

Ruang Lingkup Penelitian

11Ruwaida Sholihah, “Implementasi Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning) pada Mata Pelajaran Fiqh di Kelas VIII MTs Disertasi Al-Husainy Kota Bima Tahun Pelajaran, Institut Pendidikan Agama Islam UIN Mataram, Mataram, 2016), hal.13 Marzuki, “Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Memotivasi Siswa Belajar Akhlak Aqidah di Kelas VII MTs Disertasi Ta’limussahiyaan Sangkong Bonder Tahun Ajaran, Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Mataram, Mataram, 2015), hlm.

Kerangka Berfikir

Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Dalam kegiatan pendahuluan guru harus memperhatikan hal-hal berikut. a) Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran. Dalam kegiatan penutup guru hendaknya memperhatikan hal-hal berikut. a) Bersama-sama dengan siswa atau secara mandiri, mereka membuat rangkuman atau kesimpulan pelajaran.

Hasil Belajar

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang dimiliki siswa yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pada ranah kognitif yang ditujukan pada kemampuan dan keterampilan berpikir intelektual siswa.

Pembelajaran Fiqih

Ajaran fikih dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah diartikan sebagai suatu sistem atau seperangkat aturan yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT. Pembelajaran fikih di MT bertujuan agar siswa dapat memahami prinsip-prinsip hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk diterapkan dalam kehidupan, sehingga menjadi umat Islam yang senantiasa menjunjung tinggi syariat Islam.

Hipotesis Penelitian

Lokasi atau tempat penelitian yang akan dilakukan adalah di MTs Hidayatul Muhsinin Labulia, subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA MTs Hidayatul Muhsinin Labulia yang berjumlah 30 siswa. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII A MTs Hidayatul Muhsinin tahun ajaran 2019/2020 yang berjumlah 30 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.

Rencana Tindakan

Hal ini kami lakukan untuk mendapatkan gambaran tentang perilaku siswa dan pengajaran guru selama proses berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mengukur perkembangan pemahaman siswa terhadap hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Pelaksanaan tindakan adalah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan kurikulum yang dikembangkan (RPN).

Observasi dilakukan untuk melihat tindakan yang dilakukan melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) yang diamati oleh observer kemudian semua kegiatan pembelajaran yang terjadi dicatat dalam lembar observasi. Kegiatan yang diamati adalah seluruh aktivitas guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Selain itu, pada siklus ini guru dan peneliti menyiapkan fasilitas sesuai dengan kebutuhan proses belajar mengajar, seperti lembar observasi kegiatan guru dan siswa.

Observasi dilakukan untuk melihat pengaruh dari tindakan yang dilakukan dengan menggunakan model Problem Based Learning yang diamati oleh seorang observer kemudian mencatat seluruh kegiatan pembelajaran yang berlangsung dalam lembar observasi. Refleksi dalam penelitian ini dilakukan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang muncul selama proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus II untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya

Refleksi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran yang terjadi pada siklus II untuk mencapai tujuan yang diharapkan. penelitiannya. Observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh observer untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan pada dua topik, yaitu aktivitas guru dan aktivitas siswa.

41 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), p.. f) Guru mengembangkan dan mempresentasikan hasil kerja g). Guru meminta siswa melakukan kegiatan observasi yaitu berupa membaca LKS terkait KD yang akan dikembangkan.

Pelaksanaan Tindakan

Cara Pengamatan (Monitoring) Evaluasi

Teknik Analisis Data

Menurut kriteria ketuntasan minimal (KKM) di MTs Hidayatul Muhsinin untuk ketuntasan belajar jika seorang siswa mendapat nilai 75 maka dikategorikan sebagai siswa yang tuntas secara individual. Dalam penelitian ini suatu kelas dikatakan tuntas jika dalam kelas tersebut terdapat 85% siswa yang mencapai nilai ketuntasan 75.

Refleksi

  • Letak Geografis MTs Hidayatul Muhsinin Labulia
  • Visi dan Misi MTs Hidayatul Muhsinin Labulia
  • Profil MTs Hidayatul Muhsinin Labulia
  • Keadaan Siswa MTs Hidayatul Muhsinin Labulia
  • Keadaan Sarana dan Prasarana

Madrasah Hidayatul Muhsinin terletak di Desa Labulia, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah yang beralamat di Jln Bypass BIL Km 14 Tandek, Desa Labulia, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah-NTB. Madrasah Tsanawiyah Hidayatul Muhsinin didirikan pada tanggal 27 Mei 2003 dengan Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia C-1168.HT.03.01 Tahun 2002 status akreditasi B.46 Batas-batas Madrasah Tsanawiyah Hidayatul Muhsinin adalah sebagai berikut. Terwujudnya Yayasan Pesantren MTs Hidayatul Muhsinin sebagai Madrasah yang unggul dalam mengadaptasi komunikasi verbal bahasa Arab dan Inggris.

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah guru di MTs Hidayatul Muhsinin adalah 23 orang, yang terdiri dari berbagai lulusan perguruan tinggi di Indonesia. Kondisi tenaga pengajar seperti terlihat pada tabel di atas memungkinkan MTs Hidayatul Muhsinin dapat melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik dan benar karena tenaga pengajar tersebut sesuai dengan kualifikasi pendidikannya. Berdasarkan tabel di atas, peneliti memahami bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki oleh MTs Hidayatul Muhsinin sudah cukup lengkap untuk menunjang dan menunjang proses pengajaran.

Hasil Penelitian

Hasil Penelitian Siklus 1

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dapat dilihat pada tabel di atas bahwa persentase tingkat keberhasilan aktivitas guru setelah dianalisis pada siklus I mencapai 66%. Pada tahap observasi aktivitas belajar siswa dilakukan oleh peneliti sebagai observer selama mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa pada tabel di atas diperoleh data pada siklus I mencapai 64%.

Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa masih perlu ditingkatkan dan dilanjutkan pada siklus berikutnya. Tes yang diberikan adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa berupa tes pilihan ganda yang terdiri dari 10 soal dengan batas waktu 15 menit. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada siklus I rata-rata nilai siswa adalah 73,33 dengan rincian siswa yang tuntas sebanyak siswa) dan siswa yang tidak tuntas siswa).

Pada siklus I terlihat bahwa hasil belajar siswa belum memenuhi kriteria ketuntasan belajar minimal yaitu 75%. Melanjutkan ke siklus II untuk memperbaiki kelemahan yang terdapat pada siklus I dan meningkatkan hasil belajar siswa. D. Berdasarkan hasil observasi di atas, dilihat dari hasil aktivitas guru dan siswa pada siklus I terdapat beberapa kekurangan yang masih perlu diperbaiki pada pelaksanaan siklus berikutnya.

Hasil Penelitian Siklus II

Pelaksanaan kampanye siklus kedua berlangsung berdasarkan kurikulum yang telah disusun dengan perbaikan yang dilakukan pada siklus pertama. Bahan kajian II. Dan ketika diminta untuk menyampaikan hasil diskusi mereka menjadi aktif dalam menyampaikan tugas yang diberikan Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa adalah sebagai berikut. Berdasarkan hasil analisis dan observasi aktivitas guru terjadi peningkatan selama proses pembelajaran dibandingkan dengan siklus sebelumnya.

Dari hasil observasi aktivitas guru terlihat pada tabel di atas bahwa persentase tingkat keberhasilan aktivitas guru setelah dilakukan analisis pada siklus II mencapai 83%. Berdasarkan hasil observasi dan analisis aktivitas siswa selama proses pembelajaran, aktivitas siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada tabel di atas diperoleh data pada siklus II mencapai 80%.

Pada tahap ini dijelaskan proses pembelajaran II. siklus berdasarkan lembar observasi proses pembelajaran oleh guru, lembar observasi aktivitas siswa pada II. di kelas VIII. Berdasarkan hasil perbincangan peneliti dengan guru mata pelajaran dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa meningkat dan mencapai kesempurnaan pada kelas II.

Pembahasan

Pada siklus I hasil observasi aktivitas guru mencapai rata-rata 66%, meningkat pada siklus II menjadi 83% dengan kategori baik. Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I mencapai rata-rata 64%, pada siklus II meningkat menjadi 80% dengan kategori aktif. Hal ini menunjukkan bahwa indikator keberhasilan penelitian mengalami peningkatan pada siklus II baik dalam aktivitas guru maupun aktivitas siswa.

Diketahui bahwa hasil belajar siswa pada siklus I mencapai skor rata-rata 73,33% dengan ketuntasan belajar 66,66%. Terjadi peningkatan pada siklus II siswa mencapai nilai rata-rata 80% dengan ketuntasan 86,66%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada siklus II untuk ketuntasan individu naik menjadi 80% dan ketuntasan klasikal naik menjadi 86,66%. Hal ini terlihat dari peningkatan hasil observasi aktivitas guru pada siklus I mencapai 66%, meningkat pada siklus II menjadi 83%.

Sedangkan dari segi hasil belajar, terjadi peningkatan ketuntasan individu dari 20 siswa pada siklus I (66,66%) menjadi 26 siswa (86,66%) pada siklus II. Begitu pula dengan ketuntasan klasikal meningkat pada siklus I dengan ketuntasan belajar yang mencapai 66,66%, dan meningkat dengan ketuntasan belajar pada siklus II. siklus mencapai 86,66%.

Saran

Nama Sekolah: MTs Hidayatul Muhsinin Labulia Mata Pelajaran/Tema: Fiqh/Sedekah, Wakaf dan Hadiah Kelas/Semester: VIII A/II (Sederajat). Setelah mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasikan dan mengomunikasikan, siswa dapat memahami dengan benar pengertian sedekah, warisan dan pemberian. Setelah mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasikan dan mengomunikasikan, siswa dapat menjelaskan dengan benar perbedaan sedekah, hibah dan pemberian.

Setelah mengamati, menanya, meneliti, menghubungkan dan mengomunikasikan, siswa dapat mempraktekkan pelaksanaan sedekah, pertolongan dan pemberian yang benar. Guru meminta siswa menganalisis data dan merumuskan jawaban terkait dengan masalah yang telah mereka kemukakan sebelumnya. Setelah mengamati, menanya, meneliti, menghubungkan dan mengkomunikasikan, siswa dapat menjelaskan dengan benar pengertian dan hukum haji dan umrah.

Melalui kelompoknya, siswa merumuskan hasil diskusi dan penggaliannya terkait masalah haji dan umrah untuk kemudian siswa membuat rencana pemecahan masalah. Guru meminta siswa melakukan kegiatan observasi yaitu berupa lembar kerja membaca, sesuai dengan KD yang akan dikembangkan. Sesuatu yang harus dilakukan selama haji dan jika salah satunya tidak dilakukan, maka haji tetap sah tetapi harus membayar bendungan ini dimohonkan.

Gambar

Gambar 3.1  Siklus Penelitian Tindakan Kelas, 30.

Referensi

Dokumen terkait

Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) disingkat menjadi CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan