• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINGKAT PERKEMBANGAN WILAYAH DAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KOTA SUKABUMI

N/A
N/A
Joni Bisnis

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS TINGKAT PERKEMBANGAN WILAYAH DAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KOTA SUKABUMI"

Copied!
296
0
0

Teks penuh

Lahan dan Perubahan Penggunaan Lahan di Kota Sukabumi merupakan hasil karya saya dengan bimbingan Komisi Pengawas dan belum pernah diajukan ke perguruan tinggi manapun dalam bentuk apapun. Perubahan penggunaan lahan di perkotaan yang mempunyai ciri utama sifat dinamis dan pertumbuhan merupakan suatu hal yang wajar. Tata guna lahan di Kota Sukabumi tahun 2002 dan 2007 diperoleh dari interpretasi Foto Udara tahun 2002 dan Gambar Quickbird tahun 2007.

Perubahan penggunaan lahan yang terjadi diperoleh dari analisis tumpang tindih peta penggunaan lahan pada tahun 2002 dan 2007. Lokasi dimana perubahan penggunaan lahan terkonsentrasi dan bergeser dianalisis menggunakan Location Quotient (LQ) dan Shift-Share Analysis (SSA) ). metode. Hasil analisis yang dilakukan adalah strategi politik penggunaan lahan di Kota Sukabumi yang diperoleh dari metode SWOT.

Secara umum penggunaan lahan di Kota Sukabumi dapat dikatakan masih sesuai dengan kondisi kapasitas lahan. Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga karya ilmiah berjudul Analisis Tingkat Pembangunan Daerah dan Perubahan Penggunaan Lahan di Kota Sukabumi ini dapat terselesaikan.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Perumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian

Wilayah administratif Kota Sukabumi mengalami pemekaran wilayah dari 5 (lima) kecamatan dan 33 (tiga puluh tiga) kelurahan (pada tahun 1995) menjadi 7 (tujuh) kelurahan dan 33 (tiga puluh tiga) kelurahan. distrik. kabupaten berdasarkan Peraturan Daerah No. Sebagai daerah yang mengalami pemekaran, adanya berbagai tingkat perkembangan wilayah mendorong berkembangnya Kawasan Kota Baru agar perkembangan Kota Sukabumi dapat lebih merata. Pemekaran wilayah menjadikan Kota Sukabumi mempunyai ciri-ciri kawasan perkotaan yang dinamis, yaitu jumlah penduduk dan perkembangan ekonomi.

Pemekaran wilayah yang terjadi di Kota Sukabumi pada tahun 2000 telah mengakibatkan adanya perkembangan wilayah yang berbeda antara wilayah yang sudah ada (disebut kota lama) dengan wilayah yang dihasilkan (disebut kota baru) dimana pembangunan fisik kota tersebut dilakukan pada tahun 2000. terkonsentrasi di kawasan kota lama, sehingga pemanfaatan kawasan di Kota Sukabumi belum optimal (RPJMD Kota Sukabumi 2008-2013). Sejalan dengan berkembangnya wilayah Kota Sukabumi dan peran Kota Sukabumi sebagai pusat pengumpulan dan distribusi di Sukabumi dan sekitarnya, mendorong dibangunnya berbagai infrastruktur pendukung. Bagaimana perbandingan penggunaan lahan di Kota Sukabumi dengan penggunaan lahan dan pedoman penggunaan lahan dalam RTRW?

Selidiki penggunaan lahan di Kota Sukabumi dibandingkan dengan kemampuan lahan dan arahan penggunaan lahan dalam RTRW. Hasil penelitian mengenai tingkat perkembangan wilayah dan perubahan penggunaan lahan di Kota Sukabumi diharapkan dapat dijadikan masukan dalam penataan dan perumusan kebijakan penggunaan lahan pada pemerintah daerah.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Lahan dan Penggunaan Lahan
  • Perubahan Penggunaan Lahan dan Faktor-faktor yang
  • Evaluasi Kemampuan Lahan
  • Integrasi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi
  • Penataan Ruang

Perubahan penggunaan lahan juga dapat disebabkan oleh perubahan kualitas sumber daya lahan, perubahan teknologi dan perubahan kebutuhan lahan (Barlowe, 1986). Kota merupakan sistem kompleks yang dibentuk oleh manusia yang dicirikan oleh 2 (dua) ciri utama yaitu sifat dinamis dan pertumbuhan (Barredo et al., 2003), sehingga perubahan termasuk perubahan penggunaan lahan terjadi sangat alamiah. Rekomendasi kebijakan untuk pengelolaan tutupan/penggunaan lahan yang lebih baik disusun berdasarkan hasil identifikasi penyebab perubahan.

Kabupaten Serang, Muiz (2009) dalam menganalisis perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Sukabumi dan Gunadi (2011) dalam menganalisis perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Ciamis. Dengan demikian akan diketahui potensi lahan atau kelas kesesuaian/kemampuan lahan untuk jenis penggunaan lahan tersebut. Rekomendasi diberikan terhadap tanah yang penggunaannya tidak sesuai dengan kelas pemeringkatan, yang dapat berupa perubahan peruntukan atau penggunaan teknologi tergantung pada kondisi yang diperlukan oleh penggunaan tanah tersebut, sehingga tanah tersebut dapat dimanfaatkan. dimanfaatkan secara lestari (Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2009).

Analisis terpadu dalam kerangka database spasial seringkali diperlukan untuk menentukan apakah tutupan lahan merupakan penggunaan lahan yang tepat. Di Indonesia sendiri, data penginderaan jauh yang disertai analisis spasial dalam ilmu informasi geografis menjadi fokus utama dalam analisis perubahan penggunaan lahan karena buruknya ketersediaan informasi historis penggunaan lahan (Trisasongko et al., 2009).

METODOLOGI

Waktu dan Lokasi Penelitian

Pelaksanaan Penelitian

  • Pengumpulan Data
  • Analisis Data

Pola penggunaan lahan mencerminkan hubungan antara sumber daya lahan dengan penggunaannya, sedangkan struktur penggunaan lahan mencerminkan hubungan antar aspek kegiatan penggunaan lahan, dimana pola dan struktur penggunaan lahan juga mempengaruhi penggunaan lahan di kota Sukabumi. Responden terpilih berasal dari Bappeda Kota Sukabumi, Dinas Pertanian dan Keamanan Pangan Kota Sukabumi, Dinas Pekerjaan Umum Kota Sukabumi, Dinas Pengelolaan Sampah, Pertamanan dan Pemakaman Kota Sukabumi, Dinas Lingkungan Hidup Kota Sukabumi, Universitas Muhammadiyah Sukabumi dan masyarakat (petani). Data sekunder yang dikumpulkan adalah data potensi Kelurahan Kota Sukabumi tahun 2003 dan 2008, peta tematik dan Sukabumi dalam jumlah serta informasi lain terkait penggunaan lahan dalam survei yang dapat diperoleh dari instansi dan lembaga pemerintah.

Data dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta penggunaan lahan Kota Sukabumi tahun 2002 dan 2007 yang berasal dari interpretasi Foto Udara tahun 2002 dan Gambar Quickbird tahun 2007. Selidiki penggunaan lahan di Kota Sukabumi dibandingkan dengan kapasitas lahan dan arahan penggunaan lahan dalam RTRW.

Identifikasi Perkembangan Wilayah

Kemudian untuk setiap daerah, nilai tertimbang seluruh fasilitas yang dimiliki dan nilai aksesibilitasnya dijumlahkan sehingga diperoleh nilai indeks pembangunan setiap satuan wilayah. Daerah yang nilai indeks pembangunannya berada di atas nilai rata-rata +1,5 atau 2 kali simpangan baku termasuk dalam kelompok wilayah hierarki I; Daerah yang nilai indeks pembangunannya berada di antara nilai rata-rata dan nilai rata-rata +1,5 atau 2 kali simpangan baku, termasuk dalam kelompok wilayah hierarki II;

Daerah yang nilai indeks pembangunannya di bawah nilai rata-rata termasuk dalam kelompok wilayah hierarki III. Analisis skala tidak hanya digunakan untuk mengetahui indeks pembangunan wilayah dalam pemetaan hierarki wilayah, tetapi juga berkaitan dengan analisis perubahan penggunaan lahan karena juga berkaitan dengan jumlah kawasan terbangun yaitu fasilitas (pemukiman, jalan, dan lain-lain). lain-lain) yang menjadi dasar penetapan indeks pembangunan daerah.

Deteksi Perubahan Penggunaan Lahan

Identifikasi Pemusatan Perubahan Penggunaan Lahan

1, maka subwilayah ke-i mempunyai konsentrasi aktivitas di wilayah ke-i sama dengan rata-rata wilayah secara keseluruhan.

Identifikasi Pergeseran Perubahan Penggunaan Lahan

Identifikasi faktor penyebab perubahan penggunaan lahan. Faktor-faktor penyebab perubahan penggunaan lahan akan dianalisis.

Identifikasi Faktor-faktor Penyebab Perubahan

Xij = luas penggunaan lahan i pada subwilayah (kelurahan) (ha) t0 = tahun dimulainya titik analisis (2002). Algoritma analisis kuantitatif utama Hayashi II dapat diperoleh dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu: (1) Pendekatan I dan (2) Pendekatan II. Informasi yang dapat diperoleh pada bagian ini adalah frekuensi dan skor masing-masing variabel, baik variabel tujuan maupun penjelas; dan nilai eta-kuadrat model.

Variabel penjelas yang mempunyai peluang signifikan lebih tinggi dalam menyebabkan perubahan penggunaan lahan tertentu mempunyai nilai kategori lebih tinggi dari nilai ambang kritis r yang diperoleh dari hasil uji-t student. Pengolahan data untuk mengetahui faktor-faktor penyebab perubahan penggunaan lahan dengan analisis kuantitatif Hayashi II menggunakan software Quickbasic 45.

Identifikasi Kemampuan Lahan

Kelas penggunaan lahan Kelas kapasitas lahan (ha) Luas kelas III Kelas IV Kelas VI (ha).

Analisis Alokasi Penggunaan Lahan Menggunakan

Analisis Strategi Kebijakan Penggunaan Lahan

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

  • Kondisi Fisik
    • Geografi dan Administrasi
    • Kondisi Iklim
    • Topografi dan Kemiringan Lereng
    • Jenis Tanah
    • Hidrologi
  • Sosial dan Budaya
    • Demografi
    • Pendidikan
    • Ketenagakerjaan
  • Perekonomian
  • Kondisi Penataan Ruang dan Sarana Prasarana Daerah
    • Kondisi Penataan Ruang
    • Sarana dan Prasarana Daerah

HASIL DAN PEMBAHASAN

  • Perkembangan Wilayah Kota Sukabumi
    • Perkembangan Wilayah Kecamatan
    • Perkembangan Wilayah Kelurahan
  • Penggunaan Lahan di Kota Sukabumi
    • Penggunaan Lahan Tahun 2002 dan Tahun 207
    • Pemusatan dan Pergeseran Perubahan Penggunaan Lahan
  • Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Penggunaan Lahan
    • Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Penggunaan
    • Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Penggunaan
    • Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Penggunaan
    • Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Penggunaan
    • Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Penggunaan
  • Penggunaan Lahan di Kota Sukabumi pada Berbagai Kelas
  • Arahan Strategi Kebijakan Penggunaan Lahan di Kota Sukabumi
    • Identifikasi Faktor-faktor Strategis

Identifikasi Faktor Strategis Internal

Faktor internal merupakan faktor-faktor yang ada di Kota Sukabumi yang mempengaruhi penggunaan lahan, terdiri dari kekuatan dan kelemahan.

Identifikasi Faktor Strategis Eksternal

Evaluasi Faktor-faktor Strategis

Evaluasi Faktor Internal

Berdasarkan hasil evaluasi faktor internal, faktor kekuatan utama arah strategis kebijakan tata guna lahan di Kota Sukabumi adalah peran pemangku kepentingan, sedangkan faktor kelemahan utama adalah strategi penataan ruang yang terlihat dari evaluasi. dari masing-masing faktor yaitu 4 (sangat penting). Responden berpendapat bahwa peran pemangku kepentingan sangat penting dan menguntungkan karena pemangku kepentingan dari berbagai elemen (pemerintah, swasta, dan masyarakat) mempunyai kepentingan yang berbeda-beda. Dengan mengikutsertakan seluruh elemen pemangku kepentingan dan mengoptimalkan fungsinya dalam perencanaan penggunaan lahan yang partisipatif, maka konflik kepentingan dapat dikurangi sehingga dapat mendukung perumusan kebijakan penggunaan lahan yang mendukung pembangunan berkelanjutan di kota Sukabumi.

Faktor strategis yang menjadi kelemahan adalah strategi penataan ruang yang selama ini diterapkan, yaitu strategi penataan ruang yang terpusat (konsentris) dimana Kecamatan Cikole menjadi pusat kota sehingga menimbulkan kecenderungan pembangunan. Akibatnya kepadatan penduduk di sekitar pusat kota menjadi sangat tinggi dan pemanfaatan ruang di kota Sukabumi menjadi tidak seimbang.

Evaluasi Faktor Eksternal

SIMPULAN DAN SARAN

  • Simpulan
  • Saran

Pola spasial perubahan penggunaan lahan dan arah lingkungan penggunaan lahan (Studi kasus DAS Cidanau, Provinsi Banten).

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini mengkaji perubahan penggunaan lahan dan daya dukung lahan sawah tahun 2008-2020 di Kabupaten Padang Lawas Utara pada Kecamatan Padang Bolak, Padang Bolak

[r]