• Tidak ada hasil yang ditemukan

TIKRAR KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM ... - repository iiq

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "TIKRAR KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM ... - repository iiq"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

AL-QUR`AN

(Tela`ah Kisah Nabi Sulaiman dalam Surah Al-Baqarah, Al-Anbiyâ, An-Naml, Saba`, dan Shâd)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ushuluddin (S. Ag)

Oleh:

Shofwatillah NIM. 13210545

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT ILMU AL- QUR`AN (IIQ) JAKARTA 2017 M/1438 H

(2)

1 A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur`an adalah sumber utama ajaran Islam, yang berisi pesan- pesan moral yang harus dipatuhi dan diamalkan oleh umat Islam sebagai pedoman hidup. Sebagai petunjuk bagi umat manusia, Al-Qur`an menggunakan berbagai cara untuk menyampaikan pesan-pesan moralnya antara lain menggunakan amtsal (perumpamaan), perintah, larangan, jadal (debat), qasam (sumpah), atau dengan kisah-kisah Nabi terdahulu.1

Al-Qur`an memuat cukup banyak kisah tentang bangsa-bangsa maupun tokoh-tokoh terdahulu. Kisah atau mengenal tokoh bangsa terdahulu mengandung banyak pelajaran (ibrah), bisa berupa pelajaran yang baik untuk diteladani, bisa juga pelajaran yang buruk untuk dijauhi atau dihindari. Pengalaman adalah guru yang terbaik dalam kehidupan.

Kisah Al-Qur`an merupakan gambaran pergumulan yang abadi antara nilai-nilai kebajikan yang digambarkan melalui para Nabi dan tokoh- tokoh kebaikan lainnya, dan nilai-nilai kejahatan dalam perilaku buruk beberapa tokoh yang disajikan.

Kurang lebih seperempat bagian dari Al-Qur`an berisi kisah-kisah.

Al-Qur`an menyebutnya dengan ahsanal qasas, kisah yang terbaik, bukan kisah biasa. Allah berfirman:

























 







1M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur`an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan 1992), h. 9

(3)

“Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Qur`an Ini kepadamu, dan Sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan) nya adalah termasuk orang-orang yang belum Mengetahui”. (QS. Yusuf [12]: 3).2

Al-Qur`an tidak hanya sebuah sumber ilmu, petunjuk dan inspirasi kebenaran yang tak pernah kering dan habis, tapi juga disaat yang sama, Al-Qur`an adalah sumber segala kebahagiaan sejati. Oleh karena itu, semua apa yang terdapat dalam Al-Qur`an selalu menyimpan makna dan hikmah meski kadang pikiran manusia belum sampai pada hal-hal tersebut.3

Ayat-ayat Al-Qur`an bagaikan intan, setiap sudutnya memancarkan cahaya yang berbeda dengan apa yang terpancar dari sudut lainnya. Dan tidak mustahil bila orang lain melihat lebih banyak ketimbang apa yang anda lihat.4 Inilah sebagian kata yang diungkapkan oleh Dr. Abdullah Durraz dalam bukunya al-Naba` al-Adzim:

“Apabila anda membaca Al-Qur`an, maknanya akan jelas dihadapan anda. Tetapi apabila anda membacanya sekali lagi akan anda temukan pula makna-makna lain yang sebelumnya. Demikian seterusnya, sampai anda (dapat) menemukan kalimat atau kata yang mempunyai arti bermacam-macam, semuanya benar atau mungkin benar. (ayat-ayat Al-Qur`an) bagaikan intan yang setiap sudutnya memancarkan cahaya yang berbeda dengan apa yang memancar dari sudut-sudut yang lain memandangnya, maka ia akan melihat lebih banyak dari apa yang anda lihat”.5

Kata-kata ini menggambarkan tentang i´jaz Al-Qur`an yang tidak pernah habis ditelan zaman. Karena itu, aspek i´jaz Al-Qur`an akan terus

2 Kementerian Agama RI Badan Litbang dan Diklat, Kisah Para Nabi Pra-Ibrahim Dalam Perspektif Al-Qur`an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, 2012), h. 2-3

3 M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur`an, (Bandung: Mizan, 2007), Cet. 2, h. 243

4 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur`an, h. 16

5 Mahmud bin Mahmud al-Abdullah, al-I’jaz al-Bayani wa al-Tasyri’I wa al-Sabaq al-Ilmi Lil-Qur`an, (Tanta: al-Majd li al-Tsaqafah wa al-Ulum, 2008), h. 9

(4)

berevolusi pada tiap generasi, dengan dalih bahwa meskipun Al-Qur`an telah melewati berabad-abad dari masa penurunannya, Al-Qur`an masih tetap hangat dikaji, diteliti, dan diperbincangkan. Usaha-usaha untuk mengetahui rahasia-rahasia yang terkandung di dalamnya masih terus dilakukan. Tidak hanya itu musuh-musuh Islam pun masih agresif mengkaji kitab suci ini walaupun tujuannya tidak lain untuk mendapatkan kelemahan-kelemahan di dalam dan merekapun tidak mendapatkannya.6

Dari salah satu i´jaz yang terdapat dalam Al-Qur`an adalah pengulangan yang terjadi pada ayat-ayatnya atau yang lebih dikenal dalam cabang ilmu Al-Qur`an al-tikrar.7 Al-tikrar dalam Al-Qur`an juga masuk dalam pembahasan mutasyabih Al-Qur`an, karena ilmu mutasyabih Al-Qur`an terbagi menjadi dua:

a. Mutasyabih yang khusus pada tata letak dan susunan kalimat, contohnya: taqdim wa ta`khir (mendahulukan dan mengakhirkan), dzikr wa al-hadzf (menyebut dan membuang), dan masih banyak lagi yang semisal dengannya.

b. Mutasyabih dengan jenis pengulangan kata atau kalimat yang sering kita jumpai dalam Al-Qur`an.8

Beberapa orientalis mengklaim bahwa sistematika Al-Qur`an kacau. Banyak hal yang tidak perlu dan sia-sia di dalamnya, mereka

6 Mahmud bin Mahmud al-Abdullah, al-I’jaz al-Bayani wa al-Tasyri’I wa al-Sabaq al-Ilmi Lil-Qur`an, h. 9

7 Ja‟fari Ya‟qub, Seiri dar Ulumul Qur`an, (Tehran, Uswah, 1382), Cet. 3, h. 270-272

8 Ali Syarif, Faidhurrahman fi Taujihi Mutasyabih Nudzumi Al-Qur`an, (Zagazig. M Galal, t.t), h. 102

(5)

memberi contoh, ziyadah, naqs, dan tikrar atau pengulangan ayat-ayat dalam Al-Qur`an.9

Akan tetapi hal ini telah dibantah oleh banyak ulama Islam.

Menurut As-Syatibi (w. 590), kisah-kisah dalam Al-Qur`an tidaklah dimaksudkan sebagai uraian sejarah lengkap tentang kehidupan bangsa- bangsa atau pribadi-pribadi tertentu, tetapi sebagai bahan pelajaran bagi umat manusia, misalnya firman Allah swt. Di dalam surah Hud, setelah dengan ringkas menyebut riwayat para Nabi dan Rasul dalam menghadapi kaumnya masing-masing, kemudian menjelaskan:



















































Orang-orang itu tidak mampu menghalang-halangi Allah untuk (mengadzab mereka) di bumi ini, sekali-kali tidak adalah bagi mereka penolong selain Allah. Siksaan itu dilipat gandakan kepada mereka. Mereka selalu tidak dapat mendengar (kebenaran) dan mereka selalu tidak dapat melihat(nya).” (QS. Hud [11]: 20).

Karena yang menjadi tujuan adalah kebenaran, pelajaran dan peringatan, maka Al-Qur`an tidak menceritakan kejadian dan peristiwa secara berurutan (kronologis) dan tidak pula memaparkan kisah-kisah secara panjang lebar. 10

Sementara orientalis lain berpendapat bahwa kisah-kisah Al- Qur`an adalah cuplikan dari Perjanjian Lama. Menanggapi tuduhan ini, terlebih dahulu perlu digarisbawahi bahwa memang ada persamaan

9 M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur`an, (Bandung: Mizan, 2007), h. 243

10 Ahmad Asy-Syirbashi, Sejarah Tafsir Al-Qur`an, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1985), h. 59

(6)

antara kedua kitab suci itu dalam beberapa kisahnya, dan perbedaannya juga ada. Persamaan bukanlah bukti bahwa yang datang kemudian menjiplak dari yang sebelumnya. Persamaan itu adalah akibat persamaan sumber gambar atau lukisan.11 Terdapat persamaan antara Al-Qur`an dengan kitab Taurat dan Injil dalam beberapa masalah tertentu, seperti di dalam hal sama-sama memuat cerita para Nabi dan umat-umat terdahulu.12 Semuanya bersumber dari sumber yang sama, dan pemberi informasi kisahnya juga sama, yaitu Allah swt.

Ada juga orientalis yang bernama Montgomery Watt yang berkata bahwa Nabi Muhammad belajar dari Waraqah bin Naufal.

Menurutnya, Khadijah merupakan anak paman Waraqah bin Naufal seorang agamawan yang menganut agama Kristen. Tidak dapat dibantah bahwa Khadijah berada di bawah pengaruhnya dan ada kemungkinan Nabi Muhammad telah belajar sesuatu dari pendapat-pendapatnya. Nabi Muhammad datang belajar kepadanya adalah sesuatu yang tidak dapat diterima, karena menurut berbagai riwayat kedatangan beliau menemui Waraqah adalah setelah beliau menerima wahyu, bukan sebelumnya.

Tidaklah tepat jika dikatakan Nabi Muhammad mempelajari kitab Perjanjian Lama, karena disamping beliau tidak bisa membaca dan menulis, juga karena terdapat sekian banyak informasi yang dikemukakan Al-Qur`an tidak terdapat dalam perjanjian lama atau perjanjian baru misalnya tentang kisah Ashabul Kahfi dan lain-lain.13

Dalam penyampaian kisah dalam Al-Qur`an, seringkali terdapat kisah yang diulang-ulang. Seperti kisah para Nabi, yaitu kisah Nabi

11 M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, (Tangerang: Lentera Hati, 2013), h. 330

12Abdul Mustaqim, Madzahibut Tafsir: Peta Metodologi Penafsiran Al-Qur`an Periode Klasik Hingga Kontemporer, (Yogyakarta: Nun Pustaka, 2003), h. 41

13 M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur`an, (Bandung: MIzan, 1998), h. 206-212

(7)

Adam, Nuh, Musa, Shalih, Hud, Syu‟aib, dan lain-lain. Banyaknya kisah Nabi yang diulang-ulang mengundang para cendekiawan muslim untuk meneliti kisah tersebut dari segi bahasa maupun secara global.14

Tikrar (pengulangan) merupakan ciri yang paling menonjol dalam kisah Al-Qur`an. Menurut az-Zarkasy sebagaimana dikutip oleh Andy Hadyanto, pengulangan kisah sejalan dengan tradisi bahasa orang- orang Arab, di mana mereka akan mengulangi sebuah ungkapan untuk menegaskan dan menunjukkan pentingnya gagasan yang terkandung dalam ungkapan tersebut. Dan dalam konteks masyarakat yang hidup dalam tradisi lisan, maka tikrar merupakan sebuah instrumen penting dalam upaya penegasan nilai-nilai tertentu.15 Diperoleh banyak fungsi dan hikmah dalam bentuk ini, salah satunya adalah ta’kid dan tajdid bagi sebelumnya. Sebagai contoh, pengulangan kisah-kisah dalam Al-Qur`an mengenai para Nabi dan umat-umat terdahulu.

Imam Qutaibah (w. 889) menjelaskan bahwa Al-Qur`an diturunkan dalam kurun waktu yang tidak singkat, tentunya keberagaman kabilah yang ada dikomunitas Arab waktu itu cukuplah banyak, sehingga jika tidak ada pengulangan ayat, maka bisa jadi hikmah dan ibrah dari berbagai kisah tersebut hanya terbatas pada kaum tertentu saja.16

Kisah bukan hanya pengungkapan sejarah kehidupan orang-orang terdahulu, tetapi lebih dari itu. Kisah adalah sebagai bukti bahwa Al- Qur`an akan tetap relevan dengan zaman selamanya. Kisah memiliki

14 Andy Hadyanto, Repetisi Kisah Al-Qur`an (Analisis Struktural Genetik terhadap Kisah Ibrahim dalam Surat Makkiyah dan Madaniyyah), (Tesis Pasca Sarjan UIN Jakarta:

tidak diterbitkan, 2010), h. 4

15 Andy Hadyanto, Repetisi Kisah Al-Qur`an, h. 5

16Abu Muhammad „Abdullah Ibn Muslim Ibn Qutaibah, Ta’wil Musykil Al-Qur`an (Kairo, Maktabah Dar el-Turats, 2006), h. 250

(8)

banyak faedah, antara lain dapat merangsang pembaca atau pendengar untuk mengikuti peristiwa dan pelakunya, sehingga tidak heran jika kisah dijadikan sarana yang paling ampuh dalam menyampaikan maksud dan tujuan keagamaan. Adapun salah satu kisah yang terdapat arahan- arahan keagamaan yaitu kisah Nabi Sulaiman as.17

Kisah Nabi Sulaiman as pada dasarnya merupakan salah satu kisah Nabi yang dikemukakan dalam episode-episode, namun episode- episode tersebut masing-masing terdapat dalam beberapa surat dalam Al- Qur`an, yaitu surah Al-Baqarah, Al-Anbiyâ, An-Naml, Saba`, dan Shâd.

Ada beberapa alasan mengapa penulis ingin mengkaji lewat kisah Nabi Sulaiman as. pertama, kisah Nabi Sulaiman adalah kisah yang sangat imajinatif, sarat dengan nilai ketauhidan. Juga penuh dengan nilai edukasi tentang kepemimpinan, bersahabat dengan binatang, kesatriaan, kepandaian, kebijaksanaan. Kedua, kisah Nabi Sulaiman dalam kuantitas ayat tidak terlalu sedikit jumlahnya dan tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan kisah Nabi Musa atau Nabi Ibrahim, sehingga cocok dikaji dalam penelitian skripsi.

Oleh karena itu, sangat penting kiranya membahas lebih jauh mengenai tikrar dalam Al-Qur`an khususnya penulis ingin membahas tentang tikrar kisah Nabi Sulaiman as dalam Al-Qur`an. Karena kisah- kisah yang terdapat dalam Al-Qur`an dapat menjadi ibrah dan dapat diambil hikmahnya. Sehingga perlu bagi setiap kalangan untuk meneladani apa yang diajarkan di dalam Al-Qur`an juga menambah keimanan kita dengan mengetahui bahwa tikrar dalam Al-Qur`an adalah salah satu kemukjizatan yang ada dalam Al-Qur`an.

17 Muhammad Ali Ash-Shabuni, an-Nubuwwah wal Anbiya Kenabian Para Nabi terj.

Arifin Jamian Maun, (Jakarta, PT. Bina Ilmu, 1993), h. 488

(9)

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, penulis terdorong untuk menulis skripsi dengan judul: TIKRAR KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM AL-QUR`AN (TELA`AH KISAH NABI SULAIMAN DALAM SURAH AL-BAQARAH, AL-ANBIYÂ, AN- NAML, SABA`, DAN SHÂD)

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang dipaparkan oleh penulis dapat ditemukan beberapa masalah yang patut untuk dibahas, diantaranya adalah:

Yang pertama, penulis mengidentifikasikan bagaimana pandangan mufassirin terhadap tikrar dalam Al-Qur`an.

Yang kedua, penulis mengidentifikasikan pengaruh pengulangan dalam Al-Qur`an bagi pembaca dapat memberikan pemahaman atau malah sebaliknya dapat menimbulkan kebosanan.

Yang ketiga, penulis mengidentifikasikan apakah setiap pengulangan memiliki makna dan tujuan yang sama atau malah berbeda dari setiap pengulangannya.

Yang keempat, penulis mengidentifikasikan bagaimana Al- Qur`an menyusun kisah Nabi Sulaiman as.

Yang kelima, penulis mengidentifikasikan pengulangan kisah-kisah Nabi Sulaiman as dalam surah Al-Baqarah, Al-Anbiyâ, An-Naml, Saba`, dan Shâd.

Selanjutnya yang terakhir, penulis mengidentifikasikan hikmah dan pelajaran di balik tikrar kisah Nabi Sulaiman as.

(10)

2. Pembatasan masalah

Dari permasalahan-permasalahan yang tercantum dalam identifikasi masalah, penulis melihat perlu melakukan pembatasan masalah. Untuk menghindari kerancuan dan pembahasan yang melebar, maka penulis memfokuskan kepada pengulangan kisah Nabi Sulaiman, dan bagaimana pandangan mufassirin terhadap tikrar dalam Al-Qur`an yaitu dalam surah Al-Baqarah, Al-Anbiyâ, An-Naml, Saba`, dan Shâd.

3. Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari uraian di atas, maka penulis akan menarik suatu rumusan pokok masalah agar pembahasan dalam skripsi ini lebih terarah dan sistematis. Pokok masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kronologi kisah Nabi Sulaiman as dalam Al- Qur`an?

2. Apa dan bagaimana tikrar pada kisah Nabi Sulaiman as dalam Al-Qur`an?

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian Tujuan penulisan skripsi ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana kronologi kisah Nabi Sulaiman as dalam Al-Qur`an

2. Untuk mengetahui apa dan bagaimana tikrar pada kisah Nabi Sulaiman as dalam Al-Qur`an

(11)

Sedangkan kegunaannya, adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan dan bahan pustaka dalam kajian Al-Qur`an, khususnya tentang kisah-kisah dalam Al-Qur`an sehingga diharapkan bisa berguna dan dapat dijadikan bahan masukan bagi penelitian selanjutnya.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat membantu meningkatkan keyakinan umat Islam bahwa Al-Qur`an mempunyai sisi kemukjizatan.

D. Tinjauan Pustaka

Setelah mengamati dan membaca beberapa literatur yang penulis dapatkan, telah banyak penelitian yang membahas tentang kisah Nabi Sulaiman as. Namun sejauh ini belum ditemukan pembahasan yang khusus tentang Tikrar Kisah Nabi Sulaiman as.

Berikut adalah beberapa literatur yang penulis temukan yang memiliki keterkaitan dengan yang akan penulis sampaikan diantaranya Skripsi yang ditulis oleh Rini Susanti yang berjudul “Studi Kritis Pemikiran Fahmi Basya Tentang Kisah Nabi Sulaiman Dalam Buku Borobudur Dan Peninggalan Nabi Sulaiman”. Penelitian ini mengkritisi pemikiran Fahmi Basya dengan menggunakan teori ihsan al-amin yang dapat dilakukan melalui dua aspek, yaitu kritik sumber penafsiran dan kritik metodologi. Fahmi Basya adalah seorang ahli matematika Islam yang mempunyai pendapat kontroversial, yaitu mengatakan bahwa Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaiman. Berdasarkan penelaahan terhadap epistomologi bahwa sumber dari penafsiran Fahmi Basya adalah akal. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan Fahmi Basya menggunakan penemuan ilmiah yang belum mapan sehingga tidak dapat

(12)

dijadikan dasar dari penafsiran. Meskipun demikian, Fahmi merupakan salah satu tokoh kontemporer yang berusaha melakukan integrasi- interkoneksi antara Al-Qur`an dengan ilmu pengetahuan ilmiah.

Persamaannya sama-sama membahas kisah Nabi Sulaiman, perbedaannya skripsi ini lebih ke perspektif Fahmi Basya, sedangkan yang penulis akan bahas lebih ke perspektif tafsir dan memfokuskan pada pengulangan kisah Nabi Sulaiman as dalam Al-Qur`an.18

Skripsi yang ditulis oleh Dewi Iqlimah yang berjudul “Tikrar Kisah Nabi Adam Dalam Al-Qur`an (Tela`ah Kisah Nabi Adam as.

Dalam Surah Al-Baqarah, Al-A’raf, Al-Hijr, Thâhâ, Dan Shâd)”19 dan Skripsi yang ditulis oleh Asthi Fathimah Hamdiyah yang berjudul

“Tikrar Kisah Nabi Musa Dalam Al-Qur`an (Tela`ah Kisah Nabi Musa as Terhadap Surat Al-A’raf, Yunus, Thâhâ, Asy-Syu’ara, dan Al- Qashash)”.20 Dalam 2 skripsi ini banyak menemukan kesamaan yaitu menjelaskan tikrar kisah dalam Al-Qur`an, namun objek yang dikaji yang berbeda.

Skripsi yang ditulis oleh Ari Nurhayati yang berjudul

“Pengulangan Kisah Nabi Ibrahim as Dalam Al-Qu`an (Studi Analisis Sebab dan Manfaat Terhadap Pengulangan Kisah)”. Dalam skripsi ini menjelaskan pengulangan kisah tentang Nabi Ibrahim yang ada dalam Al-Qur`an tidak semua episodenya diulang, diantaranya bagian episode yang diulang adalah dakwah Nabi Ibrahim terhadap ayahnya dan kaumnya. Disini juga dijelaskan sebab dan manfaat adanya pengulangan

18 Rini Susanti, “Studi Kritis Pemikiran Fahmi Basya Tentang Kisah Nabi Sulaiman Dalam Buku Borobudur Dan Peninggalan Nabi Sulaiman”, Skripsi Sarjana Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2016)

19 Dewi Iqlimah, “Tikrar Kisah Nabi Adam Dalam Al-Qur`an (Tela`ah Kisah Nabi Adam as. Dalam Surah Al-Baqarah, Al-A‟raf, Al-Hijr, Thâhâ, Dan Shâd)”, Skripsi Sarjana Tafsir Hadits, (Jakarta, Institut Ilmu Al-Qur`an, 2014)

20 Asthi Fathimah Hamdiyah, “Tikrar Kisah Nabi Musa Dalam Al-Qur`an (Tela`ah Kisah Nabi Musa as Terhadap Surat Al-A‟raf, Yunus, Thâhâ, Asy-Syu‟ara, dan Al- Qashash)”, Skripsi Sarjana Tafsir Hadits, (Jakarta, Institut Ilmu Al-Qur`an, 2012)

(13)

kisah dalam Al-Qur`an. Persamaannya sama-sama pengulangan kisah dalam Al-Qur`an, namun objek yang dikaji berbeda.21

Skripsi yang ditulis oleh Hilda Firdausi Salamah yang berjudul

“Kepemimpinan Sulaiman Dalam Al-Qur`an”. Skripsi ini menjelaskan argumentasi keagamaan dalam memahami ranah kepemimpinan dalam kisah Nabi Sulaiman as khususnya dalam surat An-Naml serta menggambarkan karakteristik kepemimpinan Nabi Sulaiman, guna mencari ibrah sebagai pembelajaran di masa sekarang. Persamaannya sama-sama membahas kisah Nabi Sulaiman as, perbedaannya skripsi ini memfokuskan tentang karakteristik kepemimpinan Nabi Sulaiman as, sedangkan yang penulis akan bahas memfokuskan pada pengulangan kisah Nabi Sulaiman as dalam Al-Qur`an.22

Skripsi yang ditulis oleh Durrotun Nafisah yang berjudul

“Visualisasi Figur Nabi Sulaiman Dalam Film The Kingdom Of Solomon Ditinjau dari Teknik Sinematografi”. Dalam skripsi ini menjelaskan tentang figur Nabi Sulaiman yang memiliki karakter penyayang terhadap sesama tidak hanya kepada keluarganya, santun dan berbudi pekerti, tidak sombong, dan selalu berserah diri dan tawakkal kepada Allah saat Nabi Sulaiman dihadapkan dengan beberapa konflik, Nabi Sulaiman juga tegas dalam membela ajaran Allah dan selalu membantu rakyatnya. Dalam skripsi ini juga dijelaskan tentang teknik penyuntingan gambar Nabi Sulaiman. Persamaannya sama-sama membahas kisah Nabi Sulaiman, perbedaannya skripsi ini memfokuskan pada figur Nabi Sulaiman dan teknik sinematografinya, sedangkan yang

21Ari Nurhayati, “Pengulangan Kisah Nabi Ibrahim as Dalam Al-Qur`an (Studi Analisis Sebab dan Manfaat Terhadap Pengulangan Kisah)”, Skripsi Sarjana Tafsir Hadits, (Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah, 2013)

22 Hilda Firdausi Salamah, “Kepemimmpinan Sulaiman Dalam Al-Qur`an, Skripsi Sarjana Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2016)

(14)

penulis akan bahas memfokuskan pada pengulangan kisah Nabi Sulaiman as dalam Al-Qur`an.23

E. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Bentuk penelitian yang dilakukan merupakan penelitian pustaka (library research), yaitu mengumpulkan data-data melalui bacaan dan literatur-literatur yang ada kaitannya dengan pembahasan penulis.

2. Sumber Data

Untuk mendapatkan data dalam penulisan skripsi ini, maka penulis menggunakan sumber data yang relevan dengan skripsi ini.

Adapun dengan sumber primer dalam penulisan skripsi ini adalah Al- Qur`an dan terjemahnya, Buku-buku Ulumul Qur`an, dan Kitab-kitab Tafsir, di antaranya: Tafsir Ibnu Katsir, pengarangnya ahli hadis dan ahli tafsir, disinyalir mengandung israilyat tapi sangat sedikit. Sebagai perbandingan penulis menggunakan juga tafsir al-Misbah karena tafsir al-Misbah adalah tafsir Indonesia yang kontemporer dan termasuk juga tafsir tahlili yang komprehensif dalam menjelaskan sesuatu, selanjutnya tafsir al-Maraghi adalah tafsir dengan gaya bahasa yang sederhana, singkat, padat dan mudah dipahami, selanjutnya tafsir Shafwatut Tafasir merupakan tafsir ringkas di dalamnya menggunakan metode yang sederhana, dengan uslub yang mudah, ditunjang dengan hadis yang tersusun, aspek bayan dan kebahasaan, dan yang terakhir adalah tafsir Kementerian Agama.

23 Durrotun Nafisah, “Visualisasi Figur Nabi Sulaiman Dalam Film The Kingdom Of Solomon Ditinjau dari Teknik Sinematografi”, Skripsi Sarjana Komunikasi dan Penyiaran Islam, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2016)

(15)

Selain sumber primer, adapula sumber sekunder yaitu Kamus- kamus Al-Qur`an, dan Buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan seperti buku-buku tentang kisah Nabi Sulaiman as, dan tikrar.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi, yaitu data dikumpulkan dari dokumen-dokumen, baik yang berbentuk buku, kitab tafsir, jurnal, artikel maupun karya ilmiah lainnya yang berkaitan dengan pembahasan penulis.

4. Metode Analisis Data dan Pendekatan

Setelah data terkumpul tahap selanjutnya adalah menganalisis data tersebut, dalam hal ini peneliti menggunakan metode analisis deskriptif terhadap data-data yang telah terkumpul yaitu ayat-ayat yang berkaitan dengan kisah Nabi Sulaiman as, kemudian diurutkan kisahnya secara kronologi. Dalam proses penulisan nantinya, penulis akan melakukan penafsiran tematik pada ayat-ayat tentang kisah Nabi Sulaiman yang didapat dari hasil penggalian informasi pada kitab- kitab tafsir. Lalu penulis akan mengidentifikasi mana tema kisah yang terjadi pengulangan, dan menganalisis lebih dalam makna ayat-ayat yang terjadi pengulangan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sejarah (historys) yaitu penelitian terhadap kejadian- kejadian pada masa lampau tentang kisah-kisah Nabi Sulaiman as.

F. Teknik dan Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi penulis berpedoman kepada buku yang diterbitkan IIQ Press yang berjudul: Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis

(16)

dan Disertasi Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta (Edisi Revisi), cetakan ke-2 tahun 2011.

Kemudian secara garis besar penulis memberikan gambaran secara umum dari pokok pembahasan ini. Isi skripsi ini terdiri dari beberapa bab yaitu:

Bab satu, pendahuluan yang mengemukakan latar belakang masalah, dimana hal tersebut merupakan landasan berpikir penyusunan skripsi ini. Kemudian hipotesis dari permasalahan yang diangkut, disertai dengan pengertian judul, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, tujuan dan kegunaan serta garis besar isi skripsi.

Bab dua, pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang gambaran umum tikrar kisah dalam Al-Qur`an yaitu, definisi kisah secara bahasa maupun istilah, macam-macam kisah yang ada dalam Al- Qur`an, unsur-unsur pembentuk sebuah kisah, tujuan dan faedah kisah dalam Al-Qur`an. Kemudian juga menjelaskan definisi tikrar, macam- macam tikrar, tujuan dan faedah-faedah tikrar kisah dalam Al-Qur`an.

Bab tiga, pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang penafsiran ayat-ayat kisah Nabi Sulaiman as. secara kronologis yang terdapat dalam lima surah berdasarkan tafsir yang telah ditentukan oleh penulis. Analisa dari penafsiran ayat-ayat yang terjadi tikrar pada kisah Nabi Sulaiman as.

Bab empat, yang merupakan bab penutup, berisi kesimpulan dari uraian-uraian skripsi ini kemudian dikemukakan beberapa saran-saran sehubungan dengan persoalan yang telah dibahas.

(17)

i

Skripsi dengan judul “Tikrar Kisah Nabi Sulaiman As Dalam Al-Qur`an (Tela`ah Kisah Nabi Sulaiman dalam Surah Al-Baqarah, Al-Anbiyâ, An- Naml, Saba`, dan Shâd)” oleh Shofwatillah dengan NIM 13210545 telah diujikan pada sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al- Qur`an (IIQ) Jakarta pada tanggal 19 Agustus 2017. Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag).

Jakarta, 19 Agustus 2017 Dekan Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta

Dra. Hj. Maria Ulfah, MA

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

DR. H. M. Ulinnuha, Lc, MA Dra. Suci Rahayuningsih

Penguji I, Penguji II,

DR. H. M. Ulinnuha, Lc, MA Ali Mursyid, M.Ag Pembimbing,

Drs. H. Arison Sani, MA

(18)

ii Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Shofwatillah

NIM : 13210545

Tempat/ Tgl. Lahir : Bogor, 04 September 1993

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Tikrar Kisah Nabi Sulaiman As Dalam Al-Qur`an (Tela`ah Kisah Nabi Sulaiman dalam Surah Al-Baqarah, Al-Anbiyâ, An-Naml, Saba`, dan Shâd) adalah benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 14 Agustus 2017

Shofwatillah

(19)

iii

Karya sederhana ini penulis persembahkan untuk kedua orangtua yang sangat kusayangi Abuya Hibatullah dan Umi Mahsanah tercinta yang dengan tulus dan ikhlas telah membesarkan, membimbing, serta mendidik Shofwa dengan penuh kasih sayang. Terimakasih untuk rangkaian do‟a dan dukungan berupa moral, material, dan spiritual yang selalu mengalir tanpa henti, dan kesabaran yang tiada batas semenjak Shofwa kecil hingga saat ini.

Semoga Allah swt selalu menyayangi Abuya dan Umi, diberkahi umurnya serta diberikan kebaikan dunia dan akhirat, amin.

Juga teruntuk adik-adikku Diki, Eva, dan Hasby tercinta semoga Allah selalu sayang kalian de‟, diberi masa depan yang terbaik, kemudahan dalam perjalanan menuntut ilmu dan menjadi teman mba shofwa untuk membahagiakan Abuya dan Umi.

(20)

iv

Semangaaattt…InsyAllah Pasti Bisa

Allah swt memudahkan segala urusan hambaNya yang

bersungguh-sungguh dalam berusaha

(21)

v

ميحرلا نمحرلا للها مسب

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah swt yang telah melimpahkan segala rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “Tikrar Kisah Nabi Sulaiman As Dalam Al-Qur`an (Tela`ah Kisah Nabi Sulaiman dalam Surah Al-Baqarah, Al- Anbiyâ, An-Naml, Saba`, dan Shâd)” dengan baik dan benar.

Shalawat serta salam semoga senantiasa Allah limpahkan kehariban junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw yang telah memberikan pelajaran, tuntunan dan suri tauladan kepada kita semua, semoga kita termasuk umat yang mendapat syafaatnya. Amin…

Hamdan lillah, tak henti-hentinya penulis ucapkan kepada Sang Maha Kuasa, sehingga dengan Kuasa-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Dalam penulisan skripsi ini tidak sedikit kesulitan, hambatan, tantangan, baik dalam mencari bahan maupun data yang diperlukan. Di mana penulis yang banyak kekurangan harus selalu semangat dalam penyelesaiannya dan harus sabar dalam menghadapi setiap kesulitan yang ada.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa karya sederhana ini sejatinya bukanlah sepenuhnya hasil dari kerja keras penulis seorang. Dalam penyelesaian skripsi ini, tidak lepas dari segala bantuan, bimbingan, motivasi, dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Allah swt, yang Maha Baik dan Maha pengertian selalu memberikan sehat badan dan fikiran selama penulis mengerjakan skripsi ini.

(22)

vi

3. Ibu Dr. Hj. Maria Ulfah, MA Dekan Fakultas Ushuluddin IIQ Jakarta, atas kesediannya menyetujui judul penulis, juga merekomendasikan dosen pembimbing yang kredibel.

4. Bapak Drs. H. Arison Sani, MA Dosen Pembimbing terbaik yang memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi dengan baik, terimakasih untuk nasehat yang diberikan, dan tidak bosan-bosan mengingatkan penulis, baik hal yang berkaitan dengan teknis, rangkaian kalimat bahkan dalam hal memahami sekalipun.

Jazakallah, pak.

5. DR. KH. Ahmad Fathoni, MA, Ibu Muthmainnah, Kak A‟yuna, Ibu Mahmudah, dan Ibu Sami‟ah, Instruktur tahfidz yang selalu menjadi inspirator penulis, sehingga penulis sampai pada titik ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin IIQ Jakarta yang telah membagikan ilmunya yang tak ternilai pada penulis, sehingga penulis mampu memahami banyak hal terkait ilmu-ilmu Al-Qur`an.

7. Dra. Rukoyah dan Dra. Suci Rahayuningsih selaku staf Fakultas Ushuluddin IIQ Jakarta yang telah membantu setiap proses yang penulis lalui.

8. Pimpinan dan staf perpustakaan IIQ Jakarta, perpustakaan Fakulats Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah, perpustakaan umum UIN Syarif Hidayatullah, perpustakaan PSQ, dan perputakaan Iman Jama‟

terimakasih atas kesempatannya untuk penulis dalam mecari bahan yang diperlukan dalam penyusunan skripsi.

9. KH. Ahsin Sakho Muhammad, mantan rektor IIQ sekaligus dosen favorit yang membuat adem dihati mahasiswanya setiap kali

(23)

vii

10. Kedua orang tua tercinta, H. Hibatullah Lc, MA, dan Hj. Mahsanah.

Terima kasih tak terhingga atas segala kasih sayang, doa, pengorbanan, kesabaran, motivasi, dan bimbingan yang selalu kalian berikan dengan tulus dan ikhlas. Semoga pengorbanan kalian mendapat balasan dari Allah swt, dan penulis dapat membahagiakan kalian.

11. Bule‟ tersayang Le‟ Evi yang paling baik, selalu ada dalam suka duka memberikan dukungan dan bantuan dalam setiap langkah penulis.

12. Le‟ Tu”, Le‟ Fillah, dan Denok saudara rasa sahabat yang selalu ada dan nemenin kemana aja, dan selalu support penulis. Kangen jalan bareng kalian.

13. Keluarga besar Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq Winong, bani Mustahdi, dan bani Zain, terkhusus Mbah Kakung dan Mbah Putri yang selalu mendoakan cucunya yang paling besar ini dalam menggapai cita-citanya. Abah Sepuh (Alm) dan Ma‟e (Almh) yang selalu dihati.

14. Terkhusus untuk Qurrota A‟yun dan Pratiwi sahabat rasa guru yang selalu memotivasi dan memberi semangat penulis, dan juga selalu sabar dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Terimakasih banyak ya

15. Seluruh personil Takuy Community yang telah menularkan semangat luar biasa kepada penulis.

16. Teman-teman IIQ angkatan 2013 terkhusus untuk teman-teman Ushuluddin B, atas kebersamaan, keseruan, kekompakan, yang mewarnai hari-hari penulis serta supportnya selama masa perkuliahan

(24)

viii

17. KH. Mu‟tashim Billah guru penulis ketika menghafalkan Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Jogjakarta beserta keluarga besarnya. Inspirator dan motivator penulis sehingga bisa kuliah di IIQ Jakarta. Salam Ta‟dzim dari penulis.

18. Sahabat-sahabat Pandanaran Jogjakarta, terkhusus mba Fai, mba Iim, mba Urfiyah, dan mba Lifa yang selalu ada dalam suka duka dan memberi semangat serta dukungan kepada penulis dalam menggapai cita-citanya.

19. Keluarga besar YASIMADA Lodan Rembang, yang membuka jalan penulis melanjutkan studinya ke bangku perkuliahan, teman-teman angkatan Aliyah, dan terkhusus mba Nia saudara rasa guru yang seru, gokil, dan sabar dalam mengajari penulis, sekaligus menjadi inspirasi penulis. Thank‟s mba.

Tak lupa penulis ucapkan permohonan maaf kepada seluruh pembaca jika terdapat kesalahan dalam penulisan maupun penyusunan skipsi ini.

penulis menyadari, masih banyak sekali kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Kesempurnaan hanya milik Allah swt dan kekurangan ada pada diri penulis. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini mampu memberikan kontribusi positif di dunia akademis, serta memberikan pemahaman baru pada masyarakat.

Jakarta, 19 Agustus 2017

Shofwatillah

(25)

ix

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN PENULIS ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ... xii

ABSTRAKSI ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi, Pembatasan Dan Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 9

D. Tinjauan Pustaka ... 10

E. Metodologi Penelitian ... 13

F. Teknik Dan Sistematika Penulisan... 14

BAB II Gambaran Umum Tikrar Kisah Dalam Al-Qur`an A. Mengenal Konsep Kisah ... 17

1. Definisi Kisah ... 17

2. Macam-Macam Kisah dalam Al-Qur`an ... 22

3. Unsur-Unsur Kisah dalam Al-Qur`an ... 29

4. Tujuan dan Faedah Kisah-Kisah dalam Al-Qur`an ... 35

(26)

x

2. Macam-Macam Tikrar ... 40

3. Faedah Tikrar ... 42

C. Tujuan Tikrar Kisah Al-Qur`an.. ... 46

D. Hikmah Tikrar Kisah Al-Qur`an...48

BAB III Tela`ah Kisah Nabi Sulaiman AS. dalam surah Al-Baqarah, Al- Anbiyâ, An-Naml, Saba`, dan Shâd secara Kronologis A. Kisah Nabi Sulaiman as. dalam Surah-Surah Al-Qur`an ... 51

1. Nabi Sulaiman as. Putera Nabi Daud as ... 51

2. Kisah Nabi Daud as, Nabi Sulaiman as, dan Kambing Perusak Tanaman ... 54

3. Nabi Sulaiman as. mewarisi Kerajaan Nabi Daud as. ... 56

4. Nabi Sulaiman as. mampu Menundukkan Angin dan Jin .... 58

5. Doa Nabi Sulaiman as ... 66

6. Bala Tentara Nabi Sulaiman as ... 68

7. Interaksi Nabi Sulaiman as. dengan Semut ... 69

8. Pembicaraan Nabi Sulaiman as. dengan Burung Hud-Hud . 71 9. Kerajaan Ratu Bilqist ... 74

10. Nabi Sulaiman as. Mengirim Surat pada Ratu Bilqist sebagai Sarana Dakwah ... 77

11. Diskusi Ratu Bilqist dan para Penasehat ... 80

12. Utusan Ratu Bilqist ... 83

13. Jin Ifrit dan Ahli Kitab ... 84

14. Ratu Bilqist Beriman melihat Kebenaran dan Mukjizat Nabi Sulaiman as ... 89

(27)

xi

mengajarkan Sihir ... 93 16. Ujian Nabi Sulaiman as ... 96 17. Kematian Nabi Sulaiman as ... 98 B. Analisis Tikrar Kisah Nabi Sulaiman as. dalam Surah Al- Baqarah, Al-Anbiyâ, An-Naml, Saba`, dan Shâd ... 101 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 111 B. Saran ... 113 DAFTAR PUSTAKA ... 115

(28)

xii A. Konsonan

Huruf

Arab Nama Huruf

Latin Keterangan

أ alif - Tidak dilambangkan

ة bā` B Huruf “be”

ث tā` T Huruf “te”

ث tsā` Ts Huruf “te” dan “es”

ج jim J Huruf je

ح hā` H Huruf “ha” dengan garis bawah

خ khā` Kh Huruf “ka” dan “ha”

د dal D Huruf “de”

ذ dzal Dz Huruf “de” dan “zet”

ز rā` R Huruf “er”

ش zai Z Huruf “zet”

س sin S Huruf “es”

ش syin Sy Huruf “es” dan “ye”

ص shād Sh Huruf “es” dan “ha”

ض dhād Dh Huruf “de” dan “ha”

ط thā` Th Huruf “te” dan “ha”

ظ zhā` Zh Huruf “zet” dan “ha”

ع „ain „ Koma terbalik di atas hadap

kanan

غ ghain Gh Huruf “ge” dan “ha”

ف fā` F Huruf “ef”

ق qāf Q Huruf “qi”

ك kāf K Huruf “ka”

ل lām L Huruf “el”

و mim M Huruf “em”

ن nun N Huruf “en”

و wāwu W Huruf “we”

ھ hā` H Huruf “ha”

ء hamzah ` Apostrof

ي yā` Y Huruf “ye”

(29)

xiii Tanda Vocal

Arab

Tanda Vokal

Latin Keterangan

__َ__

A Harakat Fathah

__ِ__

I Harakat Kasrah

__ُ__

U Harakat Dhammah

Vokal Panjang Tanda Vokal

Arab

Tanda Vokal

Latin Keterangan

ا __ َ__

ȃ Huruf “a” dengan topi di

atas

ي __ ِ__

Î Huruf “i” dengan topi di

atas

و __ ُ__

Û Huruf “u” dengan topi di

atas

Vokal Rangkap Tanda Vokal

Arab

Tanda Vokal

Latin Keterangan

__َ__

ي

Ai Huruf “a” dan “i”

__َ__

و

Au Huruf “a” dan “u”

C. Kata Sandang

1) Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (لا) qamariyyah ditransliterasi sesuai dengan bunyinya. Contohnya:

ةسقبنا: al-Baqarah تىيدمنا: al-Madînah

2) Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (لا) syamsiyyah ditransliterasi sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai bunyinya. Contoh:

(30)

xiv

سمشنا : asy-syams ىمزادنا : ad-Dȃrimî

3) Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan dengan lambang (_ّ_), sedangkan untuk alih aksara dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd.

Aturan ini berlaku umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Contoh:

ِللبِب بَّىَمأ : Âmannȃ billȃhi ءبَهَفُّسنا َهَمأ : Âmana as-Sufahȃ’u َهْيِرَّنا َّنِإ : Inna al-ladzîna ِعَكُّسناَو : wa ar-rukka’i 4) Ta Marbuthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata

sifat (na’at), maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi huruf “h”.

Contoh:

ِةَدِئْفَلأا : al-Af`idah

تَّيِم َلَْسِلإا تَعِمبَجنا : al-Jȃmi’ah al-Islȃmiyyah

Sedangkan ta marbuthah yang diikuti atau disambungkan (di- washal) dengan kata benda (isim), maka dialih aksarakan menjadi huruf “t”. Contoh:

ٌتَبِصبَو ٌتهِمبَع :’Âmilatun Nashibah ى ٰسْب كنا تَيلٱا : al-Âyat al-Kubrȃ

(31)

xv

Shofwatillah (13210545) Mahasiswi Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta Judul Skripsi “Tikrar Kisah Nabi Sulaiman As Dalam Al-Qur`an (Tela`ah Kisah Nabi Sulaiman dalam Surah Al-Baqarah, Al-Anbiyâ, An-Naml, Saba`, dan Shâd)” Dosen Pembimbing: Drs. H. Arison Sani, MA.

Kisah Nabi Sulaiman as merupakan salah satu kisah Nabi yang diterangkan dalam Al-Qur`an. Al-Qur`an seringkali berbicara dengan konteks yang diulang-ulang, hal ini membuat cendekiawan muslim penasaran untuk meneliti. Salah satunya tentang kisah dari segi bahasa maupun kisahnya secara global. Pengulangan tersebut menimbulkan pertanyaan mengapa Allah swt menceritakan kisah yang sama berulang-ulang. Beberapa orientalis mengatakan bahwa sistematika Al-Qur`an kacau, banyak hal yang tidak perlu dan sia-sia di dalamnya.

Sebelumnya sudah banyak jenis penelitian tikrar kisah para Nabi, Namun penulis belum menemukan tikrar kisah Nabi Sulaiman as. Berangkat dari permasalahan di atas, penulis terdorong untuk mengkaji lebih lanjut tentang kisah Nabi Sulaiman as dalam Al-Qur`an.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan sejarah (historys). Dalam penelitian ini, penulis mencoba menjawab permasalahan yang ada melalui studi pustaka (library research) dengan merujuk pada data primer dan sekunder. Sumber data primer yang penulis gunakan adalah Al-Qur`an dan terjemahnya, Buku-buku Ulumul Qur`an, dan Kitab-kitab Tafsir. Sementara sumber data sekundernya adalah Kamus-kamus Al-Qur`an serta buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif.

Dari penelitian di atas dapat diketahui bahwa kisah Nabi Sulaiman dalam Al-Qur`an tidak diceritakan secara kronologis dalam satu surah.

Dalam Al-Qur`an Ada 49 ayat yang menceritakan tentang kisah Nabi Sulaiman as. kemudian penulis mengklasifikasikan menjadi 17 tema. Dan dari tema-tema tersebut, ditemukan 3 tema yang terjadi pengulangan. Yaitu pada kisah Nabi Sulaiman mampu menundukkan angin dan mampu menundukkan jin, dan Nabi Sulaiman as Putera Nabi Daud as. Setelah ditelaah lebih lanjut penulis menemukan bahwa pengulangan yang terjadi memiliki perbedaan penjelasan tiap ayatnya. Tetapi jika digabungkan secara keseluruhan ayat kisah yang terulang tidak begitu mencolok malah saling melengkapi, sehingga jika digabungkan dari keseluruhannya menjadi kesatuan kisah yang utuh.

Referensi

Dokumen terkait

6 Departemen Agama RI, Terjemahan al-Qur’an al-Karin, (Surabaya, Mekar Surabaya, 2004). 7 Syukron Affani, “Rekonstruksi Kisah Nabi Musa Dalam Al-Qur’an: Studi Perbandingan

Berdasarkan studi terhadap kisah 24 nabi dalam Al- Qur’an kisah Nabi Muhammad tidak diteliti karena secara metodologis kondisinya sangat berbeda dengan kisah 24 nabi lainnya dengan