• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Tindak tutur direktif guru kepada siswa kelas VIII dalam proses belajar mengajar di SMP Mandiri Jati Uwung Kota Tangerang: Kajian pragmatik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Tindak tutur direktif guru kepada siswa kelas VIII dalam proses belajar mengajar di SMP Mandiri Jati Uwung Kota Tangerang: Kajian pragmatik"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

http://journal2.uad.ac.id/index.php/genre/index

Tindak tutur direktif guru kepada siswa kelas VIII dalam proses belajar mengajar di SMP Mandiri Jati Uwung Kota Tangerang: Kajian pragmatik

Adinda Nur Maulida a,1,Nani Solihati a,2*

a Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

1 adinda.nurmaulida01@gmail.com; 2 nani_solihati@uhamka.ac.id

*Correspondent Author

1. Pendahuluan

Tindak tutur Ialah fenomena psikologis unik yang berlangsung untuk jangka waktu tertentu tergantung pada kapasitas penutur untuk menggunakan bahasa dalam konteks tertentu. Tindak tutur dapat digunakan untuk mengekspresikan situasi psikologis (seperti berterima kasih atau meminta maaf) serta tindakan sosial seperti membuat janji atau menyebutkan nama orang untuk membuat kesepakatan atau memengaruhi perilaku mereka. Jenis tindak tutur yang direncanakan oleh penutur agar mitra tutur bertindak atas apa yang dikatakan dalam tuturannya (1). Manfaat belajar bahasa melalui kajian pragmatik yaitu dalam bentuk ujaran atau lisan dengan konsep yang bermakna dan mengandung beberapa tindak tutur direktif. Menjadi pembimbing dan pengatur

A R T I C L E I N F O A B S T R A C T

Article history Received : 31 Mei 2023 Revised : 23 Juli 2023 Accepted : 31 Juli 2023

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperjelas macam-macam tindak tutur direktif yang diajarkan guru kepada siswa kelas VIII. Metode deskriptif kualitatif digunakan dalam penelitian, bersama dengan teknik analisis untuk pengumpulan data, reduksi, presentasi, dan pengambilan kesimpulan. Informasi penelitian disajikan kepada siswa kelas VIII berupa tindak tutur direktif oleh guru. Temuan penelitian didasarkan pada tujuan penelitian. Peneliti menemukan tujuh jenis tindak tutur direktif yang berbeda dalam tuturan guru kepada siswa kelas VIII selama proses belajar mengajar di SMP Mandiri Jati Uwung Kota Tangerang. Jenis tindak tutur direktif yang dijelaskan ialah: (1) permintaan; (2) pertanyaan; (3) perintah; (4) larangan; (5) pemberian izin; (6) nasihat. Bentuk tindak tutur direktif permintaan memiliki fungsi tindak tutur direktif meminta, bentuk tindak tutur direktif pertanyaan memiliki fungsi tindak tutur direktif menanya, menginterogasi, bentuk tindak tutur direktif perintah memiliki fungsi tindak tutur direktif memerintah, bentuk tindak tutur direktif larangan memiliki fungsi tindak tutur direktif melarang, bentuk tindak tutur direktif pemberian izin memiliki fungsi tindak tutur direktif mengizinkan, membolehkan, bentuk tindak tutur direktif nasihat memiliki fungsi tindak tutur direktif menasihati. Peneliti menemukan 31 data penelitian yang terdapat pada guru bahasa Indonesia total terkumpul 17 data. Sementara itu, guru mata pelajaran PPKN mengumpulkan 14 data. Didapatkan kesimpulan bahwasanya ada enam kategori yang berbeda dari tindak tutur direktif, tindak tutur direktif meminta yang paling dominan menjadi salah satunya.

This is an open-access article under the CC–BY-SA license.

Keywords Tindak Tutur Direktif Belajar Mengajar Pragmatik

(2)

Jurnal GenreVol 5, No. 2, September 2023, pp. 103-119

kegiatan belajar mengajar dan perilaku merupakan bagian penting dari peran guru dalam proses belajar mengajar.

Seorang guru mempunyai kewenangan dalam memberi perintah, nasihat, permintaan, izin, nasehat atau larangan kepada siswa untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Perintah, nasehat, pemberian izin, tuntutan atau larangan termasuk tindak tutur direktif (2). Teori yang dipakai dalam kajian pragmatik ialah tindak tutur. Penutur, pendengar dan penulis, pembaca berpartisipasi dalam tindak tutur, dan apa yang dibicarakan adalah bagian dari pragmatik. Teori tindak tutur tersebut dikemukakan pada tahun 1960 oleh dua filsuf, John Austin dan John Searle, bahwa tindak tutur adalah tindakan atau perbuatan dengan menggunakan bahasa, karena bahasa dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan segala aktivitas. Tuturan digunakan untuk menyampaikan permintaan, perintah, menyuruh, mengingatkan, menasihati, dsb. (3).

Secara teoritis John Austin dan Searle membahas tindak tutur yang berbeda menjadi tiga bagian, yakni lokusi, Ilokusi dan Perlokusi. Tuturan lokusi adalah tuturan yang mengungkapkan sesuatu dalam kalimat yang memiliki makna dan dapat dipahami. (4). Tindak ilokusi ialah hal-hal yang ingin dicapai oleh penutur melalui kata-kata mereka dan diungkapkan melalui janji, permintaan maaf, perintah, dll. Tindak tutur ilokusi mengacu pada makna, jadi tindak tutur ilokusi mengacu pada nilai yang disampaikan oleh preposisi. Dalam klasifikasi tindakan ilokusi, Searle membedakan antara asertif, direktif, komisarif, ekspresif, dan deklaratif. Asertif mengacu pada kebenaran pernyataan penutur. Direktif merupakan ungkapan yang dimaksudkan untuk mendorong pendengar bertindak sesuai dengan keinginan penutur seperti minta tolong, perintah, tantangan, ajakan. Tuturan yang memaksa penutur untuk melaksanakan arahan yang dinyatakan di dalamnya dikenal sebagai komisif. Misalnya berjanji, bersumpah, atau mengancam. Ekspresif merupakan tuturan yang mencerminkan keadaan pikiran penutur. Misalnya untuk menyapa, meminta maaf, mengucapkan selamat, turut berduka cita atau memuji. Tutur deklaratif ialah ketika konten preposisional dan realitas selaras dengan baik sebagai hasil dari kinerja penutur.

Misalnya: menyerahkan diri, menunjuk, dan lain – lain (5). Tindak tutur direktif ialah tindakan di mana penutur ingin pendengar melakukan sesuatu, seperti bertindak atau tidak bertindak.

Penutur yang menggunakan tindak tutur direktif ingin audiens atau lawan bicara mereka untuk melakukan tindakan yang ditentukan dalam pernyataan (6).

Permintaan, pertanyaan, perintah, larangan, pemberian izin, dan nasihat ialah jenis fungsi tindak tutur direktif. Tindak permintaan berarti bahwa penutur, berbicara, meminta lawan bicara untuk melakukan tindakan dan fungsinya yaitu meminta, mengajak, mendoa. Tindak pertanyaan berarti penutur menanyakan informasi tertentu kepada lawan bicara dan fungsinya dalam pernyataannya yaitu mempertanyakan. Tindakan perintah bahwa ketika penutur mengucapkan pernyataan, dia ingin lawan bicara mengambil tindakan. Penutur mengungkapkan keinginannya agar ucapannya kepada atasan lawan bicara menjadi alasan yang cukup untuk tindakan lawan bicaranya, dan penutur mengungkapkan niatnya agar lawan bicara mematuhi (setidaknya sebagian) keinginan penutur beserta fungsinya yaitu memerintahkan, mengarahkan. Tindakan larangan adalah suatu tuturan menuntut lawan tutur untuk melakukan suatu perbuatan (perbuatan) bersamaan dengan perbuatannya dan fungsinya yaitu menyetujui, melarang, membolehkan. Pemberian izin ialah kombinasi dari tindakan menyetujui, mengizinkan, memberikan, dan memaafkan. Penutur dapat sepakat, setuju, dan sependapat atas sesuatu yang dikatakan mitra tutur mereka dengan menggunakan fungsi persetujuan. Tindakan berbasis ekspresi yang dikenal sebagai tindakan nasihat ialah tindakan di mana penutur menasihati mitra tutur untuk melakukan tindakan, dan tujuannya ialah untuk menasihati dan menyarankan (7).

Tindak tutur direktif selama proses pembelajaran yang dituturkan oleh guru disebabkan oleh siswa kelas VIII mengalami kesulitan mengikuti kegiatan belajar dan tata tertib sekolah. Maka cara guru menyikapi sapaan kepada siswa adalah dalam tahap pembelajaran dengan tuturan direktif yang menasihati secara halus dalam kedekatan antara guru dan siswa agar siswa tersebut dapat mengikuti tata tertib sekolah. Kemudian, pada fase apersepsi, guru biasanya menggunakan perintah ajakan, sedangkan dalam mengevaluasi hasil tugas, guru menggunakan bahasa petunjuk

(3)

tindakan perintah dan bahasa instruksional. Hal yang menarik untuk dibahas tentang penggunaan tindak tutur direktif guru kepada siswa kelas VIII dalam proses belajar mengajar di sekolah. Salah satunya sekolah SMP Mandiri Jati Uwung Kota Tangerang merupakan salah satu pilihan SMP di Kota Tangerang yang memiliki fasilitas yaitu fasilitas laboratorium dan perpustakaan. Dalam konteks ini, sekolah menggunakan tindak tutur direktif yang dikuasai guru sehingga penggunaan perintah guru selama pembelajaran seperti meminta, memerintah, menasihati, melarang, memberikan izin, mempertanyakan secara langsung hingga pembelajaran efektif. Adapun penelitian terlebih dahulu yang membahas tindak tutur direktif pertama guru dalam proses belajar mengajar oleh Silvester Adi Prasetyo tahun 2018 di Universitas Sanata Dharma dengan judul penelitian yaitu Analisis Tindak Tutur Direktif Pada Interaksi Guru dan Siswa dalam Pembelajaran di Kelas V SD Kanisius Sumber Magelang.

Temuan penelitian mendapatkan 28 jenis tindak tutur direktif "permintaan", 4 jenis "nasihat", dan 1 jenis "pemberian izin". Tindak tutur direktif "pertanyaan" dan "perintah," yang sering muncul dalam tuturan guru dan siswa, ialah yang paling umum. Siswa dan guru sering menggunakan jenis arahan yang paling jelas untuk mengatur, mengajukan pertanyaan, dan mengingatkan. Makna pragmatis tindak tutur terarah adalah memanggil, mengajar, meminta, mendorong. Penelitian ini berbeda dari yang sebelumnya karena dilakukan di tingkat sekolah menengah atas alih-alih audiens yang dituju penelitian, yaitu sekolah dasar. Penelitian ini diperlukan karena guru di sekolah menengah berasal dari komunitas yang berbeda dan berbicara bahasa yang berbeda dari mereka yang mengajar di sekolah dasar. Selain itu, konteks berbicara pasti berbeda di sekolah dasar dan menengah (4).

Artikel kedua yang ditulis oleh Muhammad Musawir yang berjudul Tindak Tutur Direktif dalam Interkasi Belajar Mengajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMA NegeriI 6 Sidenreng Rappang. Tujuan penelitian ialah untuk mendeskripsikan strategi tindak tutur direktif dalam interaksi pengajaran dan pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA Negeri 6 Sidenreng Rappang. Dalam penelitian, teknik Simak Bebas Libat Cakap (SBLC) digunakan sebagai metodologi deskriptif dan sarana pengumpulan data. Menerapkan metode Padan dalam analisis data. Interaksi pengajaran dan pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA Negeri 6 Sidenreng Rappang dikaji dalam temuan penelitian, yang menunjukkan bahwasanya penelitian Muhammad Mushir berfokus pada penggunaan tuturan langsung dibandingkan dengan tuturan tidak langsung ketika berbicara dengan guru laki-laki.

Sebanyak 75,43% guru laki-laki menggunakan strategi tindak tutur direktif dan 24,56%

menggunakan strategi tindak tutur tidak langsung dalam tindak tutur preskriptif mereka. Temuan penelitian mengenai strategi tindak tutur direktif guru laki-laki termasuk tindakan direktif langsung hingga tujuh fungsi ucapan dan arahan tidak langsung hingga tiga fungsi bahasa. Kedua, dalam interaksi antara pengajaran bahasa Indonesia dan pembelajaran siswa di SMA Negeri 6 Sidenreng Rappang, strategi tindak tutur direktif yang sering digunakan guru perempuan adalah tuturan direktif langsung versus tuturan direktif tidak langsung. Untuk guru perempuan, proporsi strategi tuturan langsung adalah 77,30% langsung dan 22,69% tidak langsung. 11 tindak tutur dengan fungsi bicara direktif dan 9 tindak tutur dengan fungsi bicara diidentifikasi sebagai tindak tutur direktif guru pada penelitian ini (6).

Tindak tutur direktif yang dipakai guru di sekolah terdiri dari enam bagian yaitu permintaan, pertanyaan, perintah, larangan, pemberian izin, nasihat. Berdasarkan keenam bagian tindak tutur direktif tersebut adalah hasil tindak tutur yang sering disampaikan oleh guru kelas VIII dalam proses belajar mengajar di SMP Mandiri Jati Uwung Kota Tangerang. Peneliti juga melihat bahwa guru selalu menggunakan tindak tutur tersebut salah satunya guru Bahasa Indonesia dan PPKN yaitu tindak tutur direktif permintaan. Adapun sebagian siswa kelas VIII yang langsung menanggapi apa yang dituturkan oleh gurunya, ada pula yang tidak menanggapi sehingga guru sering menggunakan tutur meminta kepada siswa kelas VIII. Penutur memiliki maksud untuk siswa memahami isi materi dalam pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk membangun kelas yang aktif, efektif dan tercapainya tujuan pembelajaran serta memberikan kesempatan untuk

(4)

Jurnal GenreVol 5, No. 2, September 2023, pp. 103-119 menyampaikan sudut pandangnya.

2. Metode

Menurut Muhammad Musawir, metodologi penelitian deskriptif ini, objek atau subjek yang diteliti dijelaskan dalam hal apa adanya. Dengan menggunakan desain studi pragmatik, penelitian kualitatif deskriptif ini dilakukan. Teknik pengamatan ini menempatkan peneliti di luar aktivitas yang diamati karena mereka tidak berpartisipasi dalam aktivitas yang sedang dipelajari (7). Maka dari itu, metode observasi digunakan dalam penelitian ini. Karena tindak tutur direktif guru ialah subjek penelitian dan tindak tutur yang mengarahkan bahasa lisan, peneliti hanya bertindak sebagai pengamat ketika mengamati subjek.

Peneliti mengamati dengan cermat guru-guru kelas delapan untuk mengumpulkan data sebaik mungkin. Peneliti kemudian mendokumentasikan temuan penelitian sesuai dengan tujuannya.

Peneliti juga menerapkan teknik analisis data dari model Miles dan Huberman, khususnya pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan data. memanfaatkan triangulasi untuk memvalidasi akurasi data penelitian ini. Sebagai fokus utama penelitian ini, peneliti mengamati dan mendengarkan data yang telah disampaikan dan dianalisis, khususnya instruksi guru untuk pembelajaran di kelas VIII di SMP Mandiri Jati Uwung Kota Tangerang. Maka langkah- langkah atau proses penelitian untuk menyelesaikan penelitian tersebut adalah: (1) Membuat rencana penelitian; (2) Peneliti mendengarkan tuturan guru kepada siswa kelas 8 pada pembelajaran di SMP Mandiri Jati Uwung Kota Tangerang; (3) Peneliti mengidentifikasi pernyataan guru terhadap siswa kelas 8 dalam proses belajar mengajar SMA Mandiri Jati Uwung Kota Tangerang. (4) Peneliti mencatat pernyataan yang berisi pernyataan kepala sekolah kepada siswa kelas VIII dalam proses belajar mengajar. di SMP Mandiri Jati Uwung Kota Tangerang; (5) Mereduksi data, yakni peneliti memilah data yang kemudian diambil sesuai dengan tujuan dari penelitian; (6) Peneliti memasukkan hasil analisis ke dalam kartu data perangkat penelitian; dan (7) menyimpulkan hasil penelitian.

3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Hasil Penelitian

Menurut penelitian, peneliti mengidentifikasi enam kategori tindak tutur direktif yang berbeda dalam proses pengajaran dan pembelajaran di SMP Mandiri Jati Uwung Kota Tangerang, termasuk permintaan, pertanyaan, perintah, larangan, pemberian izin, dan nasihat. Di SMP Mandiri Jati Uwung Kota Tangerang, di kelas Bahasa Indonesia Ibu Erni dan kelas PPKN Ibu Rosada, peneliti mengumpulkan 31 data penelitian tentang tindak tutur direktif guru kepada siswa kelas VIII dalam proses belajar mengajar. Tabel 1 dan 2 merupakan penjelasan temuan penelitian ini.

Tabel 1. Hasil Analisis Tindak Tutur Direktif Guru Kepada Siswa Kelas VIII dalam Proses Belajar Mengajar. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia – Ibu Erni

No. Jenis Tindak

Tutur Direktif Indikator Jumlah Data

1 Permintaan Diberikan atau mendapatkan sesuatu dari seseorang 3 2 Pertanyaan Mengajukan pertanyaan kepada seseorang supaya

menjawab tuturannya 2

3 Perintah Mengucapkan seseorang supaya turut ikut serta

dalam melakukan sesuatu 4

4 Larangan Ucapan yang menolak tindakan seseorang terhadap

hal yang kurang baik 4

5 Pemberian Izin Membolehkan sesuatu yang diminta untuk

melakukan tindakan 1

6 Nasihat Menyampaikan nasihat ke seseorang dengan bahasa

lisan yang baik 3

(5)

Tabel 2. Hasil Analisis Tindak Tutur Direktif Guru Kepada Siswa Kelas VIII dalam Proses Belajar Mengajar. Mata Pelajaran PPKN – Ibu Rosada

No. Jenis Tindak

Tutur Direktif Indikator Jumlah Data

1 Permintaan Diberikan atau mendapatkan sesuatu dari seseorang 5 2 Pertanyaan Mengajukan pertanyaan kepada seseorang supaya

menjawab tuturannya 2

3 Perintah Mengucapkan seseorang supaya turut ikut serta

dalam melakukan sesuatu 2

4 Larangan Ucapan yang menolak tindakan seseorang terhadap

hal yang kurang baik 2

5 Pemberian Izin Membolehkan sesuatu yang diminta untuk

melakukan tindakan 0

6 Nasihat Menyampaikan nasihat ke seseorang dengan bahasa

lisan yang baik 3

Tujuh jenis tindak tutur direktif diidentifikasi oleh peneliti untuk digunakan oleh guru dalam berkomunikasi dengan siswa kelas delapan di SMP Mandiri Jati Uwung Kota Tangerang. Berbagai bentuk tindakan bicara direktif ialah: Permintaan, pertanyaan, perintah, larangan, permintaan izin, dan nasihat. Peneliti menemukan 31 data penelitian yang terdapat pada guru bahasa Indonesia khususnya Ibu Erni, total terkumpul 17 data. Sementara itu, guru Ibu Rosada mata pelajaran PPKN mengumpulkan 14 data.

3.1. Tindak Tutur Direktif Permintaan

Tindak tutur permintaan menunjukkan bahwa penutur meminta tindakan dari mitra tutur mereka dengan membuat ucapan. Penutur meminta agar mitra tutur melaksanakan keinginannya dengan mengungkapkan keinginan dan niatnya. Data berikut, 01–07, menunjukkan tindak tutur permintaan:

Data 1.

“Dewi, tolong tuliskan materi dari buku paket ke papan tulis dari halaman 20 – 23 bagian A sampai B. Selesaikan hari ini.” – Ibu Erni.

Konteks:

Saat memulai pembelajaran, guru meminta siswa agar mengikuti permintaannya dengan menulis materi yang di buku paket ke papan tulis.

Tujuan Tuturan:

Guru meminta peserta didik untuk menulis di papan supaya peserta didik memiliki karakter yang berani dan terampil saat diperintahkan oleh siapa pun.

Tuturan data (1) terjadi dalam proses belajar mengajar yang dilakukan guru yaitu Ibu Erni merupakan tindak tutur direktif meminta. Tuturan inisesuai dengan konteks dan tujuan tuturan dengan kalimat “tolong tuliskan materi dari buku ke papan tulis.” Kalimat tersebut penutur meminta kepada mitra tutur agar melaksanakan permintaannya dengan hasil tulisan yang bagus.

Data 2.

“Ayo mana bukunya, kemarin materi yang ibu sampaikan dilihat kembali catatannya.” – Ibu Erni.

Konteks:

(6)

Jurnal GenreVol 5, No. 2, September 2023, pp. 103-119

Sebelum pembelajaran di mulai, guru meminta peserta didik untuk melihat kembali materi yang diajarkan minggu kemarin sekaligus mengulas materi yang ingin diajarkan hari itu juga.

Tujuan Tuturan:

Guru meminta peserta didik mencatat dan memahami materi sebelumnya dan diperiksa oleh guru.

Mengingat bentuk tutur dan tujuan dari penutur, Ibu Erni sesuai, data (2) yang dikemukakan olehnya merupakan tindak tutur bertanya langsung. Menggunakan kalimat untuk mengajukan pertanyaan kepada mitra tutur. Tuturan diminta ke mitra tutur untuk memeriksa catatan materi pekan lalu. Maka, mitra tutur langsung memenuhi permintaannya.

Data 3.

“Perhatikan semuanya, sebelum istirahat tadi ibu sudah membahas terkait pantun dan syair, sekarang ibu ingin menjelaskan mengenai gurindam. Tolong diperhatikan materi ini.” – Ibu Erni.

Konteks:

Setelah istirahat dan memasuki jam pelajaran mengenai gurindam. Ibu Erni meminta para peserta didik memperhatikan materi tersebut.

Tujuan Tuturan:

Guru ingin peserta didik memperhatikan materi gurindam yang ingin disampaikan.

Data (3) diungkapkan oleh seorang guru bahasa Indonesia yaitu Ibu Erni merupakan tindak tutur direktif permintaan dengan kata “tolong perhatikan materi ini.” Kata tersebut merupakan cara meminta guru kepada peserta didiknya dengan memperhatikan materi yang ingin disampaikan.

Data 4.

“Mayang, kalau menemukan kalimat yang tidak kamu paham bilang ke ibu agar ibu jelaskan kembali.” – Ibu Rosada.

Konteks:

Pada saat jam pembelajaran sedang berlangsung guru mengecek dan meminta peserta didik memahami catatan yang ditulis.

Tujuan Tuturan:

Guru mengharapkan peserta didik tidak ada yang merasa kesulitan saat menerima pembelajaran.

Data (4) diungkapkan oleh guru bernama Ibu Rosada. melakukan tindak tutur meminta. Tuturan yang digunakan sesuai dengan wujud dan tujuan tuturan. Penutur mengharapkan mitra tutur dapat mengikuti permintaannya penutur.

Data 5.

“Silakan yuda, diutarakan materi yang telah ibu sampaikan pada pekan lalu tanpa lihat buku.” – Ibu Rosada.

Konteks:

Saat memulai pembelajaran, guru meminta peserta didik menyampaikan materi pekan lalu sebelum melanjutkan materi berikutnya.

(7)

Tujuan Tuturan:

Untuk menilai pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan minggu sebelumnya, guru meminta agar mereka membacanya lagi.

Data (5) disampaikan oleh guru meminta kepada peserta didik bernama Yuda menjelaskan materi yang sebelumnya diajarkan pada pekan lalu, agar peserta didik lainnya yang pada pekan lalu tidak masuk dapat mengetahui materi yang diberikan.

Data 6.

“Perhatikan semuanya. Tolong dicatat materi yang akan ibu diktekan, dan ibu akan mengulang hanya 2x. Jadi di dengarkan baik – baik.” – Ibu Rosada.

Konteks:

Ketika guru ingin menyampaikan materi, lingkungan kelas kurang kondusif, sehingga guru mendikte materi dan meminta agar siswa menjaga ketertiban dan memperhatikan.

Tujuan Tuturan:

Guru menginginkan peserta didik untuk fokus saat di dikte materi yang akan disampaikan secara langsung.

Ibu Rosada menanggapi permintaan narasumber agar siswa memperhatikan keterbukaan data guru (6). Mitra tutur diinginkan untuk mendengarkan penutur jika penutur ingin berbicara atau mengharapkan bahwa tuturannya akan dipatuhi.

Data 7.

“Ayo semuanya, soal ujiannya segera dikumpulkan ke ibu.” – Ibu Rosada.

Konteks:

Guru menunggu peserta didik mengumpulkan lembar jawaban pekan tengah semester.

Tujuan Tuturan:

Guru meminta seluruh peserta didik mengumpulkan lembar ujian yang akan diserahkan ke kantor.

Data (7) yang diujarkan oleh Ibu Rosada merupakan tindak tutur direktif meminta dengan nada tegas agar dikumpulkan segera. Kalimat yang diujarkan merupakan cara guru meminta peserta didik mengumpulkan lembar jawabannya.

3.2. Tindak Tutur Direktif Pertanyaan

Tindak tutur direktif pertanyaan menyatakan bahwasanya sebelum berbicara, penutur harus mengajukan pertanyaan kepada mitra tutur mereka sehingga mereka dapat merespons.

Data 08-11 merupakan tindak tutur pertanyaan:

Data 8.

“Ada yang mengingat materi sebelumnya kita membahas soal apa?” – Ibu Erni.

Konteks:

Sebelum membahas materi selanjutnya di mulai, guru memantik dengan bertanya kepada peserta didik dalam mengingat materi sebelumnya.

Tujuan Tuturan:

Guru memastikan bahwa siswa memahami materi sebelum melanjutkan.

(8)

Jurnal GenreVol 5, No. 2, September 2023, pp. 103-119

Data (8) yang diungkapkan oleh guru kelas VIII yaitu Ibu Erni merupakan tindak tutur direktif menanya. Tuturan yang dilakukan sejalan dengan konteks dan tujuan tuturan yang menanyakan kepada mitra tutur dengan kalimat “ada yang mengingat materi sebelumnya kita membahas soal apa?” dengan kalimat tersebut terlihat jelas bahwa penutur memberikan pertanyaan terhadap mitra tutur agar memberikan jawaban atas pertanyaan dari penutur.

Data 9.

“Nauval, coba kamu jelaskan mengenai gurindam yang sudah ibu jelaskan tadi?” – Ibu Erni.

Konteks:

Setelah materi yang disampaikan, guru meminta salah satu muridnya menjelaskan kembali yang telah dipahami oleh siswa tersebut.

Tujuan Tuturan:

Guru mengharapkan agar peserta didik dapat memahami materi gurindam.

Data (9) yang diungkapkan oleh guru kelas VIII yaitu Ibu Erni merupakan tindak tutur direktif menanya dengan kata jelaskan kembali merupakan cara direktif Ibu Erni menanyakan materi yang disampaikan kepada siswa yaitu Nauval ketika sedang berbicara dengan temannya.

Data 10.

“Ferdy, jelaskan pengertian tentang Pancasila dalam paradigma pembangunan ?”

– Ibu Rosada.

Konteks:

Guru menanyakan dalam pemahaman menerima materi yang telah disampaikan oleh guru.

Tujuan Tuturan:

Guru bertanya kepada peserta didik penjelasan tentang Pancasila dalam paradigma pembangunan.

Karena kesesuaian wujud dan tujuan tutur yang menggunakan kalimat tanya, Data (10) seperti yang diungkapkan oleh seorang guru bernama Ibu Rosada, ialah tindak tutur direktif pertanyaan. Tuturan digunakan setelah memberikan materi tentang Pancasila dalam paradigma pembangunan. Tujuan tuturan sesuai dan jelas dengan wujud tuturan.

Data 11.

“Soal ujiannya sudah dikumpulkan semua kan? Jika sudah semua, waktunya istirahat.” – Ibu Rosada.

Konteks:

Seorang guru sedang mengecek dan mempertanyakan lembar jawaban siswa yang sudah mengumpulkan jawaban lembar jawaban.

Tujuan Tuturan:

Guru menanyakan dan memastikan kembali seluruh siswa sudah mengerjakan ujiannya.

Data (11) disampaikan oleh guru kelas VIII yaitu Ibu Rosada yang sedang mengawasi peserta didik dalam melaksanakan pekan tengah semester kepada peserta

(9)

didik dalam ungkapan tindak tutur direktif. Guru tersebut memastikan soal lembar jawaban yang telah dikumpulkan sudah semua atau belum. Jika sudah, guru tersebut meminta seluruh siswa keluar kelas dan beristirahat.

3.3. Tindak Tutur Direktif Perintah

Tindakan bicara direktif perintah menunjukkan bahwasanya ketika penuturmengatakan sesuatu kepada mitra tuturbicara, mereka harus berpartisipasi dalam apa yang dikatakan penutur. Data berikut, 12–17, menunjukkan tindak tutur perintah:

Data 12.

“Ibu, lihat pulpen saya warna biru tidak ? Soalnya terakhir saya letakkan di atas meja saya, ibu.” – Mayang

“Hati – hati meletakkan barang, mayang, supaya tidak hilang beri nama namamu Melani dengan pulpen pakai kertas, lalu tulis nama kamu lalu ditempel pakai selotip.” – Ibu Erni.

Konteks:

Peserta didik kehilangan pulpen yang dicuri oleh temannya. Guru memberikan saran diberikan nama.

Tujuan Tuturan:

Guru memerintahkan diberikan nama supaya tidak terjadi lagi kehilangan pulpen di kelas.

Data (12) diungkapkan oleh seorang guru yaitu Ibu Erni merupakan sebuah tindak tutur perintah kepada mitra tutur. Tuturan di atas tidak sejalan dengan wujud dan tujuan tuturan dikarenakan adanya kalimat tanya yang digunakan oleh mitra tutur untuk menanyakan pulpen kepada penutur sehingga penutur memerintahkan mitra tutur untuk diberikan nama. Hal ini dikarenakan agar pulpen tersebut tidak hilang dan tidak dipakai sembarang oleh temannya, sehingga penutur mengikuti keinginan guru tersebut.

Data 13.

“Ibu izin ke kantor dulu, kerjakan soal yang ada di LKS halaman 14 bagian A sampai B, nanti akan dibahas bersama sekaligus dikasih poin benar salahnya ya, kerjakan secara individu dan jangan kerja sama.” – Ibu Erni.

“Baik, ibu.” – Dewi Konteks:

Guru sedang mengajar tiba – tiba kepala sekolah memanggil guru tersebut untuk ke ruangnya. Kemudian, guru memerintahkan siswa kelas VIII untuk mengerjakan soal latihan.

Tujuan Tuturan:

Guru arahkan siswa agar mengerjakan soal latihan tanpa adanya kerja sama saat ditinggalkan oleh gurunya ke ruang kepala sekolah.

Data (13) diungkapkan oleh guru bernama Ibu Erni merupakan sebuah tindak tutur perintah yang sesuai dengan wujud dan tujuan tuturan. Tuturan yang dipakai kalimat perintah untuk mitra tutur mengerjakan soal latihan di LKS, kemudian akan dikoreksi secara bersama oleh penutur dengan cara menukarkan soal latihan ke mitra tutur lainnya.

Data 14.

“Duduknya yang sopan kalian, perhatikan kalau guru sedang memberikan materi, tidak ada yang mengobrol. Perhatikan semuanya!” – Ibu Erni.

(10)

Jurnal GenreVol 5, No. 2, September 2023, pp. 103-119 Konteks:

Guru sedang menyampaikan materi kepada peserta didik pada jam pembelajaran secara berlangsung. Namun, siswanya duduk di tempat siswa yang lain sambil mengobrol.

Tujuan Tuturan:

Guru menginginkan anak muridnya bisa memperhatikan mata pelajaran yang sedang diajarkan dan tertib dengan baik.

Data (14) diungkapkan oleh Ibu Erni merupakan tindak tutur perintah kepada mitra tutur saat sedang diberikan materi pembelajaran. Tuturan yang digunakan sesuai dengan wujud dan tujuan tuturannya menggunakan kalimat perintah untuk tertib di kelas.

Data 15.

“Mayang, jelaskan kembali mengenai keragaman suku dan ras antar golongan yang di Indonesia.” – Ibu Rosada

“Keragaman suku menjadi salah satu ciri khas Indonesia dan Ras antar golongan menjadi kebinekaan Indonesia seperti Mongoloid Melayu, Ras Melanesoid Papua hingga Weddoid adalah bagian dari Indonesia.” – Reza.

Konteks:

Guru meminta siswa untuk menjelaskan materi sekali lagi setelah menyajikan informasi tentang keragaman kelompok etnis dan ras.

Tujuan Tuturan:

Guru memerintahkan peserta didik menjelaskan kembali materi tentang keragaman suku dan ras antar golongan.

Dalam tuturan di atas, titik data (15) mewakili perintah penutur kepada mitra tutur. Tuturan yang diterapkan sesuai dengan wujud dan tujuan tuturan dalam memerintahkan mitra tutur untuk menegaskan kembali materi yang disampaikan tentang keragaman suku dan ras antar golongan.

Data 16.

“Dewi, tolong di catat kehadiran siswa hari ini!” – Ibu Rosada

“Kalau ada yang keluar kelas juga dicatat, ibu?” – Bunga

“Iya, di catat akan ibu kasih sanksi atau tidak ibu anggap hadir.” Ibu Rosada

“Siap ibu, akan dilaksanakan.” – Bunga Konteks:

Sebelum memasuki jam pembelajaran kedua di mulai dalam kelas VIII, guru memberikan arahan kepada siswi bernama bunga untuk presensi teman – temannya yang hadir.

Tujuan Tuturan:

Guru melatih peserta didik untuk membantu guru dalam administrasi di kelas.

Data (16) diungkapkan di atas merupakan tuturan guru yang fungsinya memerintahkan penutur untuk melaksanakan keinginannya dalam melakukan presensi kehadiran di kelas. Tuturan tersebut digunakan penutur ketika sedang mempersiapkan materi pembelajaran sehingga memerintahkan mitra tuturnya untuk melakukan perintahnya.

Data 17.

“Sebelum pembelajaran di mulai, alangkah baiknya kita memulai dengan membaca doa bersama agar pembelajaran hari ini bermanfaat bagi kita semua. Silakan ketua kelas memimpin.” – Ibu Erni.

(11)

Konteks:

Sebelum kelas dimulai, guru membiasakan kelas dengan membaca doa untuk memastikan bahwa semuanya berjalan sesuai rencana.

Tujuan Tuturan:

Guru meminta peserta didik untuk membiasakan membaca doa sebelum pembelajaran di mulai agar pembelajaran berjalan dengan lancar dan sampai ke pikiran peserta didik.

Data (17) diungkapkan oleh penutur yaitu Ibu Erni ialah tindak tutur meminta.

Tuturan yang digunakan sesuai antara wujud dan tujuan tuturan dengan menggunakan kalimat permintaan untuk membaca doa sebelum pembelajaran di mulai.

3.4. Tindak Tutur Direktif Larangan

Ketika seorang penutur berbicara, mereka menolak semua tindakan mitra tutur, termasuk bersikap kasar, sesuai dengan tindak tutur direrktif larangan. Data dari 18 hingga 23 menunjukkan tindak tutur larangan:

Data 18.

“Bisa bicarakan dengan baik, bicara kotor di sekolah tidak pantas di dengar apalagi di lingkungan sekolah. Bicara yang sopan dan baik dimanapun kita berada.” – Ibu Erni.

Konteks:

Guru melarang siswa kelas VIII mengejek siswa lain di kelas VII pada saat jam istirahat.

Tujuan Tuturan:

Guru tidak menginginkan peserta didik saling merendahkan.

Data (18) ujaran yang diungkapkan tersebut ialah tindak tutur melarang tidak langsung. Modus tuturan yang diterapkan yakni kalimat nasihat guna melarang mitra tuturnya berbicara tidak sopan diruang lingkup sekolah dan tujuan tuturannya sesuai dan jelas untuk tidak saling merendahkan.

Data 19.

“Siapa yang mencoret tulisan yang ada di meja? Tidak ada lagi selanjutnya yang mencoret – coret tulisan di atas meja. Mengerti kalian? ” – Ibu Erni.

“Mengerti, ibu” – Seluruh siswa kelas VIII.

Konteks:

Guru melarang siswa untuk mencoret tulisan di atas meja.

Tujuan Tuturan:

Guru melarang peserta didik untuk mencoret meja di kelas dapat merusak keindahan yang diberikan oleh sekolah.

Data (19) ungkapan dari penutur bernama Ibu Erni merupakan tindak tutur larangan kepada mitra tutur. Fungsi tuturan tersebut merupakan melarang terhadap mitra tuturnya yang melakukan tindakan tidak pantas dilakukan sebagai siswa di ruang kelas dan merusak keindahan yang diberikan terhadap fasilitas sekolah.

Data 20.

“Tidak ada yang keluar dari kelas saat jam pembelajaran sedang berlangsung, masuk kelas anak - anak.” – Ibu Erni.

(12)

Jurnal GenreVol 5, No. 2, September 2023, pp. 103-119 Konteks:

Pada jam pembelajaran guru melarang siswa kelas VIII berkeliaran di luar kelas ke kantin dan toilet.

Tujuan Tuturan:

Guru meminta siswa kelas VIII untuk masuk ke dalam kelas agar dapat mematuhi tata tertib di sekolah.

Data (20) yang diungkapkan oleh penutur yaitu Ibu Erni merupakan tindak tutur yang tidak berlangsung karena bentuk tutur tidak sesuai antara bentuk dan maksud tuturan. Mode tuturan meminta kalimat kepada mitra tutur untuk memasuki kelas.

Data 21.

“Kamu jangan melawan guru ya, ibu laporkan nanti ke orang tua kamu, sudah pernah diberikan surat peringatan oleh pihak sekolah masih saja susah dikasih tahu.” – Ibu Rosada.

Konteks:

Guru melarang siswa kelas VIII untuk melawan guru atau orang yang lebih tua dengan memberikan surat peringatan yang kesekian kalinya terhadap siswa.

Tujuan Tuturan:

Guru menginginkan peserta didik dapat belajar menghargai dan menghormati orang tua.

Data (21) diungkapkan oleh penutur yaitu Ibu Rosada adalah tindak tutur direktif larangan langsung. Tuturan yang digunakan oleh penutur sesuai dengan wujud dan tujuan tuturan dengan melarang peserta didik melawan orang yang lebih tua.

Data 22.

“Reza, jangan duduk di situ, balik ke tempatmu!” – Ibu Rosada.

Konteks:

Siswa dilarang duduk ditempat yang lain pada saat jam pembelajaran sedang berlangsung.

Tujuan Tuturan:

Guru melarang peserta didik untuk duduk sesuai dengan bangkunya yang sesuai ditempatin agar peserta didik disiplin dan tertib di kelas.

Data (22) diungkapkan oleh penutur yaitu Ibu Rosada adalah tindak tutur direktif larangan. Tindakan tutur tersebut sesuai dengan konteks dan tujuan tuturan dengan penutur melarang mitra tutur duduk di tempat rekan lainnya dan bersikap disiplin di ruang kelas.

Data 23.

“Kamu tidak usah ikut pelajaran ibu, keluar masuk kelas terus. Ada guru di dalam kelas, dan kamu tidak ada etikanya. Jangan ikut pelajaran ibu.” – Ibu Erni.

“Baik bu, saya minta maaf yaa, ibu” – Indra.

Konteks:

Siswa dilarang mengikuti mata pelajaran bahasa Indonesia oleh guru dikarenakan tidak bisa tertib saat belajar.

Tujuan Tuturan:

Guru tidak suka melihat peserta didik yang susah diatur dan melarang siswa tersebut untuk ikut pembelajaran di dalam kelas agar peserta didik lainnya tidak terganggu dengan tindakan siswa tersebut.

(13)

Data (23) disampaikan oleh penutur yaitu Ibu Erni dengan fungsi tindak tutur direktif melarang. Pernyataan penutur sesuai dengan konteks dan tujuan tuturan, yakni melarang mitra tutur yang merupakan guru.

3.5. Tindak Tutur Direktif Pemberian Izin

Tindak tutur direktif pemberian izin menunujukkan bahwasanya dalam mengucapkan sesuatu tuturan, penutur memperbolehkan sesuatu yang diminta oleh mitra tutur untuk melaksanakan sebuah tindakan. Data 24 – 25 di bawah ini ialah tindak tutur direktif pemberian izin:

Data 24.

“Tidak ada yang mengobrol lagi, jam istirahat sudah selesai waktunya belajar kembali.” – Ibu Erni.

Konteks:

Guru melarang siswa mengobrol pada jam pembelajaran.

Tujuan Tuturan:

Guru menyampaikan kepada siswa supaya tidak mengganggu keefektifan belajar dan hilangnya fokus.

Data (24) diungkapkan oleh penutur yaitu guru bernama Ibu Erni adalah tindak tutur direktif larangan. Tuturan tersebut sesuai dengan konteks dan tujuan tuturan, Penutur melarang mitra tutur untuk tidak mengobrol saat jam pembelajaran sudah dimulai supaya tidak mengganggu keefektifan dan hilangnya fokus saat belajar.

Data 25.

“Jangan ada yang keluar kelas kalau belum ada perintah dari ibu ya!” – Ibu Erni

“Memangnya ada apa, ibu?” Sari

“Ada Ibu Sulastri dari dinas Kota Tangerang mau kesini.” – Ibu Erni

“Baik, ibu” – Seluruh siswa kelas VIII Konteks:

Guru melarang siswa kelas VIII untuk tidak berkeliaran di luar kelas pada saat jam pembelajaran berlangsung.

Tujuan Tuturan:

Guru dan peserta didik menghargai dan menghormati kedatangan tamu di sekolah untuk tidak keluar dari ruangan kelas pada saat jam pembelajaran sedang berlangsung.

Data (26) diungkapkan oleh guru Ibu Erni merupakan tindak tutur direktif yang fungsi bersifat melarang. Kalimat “jangan ada yang keluar kelas” terlihat larangannya untuk tidak keluar kelas dikarenakan kehadiran orang dinas kota Tangerang memeriksa keadaan sekolah.

3.6. Tindak Tutur Direktif Nasihat

Tindak tutur direktif nasihat menunujukkan bahwasanya dalam mengucapkan sesuatu tuturan, penutur menyampaikan sebuah nasihat kepada mitra tutur dengan bahasa lisan yang baik. Data 26 – 31 di bawah ini ialah tindak tutur direktif nasihat:

Data 26.

“Tulisannya kurang jelas dan rapi. Perlu melatih menulis lagi di rumah ya.” – Ibu Erni.

Konteks:

Guru mengoreksi catatan siswa kelas VIII dan menasihati siswa dengan merapihkan tulisannya dengan benar agar bisa dibaca.

(14)

Jurnal GenreVol 5, No. 2, September 2023, pp. 103-119 Tujuan Tuturan:

Guru mengharapkan seluruh sisiwa kelas VIII dapat melatih menulis agar mengembangkan ide baru, meningkatkan kreativitas siswa.

Data (26) diungkapkan oleh penutur yaitu Ibu Erni sebagai guru di sekolah.

Tuturan yang disampaikan adalah fungsi tindak tutur direktif nasihat yang sesuai dengan konteks dan tujuan tuturan menasihati mitra tutur untuk mengembangkan ide baru dan meningkatkan kreativitas siswa.

Data 27.

“Anak – anak, kalian jangan pernah melakukan hakim sendiri, dia juga teman kalian sendiri. Kamu punya hati, saya punya hati, begitu pun dia juga punya hati. Kalau dia sedang melakukan tindakan yang tidak benar, dikasih tahu atau laporkan ke ibu. Jangan memojokkan seperti itu.” – Ibu Erni.

Konteks:

Guru menasihati siswa kelas VIII untuk tidak mengejek dan memojokkan siswa yang mencuri.

Tujuan Tuturan:

Guru tidak ingin sesama siswa saling merendahkan dan pentingnya mempunyai hati nurani,

jangan saling dihina ataupun dipojokkan yang akan membuat siswi tersebut tidak masuk sekolah.

Penutur, Ibu Erni, diungkapkan pada Data (27), tindak tutur yang melarang yang tujuannya ialah untuk menasihati mitra tutur agar tidak bertindak dengan cara yang menyinggung mitra tutur lainnya. Penuturan mengikuti format dan tujuan tuturan yang disampaikan.

Data 28.

“Jangan merasa takut untuk berbicara apalagi merasa malu untuk tampil di depan kelas untuk menjelaskan hasil pidato yang sudah kamu buat. “ – Ibu Rosada.

Konteks:

Guru mendorong dan membantu siswa dalam memiliki keberanian untuk berbicara di depan kelas.

Tujuan Tuturan:

Tujuan guru meminta siswa untuk berbicara di depan kelas adalah untuk membantu mereka mengembangkan keberanian dan rasa percaya diri mereka.

Data (28) berisi tindak tutur direktif nasihat, disampaikan oleh Ibu Rosada, yang tujuannya ialah untuk memberikan tindak tutur direktif nasihat. Tuturan disampaikan sejalan dengan konteks yang mendorong siswa untuk berbicara di depan kelas untuk membantu mereka mengembangkan kepercayaan diri dan keberanian mereka di depan orang lain.

Data 29.

“Jawaban kamu kurang tepat, maka dari itu menjawabnya jangan terburu - buru.

Isilah dengan tenang agar mendapatkan jawaban dengan tepat” – Ibu Rosada.

Konteks:

Guru menasihati siswa untuk tidak menanggapi pertanyaan terlalu cepat.

Tujuan Tuturan:

Guru menasihatkan peserta didik supaya mendapatkan jawaban yang tepat.

(15)

Data (29) menunjukkan bahwa guru, Ibu Rosada, menyatakan nasihat dalam tindak tutur yang berfungsi sebagai arahan nasihat sesuai dengan konteks dan tujuan tuturan. Penutur menginginkan mitra tutur tidak terlalu buru – buru dalam mengerjakan soal agar mendapatkan jawaban yang tepat.

Data 30.

“Sudah punya tugasnya masing – masing. Kalian jangan melihat jawaban orang lain, koreksi jawaban diri kita terlebih dahulu apakah sudah benar atau belum.” – Ibu Rosada.

Konteks:

Guru memperingati siswa untuk tidak ngoreksi jawaban punya orang lain dengan nasihat.

Tujuan Tuturan:

Guru menasihati peserta didik dalam melihat jawaban peserta didik lainnya supaya dapat menanamkan nilai kejujuran dalam mengisi jawaban dan memberikan keadilan untuk siswa.

Data (30) mengungkapkan adanya tindak tutur direktif nasihat dalam tuturan penutur, dengan Ibu Rosada berfungsi sebagai fungsi dari tindak tutur direktif yang melarang sejalan dengan konteks dan tujuan tuturan dengan memperingatkan dan menasihati mitra bicara untuk tidak saling melihat jawaban sehingga mitra bicara dapat menanamkan nilai kejujuran dalam diri mereka.

Data 31.

“Dalam belajar di kelas harus ada etika dan menghargai guru yang sedang berbicara di depan kelas.” – Ibu Rosada.

Konteks:

Guru memberikan nasihat terhadap peserta didik untuk bersikap dengan sopan di kelas.

Tujuan Tuturan:

Guru menasihati peserta didik dalam menanamkan sikap yang sopan santun dimana pun dengan menjunjung tinggi nilai menghargai sesama yang muda dan menghormati sesama yang tua.

Data (31) menunjukkan bahwa tindak tutur direktif nasihat ialah fungsi dari saran arahan tindak tutur yang diberikan oleh seorang guru dengan nama Ibu Rosada. Tuturan ini konsisten dengan konteks dan tujuannya dengan menasihati mitra untuk menumbuhkan kesopanan sedapat mungkin dan menjunjung tinggi nilai menghormati tetangga muda dan lanjut usia.

4. Kesimpulan

Menurut temuan penelitian dan diskusi, ada enam kategori tindak tutur direktif yang dapat digunakan guru saat berbicara kepada siswa kelas VIII sebagai bagian dari proses belajar mengajar bahasa Indonesia dan PPKN di SMP Mandiri Jati Uwung Kota Tangerang. Kategori- kategori ini ialah: (1) permintaan; (2) pertanyaan; (3) perintah; (4) larangan; (5) pemberian izin; (6) nasihat. Hasil penelitian ditemukan data yang diperoleh sebanyak 31 data. Tujuan dari tindak tutur direktif yang diidentifikasi dalam penelitian ini ialah tindak tutur direktif meminta total 8 data, menanya total 4 data, memerintah total 6 data, melarang total 6 data, menyetujui atau memberikan izin untuk total 1 data, dan menasihati total 6 data. Tindak tutur direktif

(16)

Jurnal GenreVol 5, No. 2, September 2023, pp. 103-119

permintaan, yang memiliki delapan tuturan, ialah tindak tutur dominan dalam dua mata pelajaran yang diajarkan guru kepada siswa di kelas VIII. Signifikansi penelitian terkait dengan tujuan, keunggulan penelitian dalam menjelaskan berbagai macam tindak tutur direktif dan tujuannya dalam proses belajar mengajar di SMP Mandiri Jati Uwung Kota Tangerang bagi siswa kelas VIII, sehingga pembaca dapat lebih memahami tindak tutur direktif dan peneliti dapat menggunakan penelitian sebagai sumber referensi dalam bidang keilmuan atau pendidikan.

5. Ucapan Terima Kasih

Saya ucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa karena menjaga saya pada saat mengumpulkan informasi dan menulis artikel jurnal. Terima kasih kepada orang tua dan keluarga saya atas bantuan dan dukungannya juga kepada dosen pembimbing yang senantiasa sabar dalam membimbing saya. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada teman- teman saya atas dorongan dan bantuan mereka.

6. Konflik Kepentingan

Penulis mengklaim bahwa tidak ada konflik kepentingan ketika menulis untuk jurnal khusus.

Daftar Pustaka

1. Al Hikmah Jember I, Puji Prayekti E, Mutiah A, Wuryaningrum R, Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia P, Bahasa dan Seni J. Elok Puji Prayekti, Tindak Tutu Direktif Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IX SMP Tindak Tutur Direktif Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IX SMP Islam Al Hikmah Jember (Direktif Speech Acts Teachers in

Indonesian Learning Class IX SMP. 2019.

https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/63556

2. Tamsir. Tindak Tutur Direktif Guru Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII SMP Negeri 5 Bontoramba Kabupaten Jeneponto. 2016. http://digilibadmin.unismuh.ac.id/210

3. Prasetyo SA. Analisis Tindak Tutur Direktif Pada Interaksi Guru dan Siswa dalam Pembelajaran di Kelas V SD KANISIUS SUMBER MAGELANG Tahun Ajaran 2017/2018. 2018.

https://repository.usd.ac.id/31925/

4. Rismawati. Analisis Jenis Tindak Tutur Ilokusi Aktor dalam Pementasan Drama “Senja dengan Dua Kelelawar” Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Makassar. eprints. 2018; http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/9796.

5. Iwan Khairi Yahya untuk. Tindak Tutur Direktif dalam Interaksi Belajar Mengajar Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA Negeri 1 Mlati Sleman Yogyakarta Skripsi Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta. 2013.

http://eprints.uny.ac.id/23286/

6. Musawir M. Tindak Tutur Direktif dalam Interaksi Belajar Mengajar Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia di SMA Negeri 6 Sidenreng Rappang. 2018.

http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/9792.

7. Hikmah. Tindak Tutur Direktif dalam Novel 5 CM Karya Donny Dhingantaro (Kajian Pragmatik). 2020.

8. Abdullah. A. A. Metode Penelitian Bahasa. Buku perkuliahan Program S-1 Program Studi Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampe Surabaya. IAIN Press. 2017.

9. Hermaji, B. 2019. Teori Pragmatik. Yogyakarta: Magnum Pustaka Utama Ibrahim, A. S. 1993.

Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usahan Nasional

(17)

10. Leech, Geofrey. 2014. Prinsip – Prinsip Pragmatik. Jakarta. Universitas Indonesia 11. Yule, George. 2014. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

12. Darwis, A. (2019). Tindak Tutur Direktif Guru di Lingkungan SMP NEGERI 19 PALU: Kajian

Pragmatik. Jurnal Bahasa Dan Sastra, 4(2).

http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/BDS/article/view/10060

13. Samsu. (2017). METODE PENELITIAN: Teori dan Aplikasi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Mixed Methods, serta Research & Development (Rusmini (ed.); Cetakan 1). Pusat Studi Agama dan Kemasyarakatan (PUSAKA).

14. Miles M.B, Huberman,A.M, dan Saldana ,J. (2014). Qualitative Data Analysis, A. Methods Sourcebook, Edition 3. USA: Sage Publications.

15. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (13th ed.). Bandung:

Alfabeta.

16. Elmita, W., & Ratna, E. (n.d.). Tindak Tutur Direktif Guru dalam Proses Belajar Mengajar di TK Nusa Indah Banuaran Padang http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pbs/article/view/1301 17. Hikmah. (2020). Tindak Tutur Direktif dalam Novel 5 cm Karya Donny Dhirgantro (Kajian

Pragmatik).

18. Rohmadi, Mohamad. 2014. Kajian Pragmatik Percakapan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. PKIP-UNS: Jurnal Paedagogia, Vol.17, No. 1 Tahun 2014.

19. Eki Saputri, M., & Arief, E. (2017). Tindak Tutur Direktif Guru Bahasa Indonesia dan respon siswa dalam Proses Belajar Mengajar di Kelas IX SMP Negeri 26 Padang.

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pbs/article/view/8633

20. Monica, L., & Afnita, D. (2020). Tindak Tutur Direktif dan Strategi Bertutur Guru Mata Pelajaran bahasa Indonesia di Kelas VII SMP Negeri 31 Padang https://doi.org/10.24036/108203-019883.

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pbs/article/view/108203.

21. Najamuddin. (2018). Analisis Tindak Tutur Dalam Acara “Indonesia Lawyers Club” TV ONE. Universitas Muhammadiyah Makassar.

Referensi

Dokumen terkait

bentuk-bentuk tindak tutur direktif yang digunakan dalam berita bahasa Jawa di. TA TV dan fungsi tindak tutur direktif yang terdapat pada berita

Tindak tutur direktif memohon dengan penanda permohonan bertujuan untuk meminta sesuatu dengan hormat. Tindak tutur direktif memohon dengan penanda permohonan

Kemudian 12 data tindak tutur ilokusi direktif permohonan dengan fungsi untuk menyampaikan sebuah permintaan kepada lawan tutur, 18 data tindak tutur ilokusi

Tindak tutur direktif sendiri merupakan tindak tutur yang dilakukan oleh penutur kepada mitra tutur untuk melakukan sesuatu atau tindakan yang mengandung makna

Mengetahui sub jenis tindak tutur direktif (yaitu perintah, permintaan, dan saran) yang dilakukan oleh guru pada saat memberikan instruksi cara melakukan sebuah

Tindak tutur direktif merupakan bentuk tindak tutur yang dimaksud oleh penutur untuk membuat pengaruh agar mitra tutur melakukan sesuatu tindakan, misalnya memohon, meminta,

Penelitian ini menggunakan 20 mahasiswa yang berbahasa ibu bahasa Madura sebagai subjek untuk mengetahui implementasi penggunaan ujaran tindak tutur direktif permintaan

Judul Skripsi : Tindak Tutur Direktif Guru dalam Pembelajaran Bahasa Jawa serta Relevansinya Terhadap Materi Pembelajaran Unggah-ungguh Basa Kelas XI Sekolah