• Tidak ada hasil yang ditemukan

tinjauan fiqh muamalah terhadap hybrid contract

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "tinjauan fiqh muamalah terhadap hybrid contract"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui revisi fiqih muamalah pada praktik akad hybrid di perbankan syariah. Dari pemaparan diatas maka peneliti mengambil judul “TINJAUAN FIQH MUAMALAH TERHADAP PRAKTIK KONTRAK HYBRID PADA PERBANKAN SYARIAH”.

Kajian Teori

Hukum Perjanjian

Menurut pernyataan di atas, perjanjian tidak boleh dipisahkan daripada perikatan, justeru wujud hubungan rapat antara perjanjian dan perikatan.25 Dalam perjanjian, terdapat beberapa prinsip yang sebahagian besarnya dipatuhi dalam perjanjian, antaranya prinsip kebebasan kontrak , permuafakatan, Pacta Sunt Servanda, personaliti, niat baik. Dalam perjanjian itu, terdapat beberapa perkara yang menyebabkan sesuatu perjanjian itu terhapus atau ditamatkan, terputusnya perjanjian dan pakatan itu pasti akan membatalkan perjanjian yang telah dipersetujui.

Akad Menurut Fiqh Muamalah

Tindakan tersebut dapat diterjemahkan kepada 3 (tiga) perkara, antara lain Ijab dan Qobul; kontrak yang menepati kehendak syarak; dan kewujudan akibat undang-undang bagi objek akad atau objek akad 28. Elemen ini termasuk prinsip kontrak Syariah, iaitu pihak yang membuat perjanjian; Objektif dan tujuan kontrak; dan ada kesepakatan tentang itu (ijab dan qobul 29).

Metode Penelitian

  • Jenis dan Pendekatan Penelitian
  • Metode Penelitian
  • Data dan Sumber Data a. Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Pengecekan dan Keabsahan Data
  • Analisis Data

Data dalam penelitian ini meliputi data tinjauan fiqih muamalah mengenai akad hybrid pada perbankan syariah serta unsur-unsur akad hybrid pada perbankan syariah. Karena penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, maka sumber datanya adalah literatur yang membahas tentang tinjauan fiqih muamalah akad hibrid pada perbankan syariah serta unsur-unsur akad hibrid dalam perbankan syariah.

Sistematika Pembahasan

Bab keempat merupakan bagian penelitian yang membahas dan menganalisis aspek-aspek akad hibrid pada perbankan syariah, beserta unsur-unsur akad hibrid dalam perbankan syariah, dengan menggunakan tinjauan fiqh muamalah atau tinjauan hukum Islam. Bab ini menguraikan kesimpulan, saran dan rekomendasi yang dipandang perlu untuk penelitian lebih lanjut mengenai akad hybrid pada perbankan syariah.

نيِذَّل

Artinya segala perbuatan yang disepakati kedua belah pihak, termasuk obyek perjanjian, kegiatan yang dilakukan dan tujuannya, dianggap sah apabila memenuhi ketentuan hukum Islam.

دوُقُعۡل ٱ

Asas-asas Akad

Asas ini merupakan asas dasar dalam hukum Islam dan juga merupakan asas pokok hukum kontrak, yaitu pihak yang mengadakan perjanjian bebas untuk membuat suatu perjanjian, baik mengenai apa yang diperjanjikan (objeknya) maupun dalam penentuan syarat-syarat lainnya. termasuk menentukan cara penyelesaian jika terjadi perselisihan. Asas ini didasarkan pada kenyataan bahwa kedua belah pihak yang mengadakan suatu perjanjian mempunyai kedudukan yang sama satu sama lain. Prinsip ini menjelaskan bahwa segala transaksi yang dilakukan harus didasarkan pada kemauan masing-masing pihak untuk membuat suatu kesepakatan dalam suatu kontrak.

Asas kebenaran ini memberikan pengaruh kepada pihak-pihak yang membuat perjanjian untuk tidak berbohong, menipu dan melakukan pemalsuan. Karena pada dasarnya suatu perjanjian atau akad harus dilandasi oleh kejujuran dan tidak menyembunyikan informasi terkait akad tersebut dan hal ini justru akan menimbulkan gharar. Menutupi keterangan terkait akad akan membatalkan akad karena mengandung unsur gharar.

Semangat mengembangkan akad syariah pada hakikatnya menjadikan akad syariah sebagai semangat dalam menjalankan bisnis secara sah dan sesuai dengan ketentuan hukum Islam.45.

Rukun dan Syarat Akad

Rukun Akad

Namun, terdapat akad-akad tertentu, apabila objek akad telah disampaikan dan ijab dan qobul tidak mencukupi. Kewujudan pihak yang melaksanakan akad disebut pihak yang melaksanakan akad seperti jual beli, sewa, gadai, hutang, kerjasama dan sebagainya. Akad itu dibolehkan oleh syarak, dibuat oleh orang yang berhak melakukannya walaupun dia bukan aqid yang memiliki benda tersebut.

Terdapat juga syarat-syarat kontrak lain yang serupa dengan jenis kontrak yang sah di bawah hukum syarak: 51. Kontrak yang sahih ialah terma kontrak yang mengikut kandungan atau isi kontrak dan dibenarkan oleh syarak. . Kontrak fasid ialah tempoh kontrak yang tidak memenuhi mana-mana kriteria kontrak yang sah.

Akad Bathil merupakan suatu syarat akad yang tidak mempunyai kriteria akad yang sah dan tidak memberikan nilai manfaat bagi para pihak.

Prinsip Akad Dalam Membuat Perjanjian

Akad Sahih ialah terma akad yang sesuai dengan kandungan atau isi akad dan dibenarkan oleh syarak. B. Kontrak fasid ialah terma kontrak yang tidak memenuhi mana-mana kriteria kontrak yang sah. C. Kontrak batal ialah terma kontrak yang tidak memenuhi kriteria kontrak yang sah dan tidak memberi sebarang faedah kepada pihak-pihak. Daripada pelbagai aspek yang dijelaskan sebelum ini mengenai kontrak, terdapat pelbagai kategori jenis kontrak yang tersedia.

Bathil artinya batal, artinya ada beberapa atau satu aspek penting dalam akad yang tidak dipenuhi. Kontrak adat adalah kontrak yang tidak dapat diakhiri oleh salah satu pihak tanpa persetujuan pihak lain, misalnya perceraian. Merupakan akad yang dapat dibatalkan oleh kedua belah pihak seperti musyarakah, wakalah, pinjaman dan wadiah.57.

Oleh itu, multi akad dalam bahasa Indonesia bermaksud beberapa kontrak atau banyak kontrak, lebih daripada satu.65.

Macam-macam Hybrid Contract

Contoh akad ini adalah jual beli dan pinjam meminjam yang menggabungkan qarḍ wal ijârah menjadi satu akad, dimana ujr yang berarti gaji atau keuntungan ditambahkan pada akad pinjam meminjam tersebut. Akad Hibrid dengan Akad yang Berbeda (al-uqûd al-mukhtalifah) Yang dimaksud dengan akad mukhtalifah ganda, adalah gabungan dua akad atau lebih yang mempunyai akibat hukum yang berbeda antara kedua akad tersebut atau bagian-bagiannya. Kontrak mempunyai bentuk seperti perbedaan akibat hukum dalam perjanjian jual beli dan sewa, dalam hal perjanjian sewa ada kewajiban yang bersifat sementara, namun dalam perjanjian jual beli tidak terdapat kewajiban yang bersifat sementara.

Contoh akad hibrid dengan bentuk ini adalah ijārah Muntahiyah bi’ ltamlīk, yaitu konstruksi perjanjian sewa beli yang dianggap sesuai dengan syariat. Akad Hibrida dengan Akad sejenis (al-'uqûd al-mutajânisah) Al-uqûd al-mutajânisah adalah akad yang dapat digabungkan menjadi satu akad, tanpa mempengaruhi hukum dan akibat hukumnya. Multikontrak ini dapat terdiri dari kontrak seperti kontrak jual beli dan kontrak jual beli, atau beberapa jenis seperti kontrak jual beli dan sewa.

Mengacu pada berbagai jenis akad hybrid, terdapat beberapa contoh produk perbankan syariah yang masuk dalam kategori akad hybrid.

Dasar Hukum Hybrid Contract

Seiring dengan inovasi tersebut, perlu dilakukan peninjauan untuk melihat apakah inovasi produk yang tertuang dalam akad hybrid tersebut sudah sesuai dengan kaidah syariat Islam. Pandangan sebagian ulama menegaskan bahwa akad hibrid diperbolehkan dengan syarat-syarat yang ketat, namun ulama lain membolehkannya atas dasar akad apa pun diperbolehkan. Namun terdapat pembatasan mengenai kontrak ganda atau hybrid karena dikhawatirkan menyimpang dari ajaran hukum Islam.

Kontrak hibrid masih menjadi kontroversi di kalangan ulama undang-undang kerana larangan mengenai perkara itu. Apa yang dimaksudkan dalam konteks ini ialah apabila membeli dan menjual dengan syarat jual beli yang lain. Dari Abu Hurairah, Rasulullah s.a.w bersabda: Aku melarang dua jual beli dalam satu transaksi” (HR. Ahmad).

Selain itu, kontrak hybrid dikhawatirkan dapat menimbulkan beberapa hal, antara lain kontrak hybrid dilarang karena teks agama (dianggap dua kontrak dalam satu kontrak); kontrak hibrida sebagai hîlah ribawi (kenaikan harga seperti bunga); kontrak hibrida menyebabkan pembusukan riba (qarḍ dan tunjangan);.

Fatwa DSN-MUI Mengenai Hybrid Contract

Unsur-unsur Hybrid Contract pada Perbankan Syariah

Jenis akad ini dapat digolongkan sebagai akad hybrid atau multi akad dalam perbankan syariah. Peneliti akan memberikan contoh akad hybrid pada perbankan syariah berupa akad murabahah atau yang disebut dengan akad murabahah bi tsaman ajil dalam perbankan syariah. Murabahah merupakan produk penyaluran dana bank syariah melalui akad jual beli atau bai, dimana bank bertindak sebagai penjual dan nasabah bertindak sebagai pembeli.

Sebagaimana disebutkan di atas, produk murabahah di bank syariah disebut dengan akad murabahah bi tsaman ajil atau akad murabahah dengan akad jual beli dengan pembayaran tertunda (cicilan) dengan keuntungan tertentu. Opsi-opsi tersebut termasuk dalam klasifikasi akad hybrid yang sebenarnya sangat memudahkan masyarakat dalam melakukan segala jenis transaksi di perbankan syariah. Contoh produk akad hybrid yang terjadi pada bank syariah di atas hanyalah salah satu contoh saja.

Dari banyaknya inovasi produk akad syariah pada perbankan syariah, maka perkembangan perbankan syariah akan segera tercapai.

Tinjauan Fiqh Muamalah Terhadap Hybrid Contract Dalam Perbankan Syariah

Dengan adanya inovasi yang terjadi pada produk perbankan syariah, maka persepsi masyarakat terhadap perbankan syariah akan beralih ke perbankan syariah. Semangat untuk mengembangkan perbankan syariah agar mampu bersaing dengan perbankan konvensional memerlukan pengembangan di seluruh lini perbankan syariah, termasuk pengembangan akad, khususnya praktik akad hybrid dalam perbankan syariah.83. Tinjauan fiqih muamalah terhadap praktik akad hybrid dalam perbankan syariah mempunyai beberapa asumsi di dalamnya.

Hal ini beralasan karena Rasulullah melarang bai'ataini fi bai'atin (dua jual beli dalam satu jual beli), larangan shafqataini fi shafqatin (dua akad dalam satu hal. Hal ini dapat dibuktikan dengan akad perbankan syariah, yaitu akad Murābaḥah atau akad Bay’ bi Thaman’ Ājil Murābaḥah dalam perbankan syariah merupakan akad jual beli murabah, dan menurut kesepakatan para pihak terdapat akad keuntungan.

Akad Ujri secara otomatis tergabung atau melekat pada akad jual beli murabahah di perbankan syariah.

عۡي بۡلٱُهَّللٱ

Tinjauan Fiqh Muamalah Terhadap Unsur-unsur Hybrid Contract Dalam Perbankan Syariah

Selain itu, akad hybrid yang terdapat pada perbankan syariah harus mempunyai persyaratan yang lengkap dari sudut pandang nasabah atau nasabah itu sendiri dan harus dipenuhi sedemikian rupa sehingga terdapat kepercayaan di antara para pihak yang berkontrak. Peneliti akan memberikan contoh akad hybrid dalam perbankan syariah berupa akad murābaḥah atau yang disebut dengan akad murābaḥah bi thaman 'a^jil. kontrak atau kontrak penjualan dengan. Produk murābaḥah dalam perbankan syariah disebut akad murābaḥah bi thaman 'a^jil dengan pembayaran yang ditangguhkan (angsuran) dengan keuntungan tetap.

DSN MUI sebagai otoritas kependudukan perbankan syariah di Indonesia memperbolehkan praktik akad hibrid dalam perbankan syariah. Oleh karena itu, menurut fatwa DSN-MUI, praktik akad hibrid pada perbankan syariah mempunyai kekuatan hukum dan boleh dilakukan oleh seluruh jajaran bank.93. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan kajian yang mendalam karena terdapat kemungkinan aspek akad hybrid yang dapat dilakukan di perbankan syariah.

Sejalan dengan tujuan menjadikan praktik akad hybrid pada perbankan syariah menjadi pilihan masyarakat khususnya di Indonesia.

PENUTUP

Saran

Sedangkan perbankan syariah harus bias menyediakan produk-produk perbankan inovatif yang memiliki akad hybrid sesuai dengan kebutuhan transaksi masyarakat tanpa mengabaikan produk-produk yang sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Selain itu, perlu diperkuat dengan fatwa yang dikeluarkan DSN-MUI guna memperkuatnya dari segi hukum Islam dan keabsahannya dalam kerangka hukum di Indonesia. Para profesional perbankan syariah hendaknya meningkatkan keterampilan dan pelayanan kepada nasabah, terutama dalam memahami produk yang ditawarkan, untuk menghindari kesalahpahaman dan kemungkinan terjadinya riba.

Bagi calon ulama hendaknya bersedia mencari topik pembahasan selain segala hal tentang perbankan syariah, apalagi jika bersedia membahas isu-isu sensitif dan menarik terkait aspek muamalah yang up-to-date dan menarik untuk dibahas. . Fatwa DSN-MUI NO: I02/0SN-MUIIX/2016 Tentang Akad al-Ijarah al-ma ushufah fi al-dzimmah Produk Pembiayaan Rumah Inden (PPR).

Referensi

Dokumen terkait

adalah berhimpunnya beberapa akad dalam satu transaksi dengan cara dihimpun atau bertukar yang mana seluruh hak dan kewajiban dari akad tersebut dianggap

Sedangkan menurut istilah pencabulan atau perbuatan cabul bila melihat dari definisi cabul secara bahasa pencabulan berarti perbuatan yang keluar dari jalan yang haq

Dari kaidah tersebut di atas maka menurut hukum Islam penjatuhan hukuman atau peringatan dari praktik yang dapat merugikan (penipuan atau kecurangan) tersebut dapat

Akad perwakilan dinyatakan berakhir jka terjadi hal-hal berikut ini.. Salah satu dari dua orang yang melakukan akad meninggal dunia atau gila. Diantara

Oleh kaena itu pihak pegadaian mengambil jalan tengah yaitu dengan cara melakukan pelelangan barang jaminan yang telah masuk tanggal jatuh tempo dan itu memang sudah ketentuan dari

digarap dan dirawat dengan ketentuan bahwa petani mendapatkan bagian dari hasil kebun itu.3 kedua yaitu Muzara‟ah yaitu pengolahan tanah oleh petani dengan imbalan hasil pertanian,

Menurut tinjauan fiqh muamalah, akad Ijarah yang dilakukan oleh pemilik jasa nail art di meet.nails dan konsumen sudah dapat dikatakan sah berdasarkan rukunnya, namun berdasarkan syarat

Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa 1 akad perjanjian sewa ayam babon di Desa Putat sudah sesuai dengan fiqh, akan tetapi dalam alat pembayaran yang dilakukan yaitu menggunakan anak