• Tidak ada hasil yang ditemukan

tinjauan hukum islam terhadap praktek hibah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "tinjauan hukum islam terhadap praktek hibah"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam pengertian syariat, hibah berarti persetujuan untuk memberikan harta seseorang kepada orang lain selama ia masih hidup, tanpa imbalan apa pun. Terkadang ada juga yang memberikan hadiah kepada orang yang tidak memiliki hubungan darah, misalnya kepada anak angkat.

Rumusan Masalah

Seluma Kabupaten Seluma terdapat beberapa kasus yang tidak sesuai dengan Kompilasi Hukum Islam (Pasal 210 Ayat 2) dimana lebih dari 1/3 harta atau bahkan seluruh harta diberikan kepada anak angkat. Oleh karena itu, berdasarkan kasus dan penjelasan di atas maka penulis tertarik pada skripsi yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Pemberian Bantuan Kepada Anak Angkat (Studi Kasus Desa Rimbo Kedui Kecamatan.

Tujuan Penelitian

Menurut KHI, yang dimaksud dengan anak angkat adalah anak yang tanggung jawab nafkah sehari-hari, biaya pendidikan dan sebagainya dialihkan dari orang tua aslinya kepada orang tua angkatnya berdasarkan penetapan pengadilan (Pasal 171 huruf h Kompilasi Islam). Hukum). Menurut Kompilasi Hukum Islam sebagai acuan hukum Islam di Indonesia tidak memperbolehkan dan menetapkan batasan 1/3 dari seluruh harta.

Kegunaan Penelitian

Orang tua, wali yang sah, atau orang lain yang bertanggung jawab atas pengasuhan, pengasuhan, dan pendidikan anak dalam keluarga orang tua angkat berdasarkan penetapan atau penetapan pengadilan. Dalam pelaksanaannya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan kepada masyarakat mengenai subsidi yang tepat sesuai dengan Kompilasi Hukum Islam.

Penelitian Terdahulu

Terdapat implikasi undang-undang antara waris dan waris dan anak angkat yang menerima aset daripada ibu bapa angkat mereka. 2 Dewi arofatin, Pemberian Harta Melalui Hibah Kepada Anak Angkat Tanpa Persetujuan Waris Sah Dari Undang-Undang Pusaka Islam (Jurnal Fakulti Undang-undang tahun 2019).

Metode Penelitian

  • Pendekatan dan Jenis Penelitian
  • Waktu dan Lokasi Penelitian
  • Subjek atau Informan Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data

Data primer adalah data yang diperoleh melalui serangkaian kegiatan 8 Data primer merupakan data dasar yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dan data primer dalam penelitian ini diperoleh dari observasi dan wawancara mengenai praktek pemberian uang saku kepada anak angkat yang berlangsung di Desa Rimbo Kedui. , Kabupaten Seluma. . Data sekunder dalam penelitian ini adalah data dokumenter yang diperoleh melalui sumber lain yaitu data yang diperoleh dari tabloid, internet dan buku yang menjadi salah satu data pendukung dalam penelitian ini.

Sistematika Penelitian

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti artikel tertulis 12 Dalam menerapkan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, dokumen, peraturan risalah rapat, laporan bulanan dan lain sebagainya, dimana metode dokumentasi ini digunakan untuk menerima masukan tertulis. kepada para peneliti. Bab empat membahas tentang praktik pemberian dana hibah pada anak angkat di Desa Rimbo Kedui, Kecamatan.

LANDASAN TEORI

Hibah dan Permasalahannya

  • Pengertian dan Permasalahan Hibah
  • Dasar Hukum Hibah
  • Rukun dan Syarat Hibah
  • Barang Hibah
  • Hibah Menurut Fiqh dan Hukum Positif
  • Larangan dalam Hibah

Prinsip-prinsip yang dianut dalam hukum Islam sesuai dengan budaya bangsa Indonesia dan juga sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Muhammad Ibnul Hasan bahwa orang yang kehilangan seluruh hartanya adalah orang bodoh dan tidak layak untuk menempuh jalur hukum. . Oleh karena orang yang menghibahkan harta itu dianggap tidak cakap berbuat secara sah, maka sumbangan yang diberikan dianggap tidak sah, karena tidak memenuhi syarat-syarat untuk memberi hibah. Orang yang berumur sekurang-kurangnya 21 tahun, berakal sehat dan tanpa kewajiban apa pun, dapat menghibahkan 1/3 dari hartanya kepada orang atau lembaga lain dengan disaksikan oleh dua orang saksi untuk hak milik.

Bagi donatur, diperlukan syarat-syarat sebagai berikut: Donatur adalah orang yang mempunyai sepenuhnya barang atau harta benda yang akan dihibahkannya. Dalam pengalihan harta, harus ada orang yang pantas yang akan menerima harta tersebut, akibat dari pengalihan harta tersebut. Hanafi, pemberian adalah memberikan suatu benda tanpa menjanjikan imbalan yang segera, sedangkan menurut mazhab Maliki adalah memberikan kepemilikan suatu benda tanpa imbalan apa pun kepada orang yang diberinya, dan bisa juga disebut dengan pemberian. .

Para ulama mazhab Hambali mengartikannya sebagai kepemilikan suatu harta benda dari seseorang kepada orang lain, yang mengakibatkan orang tersebut mempunyai hak untuk melakukan perbuatan hukum terhadap harta benda itu, baik hak milik itu khusus atau tidak, benda itu ada dan dapat dialihkan. . Pasal 165 HIR (Pasal 1870 dan 1871 KUH Perdata) menyatakan bahwa akta otentik merupakan alat bukti yang sempurna)42 bagi kedua belah pihak dan ahli warisnya, serta semua orang yang memperoleh hak darinya sehubungan dengan apa yang tercantum dalam akta itu. akta tersebut. Dalam hal akta otentik berbentuk akta para pihak, maka isi keterangan yang terdapat dalam akta itu dengan demikian hanya berlaku bagi orang yang memberikan keterangan itu dan memberi manfaat kepada orang yang untuknya akta itu diterbitkan. .

Dengan demikian, akta ini mempunyai kekuatan pembuktian materiil.

Pandangan Umum Tentang Anak

Maka aku bertanya kepada Rasulullah tentang hal ini, beliau bersabda: “Janganlah kamu membelinya dan jangan mengambil kembali sedekahmu, karena orang yang menarik kembali sedekahnya itu seperti anjing yang memakan muntahannya sendiri.” Namun hukum Islam mengenal bahkan menganjurkan pengangkatan anak dalam arti mengangkat dan mengasuh anak agar menjadi anak angkat atau anak angkat. Hak Anak Angkat Dalam Hukum Positif dan Hukum Islam Menurut hukum Islam, anak angkat tidak diakui sebagai dasar dan sebab pewarisan karena asas pokok pewarisan adalah kekerabatan atau arhaam.

Pendapat Ulama tentang Hibah Melebihi 1/3 Harta Kompilasi Hukum Islam menganut prinsip bahwa hibah hanya dapat diberikan kepada 1/3 harta, dan pemberian orang tua kepada anak dapat dianggap sebagai warisan. Apabila peruntukannya bertentangan dengan ketentuan tersebut, diharapkan tidak terjadi perpecahan antar keluarga.46 Prinsip-prinsip yang dianut dalam hukum Islam adalah sesuai dengan budaya bangsa Indonesia dan sesuai dengan unsur-unsurnya dan juga sesuai dengan ketentuan-ketentuan tersebut. apa yang dikemukakan oleh Muhammad Ibnul Hasan bahwa orang yang kehilangan seluruh hartanya adalah orang bodoh dan tidak layak diadili. Prinsip-prinsip yang dianut dalam hukum Islam adalah sesuai dengan budaya bangsa Indonesia dan juga sesuai dengan unsur-unsurnya dan juga sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Muhammad Ibnul Hasan bahwa orang yang kehilangan seluruh hartanya adalah orang yang bodoh dan tidak layak. dari proses hukum.

Sayyid Sabiq dan Chairuman Pasaribu menyatakan bahwa para ahli hukum Islam sepakat bahwa seseorang boleh menghibahkan seluruh hartanya kepada orang yang bukan ahli warisnya. Dalam hal ini perbedaannya bisa dua, jika hibah itu diberikan kepada orang lain (selain ahli waris) atau badan hukum, mayoritas ahli hukum Islam sepakat tidak ada larangan, namun bila hibah itu diberikan kepada anak-anaknya. pendonor tidak mengizinkannya menurut imam Malik dan Ahlul Zahir, sedangkan fuqaha Amsar menyatakannya makruh.

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Profil Kelurahan Rimbo Kedui

Letak dan Batas Kelurahan Rimbo Kedui

Mata pencaharian utama penduduk umumnya adalah petani dan peternak (62,4%), selain itu juga terdapat pekerja/wirausahawan, PNS dan pedagang. Selain menanam padi, petani di Desa Rimbo Kedui juga menanam jagung, kacang tanah, singkong, ubi jalar, cabai, semangka, buah-buahan (jeruk, salak) dan kelapa sawit. Utara : Batas Desa/Kelurahan Padang Rambun, SidoMulyo Selatan : Batas Desa/Kelurahan Pasar Seluma.

Timur : Berdekatan dengan Desa/Kecamatan Tangga Batu, Pd Genting Barat : Berdekatan dengan Desa/Kecamatan Tanjung Seluai.

Keadaan Sosial Masyarakat

Lalu aku mewariskan seluruh harta kekayaanku kepada anak angkatku, karena aku mempercayakan pengelolaan harta yang ada kepada anak angkatku. Saya mendonasikan harta saya kepada anak angkat saya ketika saya sudah tidak sanggup lagi mengelola harta saya. Dan juga anak angkatku adalah anak yang berbakti kepada orang tuanya dan anak yang baik.

Besarnya harta yang dapat dihibahkan kepada anak angkat sesuai dengan ayat pertama Pasal 210 KHI adalah paling banyak sepertiga (1/3) dari harta yang dihibahkan. Menurut hukum Islam, anak angkat bukanlah ahli waris, namun mereka berhak mendapat bagian dalam harta warisan orang tua angkatnya melalui wasiat yang terpaksa. Anak angkat tidak boleh menggunakan nama orang tua angkatnya secara langsung, kecuali sebagai tanda pengenal/alamat;

Anak angkat dalam keluarga mempunyai hak yang sama dengan anak kandung atau anak yang lahir dari orang tua angkat. Dan anak angkat tidak dapat menjadi ahli waris dari orang tua angkatnya, karena tidak termasuk dalam kelompok ahli waris sebagaimana diatur dalam ayat 1 Pasal 174 Kumpulan Hukum Islam. Himpunan hukum Islam berpegang pada kenyataan bahwa hanya 1/3 (sepertiga) dari harta yang dimilikinya yang dapat dihibahkan, dan pemberian orang tua kepada anak dapat dianggap sebagai warisan.

Lebih lanjut, Pasal 211 menjelaskan bahwa “Hibah yang dilakukan orang tua kepada anak kandungnya dapat dianggap sebagai warisan.”

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemberian Hibah Kepada Anak Angkat

Hibah menurut Kompilasi Hukum Islam

PENUTUP

Kesimpulan

Praktek pemberian bingkisan kepada anak angkat di Desa Rimbo Kedui adalah apabila ada yang sakit atau hampir meninggal maka ia dapat mewariskan harta bendanya kepada anaknya secara adil dan merata. Meskipun dalam Kompilasi Hukum Islam disebutkan bahwa pemberian hadiah hanya boleh diberikan 1/3 (sepertiga) dari harta yang dimilikinya, namun pemberian orang tua kepada anaknya dapat dianggap sebagai warisan. Faktanya, di Desa Rimbo Kedui masih banyak masyarakat yang menghibahkan hartanya melebihi 1/3 menurut syariat Islam.

Manakala yang disarankan mengikut syarak tidak boleh melebihi 1/3 daripada harta pemberi yang akan diberikan kepada anak angkat.

Saran

Sedangkan barang yang dihibahkan antara lain: mobil, sepeda motor, tanah, ternak dan apa saja yang dimiliki orang tua. Selain karena Islam menuntut ilmu yang sebanyak-banyaknya, hal ini juga harus diwaspadai agar permasalahan seperti ini tidak terulang kembali. Bagi para ulama setempat di Kecamatan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan Kabupaten Seluma agar memberikan pemahaman dan pembelajaran mengenai hibah baik dari sudut pandang agama maupun berdasarkan Kompilasi Hukum Islam tentang manfaat dan mafsadat.

Dengan tujuan untuk mengantisipasi kejadian selanjutnya agar masyarakat Dusun Dakawu mendapatkan ilmu yang dapat menjadi pedoman pengambilan keputusan dalam kasus tersebut, khususnya masalah pengalokasian dana. Editor), Permasalahan Hukum Islam Kontemporer III, Cet.3, Jakarta: Pustaka firdaus, 2004 Dewi Arofatin, Pemberian Harta Melalui Hibah kepada Anak Angkat. Tanpa persetujuan ahli waris yang sah menurut hukum waris Islam (Majalah Fakultas Hukum 2019).

Maka kedepannya penulis dalam disertasi ini menggunakan kata lengkap untuk kata sempurna menurut penulis yang bukunya penulis baca dalam disertasi ini. Siah Khosyi'ah, Wakaf dan Hibah, (CV Pustaka Setia, Bandung, 2010) Subekti dan R.Tjitrosudibio, KUHPerdata Sudarsono, Sepuluh Aspek Agama Islam, Jakarta: PT. Suyanti, Tinjauan Hukum Islam Tentang Kewarisan Bagi Anak Angkat Dalam Perspektif Hukum Adat, (Jurusan Skripsi Ahwal Al-Syakhsiyah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang, 2017).

Saifa, Rahma Fiqh Muamalah, (Bandung, Postak Sitta, 2001) Sikh Muhammad Ibnu Qism al-Aziz, Fath al-Qarib al-Mujib,.

Referensi

Dokumen terkait

Hibah harta peninggalan isteri pertama oleh suami kepada isteri kedua menurut Kompilasi Hukum Islam adalah tidak sah Hal ini didasarkan pada Pasal 87 ayat (2) KHI dan

Hasil penulisan ini adalah: bahwa hubungan antara hibah dan kewarisan menurut Kompilasi Hukum Islam yaitu, hibah yang diberikan orang tua kepada anak-anak dapat

Tujuan yang igin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah perbandingan tentang hubungan Hibah dengan Waris menurut Kompilasi Hukum Islam

Pengaturan Radd dalam Kompilasi Hukum Islam KHI Dalam Kompilasi Hukum Islam KHI pasal 193 dijelaskan bahwa ahli waris yang berhak menerima suatu sisa harta didalam masalah radd

1 tahun 1974 tentang perkawinan dan pasal 133 Kompilasi Hukum Islam (KHI) yakni penyebab putusnya perkawinan sehingga hubungan perkawinan itu tidak dapat lagi

Ketentuan nasab yang tertuang dalam pasal 100 Kompilasi Hukum Islam memiliki ambiguitas pengertian, yakni yang dimaksud dengan anak luar perkawinan dapat dipahami:

Merujuk pada Pasal 210 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam menegaskan “orang yang telah berumur 21 tahun, berakal sehat dan tanpa paksaan dapat menghibahkan

1. Di dalam pasal 211 Kompilasi Hukum Islam kata “dapat” bukan berarti harus akan tetapi merupakan salah satu alternatif untuk menyelesaikan sengketa di antara ahli