TINJAUAN KRIMINOLOGIS TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA OLEH REMAJA
DI KOTA TEPIAN SAMARINDA
(Studi Kasus di Polresta Samarinda)
SKRIPSI
Oleh :
DHARMA ADHY WICAKSANA 21501021143
UNIVERSITAS ISLAM MALANG FAKULTAS HUKUM
MALANG 2021
i
TINJAUAN KRIMINOLOGIS TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA OLEH REMAJA
DI KOTA TEPIAN SAMARINDA
(Studi Kasus di Polresta Samarinda) SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Kesarjanaan Dalam Ilmu Hukum
Oleh :
DHARMA ADHY WICAKSANA 21501021143
UNIVERSITAS ISLAM MALANG FAKULTAS HUKUM
MALANG 2021
viii
RINGKASAN
TINJAUAN KRIMINOLOGIS TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA OLEH REMAJA DI KOTA TEPIAN SAMARINDA
(Studi Kasus di Polresta Samarinda) Dharma Adhy Wicaksana
Fakultas Hukum Universitas Islam Malang
Pada skripsi ini, penulis mengangkat judul Tinjauan Kriminologis Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika Oleh Remaja di Kota Tepian Samarida. Judul tersebut dilatarbelakangi oleh Permasalahan yang terjadi di Kota Samarinda adalah semakin banyaknya kasus penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja, hal ini merupakan peringatan terhadap Kepolisian Polresta Samarinda untuk melakukan upaya mengatasi masalah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau dan menganalisis upaya yang dilakukan oleh Kepolisian Polresta Samarinda dalam menanggulangi penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja beserta hambatan yang dialami. Upaya yang telah dilakukan berupa upaya preventif dan represif. Hambatan yang dialami oleh Kepolisian adalah keterbatasan sumber daya manusia, sarana prasarana dan terputusnya komunikasi. Hambatan tersebut dapat diatasi dengan pemanfaatan fasilitas yang ada dapat tetap dilaksanakan sesuai dengan tugas dan wewenang Kepolisian Polresta Samarinda dengan senantiasa aktif dalam menyampaikan kekurangan kepada pihak atasan yaitu, kurangnya sumber daya manusia dan sarana prasarana. Meningkatkan sosialisasi di kalangan masyarakat berupa penyampaian informasi bahaya narkotika, agar terjadi kesadaran dilingkungan masyarakat.
Berdasarkan latar belakang tersebut, skripsi ini mengangkat permasalahan : 1. Berapa jumlah data remaja yang melakukan tindak pidana penyalahgunaan narkotika di Kota Tepian Samarinda? 2. Apa faktor yang menyebabkan remaja melakukan tindak pidana penyalahgunaan narkotika di Kota Tepian Samarinda? 3. Apa upaya yang dilakukan Polresta Samarinda untuk menanggulangi masalah tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh remaja? 4. Apa saja hambatan yang dihadapi oleh Polresta Samarinda dalam penanggulangan tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh remaja?. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui jumlah data pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh remaja di Kota Tepian Samarinda, Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan remaja melakukan tindak pidana penyalahgunaan narkotika di Kota Tepian Samarinda, Untuk mengetahui upaya yang dilakukan Polresta Samarinda dalam menanggulangi masalah tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh remaja, Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi oleh Polresta Samarinda dalam penanggulangan tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh remaja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan secara yuridis empiris yang dengan kata lain penelitian lapangan, yaitu sesuatu penelitian yang dilakukan terhadap keadaan sebenarnya atau keadaan nyata yang terjadi di masyarakat dengan maksud untuk mengetahui dan menemukan fakta-fakta dan data yang dibutuhkan, setelah data yang di butuhkan terkumpul,kemudian menuju kepada identifikasi masalah yang pada akhirnya menuju pada penyelesaian masalah.
ix
Hasil penelitian ini diketahui bahwa dari segi kuantitas jumlah tersangka dalam kasus kejahatan penyalahgunaan narkotika yang menempati urutan tertinggi adalah pada tersangka yang merupakan pengangguran yaitu sebesar 488 dari total tersangka 2.175. Hal ini dapat kita lihat dari jumlahnya yang menurun di tahun 2017 dan 2018, namun meningkat lagi di tahun 2019. Sedangkan jumlah tersangka untuk pelajar SMA dan mahasiswa jika di total berjumlah 54 dari jumlah total tersangka 2.175. Dari beberapa limpahan perkara kasus narkotika ke Kejaksaan Negeri Samarinda, sebagaimana yang di jelaskan oleh Kasi Pidsus Agus Puwantoro,SH dari beberapa limpahan perkara, P21 (hasil lengkap penyidikan Kepolisian) lebih banyak tuntutan dakwaan kepada terdakwa penyalahgunaan narkotika golongan 1, seperti : Terdakwa telah “Tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika golongan 1 bukan tanaman,” Diancam pidana dalam pasal 112 ayat (1) UU No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, Terdakwa telah “Tanpa hak dan melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukarkan atau menyerahkan Narkotika golongan 1 dalam bentuk bukan tanaman jenis sabu-sabu,” Diancam pidana dalam pasal 114 ayat (1) UU No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, Terdakwa telah melakukan “Penyalahgunaan Narkotika Golongan 1 bagi diri sendiri,’’ Diancam pidana dalam pasal 127 ayat (1) huruf a UU RI. No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, Terdakwa yang telah “Dengan sengaja tidak melaporkan adanya tindak pidana tanpa hak dan melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan, menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi pelantara dalam jual beli, menukarkan atau menyerahkan Narkotika golongan 1’’ Diancam pidana dalam pasal 131 UU RI. No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Begitupula di beberapa Tahun kebelakang yang memang tercatat peningkatan kasus penyalahgunaan narkotika lebih banyak ketimbang di tahun berikutnya, dari Tahun 2016 hingga Tahun 2019 salah satu Jaksa Penuntut Umum yang juga pernah menangani perkara narkotika yakni Jaksa Gilang Gemilang,SH.,MH dan Jaksa Florencia Timbuleng,SH. tercatat lebih banyak menangani perkara terdakwa penyalahgunaan narkotika golongan 1.
Kata kunci: Penanggulangan Pidana, Penyalahgunaan Narkoba, Remaja.
x
SUMMARY
A CRIMINOLOGICAL REVIEW OF THE CRIMINAL ACTION OF DRUG ABUSE BY Adolescents in the TEPIAN CITY OF SAMARINDA
(Case Study at the Samarinda Police) Dharma Adhy Wicaksana
Faculty of Law, Islamic University of Malang
In this thesis, the author raises the title Criminological Review of the Crime of Narcotics Abuse by Teenagers in the City of the Edge of Samarida. The title is motivated by the problems that occur in the city of Samarinda is the increasing number of cases of drug abuse among teenagers, this is a warning to the Samarinda Police to make efforts to overcome these problems. The purpose of this study was to review and analyze the efforts made by the Samarinda Police in tackling narcotics abuse among adolescents and the obstacles they experienced. Efforts have been made in the form of preventive and repressive efforts. The obstacles experienced by the Police are limited human resources, infrastructure and communication breakdowns. These obstacles can be overcome by utilizing existing facilities and can continue to be carried out in accordance with the duties and authorities of the Samarinda Police by always being active in conveying deficiencies to the superiors, namely, the lack of human resources and infrastructure. Increasing socialization among the community in the form of delivering information on the dangers of narcotics, so that there is awareness in the community.
Based on this background, this thesis raises the following issues: 1. What is the data on youth who commit criminal acts of narcotics abuse in the City of Tepian Samarinda? 2. What are the factors that cause teenagers to commit narcotics abuse crimes in the City of Tepian Samarinda? 3. What are the efforts made by the Samarinda Police to tackle the problem of
xi
criminal acts of drug abuse by teenagers? 4. What are the obstacles faced by the Samarinda Police in dealing with criminal acts of drug abuse by teenagers?. The purpose of this study was to determine the amount of data on perpetrators of criminal acts of narcotics abuse by teenagers in the City of Tepian Samarinda, To determine the factors that cause adolescents to commit criminal acts of drug abuse in the City of Edge of Samarinda, To find out the efforts made by the Samarinda Police in tackling the problem of criminal acts of abuse. narcotics by teenagers, To find out the obstacles faced by the Samarinda Police in overcoming criminal acts of drug abuse by teenagers. The method used in this research is an empirical juridical approach which in other words is field research, which is a research conducted on the actual situation or real conditions that occur in society with the intention of knowing and finding the facts and data needed, after the data has been collected. What is needed is collected, then leads to problem identification which ultimately leads to problem solving.
The results of this study indicate that in terms of quantity, the number of suspects in narcotics abuse cases which ranks highest is the suspect who is unemployed, which is 488 of the total 2,175 suspects. We can see this from the number which decreased in 2017 and 2018, but increased again in 2019. Meanwhile, the number of suspects for high school students and university students totaled 54 of the total number of 2,175 suspects. From several overflow cases of narcotics cases to the Samarinda District Prosecutor, as explained by the Head of Special Investigations Agus Puwantoro, SH. From several overflow cases, P21 (complete results of Police investigations) more demands for charges against defendants of narcotics abuse group 1, such as: The defendant has " Without rights or against the law owning, storing, controlling, or providing Narcotics group 1 is not a plant, "Threatened criminal in article 112 paragraph (1) of Law no. 35 of 2009 concerning Narcotics, the Defendant has
"without rights and against the law offered to sell, sell, buy, receive, become an intermediary in buying and selling, exchanging or surrendering Narcotics group 1 in the form of non-plant
xii
species of methamphetamine," is threatened with criminal in article 114 paragraph (1) of Law no. 35 of 2009 concerning Narcotics, the Defendant has committed "Abuse of Class 1 Narcotics for himself," is threatened with criminality in article 127 paragraph (1) letter a of the Republic of Indonesia Law. No. 35 of 2009 concerning Narcotics, the defendant who has
"deliberately failed to report a criminal act without rights and against the law owns, keeps, controls, or provides, offers for sale, sells, buys, accepts, becomes intermediaries in buying and selling, exchanging or delivering Narcotics group 1'' Is punishable by a criminal offense under Article 131 of the Law of the Republic of Indonesia. No. 35 of 2009 concerning Narcotics. Likewise, in the past few years, more narcotics abuse cases have been recorded than in the following year, from 2016 to 2019 one of the Public Prosecutors who has also handled narcotics cases, namely Prosecutor Gilang Gemilang, SH., MH and Prosecutor Florencia Timbuleng.
Keywords: Prevention of Criminal Acts, Drug Abuse, Adolescents
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang memiliki hukum atau aturan-aturan untuk mengatur tata kehidupan masyarakat agar menciptakan keamanan, ketertiban dan kesejahteraan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sebagai negara yang memiliki kekuatan hukum, penegakan hukum merupakan pusat dan elemen penting dalam menciptakan cita-cita bangsa Indonesia. Penegakan hukum ialah proses dilakukannya upaya dan usaha untuk tegaknya dan berfungsinya norma atau aturan mengenai hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Penegakan hukum ini telah menjadi sorotan oleh masyarakat maupun media yang menganggap penegakan hukum sebagai senjata untuk melawan semua jenis kejahatan yang semakin hari semakin merajalela dan berkembang di lingkup masyarakat maupun di lingkup pemerintahan. Para penegak hukum dituntut untuk menyelesaikan permasalahan hukum untuk menemukan suatu keadilan dan kepastian hukum.
Dari berbagai jenis permasalahan atau tindak pidana yang terjadi usia bukan menjadi alasan, para pelaku tindak pidana bisa berasal dari anak-anak bahkan hingga orang dewasa. Pada zaman milenial seperti ini, banyak terjadi fenomena pelaku tindak pidana adalah anak-anak dibawah umur atau yang sering disebut dengan istilah remaja.
Tindak pidana yang sangat sering dilakukan oleh para remaja tersebut salah satunya adalah penyalahgunaan narkotika. Penyalahgunaan narkotika oleh anak-anak dibawah umur semakin meningkat setiap tahunnya bahkan hingga tingkat yang sangat mengkhawatirkan, karena anak-anak inilah yang nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa Indonesia.
2
Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan pekembangan fisik mental, dan sosial utuh, serasi, selaras, dan seimbang1
Perkembangan penyalahgunaan narkotika semakin hari semakin meningkat di masyarakat, pemerintah telah menerbitkan aturan yang mengatur tentang penayalahgunaan narkotika yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Sedangkan Anak yang menjadi pelaku tindak pidana atau kejahatan diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, sedangkan anak sebagi korban diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang perubahan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Oleh karena itu setiap tindak pidana yang dilakukan oleh anak diselesaikan melalui peradilan yang mana proses penyelesaiannya menggunakan mekanisme yang berbeda dari pengadilan pada umumnya. Narkotika merupakan bahan atau obat yang bermanfaat di segala bidang, yaitu pada bidang pengobatan, pelayanan kesehatan dan bidang ilmu pengetahuan, namun di sisi lain jika narkotika salah digunakan makan dapat menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan kepada pengguna narkotika tanpa adanya pengendalian atau pengawasan yang ketat dan seksama. Narkotika dianggap sebagai pedang bermata dua, disatu sisi narkotika sangat dibutuhkan dalam dunia medis dan ilmu kesehatan, dan disisi lain penyalahgunaan narkotika sangat membahayakan pemakainya.
1 Mohammad Taufik Makarao, Wenny Bukamo, dan Syaiful Azri, 2013, Hukum Perlindungan Anak dan Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, Rineka Cipta, Jakarta, h. 1
3
Istilah Narkotika berasal dari bahasa Yunani yaitu narke atau naurke yang berarti terbius sehingga tidak merasakan apa-apa.Narkotika berasal dari perkataan narcotic yang artinya sesuatu yang dapat menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan efek stupor (bengong), bahan-bahan pembius dan obat bius.2 Masalah narkotika saat ini telah merasuki semua elemen bangsa, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, dari kalangan bawah sampai pejabat, bahkan kalangan politisi dan penegak hukum juga tidak steril dari penyalahgunaan narkotika, sehingga upaya pemberantasannya tidak cukup hanya ditangani oleh pemerintah dan aparat penegak hukum saja melainkan perlu melibatkan seluruh masyarakat untuk berperan dan berpartisipasi aktif dalam pencegahan dan pemberantasan terhadap penyalahgunaan dan peredaran narkotika.
Sebuah Contoh Kasus, dimana Samarinda sebagai ibukota provinsi di Kalimantan timur ini kembali menghebohkan masyarakat dengan kembali adanya penangkapan pelaku tindak pidana narkotika, yang mana pada bulan-bulan sebelumnya telah beberapa kali Satresnarkoba Polresta Samarinda menangkap para pengedar, dan tak lepas dari itu kejadian penangkapan di Jl.Kesejahteraan gg.1, Kecamatan Sungai pinang Samarinda yang sempat menghebohkan warga Kota Tepian Samarinda dimana polisi berhasil menangkap 11 warga dalam gang tersebut, berusia remaja dan orang tua yang mana sudah menjadi target Satresnarkoba karena diketahui adanya 8 pengedar dan pemakai di sebuah gang tersebut, bukti yang didapati pun banyak selain 33 paket sabu- sabu yang terbungkus dan alat hisap, juga 10 ponsel dan 7 sepeda motor di amankan satresnarkoba3
2 Mardani, 2008, Penyalahgunaan Narkotika dalam perspektif Hukum Islam dan Hukum Pidana Nasional, Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 78
3diunduh jam 15.21, tanggal 23-04-2019
http:///rri.co.id/post/berita/664485/sigap_polri/bnn_kaltim_grebek_kampung_narkoba_di_samarinda.html
4
Berdasarkan contoh kasus diatas, maka perlunya pengawasan terhadap anak-anak terlebih ketika mereka memasuki usia remaja, karena ada kecendrungan pengedar dan bandar narkotika yang mana saat ini lebih suka menggunakan anak-anak sebagai sasaran utama berkembangnya bisnis narkotika salah satunya menjadikan anak-anak tersebut sebagai kurir dalam mengedarkan narkotika. Untuk bahan utama penelitian, penulis menggunakan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, untuk ancaman pidana penyalahgunaan narkotika terdapat pada pasal 127 Undang- Undang tersebut. Bagi anak-anak atau remaja yang melalukan tindak pidana ancaman pidana penjaranya adalah setengah dari maksimum ancaman pidana penjara bagi orang dewasa, hal itu tertera pada Pasal 81 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
Berdasarkan uraian dan paparan diatas, maka penulis tertarik mengadakan dan melakukan penelitian dalam rangka menyusun skripsi yang berjudul “TINJAUAN KRIMINOLOGIS TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA OLEH REMAJA DI KOTA TEPIAN SAMARINDA ( STUDI KASUS DI POLRESTA SAMARINDA )“
B. Perumusan Masalah
Dari paparan latar belakang tersebut diatas, ada beberapa hal yang dapat diidentifikasikan dan menarik untuk dibahas dalam penelitian ini, sehingga Penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Berapa jumlah data remaja yang melakukan tindak pidana penyalahgunaan narkotika di Kota Tepian Samarinda?
2. Apa faktor yang menyebabkan remaja melakukan tindak pidana penyalahgunaan narkotika di Kota Tepian Samarinda?
5
3. Apa upaya yang dilakukan Polresta Samarinda untuk menanggulangi masalah tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh remaja?
4. Apa saja hambatan yang dihadapi oleh Polresta Samarinda dalam penanggulangan tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh remaja?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan ini adalah ingin memaparkan dan mengetahui lebih jelas sesuai dengan rumusan masalah yang diteliti oleh penulis maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah :
1. Untuk mengetahui jumlah data pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh remaja di Kota Tepian Samarinda.
2. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan remaja melakukan tindak pidana penyalahgunaan narkotika di Kota Tepian Samarinda.
3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan Polresta Samarinda dalam menanggulangi masalah tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh remaja.
4. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi oleh Polresta Samarinda dalam penanggulangan tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh remaja.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian skripsi ini antara lain : Manfaat Teoritis :
1. Diharapakan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang hukum pada umumnya dan ilmu hukum pada khusunya tindak pidana narkotika yang dilakukan oleh generasi remaja yang masih dibawah umur.
2. Dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penelitian yang lain yang sesuai dengan bidang penelitian yang penulis teliti.
6
Manfaat Praktis :
1. Diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi masyarakat atau praktisi hukum dan instansi terkait tentang tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh remaja.
2. Dengan dibuatnya penulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak Polresta Samarinda dalam rangka menanggulangi tindak pindana penyalahgunaan narkotika oleh remaja di Kota Tepian Samrinda.
E. Orisinalitas Penelitian
Berkaitan dengan penelitian ini, sebelumnya telah dilakukan penelitian yang sama berkaitan dengan tindak pidana penyalahgunaan narkotika dan atas penelitian tersebut terdapat beberapa persamaan, perbedaan, kontribusi dan nilai kebaruan jika dibandingkan dengan eksistensi penelitian ini :
Tesis yang pertama, dengan judul “TINJAUAN KRIMINOLOGIS TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA OLEH PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PALEMBANG” yang disusun oleh Ramadhani mahasiswa Univeritas Sriwijaya Palembang. Pada penelitian ini, memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, yakni sama-sama mengkaji dan menganalisis tentang tindak pidana penyalahgunaan narkotika. Sedangkan perbedaannya adalah pada tesis ini objeknya ialah Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kontribusi atas penelitian tersebut, berguna untuk mengetahui faktor dan upaya hukum yang dilakukan jika terjadi penyelahgunaan narkotika oleh Pegawai Negeri Sipil, salah satunya dengan cara melakukan razia rutin dan tes urine kepada yang bersangkutan.
Tesis yang kedua, dengan judul “TINJAUAN KRIMINOLOGI DAN PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA OLEH ANAK DI KABUPATEN SLEMAN” yang disusun oleh
7
Sainrama Pikasani , mahasiswa Universitas Islam Indonesia Jogjakarta, memiliki kesamaan dengan penelitian penulis yaitu sama-sama membahas dan mengkaji mengenai tindak pidana penyalahgunaan narkotika di kalangan anak dibawah umur, sedangkan untuk perbedaannya adalah pada penelitian ini hanya membahas faktor, upaya serta hambatan, sedangkan pada penelitian tersebut terdapat cara penegakan hukum yaitu meliputi penyelidikan, penyidikan dan rehabilitasi baik rehabilitasi medis maupun rehabilitasi nasional. Kontribusi atas penelitian ini adalah sebagai tambahan wawasan penegakan hukum atau rehabilitasi mana yang cocok digunakan kepada pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh anak dibawah umur atau remaja.
Berdasarkan persamaan, perbedaan dan kontribusi yang dimiliki oleh tiap-tiap penelitian tersebut, terdapat kebaruan atas penelitian ini, yakni:
No. PROFIL JUDUL
1. RAMADHONI
SKRIPSI UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
TINJAUAN KRIMINOLOGIS TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA OLEH PEGAWAI NEGERI
SIPIL DI PALEMBANG ISU HUKUM
1. Apakah faktor penyebab penyalahgunaan narkotika oleh Pegawai Negeri Sipil di Palembang?
2. Bagaimana upaya penanggulangan penyalahgunaan narkotika oleh Pegawai Negeri Sipil di Palembang?
HASIL PENELITIAN
1. Faktor penyebab penyalahgunaan narkotika oleh Pegawai Negeri Sipil Palembang yaitu faktor intern (dalam), rasa ingin tahu serta coba-coba, mental yang lemah dan gangguan mental yang dimiliki oleh seseorang dan extern (luar) dari Pegawai Negeri Sipil sebagai individu pelaku kejahatan penyalahgunaan narkotika, yaitu lemahnya keimanan, pengaruh lingkungan yang buruk, perkembangan teknologi yang tidak disikapi dengan bijak.
2. Upaya pennanggulangan penyalahgunaan narkotika dilakukan secara preventif
8
dan represif. Dengan sarana penal dan non-penal. Upaya preventif yang dilakukan ialah melakukan razia rutin dan pemasangan reklame spanduk tentang bahaya narkotika disetiap instansi pemerintahan. Upaya represif yang dilakukan yaitu penindakan hukum secara tegas bagi Pegawai Negeri Sipil yang melakukan penyalahgunaan narkotika.
PERSAMAAN Mengkaji dan menganalisis tentang tindak pidana penyalahgunaan narkotika.
PERBEDAAN Objeknya ialah Pegawai Negeri Sipil (PNS).
KONTRIBUSI Untuk mengetahui faktor dan upaya hukum yang dilakukan jika terjadi penyelahgunaan narkotika oleh Pegawai Negeri Sipil, salah satunya dengan cara melakukan razia rutin dan tes urine kepada yang bersangkutan.
No. PROFIL JUDUL
2.
SAINRAMA PIKASANI SKRIPSI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JOGJAKARTA
TINJAUAN KRIMINOLOGI DAN PENEGAKAN HUKUM TERHADAP
TINDAK PIDANA
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA OLEH ANAK DI KABUPATEN
SLEMAN ISU HUKUM
1. Apa faktor-faktor penyebab terjadinya tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh anak di kabupaten Sleman?
2. Bagaimana pencegahan dan penegakan hukum tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh anak di Kabupaten Sleman?
HASIL PENELITIAN
1. Dalam kasus penyalahgunaan narkotika di Kabupaten Sleman, menurut Iptu Yulianto S.H, faktor lingkunganlah yang paling mendominasi dalam penyebab terjadinya penyalahgunaan narkotika oleh anak.
2. Dari penelitian yang dilakukan di BNN Sleman, penulis memperoleh data bahwa Kabupaten Sleman merupakan kabupaten dengan intensitas tertinggi dalam penyalahgunaan narkotika di DIY yang kemudian Kota Yogyakarta di posisi kedua dan Kabupaten Bantul di posisi ketiga. Kecamatan di Kabupaten
9
Sleman yang mendominasi adanya tindak pidana penyalahgunaan narkotika, yaitu kecamatan Depok menduduki posisi teratas dalam penyalahgunaan narkotika yang disusul kecamatan Mlati dan Kalasan.
3. Terkait dengan penegakan hukum, BNN Sleman selaku lembaga yang bertanggung jawab atas tindak pidana penyalahgunaan narkoba selalu melakukan rehabilitasi bagi pecandu narkoba sesuai dengan tugasnya. Dalam penanganan bagi pecandu pun berbeda-beda dikarenakan pecandu narkoba di ibaratkan sebagai penyakit yang sewaktu-waktu dapat kambuh. Melakukan penanganan bagi pecandu narkoba, rehabilitasi juga harus menyesuaikan tingkat ketergantungan (dependensi) dari pecandu karena rehabilitasi tidak semata-mata hanya dilakukan untuk membuat pecandu merasa menyesal, namun rehabilitasi harus membuat pelaku benar-benar lepas dari narkoba sebagaimana harus ada efek jera untuk melakukan penyalahgunaan narkoba dalam rehabilitasi.
4. Namun dalam proses penegakan hukum dalam perkara tindak pidana penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh anak di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta belum pernah dilakukan diversi oleh aparat Kepolisian. Pihak Kepolisian tidak memberikan keterangan pasti tentang tidak dilakukanya diversi dalam perkara tersebut. Dalam proses penegakan hukum dan pemberantasan narkotika kendala-kendala yang dihadapi oleh POLRES Sleman khususnya satuan narkoba dalam kasus penyalahgunaan narkotika oleh anak antara lain: a. kurangnya personil dalam melakukan proses penegakan hukum dan pemberantasan narkotika, mengingat wilayah Kabupaten Sleman yang luas; dan b. peralatan yang kurang memadai, dalam hal ini perlunya peremajaan alat-alat untuk mendukung proses penegakan hukum dan pemberantasan narkotika di Kabupaten Sleman.
PERSAMAAN Membahas dan mengkaji mengenai tindak pidana penyalahgunaan narkotika di kalangan anak dibawah umur.
PERBEDAAN Pada penelitian ini hanya membahas faktor, upaya serta hambatan, sedangkan pada penelitian tersebut terdapat cara penegakan hukum yaitu meliputi penyelidikan, penyidikan dan rehabilitasi baik
10
rehabilitasi medis maupun rehabilitasi nasional.
KONTRIBUSI Sebagai tambahan wawasan penegakan hukum atau rehabilitasi mana yang cocok digunakan kepada pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh anak dibawah umur atau remaja.
Sedangkan pada penelitian ini adalah
PROFIL JUDUL
DHARMA ADHY WICAKSANA SKRIPSI
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
TINJAUAN KRIMINOLOGIS TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA OLEH REMAJA DI KOTA TEPIAN SAMARINDA (Studi Kasus di Polresta Samarinda) ISU HUKUM
1. Berapa jumlah data remaja yang melakukan tindak pidana penyalahgunaan narkotika di Kota Tepian Samarinda?
2. Apa faktor yang menyebabkan remaja melakukan tindak pidana penyalahgunaan narkotika di Kota Tepian Samarinda?
3. Apa upaya yang dilakukan Polresta Samarinda untuk menanggulangi masalah tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh remaja?
4. Apa saja hambatan yang dihadapi oleh Polresta Samarinda dalam penanggulangan tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh remaja?
NILAI KEBARUAN
1. Data anatomi kasus dijajaran Polresta Samarinda yang mencakup keseluruhan jumlah kasus, pelaku, status, jenis narkotika, hukuman pidana, rehabilitasi di sepanjang periode 2016-2019 di wilayah hukum Polresta Samarinda.
2. Keterbatasannya Laboraturium Forensik untuk melakukan pengecekan Barang bukti.
3. Masa pandemi yang memberatkan Satuan Reserse Narkoba wajib dengan prokes.
11
F. Metode Penelitian
Untuk membahas masalah yang dikemukakan diatas,maka penulis menggunakan metode sebagai salah satu prosedur dan tata cara penulisan skripsi serta acuan dalam landasan penulisan maka berikut ini adalah metode penelitian yang penulis gunakan :
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini jenis metode yang penulis gunakan adalah metode pendekatan secara yuridis empiris yang dengan kata lain penelitian lapangan, yaitu sesuatu penelitian yang dilakukan terhadap keadaan sebenarnya atau keadaan nyata yang terjadi di masyarakat dengan maksud untuk mengetahui dan menemukan fakta-fakta dan data yang dibutuhkan, setelah data yang di butuhkan terkumpul,kemudian menuju kepada identifikasi masalah yang pada akhirnya menuju pada penyelesaian masalah4
Metode pendekatan yuridis empiris ini digunakan dalam penelitian mengenai kajian yuridis atas tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh remaja di Kota Tepian Samarinda. Karena permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini membutuhkan data sekunder dan data tersebut akan dianalisa untuk menemukan jawaban permasalahan yang muncul dari penelitian ini.
2. Pendekatan Penelitian
Dalam penulisan ini,penulis menggunakan pendekatan sosiologis untuk memperoleh data dalam lapangan dan mengkaji permasalahan hukum dalam kehidupan masyarakat yang akan dikaitkan dengan peraturan-peraturan hukum yang berlaku yang akan di teliti oleh penulis. Pendekatan sosiologis adalah
4 Bambang Waluyo, (2002), Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, h. 16
12
pendekatan yang mengidentifikasi dan mengkonsepsikan hukum sebagai instusi fungsional yang riil.5
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian skripsi ini berada di Polresta Samarinda, beralamatkan di Jl. Slamet Riyadi Nomor 1, Karang Asam Ulu, Kec. Sungai Kunjang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Di tempat inilah penulis memperoleh data yang digunakan untuk membuat skripsi ini.
4. Sumber Data
Sumber data adalah subyek atau segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data-data. Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Menurut Hasan (2002: 82) data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama yang terkait dengan permasalahan yang akan dibahas. Sumber data primer dari skripsi ini adalah hasil yang diperoleh dari wawancara yang dilakukan secara bebas pada penyidik/Satresnarkoba di Polresta Samarinda Kota.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi dokumen,data sekunder ini sebagai pelengkap dari sumber data primer ( Hasan 2002:
58). Sumber data sekunder ini diperoleh dari bahan-bahan hukum yaitu, Undang-undang yang berkaitan dengan skripsi ini, buku-buku, hasil penelitian,jurnal hukum,kamus hukum, serta tulisan yang berkaitan
5 Soerjono Soekanto, (1986), Pengantar Penelitian Huk um, Penerbit UI: Jakarta, h.51
13
dengan penelitian yang dilakukan. Bahan-bahan hukum terbagi menjadi bahan hukum primer,bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier.
• Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer yang digunakan terdiri dari peraturan perundang-undangan, catatan resmi, risalah dalam pembuatan perundang-undangan.6
Bahan hukum primer pada penelitian ini adalah:
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindunngan anak
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Perlindungan Anak
• Bahan Hukum Sekunder
Adalah studi kepustakaan yang antara lain meliputi makalah atau jurnal dan buku literatur seperti pendapat para pakar yang dapat memberikan penjelasan lebih dari bahan
6Peter Mahmud Marzuki, (2011), Penelitian Huk um, Kencana Prenada Media Group: Jakarta, h. 93
14
hukum primer, yang berisi dasar-dasar ilmu hukum dan pandangan klasik para sarjana yang mempunyai kualifikasi tinggi.7
• Bahan Hukum Tersier
Adalah buku-buku yang berisi petunjuk tentang suatu kalimat atau istilah-istilah tertentu,antara lain kamus hukum, kamus besar bahasa Indonesia,dan kamus bahasa Inggris.
5. Teknik Pengumpulan Data a. Penelitian Lapangan
Dalam penelitian lapangan ini cara penulis mengumpulkan data di Polresta Samarinda.
• Wawancara
wawancara secara langusng, yaitu peneliti berhadap langsung dengan sumber data (responden) untuk menanyakan secara lisan hal- hal yang diinginkan dan jawaban dari responden dicatat oleh peneliti.8 Melalui wawancara ini peneliti mencari data, informasi, dan kerangka keterangan dari subjek penelitian. Wawancara pada penelitian ini dilakukan kepada penyidik/Satresnarkoba di Polresta Samarinda Kota.
• Dokumentasi
Penggunaan dokumen dalam berbagai penelitian sudah lama digunakan, dokumentasi digunakan sebagai sumber data dan dimanfaatkan untuk menguji dan menafsirkan. Dokumentasi ini digunakan untuk mendukung dan menlengkapi data-data yang
7 Peter Mahmud Marzuki, (2011), Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group: Jakarta, h. 142
8 Rianto Adi , (2010), Metodologi Penelitian Sosial dan Huk um, Granit:Jakarta, h.98
15
diperlukan pada penelitian ini. Sumber tertulis, atau gambar berbentuk dokumen resmi, majalah, buku, arsip, dokumen pribadi dan foto yang terkait dengan permasalahan penelitian.9
b. Penelitian kepustakaan pengumpulan data dari literatur
Penulis menggunakan tinjauan kepustakaan agar melengkapi beberapa informasi secara tertulis pada buku, untuk mengumpulkan berbagai macam data dengan membaca dan menelusuri beberapa literatur yang berhubungan dengan apa yang akan dibahas oleh penulis.
6. Populasi, sampel, dan teknik sampling
Menurut Sujarwo, populasi adalah semua objek atau bagian yang akan diteliti,karena terkadang populasi sangat luas dan besar,maka hanya diambil sebagian saja, ini yang disebut dengan sampel. Pada penelitian ini populasi yang diambil adalah pelaku tindak pidana dibawah umur atau remaja.
Sedangkan sampel yang diambil adalah pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkoba yang dibawah umur atau remaja.
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik Purposive Sampling, yaitu teknik mengambil sampel yang tidak melihat berdasarkan random, namun berdasarkan dengan pertimbangan tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2009: 85) adalah teknik penentuan sampel dengan petimbangan tertentu. Pengambilan teknik sampling ini dikarenakan untuk mencari objek sasaran sesuai tujuan penelitian, yaitu pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkotika yang dibawah umur atau remaja.
9 Sudarto, (2002), Metodologi Penelitian Filsafat, Raya Grafinfo: Jakarta, h.71
16
7. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan untuk menganalisis data menemukan apa yang penting untuk dipelajari, dan menemukan apa yang harus diceritakan kepada orang lain.10Data-data yang diperoleh dari hasil penelitian ini kemudian di analisis dengan metode deskriptif kualitatif yaitu data yang diperoleh dari Polresta Smarinda, lalu menggunakan metode berfikir indukatif yang artinya cara berpikir yang bertitik tolak dari hal-hal yang khusus lalu menarik kesimpulan dari permasalahan yang dibahas secara khusus.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran keseluruhan sistematika terhadap penulisan skripsi ini, penulis membagi sistematika menjadi 4 (empat) bab,yaitu bab pertama adalah pendahuluan,bab kedua adalah tinjauan pustaka, bab ketiga adalah hasil penelitian dan pembahasan dan yang terakhir bab keempat adalah kesimpulan dan saran beserta dengan daftar pustaka serta lampiran-lampiran, yang jika disusun secara sistematis oleh penulis,maka sebagai berikut :
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan secara jelas dan lengkap mengenai Latar Belakang Permasalahan, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Orisinalitas Penelitian, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan secara jelas dan lengkap mengenai Kriminologi, Tindak Pidana, Narkotika, Penyalahgunaan Narkotika dan Remaja
10 Lexy J, (2010), Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya: Jakarta, h. 248
17
BAB III: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi dari hasil penelitian dan pembahasan yang menguraikan gambaran umum lokasi, faktor yang menjadi penyebab remaja melakukan tindak pidana penyalahgunaan narkotika di Kota Tepian Samarinda, upaya yang dilakukan Polresta Samarinda untuk menanggulangi penyalahgunaan narkotika dan hambatan yang dialami Polresta Samarinda dalam penanggulangan tindak pidana penyalahgunaan narkotika di Kota Samarinda.
BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab terakhir ini memuat dua sub bab, yaitu kesimpulan yang akan memberikan kesimpulan secara keseluruhan dari permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini. Sub bab yang kedua adalah saran, dimana penulis akan memberikan saran sebagai sumbangan pemikiran dari penulis.
62 BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari uraian pada bab sebelumnya maka penulis dalam bab ini akan memaparkan kesimpulan dan implikasi yang diperlukan. Maka dengan analisa bab III penulis dapat membuat kesimpulan sebagai berikut:
1. Jumlah kasus penyalahgunaan narkoba di wilayah tepian Kota Samarinda dari tahun 2016-2019 menunjukkan adanya penurunan dan berkurang. Pada tahun 2016 terdapat 509 kasus, tahun 2017 terdapat 408 kasus, tahun 2018 terdapat 326 kasus dan tahun 2019 terdapat 316 kasus. Hal ini menunjukkan upaya yang dilakukan oleh Polresta Samarinda berhasil untuk mengurangi tindak pidana penyalahgunaan narkoba.
2. Faktor- faktor penyebab terjadinya penyalahgunaan narkotika oleh remaja di tepian Kota Samarinda adalah:
a. Faktor penyebab remaja menggunakan atau mengkonsumsi narkoba yaitu karena faktor depresi, dimana keinginan para remaja tidak sesuai dengan kehidupan nyata, dan di dalam keluarga terjadi ketidak harmonisan atau hubungan interaksi yang baik
b. Faktor penyebab remaja menggunakan atau mengkonsumsi narkoba yaitu karena faktor coba-coba , dimana usia remaja lebih mementingkan perasaan penasaran dan rasa ingin tau akan sesuatu yang baru tanpa memikirkan baik buruk kedepannya.
c. Faktor penyebab remaja menggunakan atau mengkonsumsi narkoba juga dikarenakan pada faktor lingkungan , seperti bujukan atau ajakan teman sepermainan.
63
3. Hambatan Polresta Samarinda untuk menaggulangi masalah penyalahgunaan narkoba adalah kurangnya jumlah anggota dari standar dan bocornya informasi ketika akan melakukan razia diakui menjadi hambatan dari dalam yang sering terjadi, hal ini yang membuat Polresta Samarinda akan menambah anggota khususnya dalam bidan menangani penyelahgunaan narkoba.
4. Dalam hal penanggulangan penyalahgunaan narkotika, dilakukan upaya pencegahan dan penindakan, meliputi:
a. Upaya Pre-Emtif, adalah upaya awal untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika dikalangan remaja, contoh upaya ini adalah menanamkan nilai-nilai moral seperti nilai agama.
b. Upaya Preventif, yaitu upaya pencegahan sebelum tindak pidana itu terjadi, hal ini dapat dilakukan dengan cara penyuluhan hukum terhadap para remaja.
Polresta samarinda secara teratur memberikan penyuluhan di sekolah-sekolah dan organisasi tentang bahaya menyalahgunakan narkoba.
c. Upaya Represif, dilakukan agar para korban penyalahgunaan tidak melakukan kembali kesalahan yang sama.
64
B. SARAN
Berdasarkan pembahasan diatas, maka penulis ingin memberikan beberapa saran yang mungkin dapat dijadikan pertimbangan dan masukan adalah:
1. Perlunya penanaman dan pendalaman ilmu agama dan pembinaan moral akhlak yang baik sejak dini kepada para remaja.
2. Memberikan arahan dan pemahaman kepada para remaja tentang narkotika merupakan barang yang tidak benar dan jika dipersalahgunakan menimbulkan dampak negatif bagi pemakai.
3. Meningkatkan komunikasi antar tokoh masyarakat, tokoh agama dan orang tua dalam menjaga dan mencegah terjadinya perbuatan penyalahgunaan narkotika di lingkungan tempat tinggalnya.
65
DAFTAR PUSTAKA Buku
Anang Iskandar, 2019, Penegakan Hukum Narkotika, PT. Elex Media, Jakarta
AR. Sujono dan Bony Daniel, 2013, Komentar dan Pembahasan Undang – Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Jakarta. Penerbit Sinar Grafika.
Barda Nawawi Arief, 2010, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam Penanggulangan Kejahatan, Jakarta: Kencana
Bambang Waluyo, 2002, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta Dharana Lastarya, 2006, Narkoba Perlukah Mengenalnya Pakarkarya, Jakarta
Drs.Lamintang, 2013, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung
Elisabeth B Hurlock, 2000, Development Psychology, A life Span Approach, terjemahan Istiwidayati dan Sujarwo, Psikologi Perkembangan, Erlangga, Jakarta
I.S. Susanto. 2011. Kriminologi, Genta Publishing, Yogyakarta
Made Sadhi Astuti, 2003, Hukum Pidana Anak dan Perlindungan Anak, Universitas Negeri Malang, Malang
Mardani, 2008, Penyalahgunaan Narkotika dalam perspektif Hukum Islam dan Hukum Pidana Nasional, Raja Grafindo Persada, Jakarta
Mohammad Taufik Makarao, Wenny Bukamo, dan Syaiful Azri, 2013, Hukum Perlindungan Anak dan Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, Rineka Cipta, Jakarta,
Moh.Taufik Makarao, 2003, Suhasril, dan Moh. Zakky, Tindak Pidana Narkotika, Ghalia Indonesia, Jakarta
Romli Atmasasmita, 1983, Problem Kenakalan Anak-Anak Remaja, Armico, Bandung Singgih Gunarso, 1989, Perubahan Sosial dalam Masyarakat, PAU FIS UI, Jakarta
66
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindunngan anak
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Perlindungan Anak Internet
https://bnn.go.id/penggunaan-narkotika-kalangan-remaja-meningkat/
https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-XII-15-I-P3DI-Agustus- 2020-2046.pdf