DinaMarisHedo/859265944
1
BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH TUGAS 2
Nama Mahasiswa : DINA MARIS HEDO ..………...……...
Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 859265944 ...………....………....
Kode/Nama Mata Kuliah : PEBI4223/Pendidikan Lingkungan Hidup ……...…....
Kode/Nama UT Daerah : 79/KUPANG …...………..
Masa Ujian : 2023/2024 Genap (2024.1) ...
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
DinaMarisHedo/859265944
2
DinaMarisHedo/859265944
3
JAWABAN 1. Pertanyaan
a. Hitunglah angka kelahiran kasar penduduk negara X tersebut?
b. Hitunglah rata-rata kelahiran bayi pada suatu negara X tersebut dalam setahun?
a. Untuk menghitung angka kelahiran kasar penduduk negara X, kita perlu menggunakan rumus berikut:
Angka Kelahiran Kasar = (Jumlah Kelahiran Hidup / Jumlah Penduduk) x 1000
Dalam kasus ini, jumlah kelahiran hidup dalam setahun adalah 800.000 jiwa dan jumlah penduduk pada pertengahan tahun 2020 adalah 25.600.000 jiwa.
Angka Kelahiran Kasar = (800.000 / 25.600.000) x 1000 Angka Kelahiran Kasar = 0.03125 x 1000
Angka Kelahiran Kasar = 31.25
Jadi, angka kelahiran kasar penduduk negara X adalah 31.25 per 1000 penduduk.
b. Untuk menghitung rata-rata kelahiran bayi dalam setahun, kita perlu membagi jumlah kelahiran hidup dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun 2020.
Rata-rata Kelahiran Bayi = Jumlah Kelahiran Hidup / Jumlah Penduduk Rata-rata Kelahiran Bayi = 800.000 / 25.600.000
Rata-rata Kelahiran Bayi = 0.03125
Jadi, rata-rata kelahiran bayi pada negara X tersebut dalam setahun adalah 0.03125 atau sekitar 3.125% dari jumlah penduduk.
2. Akibat dari kegiatan manusia yang kurang memperhatikan keselamatan lingkungan, timbul masalah atau krisis lingkungan secara global.
a. Pemanasan global disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya:
1. Emisi Gas Rumah Kaca: Penyebab utama pemanasan global adalah peningkatan emisi gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrous oksida (N2O), yang dihasilkan oleh aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan industri.
2. Efek Rumah Kaca: Gas rumah kaca menciptakan efek rumah kaca, di mana radiasi matahari yang masuk ke atmosfer terperangkap dan menyebabkan peningkatan suhu di permukaan bumi.
3. Deforestasi: Penggundulan hutan secara besar-besaran mengurangi kemampuan alam dalam menyerap karbon dioksida melalui proses fotosintesis, sehingga meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.
4. Pencemaran Udara: Emisi polutan lainnya, seperti partikel debu dan gas buang industri, juga dapat berkontribusi terhadap pemanasan global dengan mempengaruhi kualitas udara dan memperkuat efek rumah kaca.
b. Untuk mengurangi terjadinya pemanasan global, upaya yang dapat dilakukan antara lain:
1. Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca: Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan beralih ke sumber energi terbarukan, seperti energi surya dan angin, serta meningkatkan efisiensi energi di rumah, transportasi, dan industri.
2. Konservasi Hutan: Melindungi hutan dan mendorong keberlanjutan dalam pengelolaan hutan untuk mengurangi deforestasi dan meningkatkan kemampuan penyerapan karbon dioksida.
3. Mengurangi Pencemaran Udara: Mengendalikan emisi polutan dan mengadopsi teknologi yang lebih bersih dalam industri, transportasi, dan sektor lainnya untuk mengurangi kontribusi terhadap pemanasan global.
4. Mengubah Pola Konsumsi: Mengadopsi gaya hidup yang lebih berkelanjutan, seperti mengurangi pemborosan energi, memilih produk yang ramah lingkungan, dan mengurangi limbah.
c. Jika lapisan ozon di atmosfer bumi semakin menipis, maka dampak yang mungkin terjadi adalah:
1. Peningkatan paparan radiasi ultraviolet (UV) matahari ke permukaan bumi, yang dapat menyebabkan peningkatan risiko kanker kulit, kerusakan mata, dan penurunan sistem kekebalan tubuh manusia.
2. Gangguan pada ekosistem dan kehidupan laut, seperti kerusakan terumbu karang dan penurunan populasi plankton, yang merupakan dasar rantai makanan laut.
3. Dampak negatif pada pertanian dan produksi pangan, karena tanaman yang terpapar radiasi UV dapat mengalami kerusakan dan mengurangi produktivitas.
4. Peningkatan perubahan iklim, karena lapisan ozon berperan dalam mengatur suhu atmosfer dan pola cuaca.
Oleh karena itu, penting untuk melindungi lapisan ozon dengan mengurangi penggunaan bahan kimia yang merusak ozon, seperti CFC (Chlorofluorocarbon), dan mematuhi peraturan internasional yang mengatur penggunaan bahan kimia tersebut.
DinaMarisHedo/859265944
4
3. Pencemaran atau polusi merupakan istilah yang sangat umum dalam kehidupan manusia.
a. Pencemaran lingkungan terjadi karena adanya pelepasan atau penambahan zat-zat atau energi yang merusak kualitas lingkungan. Penyebab pencemaran lingkungan dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain:
1. Pencemaran Udara: Penyebab utama pencemaran udara adalah emisi polutan dari pembakaran bahan bakar fosil, seperti kendaraan bermotor, pabrik, dan pembangkit listrik. Polutan seperti karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), dan partikel debu dapat merusak kualitas udara dan menyebabkan masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan.
2. Pencemaran Air: Pencemaran air terjadi ketika bahan kimia, limbah industri, limbah pertanian, atau limbah domestik mencemari sumber air seperti sungai, danau, atau laut. Pencemaran air dapat menyebabkan kerusakan ekosistem air, mengancam kehidupan akuatik, dan mengurangi ketersediaan air bersih bagi manusia.
3. Pencemaran Tanah: Pencemaran tanah terjadi ketika bahan kimia berbahaya atau limbah industri meresap ke dalam tanah dan mencemari lingkungan. Pencemaran tanah dapat menyebabkan kerusakan pada sistem ekologi, mengurangi kesuburan tanah, dan mengancam kesehatan manusia jika terjadi kontaminasi pada sumber air tanah atau tanaman yang dikonsumsi.
4. Pencemaran Suara: Pencemaran suara terjadi akibat kebisingan yang berlebihan, seperti suara kendaraan, industri, atau kebisingan dari aktivitas manusia lainnya. Pencemaran suara dapat mengganggu kesehatan dan kualitas hidup manusia, serta mengganggu ekosistem dan kehidupan hewan.
b. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan, antara lain:
1. Mengurangi Penggunaan Bahan Bakar Fosil: Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dengan beralih ke transportasi berkelanjutan seperti berjalan kaki, bersepeda, atau menggunakan transportasi umum. Selain itu, memilih energi terbarukan dan meningkatkan efisiensi energi di rumah dan industri.
2. Mengelola Limbah dengan Bijak: Memilah dan mengelola limbah secara benar, seperti daur ulang, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, dan menggunakan produk ramah lingkungan.
3. Konservasi Air: Mengurangi penggunaan air dengan menggunakan teknologi hemat air, memperbaiki kebocoran, dan mengumpulkan air hujan untuk keperluan non-potable.
4. Menggunakan Bahan Kimia dengan Bijak: Menggunakan bahan kimia yang ramah lingkungan, menghindari penggunaan pestisida berbahaya, dan membuang limbah kimia dengan aman.
5. Mengedukasi dan Mengajak Partisipasi: Mengedukasi orang lain tentang pentingnya menjaga lingkungan, serta mengajak mereka untuk ikut berpartisipasi dalam upaya pelestarian lingkungan, seperti kegiatan penanaman pohon, membersihkan lingkungan, dan kampanye sadar lingkungan.
Upaya ini dapat membantu mengurangi pencemaran lingkungan dan menjaga keberlanjutan lingkungan bagi generasi mendatang.
4. Pencemaran dapat dikelompokar menurut sumbernya, bahan pencemar, menurut medium lingkungannya, dan menurut sifat sumber pencemar.
a. Pencemaran Air Permukaan:
Pencemaran air permukaan terjadi ketika zat-zat atau energi yang merusak kualitas air masuk ke dalam sungai, danau, dan laut. Beberapa contoh pencemaran air permukaan meliputi:
1. Pencemaran oleh Limbah Domestik: Limbah domestik, seperti air limbah rumah tangga yang mengandung deterjen, tinja, dan limbah cair lainnya, dapat mencemari air permukaan jika tidak diolah dengan baik sebelum dibuang ke sungai atau danau.
2. Pencemaran oleh Limbah Industri: Limbah industri yang mengandung bahan kimia berbahaya, logam berat, atau zat-zat beracun dapat mencemari air permukaan jika tidak dikelola dengan benar.
Limbah industri yang dibuang langsung ke sungai atau danau tanpa pengolahan yang memadai dapat merusak ekosistem air dan mengancam kehidupan akuatik.
3. Pencemaran oleh Limbah Pertanian: Penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan dalam pertanian dapat menyebabkan pencemaran air permukaan. Limbah pertanian, seperti aliran air yang mengandung pestisida atau zat-zat nutrisi berlebih, dapat mencemari sungai dan danau, menyebabkan eutrofikasi dan menyebabkan kematian massal organisme akuatik.
b. Pencemaran Air Tanah:
Pencemaran air tanah terjadi ketika zat-zat berbahaya atau limbah mencemari sumber air tanah yang terletak di bawah permukaan tanah. Beberapa contoh pencemaran air tanah meliputi:
1. Pencemaran oleh Limbah B3: Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), seperti limbah industri yang mengandung bahan kimia berbahaya, dapat meresap ke dalam tanah dan mencemari air tanah di sekitarnya. Pencemaran air tanah oleh limbah B3 dapat mengancam kualitas air minum dan kesehatan manusia.
2. Pencemaran oleh Limbah Pertanian: Penggunaan pupuk dan pestisida dalam pertanian dapat mencemari air tanah jika digunakan secara berlebihan atau tidak sesuai prosedur. Pencemaran air tanah oleh limbah pertanian dapat mengandung zat-zat beracun dan berpotensi merusak kualitas air yang digunakan untuk irigasi dan konsumsi manusia.
3. Pencemaran oleh Limbah Domestik: Jika sistem pembuangan air limbah domestik tidak memadai, limbah rumah tangga seperti tinja, deterjen, dan limbah cair lainnya dapat meresap ke dalam tanah dan mencemari air tanah di sekitarnya.
Pencemaran air permukaan dan air tanah memiliki dampak yang serius terhadap kesehatan manusia, keberlanjutan ekosistem air, dan ketersediaan air bersih. Oleh karena itu, penting untuk mengelola limbah secara bijaksana dan menerapkan praktik-praktik yang ramah lingkungan untuk mencegah pencemaran air.