Nama Mahasiswa : DINA MARIS HEDO ..………...…...…...
Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 859265944 ...………....………...…....
Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4202/Pembelajaran IPA di SD ……...…………..
Kode/Nama UT Daerah : 79/KUPANG …...………...……..
Masa Ujian : 2023/2024 Genap (2024.1) ...
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
1. Hubungan simetris adalah suatu variabel tidak mempengaruhi oleh variabel lainnya.
2. Hubungan asimetris, yaitu satu variabel yang mempengaruhi variabel lainnya.
3. Hubungan timbal balik, yaitu antara satu variabel dengan variabel lainnya saling mempengaruhi satu sama lain. Apabila diterjemahkan dalam suatu grafik, variabel bebas dan keterikatan selalu berada di tempat yang sama. Hal tersebut akan memudahkan kita untuk dapat melihat dengan cepat variabel mana yang bebas dan mana yang terikat ketika melihat grafik atau bagan. Dalam persamaan model matematik, variabel bebas selalu berada di sumbu x, atau sumbu horizontal, sedangkan variabel terikat berada pada sumbu y, atau sumbu vertikal.
Misalnya dalam Matematika : Dalam persamaannya, y digunakan sebagai variabel dependen, karena nilai y tergantung pada nilai x. Semakin besar nilai x, semakin besar nilai y. Sebaliknya, semakin kecil nilai x, semakin kecil nilai y. Oleh karena itu, variabel dependen dalam matematika dapat diartikan sebagai nilai yang nilainya berubah karena pengaruh perubahan nilai sistem. Nilai x mempengaruhi nilai y. Oleh karena itu, x bertindak sebagai variabel independen.
Dalam hal ini, ia memprosesnya sebagai input yang bebas untuk mendapatkan keuntungan. Penting untuk mempelajari hubungan antara dua variabel untuk setiap proses pengakuan yang termasuk dalam kategori variabel independen atau dependen. Perbedaan antara variabel independen dan variabel dependen adalah bahwa variabel independen dapat mempengaruhi perubahan variabel dependen.
Variabel dependen itu sendiri adalah variabel output yang dipengaruhi oleh variabel independen.
2. Keterampilan proses yang dilakukan siswa ialah eksplorasi fenomena dimana ini membuat siswa mengumpulkan informasi menggunakan inderanya dan mengumpulkan bukti untuk
kemudian ditindak lanjuti dengan pengauan pertanyaan, merumuskan hipotesis berdasarkan gagasan yang ada.
a. Ketrampilan proses observasi atau mengamati
Keterampilan mengamati adalah keterampilan yang dikembangkan dengan menggunakan semua indera yang kita miliki untuk mengidentifikasi dan memberikan nama sifat- sifat dari objek-objek atau kejadian-kejadian. Kegiatan yang dapat dilakukan yang berkaitan dengan kegiatan observasi dapat dilihat pada kelompok siswa belajar IPA yang sedang mencatat keadaan warna air kolam dan setelah diberi tetes reakgen predekti, mereka mengamati hasilnya.
b. Keterampilan Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau menyampaikan hasil penyelidikan.
c. Keterampilan menginferensi
Keterampilan menginferensi adalah kemampuan untuk membuat kesimpulan sementara dari hasil yang kita observasikan dwngan menggunakan logika atau penilaian berdasarkan informasi yang tidak secara langsung diberikan. Hal ini melibatkan menghubungkan fakta-fakta yang ada, menarik kesimpulan yang masuk akal, dan mengambil langkah-langkah logis berdasarkan pemahaman yang
3. Desain alat peraga Standar Kompetensi : Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester :V/I
1. Jenis Alat Peraga yang Dapat di Pergunakan
Jenis alat peraga yang kami coba buat adalah”Model Pernapasan Pada Manusia”.
tujuan pembuatan alat peraga ini yaitu untuk mengetahui proses pernapasan manusia yang di ajarkan pada Materi pembelajaran tentang sistem pernapasan pada manusia di kelas V semester Satu. Dimana Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
Alat dan bahan yang di butuhkan : 1. Botol bekas air mineral 2.
2. Dua Sedotan plastik bekas 3. Sumbat dari plastik
4. Korek api 5. Karet gelang 6. Solasiban / lakban 7. Tiga buah balon karet
2. Prosedur Pembuatan dan Cara Kerja Alat Peraga
Prosedur pembuatan alat peraga Adapun prosedur atau cara pembuatan alat peraga Model Pernapasan pada manusia adalah sebagai berikut :
a. Sediakan Alat dan bahan yang dibutuhkan ( Botol bekas air mineral, 2 Sedotan pelastik bekas, Sumbat plastik, Korek api, Karet gelang, Solasiban / lakban, 3 buah balon karet ).
b. Gunting bagian bawah botol bekas air mineral sesuai yang di inginkan atau kurang lebih sekitar seperempat bagian dari botol tersebut.
c. Buat pipa bercabang tiga dari sedotan plastik.
d. Sumbat kedua cabang pipa menggunakan balon karet yang kemudian di ikat oleh karet gelang, supaya tidak terlepas. ( salah satu cabang sebagai tempat keluar masuk udara )
e. Tinggal satu balon yang tersisa, kemudian gunting balon karet tersebut dibagian mulutnya.
f. Masukan pipa cabang yang sudah disumbat oleh balon ke dalam botol bekas yang telah kita gunting, dimana salah satu pipa yang tidak disumbat diletaka kan menjorok ke atas ( ke bagian mulut botol)
g. Tutup bagian atas botol dengan sumbat plastik yang telah diberi lubang agar pipa yang menjorok ke mulut botol bisa keluar sebagai jalan masuk udara
h. Tutup bagian bawah botol dengan balon karet yang telah dipotong bagian mulutnya, kemudian ikat menggunakan karet / lakban (solasiban).
i. Jika sudah rapat, alat peraga sudah siap untuk digunakan.
3. Cara Kerja Alat Peraga
Ketika karet penutup botol plastik transparan ditarik, ruangan didalam pipa bertambah besar sehingga tekanan udara didalam tabung plastik akan menjadi rendah, kemudian menarik udara dari luar masuk, sehingga balon didalam botol plastik menjadi mengembang. Sedangkan ketika karet penutup botol plastik bagian bawah ditekan, ruangan didalam pipa plastik menjadi menyempit dan tekanan udara di dalam tabung plastik semakin tinggi sehingga udara didalam pipa keluar, maka terjadilah balon didalam botol plastik menguncup atau mengempis. Begitupun ketika karet penutup botol plastik dilepaskan maka akan kembali seperti semula. Kejadian ini seperti proses pernapasan manusia.
konsep ilmiah, meningkatkan minat belajar siswa, dan menciptakan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan dan interaktif.
5. Pembelajaran terintegrasi memiliki beberapa kelebihan dan keterbatasan yang perlu dipertimbangkan yaitu sebagai berikut
- Kelebihan pembelajaran terintegrasi:
1. Relevansi: Pembelajaran terintegrasi memungkinkan siswa untuk melihat hubungan antara berbagai mata pelajaran dan menerapkan pengetahuan mereka dalam konteks yang lebih luas.
2. Pengembangan keterampilan lintas disiplin: Siswa dapat mengembangkan keterampilan lintas disiplin seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, dan berkomunikasi efektif melalui pembelajaran terintegrasi.
3. Penghematan waktu: Dengan mengintegrasikan berbagai mata pelajaran, siswa dapat belajar lebih efisien dan menghemat waktu dalam mempelajari konsep yang saling terkait.
4. Memperkuat pemahaman: Pembelajaran terintegrasi dapat membantu siswa memahami konsep-konsep secara holistik dan menyeluruh, karena mereka dapat melihat hubungan antara berbagai topik.
5. Pengalaman-pengalaman dan kegiatan yang dilakukan siswa relevan dengan tingkat perkembangan anak.
6. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak
7. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak sehingga belajar akan bertahan lebih lama
8. Dapat menumbuhkembangkan keterampilan berpikir anak
9. Dapat menumbuhkembangkan keterampilan - keterampilan sosial anak seperti kerjasama, toleransi, dan respek terhadap gagasan orang laindan sebagainya.
- Keterbatasan pembelajaran terintegrasi:
1. Kompleksitas perencanaan: Pembelajaran terintegrasi memerlukan perencanaan yang matang dan kolaborasi antara guru dari berbagai mata pelajaran, yang dapat menjadi rumit dan memakan waktu.
2. Evaluasi yang sulit: Menilai kemajuan dan pencapaian siswa dalam pembelajaran terintegrasi bisa menjadi lebih sulit karena adanya berbagai aspek yang harus dinilai.
3. Keterbatasan spesialisasi: Pembelajaran terintegrasi mungkin tidak memberikan kesempatan bagi siswa untuk mendalami suatu mata pelajaran secara mendalam, karena fokus pada integrasi antar mata pelajaran.
4. Tantangan implementasi: Implementasi pembelajaran terintegrasi dapat menghadapi tantangan dalam hal sumber daya, dukungan dari sekolah, dan pemahaman guru tentang pendekatan ini.
5. Agak sulit dalam melaksanakan evaluasi materi yang disampaikan
6. Kurang efektif dalam mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang dituntut dalam kurikulum.
7. Bila konsep pembelajaran terpadu tidak dikuasai dengan benar oleh guru ada