• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS 1 PKP DIAN DESI 857457372

N/A
N/A
Dian Desi

Academic year: 2023

Membagikan "TUGAS 1 PKP DIAN DESI 857457372"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

NAMA : DIAN DESI ERNIYATI NIM : 857457372

UPBJJ : Bandung/Pokjar Majalengka

LAPORAN KEGIATAN REFLEKSI AWAL

No. Hari/Tanggal Identifikasi Masalah

Penyebab Rencana

Solusi 1. Selasa, 10

Oktober 2023

Kurangnya

pemahaman siswa kelas IV dalam Operasi hitung bilangan cacah

- Kurangnya hasil belajar siswa.

- Siswa tidak diberikan

rangsangan dari pembelajaran yang dilakukan.

- Pembelajaran tidak bervariatif.

Menjelaskan secara detail dengan memberikan sebuah contoh nyata atau gambaran kehidupan sehari-hari supaya mudah dipahami oleh siswa.

Dengan mengirimkan video pembelajaran Operasi hitung bilangan

cacah melalui daring.

Masalah yang dipilih Penyebab Alasan pemilihan masalah

Rencana Solusi Kurangnya

pemahaman siswa kelas IV dalam Operasi hitung bilangan cacah.

Kurangnya hasil belajar siswa

Karna pembelajaran yang berlangsung terasa monoton hanya dengan menggunakan satu metode dan tidak adanya alat peraga untuk dapat menarik perhatian siswa dan keterampilan siswa pun akan lebih tereksplor lagi.

Menggunakan Media pembelajaran kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dan disesuaikan dengan Situasi Siswa agar hasil belajar siswa lebih baik.

(2)

Rumusan Masalah Tujuan Perbaikan Pembelajaran Bagaimana metode pembelajaran kooperatif

Tipe Numbered Heads Together (NHT) dan disesuaikan dengan situasi Siswa agar hasil

belajar siswa lebih baik pada siswa kelas IV SDN Lojikobong II Kec.Sumberjaya

Kab.Majalengka

Untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam pembelajaran Operasi hitung Bilangan cacah pada siswa kelas IV SDN Lojikobong II Kec.Sumberjaya Kab.Majalengka

Judul PTK/PKP

Perbaikan Pembelajaran Matematika Pada Materi Operasi Hitung Bilangan Cacah Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Number Head Together (NHT) Kelas IV

SDN Lojikobong II Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka

(3)

DATA SUBYEK PTK 1. KELAS : IV ( Empat ) SDN Lojikobong II 2. MATA PELAJARAN : Matematika

3. JUMLAH SISWA (LAKI DAN PEREMPUAN) : 34 4. LETAK SD: (PILIH BOLEH DARI 1)

Di pedesaan

5 FASILITAS DI SD: (PILIH BOLEH DARI 1) A. Ada listrik

B. Tidak ada listrik C. Ada lapangan D. Tidak ada lapangan E. Ada perpustakaan F. Tidak ada perpustakaan G. Ada lab komputer H. Tidak ada lab komputer I. Ada kantin

J. Tidak ada kantin

K. Ada kamar mandi dengan sumur air L. Tidak ada kamar mandi

M. Ada kantin N. Tidak ada kantin

(4)

FOTO PENANDATANGANAN FORM KESEDIAAN SUPERVISOR 2 DAN DIKETAHUI OLEH KEPALA SEKOLAH

(5)

FOTO BERSAMA SISWA

(6)
(7)

https://gurupintar.ut.ac.id/index.php/2023/02/07/membangun-suasana-aktif-interaktif-dan- menyenangkan/#comment-28282

Mengetahui,

Kepala Sekolah SDN Lojikobong II

CASMAD, S.Pd.SD.

NIP. 196804032007011014

(8)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan tuntuntan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi- tingginya. (Ki Hajar Dewantara)

Seiring dengan perkembangan zaman dan arus globalisasi, dunia pendidikan dihadapkan pada berbagai permasalahan yang cukup rumit dan beragam. Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik formal maupun non formal.

Permasalahan tersebut tentu saja akan menghambat dalam penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas dan kompetitif. Oleh karena itu, mutu pendidikan harus ditingkatkan melalui berbagai upaya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan prestasi belajar kepadasiswa di sekolah, karena prestasi belajar merupakan salah satu indikator dari mutu belajar.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 menjelaskan tentang Sistem Pendidikan,yaitu:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilanyang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.”

Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa fungsi dari pendidikan adalah untuk membentuk watak manusia yang cakap, kreatif, mandiri dan berkarakter. Tujuan pendidikan tersebut akan tercapai apabila seluruh masyarakat terutama tenaga pendidik selalu berupaya meningkatkan suatu pendidikan yang berkualitas melalui peningkatan inovasi model-model pembelajaran yang digunakan untuk memecahkan permasalahan dalam proses

(9)

pembelajaran. Proses pembelajaran yang berkualitas wajib dilaksanakan oleh seorang guru, bagaimana seorang guru mampu menggunakan model pembelajaran yang inovatif yang disesuaikan dengan materi pembelajaran.

Proses pembelajaran yang kurang melibatkan siswa secara aktif dalam belajar, dapat menghambat kemampuan belajar siswa dalam pemecahan setiap masalah, sehingga perlu dipilih dan diterapkan suatu model pembelajaran untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran.

Model pembelajaran di SD sebaiknya menunjukkan suasana pembelajaran yang variatif, menyenangkan dan tidak membosankan, suasana pembelajaran tersebut dapat terbentuk apabila dalam proses pembelajaran terdapat unsur permainan yang menggunakan alat peraga yang menarik bagi siswa. Hal ini sejalan dengan teori Piaget dalam Dimyati dkk (2009:14) yang menjelaskan bahwasiswa usia SD yakni pada usia 7-11 tahun berada pada tahap operasional konkrit. Pada tahap ini anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkrit. Suasana tersebut akan membantu siswa dalam memahami konsep yang dipelajari dan pada akhirnya dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa.

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Menurut Heruman (2007: 2) matematika juga dikenal sebagai ratu atau ibunya ilmu dimaksudkan bahwa matematika adalah sebagai sumber dari ilmu yang lain. Matematika perlu diberikan kepada semuasiswa mulai dari sekolah dasar untuk membekalisiswa agar memiliki kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan karakter dan kemampuansiswa dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide-ide atau gagasan. Sejalan dengan tujuan pada mata pelajaran Matematika di SD menurut Depdiknas (2007:42 ), yaitu: (1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat dan efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. (3)

(10)

Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. (4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.”

Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika,siswa diharapkan dapat memahami konsep, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep dalam pemecahan masalah. Untuk mencapai tujuan tersebut maka guru merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran dan guru harus menciptakan suatu proses pembelajaran yang inovatif.

Berdasarkan hasil pengamatan pada hari Senin 14 Oktober 2023, pembelajaran matematika Kelas IV SDN Lojikobong II Kec.Sumberjaya Kab.Majalengka menunjukkan bahwa: (1) Proses pembelajaran hanya fokus pada penugasan, yaitu meminta siswa mengerjakan soal-soal yang terdapat pada buku pelajaran. Hal ini terlihat setelah guru menerangkan materi pelajaran,siswa diberi latihan berupa soal-soal; (2) Siswa kurang dilatih dalam memahami konsep dan berpikir kritis dalam menyelesaikan permasalahan, Hal ini terlihat dari hanya siswa tertentu yang menyimak dengan baik, sepertisiswa yang duduk di barisan depan saja yang aktif di kelas. Ada juga siswa yang kurang menunjukkan antusias selama pembelajaran berlangsung. Ada sebagian siswa yang asyik bermain dengan alat tulisnya, ada siswa yang bercanda dengan teman sebangkunya; (3) Jarangnya diadakan diskusi kelompok untuk memecahkan masalah; dan (4) Siswa kurang percaya diri dalam menyampaikan pendapat. Hal ini terlihat dari pandangan yang tidak menatap ke depan dan kecilnya suara ketika menyampaikan pendapat.

Model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1993 dengan melibatkan para siswa dalam mereview bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut.

(11)

Lebih lanjut Kagan menjelaskan, model pembelajaran Number Head Together (NHT) ini secara tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran.

Menurut Muhammad Nur (2005) model pembelajaran numbered Number Head Together (NHT) pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya tersebut.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka, peneliti dan guru kelas IV berdiskusi dan bekerjasama untuk memperbaiki proses pembelajaran Matematika di Kelas IV SDN Lojikobong II Kec.Sumberjaya Kab.Majalengka.

Peneliti menawarkan solusi untuk memperbaiki proses pembelajaran matematika di kelas IV dengan menerapkan Model Pembelajaran Number Head Together (NHT). Model Pembelajaran Number Head Together (NHT) merupakan salah satu model pembelajaran yang cocok diterapkan untuk pelajaran Matematika. Model pembelajaran ini mengangkat satu masalah aktual sebagai satu pembelajaran yang menantang dan menarik. Tugas guru dalam hal ini adalah mengajukan masalah; memfasilitasi penyelidikan dan dialogsiswa;

mendukung belajar siswa ; membimbing, mendorong, dan mengarahkansiswa (berulang- ulang) untuk mengajukan pertanyaan (masalah), mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri (Trianto, 2011: 71).

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat rumusan masalah yakni “Apakah penerapan Model Pembelajaran Number Head Together (NHT).dapat meningkatkan aktivitassiswa dalam Pembelajaran Matematika di Kelas IV SDN Lojikobong II ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran Matematika siswa Kelas IV SDN Lojikobong II dengan menggunakan Model Pembelajaran Number Head Together (NHT).

(12)

D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian Penerapan Model Pembelajaran Number Head Together (NHT). untuk Meningkatkan Aktivitas siswa dalam Pembelajaran Matematika (Penelitian Tindakan Kelas Matematika Kelas IV SDN Lojikobong II, diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai upaya untuk memperkaya ilmu pengetahuan dibidang pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah.

b. Hasil penelitian dapat dijadikan sumber bahan yang penting bagi para peneliti di bidang pendidikan.

2. Manfaat Praktis

Manfaat penelitian ini dapat ditinjau dari tiga aspek yaitu :

a. Bagi guru, hasil penelitian dapat meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran Matematika menggunakan model pembelajaran Number Head Together (NHT) dan memberikan informasi tentang alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas yaitu model pembelajaran berbasis masalah.

b. Bagi siswa, dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran pada mata pelajaran Matematika.

c. Bagi sekolah, hasil penelitian dapat dipertimbangkan untuk menentukan kebijakan bidang pendidikan, terutama berhubungan dengan peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

d. Bagi peneliti, Bertambahnya pengalaman, pengetahuan dan wawasan dalam merencanakan pembelajaran Matematika untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika di Kelas IV SDN Lojikobong II dengan menerapkan model pembelajaran Number Head Together (NHT) dan dapat mengetahui masalah–masalah yang dihadapi siswa dalam pembelajaran.

Referensi

Dokumen terkait

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP). Disusun

Pelaksanaan pembimbingan oleh Supervisor 2 matakuliah PKP pada mahasiswa program S1 PGSD di UPBJJ-UT Surakarta sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, namun

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Matakuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).

Adapun judul Tugas Sarjana ini adalah “Pengukuran Beban Kerja Karyawan PJW Dengan Menggunakan Metode NASA-TLX Di UPBJJ (Unit Pengajaran Belajar jarak Jauh) Universitas

PKM dan PKP, dan refleksi pembelajaran dan masalah yang dihadapi mahasiswa Konsep PKP Mahasiswa dapat menjelaskan konsep PKP 1 8 7 6 5 4 3 2 1 Daftar Pustaka Estimasi Waktu Model

NASKAH TUGAS MATA KULIAH UNIVERSITAS TERBUKA SEMESTER: 2022/20203 Genap Fakultas : Ekonomi Program Studi : Manajemen Kode/Nama MK : EKMA4367/Hubungan Industrial Tugas : 2 Penulis

Lampiran 1 Kesedian sebagai Supervisor 2 dalam Penyelanggaraan Pemantapan Kemampuan Profesional PKP Kepada Kepala UPBJJ Palembang di Palembang yang bertanda tangan di bawah ini :

Ini adalah tugas Silayar/lms, tugas ke 2 lengkap ya kaks, untuk semester 8 tahun ajaran