• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS 2 PKP DIAN DESI 857457372

N/A
N/A
Dian Desi

Academic year: 2023

Membagikan "TUGAS 2 PKP DIAN DESI 857457372"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I

Satuan Pendidikan : SD NEGERI LOJIKOBONG II Mata Pelajaran / Tema : Matematika / 2 (Dua)

Kelas / Semester : IV (Empat) / I (Satu) Alokasi Waktu : 2 × 35 Menit

A. Standar Kompetensi

Menyelesaikan masalah terkait operasi hitung bilangan cacah.

B. Kompetensi Dasar

3.4. Menjelaskan dan melakukan penaksiran dari jumlah, selisih, hasil kali, dan hasil bagi dua bilangan cacah maupun pecahan dan desimal.

4.4. Menyelesaikan masalah penaksiran dari jumlah, selisih, hasil kali, dan hasil bagi dua bilangan cacah maupun pecaha dan desimal.

C. Indikator

4.3.1. Menjelaskan melakukan penaksiran dan selisih.

4.3.2. Masalah yang terkait dengan penaksiran jumlah dan selisih bilangan cacah.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah berdiskusi, siswa mampu menjelaskan cara melakukan penaksiran jumlah dan selisih dengan benar.

2. Setelah bereksplorasi, siswa mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penaksiran jumlah dan selisih bilangan cacah dengan benar.

E. Materi Ajar

• Penaksiran

• Cara penaksiran yang nilainya mendekati

• Penaksiran kepuluhan, ratusan, dan ribuan

(2)

E. Metode Pembelajaran

• Metode : Cooperative Learning tipe Numbered Heads Together (NHT)

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran Media : Papan Tulis

Alat : Alat tulis

Sumber belajar : Buku siswa, buku guru.

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi

Waktu Pendahuluan FASE 1. Menyampaikan Tujuan dan Memotivasi Siswa

1. Guru memberikan salam kepada siswa dan dilanjutkan dengan berdo’a.

2. Mengecek kehadiran siswa.

Apersepsi:

1. Menyampaikan garis besar materi, tujuan, dan kegiatan dalam pembelajaran.

Motivasi:

1. Guru menginformasikan kepada siswa tujuan pembelajaran yang diharapkan akan dicapai siswa melalui pembelajaran materi taksiran Operasi Bilangan Caca.

2. Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan cara mengaitkan kegunaan materi Operasi Bilangan Cacah dengan kehidupan sehari-

hari/bidang ilmu lain.

10 menit

Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan materi tentang Taksiran Operasi Hitung Bilangan Cacah.

2. Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok, tiap kelompok beranggotakan 3 sampai 4 siswa (pembagian kelompok).

3. Guru memberikan nomor pada masing – masing siswa dari setiap kelompok secara berurutan (penomoran).

45 menit

(3)

4. Guru memberikan tugas latihan pada setiap kelompok sebagai bahan diskusi.

5. Guru menjelaskan peraturan saat diskusi (pengarahan).

6. Setiap siswa memiliki tanggung jawab yang sama dalam menyelesaikan permasalahan.

7. Saling membantu dan menjalin kerja sama tim yang baik.

8. Saat diskusi berlangsung diharapkan dengan suara yang pelan agar tidak mengganggu tim yang lain.

9. Apabila telah menyelesaikan soal dan telah menuliskannya dalam buku latihan dengan lengkap maka diharapkan meneriakkan tanda selesai, yaitu “sudah bu”.

10. Guru akan menunjuk salah satu siswa dari masing – masing kelompok secara acak dengan menyebutkan nomor kelompok dan nomor kepala.

11. Tim yang telah menyelesaikan latihan dengan cepat dan tepat akan diberi apresiasi berupa hadiah.

12. Guru menunjukkan Soal Harta Karun (SOHAKA) kepada siswa, siswa memilih nomor yang ada pada Sohaka untuk dikerjakan bersama kelompoknya.

13. Setiap siswa saling berdiskusi dengan masing – masing kelompoknya (berpikir bersama)

14. Salah satu kelompok tercepat telah menyelesaikan latihan-nya dan guru menyebutkan salah satu nomor tertentu untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. (pemanggilan nomor).

15. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya. (menyimpulkan)

16. Memberi intruksi kepada siswa untuk duduk dalam kelompoknya masing-masing.

17. Membagikan hasil latihannya kepada tiap-tiap wakil kelompok.

18. Memberikan penghargaan.

19. Memberikan motivasi dan penguatan positif terhadap kelompok yang tidak menjadi juara dan mendorong mereka agar belajar lebih giat lagi.

Penutup

➢ Guru mengulas kembali kegiatan yang sudah dilakukan dan mengadakan refleksi dari kegiatan pembelajaran yang baru saja dilaksanakan dengan menjawab pertanyaan.

15 menit

45

(4)

- Apa saja yang kalian pelajari hari ini?

- Bagian mana yang sudah kamu pahami dengan baik.

- Bagian mana yang belum kamu pahami dengan baik.

- Bagian mana yang belum kamu pahami.

- Apa tindak lanjutmu agar kamu lebih paham?

- Sikap apa saja yang dapat kalian terapkan dalam kehidupan sehari- hari.

- Menginformasikan materi pembelajaran selanjutnya.

- Peserta didik merapikan pekerjaannya.

- Mengajak peserta didik berdoa menurut agama dan keyakinnya masing- masing.

- Selama berdoa, guru mengamati sikap siswa dan memberi arahan kepada siswa yang tidak bersikap sempurna dalam berdoa.

- Diakhiri dengan salam dan berjabat tangan diakhiri dengan salam dan berjabat tangan dengan guru dan antar teman.

Total 70

menit H. Penilaian

Prosedur Penilaian

Menyelesaikan Masalah Penaksiran

Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Perlu

Pendampingan

4 3 2 1

Melakukan penaksiran ke puluhan.

Melakukan penaksiran kepuluhan empat operasi hitung dengan benar.

Melakukan penaksiran kepuluhan empat operasi hitung dengan benar.

Melakukan penaksiran kepuluhan dua operasi hitung dengan benar.

Melakukan penaksiran kepuluhan satu operasi hitung dengan benar.

Melakukan penaksiran ke ratusan.

Melakukan penaksiran keratusan tiga operasi hitung

Melakukan penaksiran keratusan dua operasi hitung

Melakukan penaksiran keratusan dua operasi hitung

Melakukan penaksiran keratusan satu operasi hitung

(5)

dengan benar. dengan benar. dengan benar. dengan benar.

Melakukan penaksiran ke ribuan.

Melakukan penaksiran keribuan empat operasi hitung dengan benar.

Melakukan penaksiran keribuan tiga operasi hitung dengan benar.

Melakukan penaksiran keribuan dua operasi hitung dengan benar.

Melakukan penaksiran keribuan satu operasi hitung dengan benar.

Menghitung hasil

sebenarnya.

Menghitung empat operasi hitung dengan benar.

Menghitung tiga operasi hitung dengan benar.

Menghitung dua operasi hitung dengan benar.

Menghitung satu

operasi hitung dengan benar.

Membandin gkan hasil yang paling mendekati.

Mampu

membandingkan hasil yang paling

mendekati dari empat operasi hitung dengan benar.

Mampu

membandingkan hasil yang paling

mendekati dari tiga operasi hitung dengan benar.

Mampu

membandingkan hasil yang paling

mendekati dari dua operasi hitung dengan benar.

Mampu

membandingkan hasil yang paling

mendekati dari satu operasi hitung dengan benar.

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Mahasiswa

CASMAD, S.P.SD. DIAN DESI ERNIYATI

NIP. 19680403 200701 1 014 NIM. 857457372

(6)

LEMBAR KERJA (KELOMPOK)

1. Taksirlah bilangan dibawah ini dengan taksiran ke atas.

a. 31 × 46 ≈ b. 27 + 28 ≈ c. 33 - 28 ≈ d. 38 ÷ 32 ≈

2. Taksirlah bilangan dibawah ini dengan taksiran ke bawah.

a. 45 + 23 ≈ b. 16 + 20 ≈ c. 55 – 34 ≈ d. 67 – 43 ≈

1. Taksirlah bilangan di bawah ini

Benar 5

dengan taksiran atas.

a. 31 × 46 ≈ b. 27 + 28 ≈

Tidak menjawab 0 c. 33 - 28 ≈

d. 38 ÷ 32 ≈

3. Taksirlah bilangan di bawah ini Benar 5 dengan taksiran bawah.

a. 45 + 23 ≈

b. 16 + 20 ≈ Jawaban salah 0

c. 55 – 34 ≈ d. 67 – 43 ≈ Keterangan :

(7)

Interval nilai Predikat Keterangan

100 A Sangat baik

80-90 B Baik

60-70 C Cukup

0-50 D Kurang

(8)

LEMBAR KERJA (INDIVIDU)

Bagaimana melakukan penaksiran ke ribuan?

Keterangan :

Kategori skala penskoran

Skor Keterangan

4 Jika jawaban tepat dan benar

3 Jika jawaban hampir benar dan hampir tepat 2 Jika jawaban sedikit benar walaupun kurang tepat 1 Jika jawaban tidak benar dan tidak tepat

Bilangan Penaksira

n Cara melakukan penaksiran Hasil 45 Puluhan dibulatkan ke puluhan terdekat.

477 Ratusan dibulatkan ke ratusan terdekat 4.567 Ribuan Ribuan dibulatkan ke ribuan terdekat 23.458 Puluhan

ribu

...

236.679 Ratusan ribu

...

. 2.345.67

8

Jutaan ...

(9)

FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

(10)
(11)
(12)
(13)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menegaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan/atau semester sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.

Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Matematika dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.

Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1) Bilangan

2) Geometri dan pengukuran 3) Pengolahan data.

Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Pendidikan Nasional tujuan pembelajaran Matematika di SD adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh

4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah

(14)

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok di Sekolah Dasar.

Matematika juga termasuk salah satu dari tiga mata pelajaran yang setiap tahun diujikan secara nasional dalam Ujian Nasional. Dengan demikian tanpa mengesampingkan mata pelajaran yang lain, Matematika termasuk salah satu mata pelajaran yang membutuhkan perhatian khusus. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), penyusunan materi pelajaran diserahkan sepenuhnya kepada satuan pendidikan, dalam hal ini sekolah. Tujuannya agar materi yang disusun akan lebih dapat dipahami oleh siswa karena keberadaannya dekat dengan siswa.

Lebih jauh lagi, dengan materi yang dekat dengan siswa diharapkan pembelajaran akan berlangsung dengan efektif dan menyenangkan. Matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan di Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Pada hakekatnya pembelajaran matematika di sekolah adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan seseorang melaksanakan kegiatan matematika dan proses tersebut berpusat pada guru mengajar matematika. Pembelajaran matematika harus memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika (Nyimas Aisyah, dkk 2007: 1-4).

Pelaksanaan pembelajaran matematika dimulai dari yang sederhana ke kompleks, jika konsep-konsep awal tidak dipahami oleh siswa sebelumnya, dimungkinkan pemahaman konsep-konsep itu sulit untuk dilanjutkan.

Berdasarkan struktur kognitif, materi pokok harus disusun menurut urutan tingkat kesukaran yang logis, dan didasarkan atas pengalaman belajar sebelumnya.

Menurut Bruner dalam Marsudi Raharjo (2011: 22) menyatakan beberapa teorinya sebagai berikut.

(15)

1) Enactive: kongkrit (obyek sesungguhnya) Dalam pembelajaran matematika dapat berupa bermain peran memperagakan konsep-konsep matematika tertentu (peragaan kongkrit).

2) Econic: semi kongkrit (obyek sesungguhnya diganti gambar) Dalam pembelajaran matematika, dalam hal ini pembelajaran soal cerita, kalimat cerita dapat ditulis di atas gambar peragaan dan kalimat matematika yang bersesuaian ditulis di bawah gambar peragaan. Tujuannya agar siswa dapat menghubungkan sekaligus tiga hal kalimat sehari-hari yang berkaitan dengan masalah matematika, gambaran kerangka berfikir untuk membayangkan susunan obyekobyeknya, dan bilangan dan operasinya yang bersesuaian.

3) Symbolic: abstrak Ditulis dalam bentuk lambang-lambang saja yang hanya berupa hurufhuruf, angka-angka, lambang-lambang operasi hitung (+, -, ×, :), dan relasi (>, <, ≥, ≤, =).

Pelajaran/materi pokok haruslah “meaningful” artinya bahan pelajaran haruslah mempunyai arti, cocok dengan kemampuan siswa dan harus relevan dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa. Dengan kata lain materi pokok baru haruslah ditanamkan konsep-konsepnya, kemudian dipahamkan konsep- konsep itu dengan beberapa latihan soal termasuk didalamnya soal uraian, baru pembinaan keterampilannya melalui drill, menghafal, permainan dan sebagainya. Jika ke tiga dari konsep itu ditinggalkan maka siswa akan menjumpai kesulitan-kesulitan, sebab konsep-konsep awal bila belum dipahami oleh siswa belum dapat digunakan untuk menyelesaikan soal yang hampir sama dengan materi pokok yang dipelajarinya.

Permainan matematika adalah suatu strategi pembelajaran yang dapat menciptakan suasana penuh makna dapat dinikmati oleh seluruh siswa.

Permainan yang diciptakan seharusnya:

1. dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersosialisasi dengan siswa lain

2. dapat diciptakan suasana saling berkompetisi

3. dapat memahami konsep-konsep, dan prinsip-prinsip matematikayang telah dipelajari

(16)

4. dapat menciptaka suasana yang menyenangkan 5. mudah dilaksanakan

6. alokasi waktu yang dibutuhkan sesuai dengan alokasi tatap muka (2 jam), dan lain-lain. ( Muchtar A, Karim (1999 : 2))

Permainan matematika bukan sekedar untuk bermain-main saja, tetapi melalui permainan matematika konsep dapat diingat lebih baik. Di dalam belajar matematika diperlukan ingatan, jika siswa harus menyelesaikan suatu masalah. Permainan matematika yang sering dilakukan akan melekat di otak.

B. METODE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) a. Pengertian Metode Number Head Together (NHT)

Number Head Together (NHT) adalah suatu model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas (Rahayu, 2006).

Sedangkan menurut Trianto, (2011:62) Pembelajaran Number Head Together (NHT) atau penomeran berpikir bersama adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.

Berbeda dengan Trianto,Anggraini (2012:21) menerangkan pembelajaran ini mempunyai karakteristik utama yaitu guru menunjuk satu siswa untuk mewakili kelompok, sebelumnya guru tidak memberi tahu siapa yang akan mewakili kelompok. Sedangkan Huda (2011: 3) menyatakan bahwa model Number Head Together (NHT) memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat dan dapat meningkatkan kerjasama siswa.

b. Sintak model pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

Menurut Ibrahim (dalam Hobri 2009:62) ada empat sintak yang harus dilaksanakan dalam pembelajaran Number Head Together (NHT) yaitu : 1. Penomoran

(17)

Penomoran adalah hal yang utama di dalam Number Head Together (NHT), dalam tahap ini guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan tiga sampai lima orang dan memberi siswa nomor sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok.

2. Mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan yang diberikan dapat diambil dari materi pelajaran tertentu yang memang sedang di pelajari, dalam membuat pertanyaan usahakan dapat bervariasi dari yang spesifik hingga bersifat umum dan dengan tingkat kesulitan yang bervariasi pula.

3. Berpikir bersama

Setiap kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan tiap anggota kelompok mengetahui jawabannya.

4. Menjawab pertanyaan

Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomor- nya sama melaporkan hasil kerjasama kelompoknya untuk seluruh kelas.

Pada sesi ini siswa tidak diperbolehkan lagi berdiskusi dengan anggota kelompoknya. Hal ini dilakukan agar siswa lebih termotivasi untuk berpartisipasi ketika diskusi.

Dari keempat sintak tersebut diatas dapat dikembangkan menjadi enam sintak sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Keenam sintak tersebut dapat dilihat yaitu :

1. Persiapan

Guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat rancangan program pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran Number Head Together (NHT).

2. Pembentukan kelompok

Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, kemudian membagikan nomer kepada setiap siswa dalam kelompok.

3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan

Guru membagikan pertanyaan berupa Lembar Kerja Siswa (LKS)

(18)

kepada setiap kelompok. Kemudian masing-masing kelompok diminta untuk mendiskusikan pertanyaan tersebut secara bersama-sama.

4. Diskusi masalah

Guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.

5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban

Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.

6. Memberi kesimpulan

Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

c. Manfaat Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran Number Head Together (NHT) terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah:

Rasa harga diri menjadi lebih tinggi, memperbaiki kehadiran, penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar, perilaku mengganggu menjadi lebih kecil, konflik antara pribadi berkurang, pemahaman yang lebih mendalam, meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi, hasil belajar lebih tinggi.

d. Tujuan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran Number Head Together (NHT) yaitu :

1. Hasil belajar akademik stuktural : Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.

(19)

2. Pengakuan adanya keragaman : Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.

3. Pengembangan keterampilan social : Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan metode Number Head Together (NHT) adalah proses pembelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan atas sesuatu masalah.

e. Kelebihan dan Kelemahan Metode Number Head Together (NHT) 1. Kelebihan Metode Number Head Together (NHT)

a. Terjadinya interaksi antara siswa melalui diskusi/siswa secara bersama dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.

b. Siswa pandai maupun siswa lemah sama-sama memperoleh manfaat melalui aktifitas belajar kooperatif.

c. Dengan bekerja secara kooperatif ini, kemungkinan konstruksi pengetahuan akan manjadi lebih besar/kemungkinan untuk siswa dapat sampai pada kesimpulan yang diharapkan.

d. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya, berdiskusi, dan mengembangkan bakat kepemimpinan.

2. Kelemahan Metode Number Head Together (NHT)

a. Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah.

b. Proses diskusi dapat berjalan lancar jika ada siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai.

c. Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.

(20)

C. HAKIKAT PEMAHAMAN

Pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. Menurut Benyamin S. Bloom, “pemahaman merupakan kemampuan untuk memahami apa yang sedang dikomunikasikan dan mampu mengimplementasikan ide tanpa haus mengaitkannya dengan ide lain, dan juga tanpa harus melihat ide tersebut secara mendalam”. Kata kerja operasional yang dapat digunakan diantaranya mengubah, mempertahankan, membedakan. Sedangkan pemahaman menurut kamus linguistik, adalah suatu proses mental dimana pendengar dapat menyerap bunyi yang diucapkan pembicara dan memakainya untuk membangun suatu penafsiran tantang apa yang dimaksud oleh pembicara.

Hal itu berarti menuntut daya serap dan daya dengar seseorang agar informasi yang disampaikan tepat guna. Seseorang dikatakan memahami sesuatu jika telah dapat mengorganisasikan dan mengutarakan kembali apa yang dipelajarinya dengan menggunakan kalimatnya sendiri.

Siswa tidak lagi menghafal informasi yang diperolehnya, melainkan harus dapat memilih dan mengorganisasikan informasi tersebut.

Mengajarkan suatu konsep dapat dilakukan dengan memperkenalkan kepada siswa kata-kata kunci untuk digunakan dalam membicarakan mengenai konsep-konsep tersebut dan memeriksa apakah siswa telah membiasakan diri Pemahaman terhadap suatu konsep dapat berkembang baik jika terlebih dahulu disajikan konsep yang paling umum sebagai jembatan antar informasi baru dengan informasi yang telahada pada struktur kognitif siswa. Penyajian konsep yang umum perlu dilakukan sebelum penjelasan yang lebih rumit mengenai konsep yang baru agar terdapat keterkaitan antara informasi yang telah ada dengan informasi yang baru diterima pada struktur kognitif siswa.

Indikator pemahaman konsep menurut Benyamin S. Bloom sebagai berikut:

1. Penerjemahan (translation),

Penerjemahan (translation), yaitu menterjemahkan konsepsi

(21)

abstrak menjadi suatu model. Misalnya dari lambang ke arti. Kata kerja operasional yang digunakan adalah menterjemahkan, mengubah, mengilustrasikan, memberikan definisi, dan menjelaskan kembali.

2. Penafsiran (interpretation)

Penafsiran (Interpretation), yaitu kemampuan untuk mengenal dan memahami ide utama suatu komunikasi, misalnya diberikan suatu diagram, tabel, grafik atau gambar-gambar dan ditafsirkan. Kata kerja operasional yang digunakan adalah menginterpretasikan, membedakan, menjelaskan, dan menggambarkan.

3. Ekstrapolasi (extrapolation).

Ekstrapolasi (extrapolation), yaitu menyimpulkan dari sesuatu yang telah diketahui. Kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan ini adalah memperhitungkan, menduga, menyimpulkan, meramalkan, membedakan, menentukan dan mengisi.

Sedangkan indikator pemahaman menurut Kenneth D. Moore:

“Menerjemahkan, mengubah, menggeneralisasikan, menguraikan (dengan kata-kata sendiri), menulis ulang (dengan kalimat sendiri), meringkas, membedakan (diantara dua), mempertahankan, menyimpulkan, berpendapat dan menjelaskan. Penanaman konsep, teorema, dalil, dan rumus-rumus matematika dapat terwujud dengan baik jika para siswa dapat memusatkan perhatiannya terhadap materi ajar yang dipelajari serta selalu melakukan penguatan melalui latihan yang teratur. Sehingga apa yang telah dipelajari dapat dikuasai dengan baik dan dapat digunakan untuk mempelajari materi selanjutnya.

Didalam penelitian ini merujuk pada pemahaman menurut Benyamin S. Bloom, yakni penerjemahan, penafsiran dan ekstrapolasi sebagai definisi operasionalnya adalah:

a. Translasi, adalah mendefinisi ulang sebuah konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif.

(22)

b. Interpretasi, adalah memberikan penjelasan terhadap sebuah konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.

c. Ekstrapolasi, adalah memberi kesimpulan atas konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif dengan bahasa sendiri.

Referensi

Dokumen terkait

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP). Disusun

Pelaksanaan pembimbingan oleh Supervisor 2 matakuliah PKP pada mahasiswa program S1 PGSD di UPBJJ-UT Surakarta sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, namun

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Geologi Struktur Semester IV Program Studi Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung. Tahun

Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah membuat Sistem Informasi Inventaris Unit Program Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka (UPBJJ-UT) Surabaya yang mencakup beberapa macam

Adapun judul Tugas Sarjana ini adalah “Pengukuran Beban Kerja Karyawan PJW Dengan Menggunakan Metode NASA-TLX Di UPBJJ (Unit Pengajaran Belajar jarak Jauh) Universitas

NASKAH TUGAS MATA KULIAH UNIVERSITAS TERBUKA SEMESTER: 2022/20203 Genap Fakultas : Ekonomi Program Studi : Manajemen Kode/Nama MK : EKMA4367/Hubungan Industrial Tugas : 2 Penulis

PELAJARAN UNIVERSITAS TERBUKA TUGAS 2 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI

TUGAS 1 PENDIDIKAN MATEMATIKA 2 NAMA : Dimas Sheva Prayoga NIM : 858809598 UPBJJ : UPBJJ UT Malang Pokjar Kabupaten Kediri SOAL NO 1 Romi akan membuat sejumlah kerangka berupa balok