BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH TUGAS 3
Nama Mahasiswa : DINA MARIS HEDO ..………...……...
Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 859265944 ...………....………....
Kode/Nama Mata Kuliah : PEBI4223/Pendidikan Lingkungan Hidup ……...…………....
Kode/Nama UT Daerah : 79/KUPANG …...………..
Masa Ujian : 2023/2024 Genap (2024.1) ...
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
DinaMarisHedo/859265944
NASKAH TUGAS MATA KULIAH UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2023/2024 Genap (2024.1) Fakultas
Kode/Nama MK Tugas
: FKIP/Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan : PEBI4223/Pendidikan Lingkungan Hidup : 3
No. Soal
1. Tanah terbentuk dari hasil pelapukan, proses pelapukan tersebut dipengaruhi berbagai faktor yang berbeda disetiap tempat, sehingga penyebaran jenis tanahpun berbeda-beda.
Pertanyaan :
a. Jelaskan pengertian tekstur tanah!
b. Jelaskan pengertian struktur tanah!
c. Jelaskan pengertian warna tanah!
d. Jelaskan pengertian pH tanah? dan factor apa saja yang mempengaruhi pH tanah
2. Ekoefisiensi dapat diartikan bahwa semua bentuk pengelolaan sumberdaya alam yang dilakukan harus dengan meminimalis resiko. Ekoefisiensi didasarkan pada keseimbangan ekologi dan ekosistem yang sehat, dan sirkulasi yang efisien.
Pertanyaan:
a. Jelaskan prinsip ekoefisiensi dalam pemanfaatan hutan!
b. Jelaskan prinsip ekoefisiensi dalam pemanfaatan tambang!
3. Sebagai generasi muda mari kita merubah persepsi masyarakat yang mementingkan diri sendiri agar menjadi masyarakat warga bumi yang menjaga kelestarian alam dan kelestarian lingkungan dengan cara memahami tentang etika lingkungan dan penerapannya dalam kehidupan sehari hari.
Untuk itu jawablah pertanyaan berikut ini:
a. Jelaskan konsep dasar etika lingkungan!
b. Berikan 2 contoh kasus yang menggambarkan tentang konsep dasar etika lingkungan!
c. Jelaskan perkembangan etika lingkungan!
4. Ada masyarakat yang memiliki kearifan lokal, yakni masyarakat yang mampu melindungi alam, sikap masyarakat tersebut bertindak dan bersikap terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi dalam ruang tertentu. Berikut adalah pertanyaan tentang kearifan lokal pada
masyarakat yang mampu melindungi bumi dari kerusakan.
a. Jelaskan kearifan lokal pada masyarakat Baduy!
b. Jelaskan kearifan lokal pada masyarakat Toro!
c. Jelaskan kearifan lokal pada masyarakat daratan Lindu!
1. Mejelaskan Pengertian dari a. Pengertian Tekstur Tanah
Tekstur tanah merujuk pada proporsi relatif dari partikel-partikel mineral yang berbeda dalam tanah. Tekstur tanah adalah salah satu sifat fisik tanah yang penting karena dapat memengaruhi berbagai aspek penting dalam pertanian dan keberlanjutan lingkungan.
Terdapat tiga jenis partikel tanah utama yang mempengaruhi tekstur tanah, yaitu pasir, debu, dan liat. Berdasarkan proporsi relatif partikel-partikel ini, tanah dapat diklasifikasikan ke dalam berbagai tekstur tanah, seperti pasir, debu, liat, loam (campuran pasir, debu, dan liat).
Pentingnya tekstur tanah terletak pada dampaknya terhadap sifat-sifat tanah, seperti:
1. Drainase:
Tekstur tanah mempengaruhi kemampuan tanah untuk menyerap dan mengalirkan air. Tanah dengan tekstur pasir cenderung memiliki drainase yang baik, sementara tanah dengan tekstur liat cenderung memiliki drainase yang lambat.
2. Retensi Air:
Tekstur tanah juga memengaruhi kemampuan tanah untuk menyimpan air. Tanah dengan tekstur liat memiliki retensi air yang tinggi, sementara tanah dengan tekstur pasir memiliki retensi air yang rendah.
3. Aerasi Tanah:
Tekstur tanah dapat memengaruhi tingkat aerasi tanah atau kemampuan tanah untuk memperoleh oksigen. Tanah dengan tekstur liat cenderung memiliki aerasi yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah ber tekstur pasir.
4. Kandungan Nutrisi:
Tekstur tanah juga dapat mempengaruhi ketersediaan nutrisi bagi tanaman. Tanah dengan tekstur liat cenderung memiliki kemampuan untuk menyimpan nutrisi lebih baik daripada tanah dengan tekstur pasir.
5. Struktur Tanah:
Tekstur tanah juga berkontribusi pada struktur tanah secara keseluruhan. Tanah dengan tekstur yang seimbang, seperti loam, cenderung memiliki struktur yang baik untuk pertumbuhan tanaman.
Tekstur tanah mengacu pada proporsi relatif dari partikel-partikel mineral yang berbeda dalam tanah. Tekstur tanah adalah salah satu sifat fisik tanah yang penting karena dapat memengaruhi drainase air, retensi air, aerasi tanah, serta kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman.
Terdapat tiga jenis partikel tanah utama yang mempengaruhi tekstur tanah, yaitu pasir, debu, dan liat. Berdasarkan proporsi relatif partikel-partikel ini, tanah dapat diklasifikasikan ke dalam berbagai tekstur tanah, seperti pasir, debu, liat, loam (campuran pasir, debu, dan liat), dan lain sebagainya.
Berikut adalah beberapa karakteristik tekstur tanah yang dapat mempengaruhi sifat dan kualitas tanah:
1. Pasir:
- Partikel kasar dengan ukuran terbesar.
- Drainase cepat dan retensi air rendah.
- Kurang subur karena kurangnya kemampuan untuk menyimpan air dan nutrisi.
2. Tanah Debu:
- Partikel halus dengan ukuran terkecil.
- Drainase lambat dan retensi air tinggi.
- Rentan terhadap erosi dan kompaksi.
3. Tanah Liat:
- Partikel sangat halus dengan kemampuan retensi air tinggi.
- Drainase lambat dan rentan terhadap kelembaban berlebih.
- Tidak mudah tererosi, tetapi rentan terhadap pemadatan.
4. Tanah Loam:
- Campuran partikel pasir, debu, dan liat.
- Memiliki drainase yang baik dan retensi air yang moderat.
- Ideal untuk pertumbuhan tanaman karena keseimbangan antara drainase dan retensi air Tekstur tanah dapat berbeda-beda di berbagai lokasi dan dapat memengaruhi jenis tanaman yang dapat tumbuh dengan baik di suatu area. Oleh karena itu, pemahaman tentang tekstur tanah penting dalam manajemen pertanian dan pengelolaan lahan. Dengan mengetahui tekstur tanah suatu area, petani dan ahli pertanian dapat mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan menjaga keberlanjutan lingkungan.
b. Jelaskan pengertian dari struktur Tanah
Struktur tanah merujuk pada susunan dan tata letak partikel-partikel tanah yang membentuk agregat-agregat atau gumpalan-gumpalan. Struktur tanah memainkan peran penting dalam sifat fisik tanah, seperti drainase, retensi air, aerasi, dan kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman.
Beberapa karakteristik struktur tanah yang penting adalah sebagai berikut:
1. Agregat Tanah:
Agregat tanah adalah gumpalan-gumpalan partikel tanah yang terikat bersama. Agregat yang baik dapat meningkatkan drainase tanah, retensi air, dan aerasi tanah.
2. Porositas:
Struktur tanah yang baik menciptakan pori-pori udara dan air yang memungkinkan pertukaran udara, air, dan nutrisi antara tanah dan akar tanaman.
3. Kepadatan Tanah:
Struktur tanah yang baik dapat mengurangi kepadatan tanah, sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan proses pertukaran gas dan air di dalam tanah dapat berlangsung dengan lancar.
4. Stabilitas Agregat:
Struktur tanah yang stabil dapat mencegah erosi tanah dan mempertahankan kesuburan tanah.
5. Kemampuan Infiltrasi:
Struktur tanah yang baik memungkinkan air hujan meresap ke dalam tanah dengan baik, mengurangi risiko erosi dan memperbaiki kualitas air.
Faktor-faktor seperti aktivitas biologis, bahan organik, tekstur tanah, dan praktik pertanian dapat memengaruhi struktur tanah. Pemeliharaan struktur tanah yang baik melalui praktik- praktik pertanian berkelanjutan, seperti penggunaan pupuk organik, rotasi tanaman, dan pemupukan hijau, dapat meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas pertanian. Dengan memahami struktur tanah, petani dan ahli pertanian dapat mengambil langkah-langkah untuk memelihara dan meningkatkan kualitas tanah, sehingga tanah dapat mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal dan berkelanjutan.
c. Jelaskan pengertian warna Tanah
Warna tanah adalah salah satu sifat fisik tanah yang dapat memberikan informasi penting tentang kondisi dan karakteristik tanah. Warna tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, mineral-mineral tertentu, dan kondisi lingkungan tempat tanah tersebut terbentuk. Berikut adalah beberapa poin penting tentang warna tanah.
1. Penyebab Warna Tanah:
Warna tanah disebabkan oleh kandungan mineral-mineral tertentu dalam tanah, seperti besi oksida (merah, kuning, atau coklat), bahan organik (hitam atau gelap), dan mineral-mineral lainnya. Proses oksidasi dan reduksi juga dapat memengaruhi warna tanah.
2. Indikator Kondisi Tanah:
Warna tanah dapat menjadi indikator kondisi tanah, seperti tingkat drainase, kandungan bahan organik, keasaman (pH), dan sifat-sifat lainnya. Misalnya, tanah merah cenderung memiliki drainase yang lebih baik daripada tanah liat yang berwarna kecoklatan.
3. Klasifikasi Tanah:
Warna tanah juga digunakan dalam klasifikasi tanah. Misalnya, dalam sistem klasifikasi tanah USDA, warna tanah digunakan sebagai salah satu kriteria untuk menentukan kategori tanah tertentu.
4. Pengaruh Lingkungan:
Lingkungan tempat tanah terbentuk dapat memengaruhi warna tanah. Misalnya, tanah yang terbentuk di lingkungan yang kaya akan bahan organik cenderung memiliki warna gelap atau hitam.
5. Kesehatan Tanah:
Warna tanah juga dapat menjadi indikator kesehatan tanah. Tanah yang memiliki warna gelap biasanya mengindikasikan tingkat kesuburan dan kandungan bahan organik yang baik.
6. Estetika dan Identifikasi:
Warna tanah juga memiliki nilai estetika dan dapat membantu dalam identifikasi jenis tanah.
Warnanya dapat bervariasi dari merah, kuning, coklat, hitam, hingga abu-abu tergantung pada komposisi dan kondisi tanah.
Dengan memahami warna tanah, petani dan ahli pertanian dapat mengidentifikasi kondisi tanah, menerapkan praktik pertanian yang sesuai, dan memahami karakteristik tanah untuk pengelolaan yang lebih baik.
konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam tanah. Skala pH berkisar dari 0 (sangat asam) hingga 14 (sangat basa), di mana pH 7 menunjukkan kondisi netral. pH tanah sangat penting karena memengaruhi ketersediaan nutrisi bagi tanaman, aktivitas mikroba tanah, dan keseimbangan ekosistem tanah secara keseluruhan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pH tanah meliputi:
1. Kandungan Bahan Organik:
Tanah yang kaya akan bahan organik cenderung memiliki pH yang lebih netral atau sedikit asam karena bahan organik dapat bertindak sebagai penyangga pH.
2. Kandungan Mineral:
Komposisi mineral dalam tanah, seperti kandungan kapur (kalsium karbonat) atau gamping (kalsium oksida), dapat memengaruhi pH tanah. Kapur dapat meningkatkan pH tanah, sementara gamping dapat menetralkan keasaman tanah.
3. Aktivitas Mikroba:
Aktivitas mikroba dalam tanah dapat mempengaruhi pH tanah melalui proses dekomposisi bahan organik yang menghasilkan asam organik.
4. Sumber Air:
Kualitas air yang digunakan untuk irigasi tanah juga dapat memengaruhi pH tanah. Air dengan kandungan mineral yang tinggi dapat mempengaruhi pH tanah.
5. Penggunaan Pupuk:
Pemakaian pupuk kimia tertentu, seperti pupuk nitrogen amonium sulfat, dapat memengaruhi pH tanah karena reaksi kimia yang terjadi setelah aplikasi pupuk.
6. Jenis Tanaman:
Beberapa tanaman membutuhkan pH tanah yang spesifik untuk tumbuh dengan baik.
Sebagai contoh, tanaman asam (seperti blueberry) membutuhkan tanah asam, sementara tanaman lain lebih menyukai tanah netral atau sedikit basa.
Memahami pH tanah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya penting dalam manajemen pertanian yang efektif. Melakukan uji pH tanah secara teratur dan mengambil langkah- langkah untuk menjaga pH tanah dalam kisaran yang optimal dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan kesehatan tanah secara keseluruhan.
2. Menjelaskan pengertian dari
a. Jelaskan prinsip ekoefisiensi dalam pemanfaatan hutan!
Prinsip ekoefisiensi dalam pemanfaatan hutan mengacu pada pendekatan yang mengintegrasikan efisiensi ekonomi dengan perlindungan lingkungan dan keberlanjutan sumber daya hutan. Prinsip ini bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara kegiatan ekonomi yang menguntungkan dengan pelestarian lingkungan hutan yang berkelanjutan. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai prinsip ekoefisiensi dalam pemanfaatan hutan:
1. Efisiensi Sumber Daya:
Prinsip ekoefisiensi menekankan penggunaan sumber daya hutan secara efisien, dimana hasil ekonomi yang dihasilkan sebanding dengan penggunaan sumber daya alam. Hal ini mencakup pengelolaan sumber daya hutan yang optimal untuk meminimalkan limbah dan kerugian.
2. Pelestarian Lingkungan:
Prinsip ini memperhatikan pelestarian lingkungan hutan sebagai prioritas utama.
Perlindungan keanekaragaman hayati, konservasi habitat, dan upaya restorasi ekosistem hutan menjadi bagian integral dari kegiatan pemanfaatan hutan.
3. Inovasi dan Teknologi Ramah Lingkungan:
Prinsip ekoefisiensi mendorong pengembangan dan penerapan teknologi yang ramah lingkungan dalam pemanfaatan hutan. Penggunaan teknologi canggih dan inovatif dapat membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan hutan.
4. Kolaborasi dan Kemitraan:
Prinsip ini mendorong kolaborasi antara pihak-pihak terkait, termasuk pemerintah, industri, masyarakat lokal, dan organisasi lingkungan, untuk mencapai tujuan keberlanjutan dalam pemanfaatan hutan. Kemitraan yang kuat dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas upaya pelestarian lingkungan.
5. Pengelolaan Berkelanjutan:
Prinsip ekoefisiensi menekankan pengelolaan hutan secara berkelanjutan, yang mencakup pemantauan, evaluasi, dan perencanaan yang berkelanjutan untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan lingkungan.
Dengan menerapkan prinsip ekoefisiensi dalam pemanfaatan hutan, diharapkan dapat tercipta model pengelolaan hutan yang menghasilkan manfaat ekonomi yang berkelanjutan sambil menjaga kelestarian lingkungan hutan dan mendukung kesejahteraan masyarakat lokal. Prinsip ini menjadi panduan penting dalam menjaga keberlanjutan sumber daya hutan bagi generasi mendatang.
b. Jelaskan prinsip ekoefisiensi dalam pemanfaatan tambang!
Prinsip ekoefisiensi dalam pemanfaatan tambang mengacu pada pendekatan yang mengintegrasikan efisiensi ekonomi dengan perlindungan lingkungan dan keberlanjutan sumber daya tambang. Prinsip ini bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara kegiatan ekstraksi mineral yang menguntungkan dengan pelestarian lingkungan dan berkelanjutan sumber daya tambang. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai prinsip ekoefisiensi dalam pemanfaatan tambang:
1. Efisiensi Sumber Daya:
Prinsip ekoefisiensi menekankan penggunaan sumber daya tambang secara efisien, dengan meminimalkan limbah, mengoptimalkan proses ekstraksi, dan mengurangi konsumsi energi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tambang sambil mengurangi dampak lingkungan.
2. Pelestarian Lingkungan:
Prinsip ini memperhatikan pelestarian lingkungan sebagai prioritas utama dalam kegiatan pertambangan. Perlindungan ekosistem, konservasi keanekaragaman hayati, dan pemulihan lahan bekas tambang menjadi bagian integral dari praktik pertambangan yang berkelanjutan.
3. Inovasi Teknologi:
Prinsip ekoefisiensi mendorong pengembangan dan penerapan teknologi yang ramah lingkungan dalam kegiatan pertambangan. Penggunaan teknologi canggih dan inovatif, seperti penambangan yang lebih efisien dan pengelolaan limbah yang lebih baik, dapat membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
4. Kolaborasi dan Kemitraan:
Prinsip ini mendorong kerjasama antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, industri pertambangan, masyarakat lokal, dan organisasi lingkungan, untuk mencapai tujuan keberlanjutan dalam pemanfaatan tambang. Kolaborasi yang kuat dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas upaya pelestarian lingkungan.
5. Pengelolaan Berkelanjutan:
Prinsip ekoefisiensi menekankan pengelolaan tambang secara berkelanjutan, yang mencakup pemantauan, evaluasi, dan perencanaan yang berkelanjutan untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan lingkungan.
Dengan menerapkan prinsip ekoefisiensi dalam pemanfaatan tambang, diharapkan dapat tercipta model pertambangan yang menghasilkan manfaat ekonomi yang berkelanjutan sambil menjaga kelestarian lingkungan dan mendukung kesejahteraan masyarakat lokal. Prinsip ini menjadi panduan penting dalam menjaga keberlanjutan sumber daya tambang bagi generasi mendatang.
3. Memahami etika lingkungan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari a. Jelaskan konsep dasar etika lingkungan
Konsep dasar etika lingkungan merupakan kerangka nilai dan prinsip moral yang mengatur hubungan antara manusia dan lingkungan alamiah. Etika lingkungan menekankan pentingnya menjaga, merawat, dan menghormati lingkungan sebagai bagian integral dari kehidupan manusia.
Berikut adalah penjelasan mengenai konsep dasar etika lingkungan:
1. Keharmonisan dengan Alam:
Etika lingkungan menekankan pentingnya manusia untuk hidup secara harmonis dengan alam dan seluruh makhluk hidup di bumi. Manusia dianggap sebagai bagian dari ekosistem yang saling terkait dan saling bergantung.
2. Keseimbangan dan Keberlanjutan:
Etika lingkungan mendorong upaya untuk menciptakan keseimbangan antara kebutuhan manusia dengan keberlanjutan lingkungan. Prinsip ini menekankan pentingnya menjaga sumber daya alam agar dapat dinikmati oleh generasi sekarang dan mendatang.
3. Penghargaan terhadap Keanekaragaman Hayati:
Etika lingkungan menghargai keanekaragaman hayati sebagai aset berharga yang perlu dijaga dan dilestarikan. Perlindungan dan konservasi keanekaragaman hayati menjadi bagian integral dari etika lingkungan.
merawat dan melindungi lingkungan alamiah. Setiap individu dan masyarakat memiliki kewajiban untuk bertindak secara bertanggung jawab terhadap lingkungan.
5. Keadilan dan Kesejahteraan Bersama:
Etika lingkungan menekankan prinsip keadilan dan kesejahteraan bersama, di mana keputusan dan tindakan yang diambil harus memperhatikan kepentingan semua pihak, termasuk generasi mendatang.
6. Kerjasama dan Kolaborasi:
Etika lingkungan mendorong kerjasama dan kolaborasi antara individu, masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta untuk mencapai tujuan keberlanjutan lingkungan. Kolaborasi yang kuat dapat meningkatkan efektivitas dalam menjaga lingkungan.
Dengan memahami dan menerapkan konsep dasar etika lingkungan, diharapkan manusia dapat hidup secara seimbang dengan alam, menjaga keberlanjutan lingkungan, dan memastikan kelangsungan hidup bagi semua makhluk di bumi. Etika lingkungan menjadi landasan moral yang penting dalam menjaga hubungan yang harmonis antara manusia dan lingkungan alam.
b. Berikan 2 contoh kasus yang menggambarkan tentang konsep dasar etika lingkungan!
Tentu, berikut adalah 2 contoh kasus yang menggambarkan konsep dasar etika lingkungan:
1. Kasus 1: Pembalakan Hutan yang Berkelanjutan
Dalam kasus ini, sebuah perusahaan hutan mengimplementasikan praktik pembalakan yang berkelanjutan dengan memperhatikan prinsip etika lingkungan. Mereka melakukan penanaman kembali pohon setelah menebang pohon-pohon dewasa, menjaga keanekaragaman hayati, dan melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan hutan.
Perusahaan ini juga memastikan bahwa proses pembalakan tidak merusak ekosistem hutan dan memperhatikan keberlanjutan sumber daya alam. Dengan demikian, perusahaan ini menjunjung tinggi nilai-nilai etika lingkungan dengan menjaga keseimbangan antara kegiatan ekonomi dan pelestarian lingkungan.
2. Kasus 2: Pengelolaan Limbah Industri yang Ramah Lingkungan
Sebuah pabrik manufaktur mengimplementasikan program pengelolaan limbah yang ramah lingkungan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Mereka menggunakan teknologi pengolahan limbah yang canggih untuk mengurangi emisi polutan, mendaur ulang limbah, dan meminimalkan limbah berbahaya. Pabrik ini juga melakukan monitoring lingkungan secara teratur dan terbuka terhadap masukan dari masyarakat dan pihak terkait.
Dengan tindakan ini, pabrik tersebut menunjukkan komitmen mereka terhadap prinsip etika lingkungan dengan memprioritaskan pelestarian lingkungan dalam kegiatan industri mereka.
Dua contoh kasus di atas menggambarkan bagaimana penerapan nilai-nilai etika lingkungan dapat memengaruhi praktik bisnis dan kegiatan industri untuk mencapai keberlanjutan lingkungan. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip etika lingkungan, perusahaan dan organisasi dapat menjaga keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan untuk menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat secara keseluruhan.
c. Jelaskan perkembangan etika lingkungan!
Perkembangan etika lingkungan mencerminkan evolusi pemikiran dan kesadaran manusia terhadap hubungan antara manusia dan lingkungan alamiah. Seiring dengan perubahan kondisi lingkungan global dan meningkatnya kesadaran akan keberlanjutan, etika lingkungan telah mengalami perkembangan yang signifikan dari waktu ke waktu. Berikut adalah tahapan perkembangan etika lingkungan:
1. Awal Mula:
Pada awalnya, pemikiran manusia terhadap lingkungan lebih bersifat utilitarian, di mana lingkungan dipandang sebagai sumber daya yang dapat dieksploitasi untuk memenuhi kebutuhan manusia tanpa memperhatikan konsekuensi jangka panjang. Etika lingkungan pada tahap ini lebih bersifat antroposentris, di mana manusia ditempatkan sebagai pusat dari segala-galanya.
2. Periode Konservasi:
Perkembangan selanjutnya dalam etika lingkungan adalah periode konservasi, di mana muncul kesadaran akan pentingnya pelestarian alam dan keanekaragaman hayati. Gerakan konservasi alam mulai muncul untuk melindungi area alam yang terancam oleh aktivitas manusia, seperti pembalakan liar dan eksploitasi sumber daya alam.
3. Periode Lingkungan:
Periode ini ditandai dengan munculnya gerakan lingkungan yang lebih kuat, di mana kesadaran akan dampak negatif aktivitas manusia terhadap lingkungan semakin meningkat.
Etika lingkungan pada periode ini menekankan pentingnya menjaga keseimbangan
ekosistem, mendukung keberlanjutan, dan menghormati hak alamiah makhluk hidup.
4. Periode Globalisasi:
Perkembangan terbaru dalam etika lingkungan adalah fokus pada tantangan global seperti perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, dan polusi lingkungan. Etika lingkungan pada periode ini menekankan kerjasama global, keadilan lingkungan, dan keberlanjutan sebagai solusi untuk menghadapi tantangan lingkungan global.
Perkembangan etika lingkungan mencerminkan perubahan paradigma dan nilai-nilai manusia terhadap lingkungan alamiah. Dari sudut pandang yang semakin holistik dan berkelanjutan, etika lingkungan menjadi landasan moral yang penting dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan manusia dengan keberlanjutan lingkungan. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang hubungan manusia dan lingkungan, diharapkan manusia dapat hidup secara harmonis dengan alam dan menjaga keberlanjutan sumber daya alam bagi generasi mendatang.
4. Mejelaskan Pengertian dari
a. Jelaskan kearifan lokal pada masyarakat Baduy?
Masyarakat Baduy, yang terletak di Provinsi Banten, Indonesia, dikenal karena mempertahankan kearifan lokal dan tradisi adat yang khas. Mereka hidup secara sederhana dan menjaga nilai-nilai kearifan lokal dalam kehidupan sehari-hari. Kearifan lokal masyarakat Baduy mencakup:
- Konservasi Alam:
Masyarakat Baduy menjaga kelestarian alam dengan menjaga hutan dan lingkungan sekitarnya.
Mereka memiliki larangan untuk menebang pohon secara berlebihan dan menjaga keseimbangan ekosistem.
- Keberlanjutan Sumber Daya:
Masyarakat Baduy memiliki sistem pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Mereka memanfaatkan sumber daya alam dengan bijaksana dan memastikan bahwa sumber daya tersebut dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
- Tradisi dan Adat Istiadat:
Kearifan lokal masyarakat Baduy tercermin dalam tradisi dan adat istiadat mereka yang kuat.
Mereka menjaga kearifan nenek moyang dalam upacara adat, pakaian adat, dan sistem kepercayaan yang turun-temurun.
b. Kearifan Lokal pada Masyarakat Toro:
Masyarakat Toro, yang merupakan suku di Papua Nugini, juga memiliki kearifan lokal yang unik dan bernilai. Kearifan lokal masyarakat Toro mencakup:
- Ketergantungan pada Alam:
Masyarakat Toro hidup dalam ketergantungan yang tinggi pada alam dan sumber daya alam sekitar mereka. Mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang flora, fauna, dan lingkungan sekitar yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari.
- Sistem Pengetahuan Tradisional:
Kearifan lokal masyarakat Toro tercermin dalam sistem pengetahuan tradisional mereka tentang tanaman obat, teknik berburu, dan kehidupan sehari-hari. Mereka memiliki kearifan dalam memanfaatkan sumber daya alam dengan bijaksana.
- Kerukunan Sosial:
Masyarakat Toro memiliki nilai-nilai sosial yang kuat, seperti gotong royong, saling membantu, dan solidaritas dalam menghadapi tantangan alam. Mereka menjaga hubungan harmonis antara sesama anggota masyarakat dan alam sekitar.
c. Kearifan Lokal pada Masyarakat Daratan Lindu:
Masyarakat daratan Lindu, yang merupakan suku di Sulawesi Tengah, Indonesia, memiliki kearifan lokal yang kaya dan beragam. Kearifan lokal masyarakat daratan Lindu mencakup:
- Pertanian Berkelanjutan:
Masyarakat daratan Lindu memiliki sistem pertanian berkelanjutan yang terintegrasi dengan alam.
Mereka menggunakan pengetahuan tradisional dalam bercocok tanam dan menjaga kesuburan tanah secara alami.
- Seni dan Budaya:
Kearifan lokal masyarakat daratan Lindu tercermin dalam seni dan budaya mereka yang kaya.
Mereka menjaga tradisi tarian, musik, dan kerajinan tangan yang turun-temurun.
- Kepercayaan dan Ritual:
Masyarakat daratan Lindu memiliki kearifan dalam sistem kepercayaan dan ritual adat yang diwariskan dari generasi ke generasi. Mereka menjaga hubungan spiritual dengan alam dan roh nenek moyang mereka..