• Tidak ada hasil yang ditemukan

TMK Tgs III PDGK4401PKN Dinahedo

DM Hedo

Academic year: 2024

Membagikan "TMK Tgs III PDGK4401PKN Dinahedo"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

U J A W A B A N T U G A S

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 859265944 ...………....………....

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4401/Materi & Pembelajaran PKn SD ....

Kode/Nama UT Daerah : 79/KUPANG

…...………..

Masa Ujian : 2023/2024 Genap (2024.1)

...

(2)
(3)

kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Setiap cabang kekuasaan harus beroperasi secara independen dan saling mengawasi untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan.

3. Perlindungan Hak Asasi Manusia: Negara harus menghormati dan melindungi hak asasi manusia setiap warga negaranya, termasuk hak atas kebebasan berpendapat, kebebasan beragama, hak atas keadilan, dan hak-hak lainnya.

4. Transparansi dan Akuntabilitas: Pemerintah harus transparan dalam tindakan dan keputusannya, serta akuntabel kepada rakyat. Hal ini termasuk keterbukaan informasi publik, pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan negara, dan pencegahan korupsi.

5. Partisipasi Publik yang Aktif: Negara harus mendorong partisipasi aktif dari masyarakat dalam proses politik dan pengambilan keputusan. Partisipasi publik yang luas memperkuat legitimasi pemerintah dan memastikan representasi kepentingan masyarakat secara adil.

Dengan memenuhi syarat-syarat di atas, suatu negara dapat dianggap menjalankan pemerintahan yang demokratis di bawah aturan hukum (rule of law).

2. Susunan langkah - langkah yang dapat dikembangkan oleh guru untuk mengadakan proses pembelajaran demokratis

Berikut adalah susunan langkah-langkah yang dapat dikembangkan oleh seorang guru untuk mengadakan proses pembelajaran demokratis:

1. Pembentukan Lingkungan Belajar Inklusif: Guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif di mana setiap siswa merasa didengar dan dihargai. Memberikan ruang bagi berbagai pandangan dan pendapat, serta mendorong dialog terbuka antara siswa.

2. Penggunaan Metode Pembelajaran Aktif: Guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang mendorong partisipasi aktif siswa, seperti diskusi kelompok, permainan peran, proyek kolaboratif, atau debat. Hal ini akan membantu siswa untuk terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran.

3. Pengembangan Keterampilan Kritis dan Analitis: Guru dapat fokus pada pengembangan keterampilan kritis dan analitis siswa, seperti kemampuan berpikir kritis, analisis informasi, dan evaluasi argumen. Ini penting untuk membantu siswa menjadi pemikir independen dan kritis.

4. Pemberian Tanggung Jawab kepada Siswa: Guru dapat memberikan tanggung jawab kepada siswa dalam pengambilan keputusan terkait pembelajaran, misalnya dalam menentukan topik diskusi, merencanakan proyek, atau mengevaluasi kinerja mereka sendiri. Hal ini akan meningkatkan rasa memiliki siswa terhadap proses pembelajaran.

5. Pengintegrasian Nilai-Nilai Demokrasi dalam Pembelajaran: Guru dapat mengintegrasikan nilai-nilai demokrasi, seperti keadilan, kesetaraan, toleransi, dan kerjasama, dalam setiap aspek pembelajaran.

Hal ini akan membantu siswa memahami pentingnya nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan sehari- hari.

6. Evaluasi Formatif dan Partisipatif: Guru dapat menggunakan evaluasi formatif yang melibatkan partisipasi siswa dalam proses evaluasi. Memberikan umpan balik yang konstruktif dan mendorong refleksi diri siswa untuk meningkatkan pemahaman mereka.

(4)

Perbedaan antara delik dan wanprestasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Delik:

Delik merujuk pada pelanggaran hukum yang menyebabkan kerugian atau cedera pada pihak lain.

Delik biasanya melibatkan tindakan yang melanggar norma-norma hukum dan menyebabkan kerugian pada orang lain, tanpa adanya perjanjian sebelumnya. Delik dapat berupa tindakan melawan hukum (onrechtmatige daad) atau kelalaian (nalatigheid).

Contoh Delik: Seorang pengemudi yang mengemudi secara sembrono dan menabrak pejalan kaki, menyebabkan cedera serius pada korban. Dalam hal ini, pengemudi tersebut melakukan delik karena tindakannya melanggar hukum dan menyebabkan kerugian pada pihak lain.

2. Wanprestasi:

Wanprestasi terjadi ketika salah satu pihak dalam suatu perjanjian gagal memenuhi kewajibannya sesuai dengan yang telah disepakati dalam kontrak. Wanprestasi umumnya terjadi dalam konteks perjanjian atau kontrak antara dua pihak di mana salah satu pihak tidak memenuhi kewajiban yang telah disepakati.

Contoh Wanprestasi: Seorang kontraktor yang gagal menyelesaikan proyek konstruksi sesuai dengan tenggat waktu yang telah disepakati dalam kontrak. Dalam hal ini, kontraktor tersebut melakukan wanprestasi karena tidak memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian kontrak.

Dengan demikian, perbedaan utama antara delik dan wanprestasi terletak pada sifat pelanggarannya: delik melibatkan pelanggaran hukum yang menyebabkan kerugian tanpa perjanjian sebelumnya, sedangkan wanprestasi terjadi ketika salah satu pihak tidak memenuhi kewajiban dalam suatu perjanjian atau kontrak.

4. Didalam konteks mematuhi aturan hukum, jelaskan pandangan Kohlberg untuk tahapan pada level pra konvensional! Berikan contohnya?

Lawrence Kohlberg adalah seorang psikolog yang terkenal dengan teori perkembangan moralnya.

Dalam teorinya, Kohlberg mengidentifikasi tiga tingkatan perkembangan moral, di mana setiap tingkatan terdiri dari dua tahap. Salah satu tingkatan pertama dalam teori Kohlberg adalah tingkat pra- konvensional, di mana individu memandang moralitas dari sudut pandang yang lebih egosentris dan berfokus pada hukuman dan imbalan pribadi.

Berikut adalah penjelasan tentang tahapan pada level pra-konvensional menurut pandangan Kohlberg beserta contohnya:

1. Tahap 1: Orientasi Hukuman dan Ketaatan:

Pada tahap ini, individu memandang moralitas dari sudut pandang hukuman fisik atau hukuman sosial. Mereka cenderung patuh pada aturan demi menghindari hukuman atau konsekuensi negatif.

Contoh: Seorang anak yang tidak mengambil permen di toko karena takut akan dihukum oleh orang tuanya jika ketahuan mencuri. Anak tersebut mematuhi aturan untuk menghindari hukuman, bukan karena memahami bahwa mencuri adalah salah.

2. Tahap 2: Orientasi Imbalan Sendiri:

Pada tahap ini, individu mulai mempertimbangkan imbalan pribadi dalam mengambil keputusan moral. Mereka cenderung melakukan tindakan yang dianggap baik jika ada imbalan atau manfaat pribadi yang diperoleh.

Contoh: Seorang remaja yang membantu temannya dengan harapan akan mendapatkan imbalan atau pujian dari teman tersebut. Tindakan membantu dilakukan bukan karena nilai moralitasnya, tetapi karena mengharapkan imbalan pribadi.

Dalam konteks mematuhi aturan hukum, individu pada level pra-konvensional cenderung mematuhi aturan karena takut akan hukuman atau karena mengharapkan imbalan pribadi. Mereka belum mempertimbangkan nilai moralitas atau prinsip yang lebih luas dalam pengambilan keputusan.

(5)

generasi ke generasi. Mereka merasa terikat pada identitas budaya mereka dan berusaha untuk mempertahankan warisan budaya tersebut. Di Indonesia, keberagaman budaya dan keberagaman suku bangsa menjadi salah satu ciri yang sangat dihargai.

3. Sistem Nilai dan Etika yang Diterapkan:

Manusia memiliki sistem nilai dan etika yang membimbing perilaku dan interaksi sosial mereka.

Nilai-nilai seperti kejujuran, kerja sama, saling menghormati, dan keadilan sering kali menjadi landasan dalam berbagai budaya di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

4. Adaptasi terhadap Perubahan dan Fleksibilitas:

Manusia memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan situasi sosial yang berbeda. Mereka mampu menyesuaikan diri dengan kondisi baru dan menunjukkan fleksibilitas dalam menghadapi tantangan yang ada. Di Indonesia, kemampuan untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan sosial dan lingkungan merupakan ciri yang penting.

5. Pencarian Makna dan Tujuan Hidup:

Manusia cenderung mencari makna dan tujuan hidup yang lebih besar dari diri mereka sendiri.

Mereka tertarik untuk memahami arti keberadaan mereka, merenungkan nilai-nilai yang mereka anut, dan mencari arah hidup yang bermakna. Di Indonesia, nilai-nilai spiritualitas, kepercayaan, dan tujuan hidup yang mengarah pada kebaikan sering kali menjadi fokus dalam kehidupan sosial budaya.

Dengan mengidentifikasi ciri-ciri manusia antar budaya yang universal dan dapat diterapkan di Indonesia, kita dapat memahami bahwa meskipun terdapat perbedaan dalam budaya dan tradisi, ada juga persamaan yang mendasar dalam sifat dan perilaku manusia di seluruh dunia.

Referensi

Dokumen terkait

REKAPITULASI SD/SDLB DAN SMP/SMPLB/SMP TERBUKA PENERIMA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI KABUPATEN/KOTA SE-JAWA TENGAH.. PEMENUHAN KEKURANGAN TRIWULAN 3 & 4

Berikut nama-nama tlm yang akan bertanding di babak final, SMAN 3 Cimahi-SMA AI-Ma'soem Rancaekek (SLTA putri), SMA BSS Kota Sogor-SMAN 11 Sandung (putra), dan STIE

Tabel V.2 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung Tahun 2012 V-6 Tabel V.3 Realisasi Program dan Kegiatan Tugas Pembantuan

Jurusan Keperawatan Fakutlas Kedokteran Universitas Diponegoro. 3) Melakukan studi pendahuluan di RSUD Tidar kota Magelang dengan melakukan wawancara kepada ODHA yang

Pada tahap awal perkuliahan, khususnya mata kuliah instrument pilihan wajib suling I yang ada pada semester 3 di Departemen Pendidikan Seni Musik Universitas Pendidikan

3 Dwi Indriyatni, (Jurusan Teknik Planologi, Universitas Pasundan, Tugas Akhir 2014) Analisis kebutuhan ruang terbuka hijau untuk menanggulangi pencemaran udara

Tugas akhir dengan judul menghitung rencana anggaran biaya dan penjadwalan pada proyek pembangunan rumah tinggal 3 lantai di Kota Balikpapan ini menggunakan Analisa Harga Satuan

Halaman 3 UNIVERSITAS TERBUKA INDONESIA OPEN UNIVERSITY Lalu, Pilih Lokasi Tempat Ujian Isi Nomor HP Aktif Mahasiswa Pilih Provinsi Isi Kabupaten/Kota, Kecamatan, Kode Pos serta