Tradisi dan konteks komunikasi
Stella Stefany, S.Sos.,M.I.Kom.
Tradisi dalam komunikasi
Retorikal
Teori-teori dalam tradisi ini memahami komunikasi sebagai seni
berbicara
Komunikator memahami persoalan sebagai hal yang perlu diatasi melalui
pesan-pesan yang dirancang secara cermat.
Komunikator mengembangkan strategi, sering memakai pendekatanpendekatan umum (daya
tarik logis dan emosional) untuk mengarahkan khalayak.
Tradisi ini melihat karya komunikator diatur oleh seni dan metoda;
bergantung pada perasaan bahwa kata-kata itu memiliki kekuatan, informasi berguna untuk membuat
penilaian, dan komunikasi dapat dievaluasi dan diperbaiki.
Teori-teori retorika sering menentang pandangan yang menegaskan bahwa
kata-kata bukanlah tindakan, penampakan bukanlah realitas, gaya
bukanlah hal yang pokok dan opini bukanlah kebenaran.
Semiotika
Memfokuskan pada tanda-tanda dan simbol-simbol; memperlakukan komunikasi sebagai jembatan antara
dunia privat dari individu-individu dengan tanda-tanda untuk
mendapatkan makna.
Kekuatan semiotika bertumpu pada gagasan-gagasan tentang kebutuhan
akan bahasa yang sama, identifikasinya tentang subyektivitas
menjadi kendala untuk mencapai pemahaman, dan keterikatannya dengan makna yang beragam.
Teori-teori semiotika sering bertentangan dengan teori-teori yang
menekankan bahwa kata-kata memiliki makna yang tepat, tanda- tanda merepresentasikan obyek atau
bahasa yang bersifat netral.