TRANSAKSI PEMBELIAN DAN PENJUALAN BAJU BEKAS MENGGUNAKAN SISTEM BAL-BALANCE PERSPEKTIF FIQH MUAMALAH (Studi Pada Pasar Panorama Kota Bengkulu)”. 8 Susilawati, Jual Beli Pakaian Bekas Dalam Perspektif Maslahah Mursalah (Studi Kasus di Kota Bengkulu), (Prodi Hukum Ekonomi Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu, Bengkulu, 2020).
PENDAHULUAN
- Rumusan Masalah
- Batasan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Kegunaan Penelitian
- Penelitian Terdahulu
- Metode Penelitian
- Jenis dan Pendekatan Penelitian
- Waktu dan Lokasi penelitian
- Subjek (Informan Penelitian)
- Sumber Data
- Tehnik Pengumpulan Data
- Tehnik Analisis Data
- Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini, setelah data dikumpulkan, kemudian diklasifikasi berdasarkan topiknya, kemudian data tersebut diteliti secara cermat sesuai topiknya. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif kualitatif, yaitu dengan mendeskripsikan data yang diperoleh dari peristiwa, fakta, dan bukti nyata yang dapat dibuktikan. Berpikir deduktif adalah cara berpikir yang menggunakan keadaan umum terlebih dahulu untuk dihubungkan pada bagian-bagian tertentu, kemudian menjelaskan konsep gharar dalam hukum Islam, kemudian digunakan untuk mengkaji hukum jual beli pakaian bekas dalam sistem bal-balan-, kemudian ditarik kesimpulan.
Agar penulisan skripsi ini lebih terarah pada tujuan pembahasan, maka perlu disusun suatu sistematika yang terdiri dari lima bab, dimana bab yang satu dan bab-bab yang lain saling bertumpukan dan berkaitan satu sama lain.
KAJIAN TEORI
Pengertian Jual Beli
Permasalahan fiqh yang muncul dalam jual beli terus meningkat seiring dengan perkembangan metode jual beli yang terus mengalami perubahan. Jual beli atau jual beli dalam istilah fiqh disebut al-ba'i yang artinya menjual atau mengganti. Secara etimologis, jual beli dapat diartikan pertukaran suatu barang dengan sesuatu (yang lain). Jual beli atau dagang dalam bahasa Arab sering disebut dengan al-bay’u, al-tiyarah atau al-mubdalah.
Jual beli dalam pengertian fiqh disebut dengan al-bai' yang artinya menjual, menukar, menukarkan sesuatu dengan yang lain. Jual beli (bai') disebut shaafaqoh, yaitu transaksi yang ditandai dengan jabat tangan antara penjual dan pembeli. Jual beli adalah suatu perjanjian pertukaran barang yang mempunyai nilai dan dilakukan secara sukarela antara penjual dan pembeli berdasarkan syarat-syarat yang dibenarkan oleh syara' dan disepakati.
Jual beli harus sesuai dengan ketentuan syara artinya harus memenuhi syarat, rukun dan syarat-syarat lain yang berkaitan dengan jual beli, jadi apabila syarat dan rukun tersebut tidak terpenuhi berarti tidak sesuai dengan syariat. kehendak syara'. .21.
Dasar Hukum Jual Beli
Keadaan mereka adalah kerana mereka (berpendapat) berkata: Jual beli itu sesungguhnya sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Rasulullah SAW menjawab: “Usaha seseorang dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang menguntungkan (jujur)”. Artinya: “Rasulullah s.a.w melarang jual beli al-hashah dan jual beli gharar.” (HR.
Daripada pendapat ulama yang mentakrifkan pelbagai jenis muamalah, sebelum ini para ulama bersepakat bahawa "Hukum asal dalam muamalah adalah boleh sehingga ada dalil yang mengharamkannya" atas dasar ini, jenis dan bentuk muamalah, penciptaan dan perkembangannya. yang mana mereka. diserahkan sepenuhnya kepada pakar dalam bidang tersebut seperti halnya jual beli. Menurut Hanafi, definisi muktamad jual beli (al-ba'i) ialah pertukaran harta atau sesuatu yang diingini dengan sesuatu yang sepadan dengan cara-cara tertentu yang berguna. Manakala menurut Malikijah, Syafi’iyah dan Hanabilah/Hambali bahawa jual beli (al-ba’i) ialah pertukaran harta dengan harta, dalam bentuk pemindahan harta dan pemilikan. 22.
Para ulama sepakat bahwa jual beli diperbolehkan dengan dasar bahwa manusia tidak akan mampu mencukupi kebutuhannya sendiri tanpa bantuan orang lain.
Rukun dan Syarat Jual Beli
Maksudnya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dalam perniagaan yang berlaku di antara kamu. Dan janganlah kamu berbunuh-bunuhan; sesungguhnya Allah amat penyayang kepadamu"25 (Vz.. 3) Tidak ada pembaziran (pembaziran), kerana harta seseorang yang boros itu berada di tangan penjaganya. Maksudnya: “Dan janganlah kamu menyerahkan kepada orang yang tidak sempurna akalnya harta kekayaan (yang ada dalam kekuasaanmu) yang Allah telah menciptakan sebagai sumber kehidupan.
Adapun anak-anak yang sudah paham namun belum mencapai kedewasaan, menurut sebagian ulama diperbolehkan membeli dan menjual barang-barang kecil; Sebab jika tidak dibiarkan tentu akan timbul kesulitan dan kesulitan. Menjual suatu barang yang tidak dapat diserahkan kepada pembelinya adalah haram, misalnya ikan di laut, barang sitaan yang masih dalam penguasaan orang yang menyita, barang yang dijaminkan, karena semua itu mengandung unsur penipuan. Menurut jumhur ulama, jual beli yang sudah menjadi suatu kebiasaan, misalnya jual beli sesuatu yang merupakan kebutuhan sehari-hari, tidak tersirat dalam ijab kabul dan penerimaan.
Menurut fatwa ulama Syafi’iyah, jual beli barang yang kecil sekalipun harus diterima, tetapi menurut Imam Nawawi dan ulama al-Syafi’iyah, jual beli barang dibolehkan.
Macam-macam Jual Beli
Jual Beli Yang Dilarang Dalam Islam
Baqalah artinya tanah, sawah dan kebun, dan arti muhaqallah adalah penjualan tanaman yang masih ada di kebun atau sawah. Hal ini dilarang karena mengandung penipuan dan dapat merugikan salah satu pihak. Menurut Syafi'i, penjualan seperti itu mempunyai dua makna, yang pertama seolah-olah ada yang berkata, “Saya menjual buku ini dengan harga Rp 10.000 tunai atau Rp 15.000 sebagai utang.”
Maksud kedua ialah seperti seseorang berkata "Saya akan menjual buku ini kepada anda jika anda menjual beg itu kepada saya." Lebih jelas lagi, jual beli ini adalah sama dengan jual beli dengan dua harga, maksud kedua menurut Syafi. Ada beberapa jenis jual beli yang dilarang agama tetapi sah, tetapi orang yang melakukannya berdosa.
Tapi kalau orang kampung tahu harga pasaran, jual beli macam ni tak apa.
Konsep Gharar
- Pengertian
- Jenis-jenis Gharar
Perjanjian untuk mengadakan suatu transaksi jual beli untuk masa yang akan datang. Contoh transaksi ini adalah perkataan penjual kepada pihak lain: "Saya akan menjual rumah saya kepada Anda awal tahun depan dengan harga tersebut." Berkaitan dengan hal tersebut, para ulama fiqih sepakat bahwa mengetahui jenis objek transaksi merupakan syarat sahnya jual beli. Kemudian transaksi jual beli semacam ini menjadi rusak karena adanya unsur ketidakpastian jenis objek transaksinya.
Beberapa contoh transaksi jual beli yang diharamkan karena faktor gharar yang disebabkan oleh unsur ketidaktahuan tentang sifat dan karakter objek transaksi. Transaksi jual beli dilarang karena adanya unsur gharar yang timbul karena ketidaktahuan akan kandungan dan takaran objek transaksinya antara lain jual beli (perdagangan antara) buah-buahan yang masih menempel di pohonnya dengan kurma yang sudah dipanen, buah anggur yang masih basah dari zabib. (anggur kering), dan tanaman dengan jumlah makanan tertentu. Bentuk gharar lain yang dapat membahayakan keabsahan jual beli adalah adanya objek transaksi yang tidak ada pada saat transaksi dilakukan.
Contoh transaksinya adalah jual beli unta yang belum lahir dan buah-buahan yang belum siap dipanen.
Fiqh Muamalah
Dari pengertian di atas, maka fiqh merupakan kumpulan hukum syara yang berkaitan dengan perbuatan manusia (mukallaf), yang dikaji melalui dalil-dalil yang terperinci. Sedangkan menurut istilahnya, pengertian muamalah dibedakan menjadi dua macam, yaitu pengertian muamalah yang luas dan pengertian muamalah yang sempit. Muamalah dalam arti luas, yaitu muamalah adalah peraturan (hukum) Tuhan untuk mengatur manusia, yang harus diikuti dan ditaati dalam kehidupan bermasyarakat untuk menjamin kepentingan manusia dalam urusan duniawi.
Sedangkan muamalah dalam arti sempit yaitu menurut Hudlari Byk bahwa muamalah adalah segala akad yang memungkinkan manusia saling bertukar manfaat. Fiqh mu'amelah adalah hukum syara' yang berkaitan dengan perbuatan manusia yang berkaitan dengan urusan dunia ini. Al-Muamelah al-madiyah adalah muamelah yang mengkaji objeknya sehingga sebagian ulama berpendapat bahwa muamelah al-madiyah adalah muamelah materiil karena objek fiqih muamelah adalah hal-hal yang halal, haram dan patut diperjualbelikan, hal-hal yang merugikan dan hal-hal yang mendatangkan . manfaat bagi manusia.
Al-Mu'amalah al-adabiyah adalah muamalah dalam arti pertukaran obyek yang timbul dari panca indera manusia yang unsur penegakannya adalah hak dan kewajiban, misalnya bersikap adil.
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
Sejarah Pasar Panorama
Menurut Kepala Pasar atau (UPTD) Pasar Panorama merupakan pasar tertua di Bengkulu yang dulu disebut pasar ikan. 45 Pasar Panorama resmi didirikan pada tanggal 26 April 1984 oleh Menteri Perdagangan RI dan dikukuhkan dengan surat keputusan. Walikota Kepala Madya Daerah Tingkat II. 46. Pada masa Tuan. Thomas Iwan selaku Kepala Pasar Provinsi Bengkulu, banyak transmigrasi dari luar Provinsi Bengkulu yang menyebar ke berbagai wilayah di Provinsi Bengkulu, sehingga Bengkulu berkembang pesat. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk kota Bengkulu dan meningkatnya permintaan dari konsumen, pasar Panorama juga berkembang pesat dan para pedagang mulai berdatangan dari berbagai provinsi maupun dari luar provinsi Bengkulu membawa berbagai produk untuk dijual dan memenuhi kebutuhan konsumen dan pembeli. sehingga Pasar Panorama Kota Bengkulu mempunyai daya tarik tersendiri bagi konsumen dan pembeli.
Gambaran Umum Pasar Panorama
- Struktur Pasar Panorama
- Keadaan Bangunan Pasar Panorama
- Keadaan Pedagang
Jual beli baju bekas di Pasar Panorama Kota Bengkulu dilakukan antara penjual baju bekas dan agen. Berdasarkan wawancara penulis dengan pedagang baju bekas di Pasar Panorama Kota Bengkulu rata-rata transaksi jual beli baju bekas dilakukan secara tunai. Berdasarkan wawancara penulis dengan pedagang di Pasar Panorama Kota Bengkulu, transaksi jual beli baju bekas hanya dilakukan melalui sistem saldo dan pedagang tidak mempunyai pilihan selain membeli baju bekas dengan saldo karena agen.
Transaksi jual beli baju bekas dengan sistem perimbangan dalam perspektif Fiqh Muamalah di Pasar Panorama Kota Bengkulu. Fiqh Muamalah Perspektif di Pasar Panorama Kota Bengkulu. Dalam jual beli baju bekas di Pasar Panorama, pedagang tidak punya pilihan selain membeli baju bekas dengan sistem keseimbangan, karena pedaganglah yang mendapatkan pakaian tersebut. Barang sampai di kios kelontong dan diantar oleh kurir yang bertanggung jawab mengantarkan pakaian bekas.
Bagi pedagang baju bekas di Pasar Panorama Kota Bengkulu disarankan untuk membeli baju bekas dengan sistem bale untuk menjamin isi bale agar tidak terjadi kerugian.
Jual Beli di Pasar Panorama Kota Bengkulu
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Transaksi Jual Beli Pakaian Bekas Dengan Sistem Bal-balan
PENUTUP
Saran
Sebelum mengirimkan/menjual barang ke pedagang, agen dan kurir diharapkan memastikan barang sesuai dengan pesanan, sehingga tidak terjadi kesalahan pada saat barang sampai di kios pedagang. Dan agen pakaian bekas perlu memilah pakaian dengan kualitas yang sama, dikemas dalam bal yang sama, agar tidak menimbulkan ambiguitas mengenai kualitas dan kuantitas pakaian bekas.