• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transformasi Kesehatan Nasional

N/A
N/A
christianto matulatan

Academic year: 2025

Membagikan "Transformasi Kesehatan Nasional"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Transformasi

kemenkes

(2)

• Bleeding BPJS

• Primer ↑

• Sekunder ↓

Untuk mengatasi deficit pembiayaan jaminan kesehatan nasional maka

kementerian

kesehatan republik Indonesia melakukan kegiatan transformasi kesehatan yang

mencakup 6 ( enam ) pilar transformasi

yaitu :

(3)

Pilar Pertama :

Transformasi layanan primer

(4)

Dari fungsional gatekeeper menjadi strategik gatekeeper

1. Strategik Gatekeeper Primer ↑

Dominan pemberdayaan Kesehatan secara holistik

2. Screening holistik

3. Dx Holistik : konsep Dx Holistik, Konsep empowerment :

A.Genososiagram, B.Status Kesehatan :

1) Sympthom 1, 2 , 3 +Patofisiol 1, 2, 3,

2)faktor hipotetik holistik yang berperan  trigger, resiko, predisposisi

3) Riwayat pengobatan, 4)PIC,

5) usulan 10 usaha pokok dokkel )

Transformasi kesehatan adalah tonggak penting dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia menuju bangsa yang maju.

Transformasi kesehatan harus menjangkau ke seluruh penjuru Indonesia, tidak terkecuali di daerha terpencil, tertinggal, perbatasan, maupun kepulauan

Transformasi layanan primer merupakan pilar pertama dalam transformasi kesehatan Indonesia, dimana dalam penerapannya memiliki focus memperkuat aktivitas promotive preventif untuk menciptakan lebih banyak orang sehat, memperbaiki skrining kesehatan serta meningkatkan kapasitas layanan primer.

(5)

1. EDU = KAP >< EMPOWERMENT (inf, edu, motif, mobil, advo, fasil, Self Asses, desiminasi 2. Screening

Klinik

Holistik 3. Teknologi luring dan daring

Pada pelaksanaannya, focus utama tersebut dapat dijabarkan menjadi 4 hal, diantaranya adalah :

1. Edukasi penduduk yaitu dengan melakukan penguatan peran kader, kampanye dan

membangun gerakan

menggunakan platform digitaI dan tokoh masyarat

2. Pencegahan primer hal ini

dilakukan dengan penambahan imunisasi rutin menjadi 14

antigen dan perluasan cakupan di seluruh Indonesia

3. Pencegahan sekunder yaitu dengan melakukan skrining 14 penvakit penvebab kematian tertinggi di tiap sasaran usia, skrinning stunting dan

peningkatan anternetal care untuk kesehatan ibu dan bayi.

4. Meningkatkan Kapasitas dan Kapabilitas Layanan Primer, dengan melakukan revitalisasi network dan standarisasi layanan di Puskesmas, posyandu, dan kunjungan Rumah. (home care).

(6)

Integrasi, Strategik, efektif, efisien, mutu, merata, terjangkau (HANDAL) 

Kompetensi UNGGUL

Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap siklus kehidupan yang

diberikan secara komprehensif dan

terintegrasi antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan.

Pendekatan baru ini disebut sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh

fasilitas pelayanan kesehatan

primer.

(7)

1. PKM

2. PUSTU Strategik Kluster : 1, 2, 3, 4 Pemberdayaan  Primbon

1. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di Puskesmas

Cara kerja di Puskesmas dilakukan dengan mengoordinasikan pelayanan kesehatan primer berdasarkan siklus hidup dan tidak lagi berbasis program. Kepala Puskesmas akan menetapkan pembagian seluruh petugas.

Puskesmas ke dalam klaster-klaster dan menetapkan struktur organisasi Puskesmas berdasarkan pembagian klaster, yaitu: Klaster 1 : Manajemen, Klaster 2 : Ibu dan Anak, Klaster 3 : Usia Dewasa dan Lanjut Usia, Klaster 4 : Penanggulangan Penyakit Menular, Lintas Klaster

2. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di Puskesmas Pembantu (Pustu) Integrasi pelayanan Kesehatan primer pada Pustu dilakukan dengan memberikan pelayanan kesehatan untuk seluruh sasaran siklus hidup dan memperkuat peran pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan di desa/kelurahan.

(8)

3. Posyandu 

Mandiri

Pilar (I)

3. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di Posyandu Posyandu merupakan

merupakan salah satu jenis Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan (LKD/K) yang merupakan wadah partisipasi masyarakat bertugas

membantu kepala desa/lurah di bidang pelayanan

kesehatan dan bidang lainnya sesuai kebutuhan.

4. Arsitektur Pelayanan Kesehatan Primer

(9)

Pilar Kedua :

Transformasi Layanan Rujukan

Aktif : 1. PD

2. EMPowerment

3. Perintah Spesialis medis ??

Pasif : PD (-)

EMPowerment (-)

Perintah spesialis + Keluarga + pasien

(10)

1.Gray Area Manajemen

2. Merata Terjangkau  Audio Visual

3. Fasilitas & Network (GRAY AREA)

Sebagai pilar kedua dalam transformasi kesehatan Indonesia, transformasi layanan rujukan memiliki fokus untuk melakukan peningkatan dalam hal kualitas serta pemerataan layanan kesehatan di seluruh pelosok yang ada di Indonesia.

Adapun dalam penerapannya, hal yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan melakukan peningkatan akses dan mutu layanan sekunder dan tersier melalui pembangunan Rumah Sakit di kawasan Timur Indonesia, melakukan jejaring dengan 6 layanan unggulan, dan melakukan kemitraan dengan World’s Top Healthcare Centers”

(11)

Pilar Ketiga :

Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan

PILAR III

Fasilitas Obat Alkes

Produk Dalam negeri

Primer, Sekunder, Home Care

(12)

• Pada pilar ketiga dari transformasi kesehatan Indonesia, Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan

memegang peran penting untuk

mempertahankan sistem kesehatan

yang baik ditengah ancaman kesehatan global. Hal ini juga mencakup

mencakup pembuatana atau produksi

hingga distribusi farmalkes yang lancar

dan bisa diproduksi di dalam negeri.

(13)

Epidemi & Pandemi Manajemen model

Apabila dilihat lebih jauh,

cakupan Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan juga meliputi:

• Peningkatan ketahanan sektor farmasi & Alat kesehatan dengan

melakukan produksi dalam negeri berupa 14 Vaksin rutin, Top 10 Obat, Top 10 Alat Kesehatan by volume

& by Value .

• Memperkuat ketahanan tanggap darurat dengan

melakukan jejaring nasional surveilans berbasis AI,

mempersiapkan tenaga

cadangan tanggap darurat,

dan melakukan Table Top

Excercise kesiapsiagaan

krisis.

(14)

Pilar Keempat :

Transformasi Sistem Pembiayaan Kesehatan

PILAR IV

Financial Cost

(15)

1. Pembiayaan Primer - Kapitasi

- Performance base cost - A B C

2. Evaluasi Rasio

- Total primary cost - Total sekunder cost

- Ratio : primer dibagi sekunder

- Primer / (total primer + sekunder)

- Stratifikasi wilayah BPJS ( A.maju, B.berkembang, C.lambat)

Transformasi Sistem Pembiayaan Kesehatan merupakan pilar keempat dari transformasi kesehatan Indonesia, yang memiliki fokus untuk memberikan adanya kemudahan dan kesetaraan akses layanan kesehatan, terutama masyarakat yang masuk dalam golongan kurang mampu.

Pada regulasi pembiayaan kesehatan tersebut, terdapat 3 tujuan yang ingin dicapai, diantaranya adalah dengan memastikan ketersediaan, memastikan kecukupan dan berkelanjutan serta teralokasi dengan adil, dan yang terakhir

adalah memastikan

pemanfaatan yang efektif dan

efisien.

(16)

Masalah pembiayaan sangatlah penting agar program jaminan sosisal ini dapat berlanjut. Salah satu terobosan adalah BPJS kesehatan telah melakukan diskusi dengan prihak asuransi swasta/

komerisal lainnya untuk koordinasi manfaat (COB).

Coordination of benefit (COB) atau koordinasi

manfaat adalah konsep yang melibatkan dua atau

lebih perusahaan asuransi yang menanggung orang

(nasabah) yang sama untuk manfaat asuransi

kesehatan yang serupa. Dalam hal ini, COB terjadi

ketika ada kerjasama antara BPJS kesehatan dan

asuransi swasta untuk memastikan nasabah

mendapatkan manfaat maksimamal dari program

asuransi yang mereka pilih.

(17)

Berikut adalah manfaat COB, yaitu :

• Jika seorang nasabah memiliki dua program asuransi (BPJS Kesehatan dan asuransi swasta), CoB memastikan bahwa klaim medis menjadi tanggungan BPJS Kesehatan. Namun, jika biaya melebihi plafon yang ditentukan oleh BPJS, maka biaya tersebut akan ditanggung oleh asuransi swasta yang dia ikuti.

• Meskipun saat ini banyak asuransi swasta yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, hanya satu asuransi swasta yang diperkenankan untuk CoB.

• Skema CoB memperluas kesadaran masyarakat tentang pentingnya asuransi kesehatan, sehingga bagi yang memiliki dana lebih, mereka dapat mengambil tambahan asuransi swasta.

• Perusahaan yang mendaftarkan karyawannya pada asuransi swasta tambahan juga mendapatkan nilai tambah di mata karyawan, dan prosesnya mudah melalui pembayaran dan proses di BPJS.

• CoB memungkinkan nasabah untuk masuk ke rumah sakit yang belum bekerja sama dengan BPJS. Nasabah dapat menggunakan opsi

reimbursement ke perusahaan asuransi swasta. Perusahaan asuransi akan meminta reimbursement ke BPJS sesuai dengan tarif rumah sakit tipe C menurut aturan INA CBGs (Indonesian Case Based Groups)

(18)

Pilar Kelima :

Transformasi Sdm Kesehatan

(19)

Primer

- DU + Dokkel  dominan

empowerment - SpKKLp

(EMPOWERMENT + riset Menyusun dan membuktikan primbon) Sekunder

- Spesialisasi berdasarkan prioritas

Pada pilar ke lima dalam transformasi kesehatan Indonesia, Transformasi SDM Kesehatan akan berfokus

untuk memastikan

pemerataan distribusi para tenaga kesehatan di seluruh pelosok tanah air Indonesia, termasuk di kawasan DTPK.

Adapun dalam

penerapannya, pemerintah

akan melakukan penambahan

kuota mahasiswa, beasiswa

dalam dan luar negeri, serta

melakukan kemudahan pada

penyertaan tenaga kesehatan

yang lulus dari universitas

luar negeri.

(20)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi

meluncurkan Program Pendidikan Dokter Spesialis

(PPDS) Berbasis Rumah Sakit Pendidikan (hospital

based) pada Senin, 6 Mei 2024. Peluncuran ini

berlangsung di RSAB Harapan Kita, Jakarta. Program

Ini menjadi penting mengingat rasio dokter

dibanding penduduk Indonesia sangat rendah, yakni

0,47 per 1.000 penduduk. Rasio tersebut

menempatkan Indonesia pada peringkat ke-147 di

dunia. Saat ini jumlah dokter umum di Indonesia

hanya 156.310 dokter. Dengan target 1 dokter umum

per 1.000 penduduk, Indonesia masih kekurangan

124.294 dokter umum. Rata-rata, terdapat sekitar

12.000 lulusan setiap tahun dari 117 fakultas

kedokteran (FK) di Indonesia.

(21)

“HANDAL”

Teknologi

- Digital Message - Empowerment - Telemed (kuratif)

Menteri Kesehatan Budi Gunadi

Sadikin mengatakan

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ingin mengatasi masalah utama yang belum terselesaikan selama 79 tahun, yakni

distribusi dokter yang tidak merata. Karena itu,

Kemenkes merumuskan kebijakan rencana 15 tahun ke depan, salah satunya adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan.

Saat ini, dengan hanya 2.700 lulusan per tahun, butuh lebih dari 10 tahun untuk memenuhi kebutuhan dokter spesialis.

Dengan hospital base bisa

mempercepat pemenuhan

dokter spesialis dari 10 tahun

menjadi sekitar 5 tahun.

(22)

Pilar Keenam :

Transformasi Teknologi Kesehatan

(23)

- Primer - Gray area - Sekunder

 Insurance management : konsep INA cbg baru

 Discharge management

 Empowerment

(Homecare & Palliatif)

 Teknologi excident  prevention, screening

tool, methode

engineering

(menurunkan kecelakaan umum)

• Pada pilar keenam, sekaligus pilar terakhir dalam transformasi kesehatan Indonesia, Transformasi Teknologi Kesehatan memiliki peran untuk melakukan

pemanfaatan teknologi

informasi dan bio-teknologi yang berada di sekitar

kesehatan. Sehingga dengan demikian, akan

membuat dunia kesehatan di indonesia dapat lebih beradaptasi dan

memanfaatkan dengan baik pekembangan tekhnologi digital, agar proses

digitalisasi di sekitar

kesehatan dapat menjadi

lebih bertumbuh

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Permenkes Nomor 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional Fasilitas Kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan

Program Jaminan Kesehatan Nasional (selanjutnya disebut program JKN) merupakan bentuk komitmen pemerintah terhadap pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2014 tentang Pe- nggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan

Jaminan kesehatan nasional (JKN) yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari sistem jaminan sosial nasional yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme

Hasil penelitian ini menunjukkan faktor yang mempengaruhi kemauan pekerja informal untuk membayar jaminan kesehatan naional yakni pengetahuan akan jaminan kesehatan nasional,

Kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional JKN mendukung rumah sakit sebagai fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut untuk menyesuaikan standar pelayanan yang ditetapkan pemerintah mulai

5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Jaminan Kesehatan Nasional 2.1.1 Definisi Jaminan Kesehatan Pengertian dari Jaminan Kesehatan Nasional JKN berdasarkan Peraturan

Dokumen ini membahas tentang program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) yang ditawarkan pemerintah