• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transisi PAUD-SD yang Menyenangkan Kota Kediri -

N/A
N/A
Priska Ristianadewi

Academic year: 2023

Membagikan "Transisi PAUD-SD yang Menyenangkan Kota Kediri -"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

Kota Kediri, 05 Juli 2023 1

(2)

APA KABAR BAPAK/IBU?

SEHAT, BAHAGIA, OPTIMIS, DAN SUKSES SELALU

SIAPA SAYA?  ORANG BAIK

SEDANG APA?  BERBUAT BAIK

BAGAIMANA CARANYA?

MEMIKIRKAN DAN MELAKUKAN HAL-HAL YANG BAIK UNTUK APA?  MEWUJUDKAN TRANSISI PAUD-SD

SIAPA YANG MENYUKSESKAN TRANSISI PAUD-SD?  ITU SAYA

(3)

IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

(4)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Permainan

“Mana yang Miskonsepsi?”

17 menit

?

Silakan Berpendapat!

Jika TEPAT: Silakan BERDIRI

Jika TIDAK TEPAT: Silakan TETAP DUDUK

(5)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Pernyataan 1

Anak diharuskan mencapai kesiapan bersekolah di usia 6 tahun (sebelum masuk SD)

RANGKAIAN KEGIATAN (2/2)

Permainan “Mana yang Miskonsepsi?”

(6)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

TIDAK TEPAT

Kesiapan bersekolah adalah suatu kondisi yang perlu dibangun sejak di PAUD, dan dapat dilanjutkan di SD kelas awal.

Jangan lupa bahwa tidak setiap anak pernah mengalami PAUD, padahal PAUD dirancang sebagai fondasi pendidikan dasar. Apakah kemudian anak yang tidak pernah melalui PAUD tidak lagi memiliki kesempatan untuk mendapatkan kemampuan fondasi?

Pernyataan 1

Anak diharuskan mencapai kesiapan bersekolah di usia 6 tahun (sebelum masuk SD)

RANGKAIAN KEGIATAN (2/2)

Permainan “Mana yang Miskonsepsi?”

(7)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Pernyataan 2

PAUD boleh mengajarkan calistung

RANGKAIAN KEGIATAN (2/2)

Permainan “Mana yang Miskonsepsi?”

(8)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

TEPAT

Sesungguhnya yang dibangun sejak dari PAUD adalah kemampuan literasi numerasi, dimana baca tulis hitung adalah bagian di dalamnya. Kemampuan membaca dan berhitung terjadi secara bertahap. Pengenalan kemampuan ini perlu sesuai dengan tahapan perkembangan anak dalam konteks kemampuannya berkomunikasi, serta harus diterapkan dengan cara yang sesuai bagi anak usia dini (menyenangkan dan tidak drilling )

Pernyataan 2

PAUD boleh mengajarkan calistung

RANGKAIAN KEGIATAN (2/2)

Permainan “Mana yang Miskonsepsi?”

(9)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Pernyataan 3

Kemampuan baca tulis hitung hanya dilakukan melalui pengenalan keaksaraan dan angka

RANGKAIAN KEGIATAN (2/2)

Permainan “Mana yang Miskonsepsi?”

(10)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Pernyataan 3

Kemampuan baca tulis hitung hanya dilakukan melalui pengenalan keaksaraan dan angka

TIDAK TEPAT

Agar bisa baca tulis hitung, anak memerlukan berbagai kemampuan lain, seperti konsentrasi, mengikuti aturan, dan pengelolaan emosi yang akan membantu kesabaran anak untuk menyimak. Kemampuan memahami arah juga merupakan fondasi agar anak mengetahui arah membaca. Pengenalan pada berbagai kosakata melalui bernyanyi dan membaca nyaring akan menguatkan kemampuannya mengasosiasikan kata dengan objek yang terkait.

RANGKAIAN KEGIATAN (2/2)

Permainan “Mana yang Miskonsepsi?”

(11)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Pernyataan 4

Anak sudah harus dapat baca tulis hitung saat masuk SD

RANGKAIAN KEGIATAN (2/2)

Permainan “Mana yang Miskonsepsi?”

(12)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

TIDAK TEPAT

Kurikulum sudah secara eksplisit mencerminkan bahwa tidak ada kewajiban agar anak sudah harus bisa baca tulis hitung di kelas 1 SD.

Regulasi secara konsisten sudah melarang tes calistung sebagai bagian dari penerimaan peserta didik baru. Buku teks Kurikulum Merdeka juga sudah memastikan tidak ada kewajiban tersirat bagi anak 1 SD untuk sudah harus bisa baca tulis hitung.

Mari pahami juga bahwa laju perkembangan anak beragam dan masih banyak anak yang belum pernah dibina di PAUD.

Pernyataan 4

Anak sudah harus dapat baca tulis hitung saat masuk di SD

RANGKAIAN KEGIATAN (2/2)

Permainan “Mana yang Miskonsepsi?”

(13)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Pernyataan 5

Kesiapan bersekolah tidak hanya kemampuan baca tulis hitung

RANGKAIAN KEGIATAN (2/2)

Permainan “Mana yang Miskonsepsi?”

(14)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Pernyataan 5

Kesiapan bersekolah tidak hanya kemampuan baca tulis hitung

TEPAT

Ada banyak kemampuan fondasi yang sangat diperlukan untuk anak dapat berkegiatan dengan baik di lingkungan belajar. Antara lain kematangan

emosi untuk dapat berinteraksi dengan sehat dengan rekan sebaya, serta pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri yang memadai untuk dapat berpartisipasi di lingkungan sekolah secara mandiri.

RANGKAIAN KEGIATAN (2/2)

Permainan “Mana yang Miskonsepsi?”

(15)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Pernyataan 6

Peserta didik kelas 1 dan 2 SD tidak termasuk kategori anak usia dini.

RANGKAIAN KEGIATAN (2/2)

Permainan “Mana yang Miskonsepsi?”

(16)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

TIDAK TEPAT

Berdasarkan kesepakatan internasional, kategori anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun, yang mana merupakan usia peserta didik hingga kelas 2 SD atau SD kelas awal. Oleh sebab itu, pembelajaran di SD kelas awal pun perlu mengikuti prinsip pembelajaran dan asesmen yang diterapkan pada anak usia dini.

Pernyataan 6

Peserta didik kelas 1 dan 2 SD tidak termasuk kategori anak usia dini.

RANGKAIAN KEGIATAN (2/2)

Permainan “Mana yang Miskonsepsi?”

(17)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Dari permainan tadi, kita menyadari bahwa masih adanya

miskonsepsi di lapangan merupakan salah satu permasalahan pendidikan yang sudah lama berkembang di masyarakat.

Ada SD yang menerapkan tes calistung sebagai bagian dari penerimaan peserta didik baru.

Praktik pembelajaran di PAUD juga belum konsisten. Ada satuan PAUD yang menerapkan metode drilling untuk baca tulis hitung, namun ada satuan yang sama sekali anti dalam mengajarkan

calistung.

Refleksi

(18)

15 menit

Ayo Berdiskusi!

Apakah di wilayah Anda, miskonsepsi seperti ini juga masih ditemukan di PAUD, SD/MI, baik swasta

maupun negeri?

09

(19)
(20)

Transisi PAUD-SD dan Miskonsepsi Kesiapan Bersekolah

Siap sekolah = memiliki kemampuan fondasi untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat

Kemampuan fondasi:

1.

Mengenal nilai agama dan budi pekerti;

2.

Kematangan emosi yang cukup untuk berkegiatan di lingkungan belajar;

3.

Keterampilan sosial dan bahasa yang memadai untuk berinteraksi sehat dengan teman sebaya dan individu lainnya;

4.

Pemaknaan terhadap belajar yang positif;

5.

Pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri yang memadai untuk dapat berpartisipasi di lingkungan sekolah secara mandiri;

6.

Kematangan kognitif yang cukup untuk melakukan kegiatan belajar, seperti dasar literasi,

numerasi serta pemahaman tentang hal-hal mendasar yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Kemampuan fondasi dibangun secara berkesinambungan melalui lingkup pembelajaran di PAUD

hingga lingkup pembelajaran di SD kelas awal sampai kelas 2 (dua), serta dapat dipayungi oleh Standar Kompetensi Lulusan Anak Usia Dini (STPPA)

1 2 3

4 5

6

(21)

1.

Miskonsepsi di lapangan. Masih banyak praktik PPDB serta pembelajaran yang belum mencerminkan pemahaman bahwa membangun kemampuan fondasi (kematangan sosial emosional, kemampuan literasi dan numerasi dasar, serta kemampuan fondasi lainnya) merupakan suatu proses bertahap dan berkelanjutan yang dibangun sejak PAUD hingga SD kelas awal.

2.

Hak setiap anak untuk mendapatkan fase fondasi belum terpenuhi. Masih banyak anak yang langsung masuk kelas 1 SD, sehingga tidak mendapatkan fase fondasi yang menjadi haknya. Kondisi ini semakin marak terjadi di masa pandemi.

Transisi PAUD-SD dan Miskonsepsi Kesiapan Bersekolah

Mengapa penting mendukung kesiapan bersekolah melalui penguatan Transisi PAUD-SD?

1

2

(22)

22

Kesimpulan: Apakah yang dimaksud dengan kesiapan bersekolah melalui penguatan Transisi PAUD-SD itu?

Transisi PAUD-SD dan Miskonsepsi Kesiapan Bersekolah

PAUD SD Kelas Awal Siap Sekolah

Transisi PAUD-SD Proses

Capaian

Kesiapan sekolah dapat dimaknai sebagai capaian.

Namun, perlu diingat bahwa kesiapan sekolah bukanlah upaya untuk menyertifikasi mana anak yang sudah

siap

atau

belum siap.

Tujuan pembelajaran sesungguhnya adalah memastikan setiap anak mendapatkan haknya untuk memiliki kemampuan fondasi untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat—di tingkatan kelas mana pun.

Transisi PAUD-SD adalah upaya untuk memastikan setiap anak mendapatkan haknya tersebut.

(23)

Kita perlu mengakhiri miskonsepsi tentang pembelajaran mulai dari sekarang.

08

Transisi PAUD ke SD* perlu selaras

Kemampuan

fondasi dibangun secara holistik

Kemampuan literasi dan numerasi

dibangun secara bertahap dengan cara

menyenangkan

Satuan Pendidikan dan orang tua perlu memahami

kesiapan

bersekolah adalah proses, bukan hasil

*SD = SD/MI dan Kejar Paket A

(24)
(25)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Literasi: bukan hanya baca tulis

Mari kita pahami bersama bahwa literasi anak usia dini hanya akan terbangun secara utuh apabila menggabungkan pengetahuan bahasa (struktur bahasa; bunyi/huruf, kata, kalimat) dan keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, menulis, dan membaca) yang mencakup:

Kemampuan Bertutur (anak merangkai kalimat untuk menyampaikan pendapatnya)

Pengetahuan Latar (pemahaman anak tentang dunia di sekitarnya)

Kosakata (perbendaharaan kata)

Kesadaran Fonemik (kemampuan memahami bunyi yang bermakna dari bahasa tutur yang didengar oleh anak.)

Kesadaran Cetak (ketertarikan anak kepada benda-benda cetak, gambar, logo, merk)

Keaksaraan (Kemampuan anak menghubungkan huruf dengan bunyi, intonasi dengan tanda baca)

Sumber: Stewart (2014)

Apabila kemampuan literasi tidak diberikan

secara utuh, maka kita akan menemukan anak2 yang lancar membaca namun tidak tahu arti

kata

(26)

Mengajarkan logika dan berpikir kritis

1

Untuk Meningkatkan keterampilan memecahkan masalah

2

Mengajarkan keterampilan membuat perencanaan dan estimasi

3

Kemampuan menyelesaikan masalah matematika memerlukan kemampuan berlogika dan berpikir kritis diperlukan dan mengaitkannya dengan kebutuhan yang harus dipenuhi.

Matematika mengelola informasi yang kita ketahui, menyusunnya secara sistematis dan menguji hipotesis. Keterampilan tersebut diperlukan dalam kehidupan sehari- hari.

Setiap hari kita perlu membuat perencanaan: waktu tempuh sebuah perjalanan, mengatur keuangan, menghitung komposisi dalam masakan, dll. Semua hal ini membutuhkan keterampilan matematika.

Numerasi: bukan hanya berhitung, namun juga:

(27)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Ananda A, saat masuk

Kelas 1 SD tidak melalui

PAUD

Ananda B, saat masuk

Kelas 1 SD tidak melalui

PAUD

Ananda C, saat masuk

Kelas 1 SD sudah melalui

PAUD

Ananda D, saat masuk

Kelas 1 SD sudah melalui

PAUD

Mari kita amati!

Mengapa ananda B lebih tinggi capaiannya dari ananda A

walaupun sama-sama tidak ikut PAUD?

Mengapa ananda D lebih tinggi

capaiannya dibandingkan ananda C, padahal sama-sama sudah

pernah ikut PAUD?

Anggaplah anak tangga ini mampu memotret capaian anak dengan akurat

1 SD

Transisi PAUD ke SD yang menyenangkan sebagai pemenuhan hak anak

(28)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Jika Anda adalah orang tua siswa:

Bagaimana sikap Anda terhadap kondisi Ananda A, B, C dan D?

1.

Laju perkembangan anak berbeda-beda. Banyak faktor yang mempengaruhi laju perkembangan anak.

Gizinya saat bertumbuh, kesempatannya berinteraksi dan berkegiatan di rumah, kualitas pendidikan

sebelumnya, dan masih banyak lagi.

2.

Tidak hanya laju perkembangan, namun kesempatan belajar anak pun berbeda-beda. Tidak semua anak mendapatkan hak-nya untuk dibangun kemampuan fondasinya di PAUD.

3.

Di mana pun titik berangkat anak, mereka berhak mendapatkan hak yang sama, yaitu memiliki

kemampuan fondasi agar dapat siap bersekolah dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Mengapa kondisi peserta didik bisa berbeda-beda seperti ilustrasi sebelumnya?

(29)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Apabila kita mencermati kemampuan anak

berdasarkan “Siap” atau

“Belum Siap” maka tindak lanjutnya

berpotensi berujung pada pelabelan.

Namun apabila kita

mencermati kemampuan anak berdasarkan

identifikasi “kemampuan yang sudah dimiliki dan

yang perlu diperkuat” maka tindak lanjutnya berpotensi berujung ke pembinaan.

Cara pandang kita menentukan perilaku kita dalam mendampingi anak untuk memiliki kesiapan

sekolah. Siap sekolah = kepemilikan kemampuan fondasi yang utuh

(30)
(31)
(32)

Bagaimana cara mengakhiri miskonsepsi tersebut? Gerakan Transisi PAUD ke SD* yang menyenangkan, memiliki tiga Target Perubahan yang dimulai sejak tahun ajaran baru.

Satuan pendidikan perlu

1

2

3

Menghilangkan tes calistung dari proses penerimaan peserta didik baru di SD.

Menerapkan masa perkenalan bagi peserta didik baru selama dua minggu pertama (di PAUD dan SD).

Menerapkan pembelajaran yang membangun enam kemampuan fondasi anak (di PAUD dan SD).

*SD = SD/MI dan Kejar Paket A

11

(33)

Setiap anak memiliki hak untuk mendapatkan layanan

pendidikan dasar. Sangat tidak tepat apabila anak diberikan syarat tes untuk dapat

mendapatkan layanan tersebut.

Masih banyak anak yang belum pernah mendapatkan kesempatan belajar di satuan PAUD.

Tes baca tulis hitung telah dilarang melalui:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan

Pendidikan.

2. Peraturan Menteri

Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru.

1 Pada Target Perubahan 1, Satuan pendidikan perlu menghilangkan tes calistung dari proses penerimaan peserta didik baru di SD*.

*SD = SD/MI dan Kejar Paket A 12

(34)

Pada dua minggu pertama tahun ajaran baru

01

Satuan PAUD dan SD/MI memfasilitasi peserta didik baru serta orang tua untuk berkenalan dengan lingkungan belajarnya

Dengan masa perkenalan, diharapkan peserta didik baru dapat merasa nyaman dalam berkegiatan belajar.

02

Satuan PAUD dan SD/MI mengenal peserta didik baru lebih jauh melalui kegiatan belajar

2 Pada Target Perubahan 2, Satuan pendidikan perlu menerapkan masa perkenalan bagi peserta didik baru selama dua minggu pertama.

13

● Kenali peserta didik baru dengan menerapkan kegiatan pembelajaran yang memberi informasi tentang kebutuhan belajar peserta didik.

● Hargai proses peserta didik baru yang berbeda- beda, karena membangun kemampuan fondasi perlu dilakukan secara bertahap.

(35)

Kegiatan Pengenalan Lingkungan Belajar

1. Mengajak peserta didik baru untuk berkeliling ke seluruh area sekolah:

a. Menjelaskan fasilitas, sarana, dan prasarana yang terdapat di sekolah serta kegunaannya.

b. Mengenal semua warga sekolah, mulai dari

teman sekelas, pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik lainnya, sampai petugas

kebersihan, petugas keamanan dan lain-lain.

2. Mengenalkan kegiatan yang dilakukan mulai waktu peserta didik baru datang ke sekolah hingga waktu pulang sehingga terbiasa dengan budaya sekolah.

Perkenalan Orang Tua dengan Pihak Sekolah 1. Orang tua/wali peserta didik baru diundang ke

sekolah dan diberikan informasi program/kegiatan yang akan dilaksanakan dalam satu tahun ajaran.

2. Pihak sekolah mengenalkan fungsi dari buku

harian yang dapat digunakan oleh orang tua/wali murid berkomunikasi dengan guru mengenai

kondisi atau kebutuhan peserta didik baru.

14

Contoh kegiatan pengenalan pada dua minggu awal

tahun ajaran baru.

(36)

1

Mengenal nilai agama dan budi pekerti.

2

Keterampilan sosial dan bahasa untuk berinteraksi.

3

Kematangan emosi untuk berkegiatan di lingkungan belajar.

4

Kematangan kognitif untuk melakukan kegiatan belajar, seperti kepemilikan dasar

literasi, numerasi.

5

Pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri untuk berpartisipasi di

lingkungan belajar secara mandiri.

6

Pemaknaan terhadap belajar yang positif.

15

3 Pada Target Perubahan 3, satuan pendidikan perlu menerapkan pembelajaran

yang membangun enam kemampuan fondasi anak.

(37)

Pembelajaran aktif dan eksploratif,

membangun rasa ingin tahu, dan sarat dengan interaksi positif yang membangun percaya diri anak.

Hasil asesmen dipergunakan sebagai dasar pembinaan individu anak. Hindari melakukan pembandingan dan pelabelan kepada anak.

Laporkan perkembangan peserta didik baru kepada orang tua/wali saat

pelaporan hasil belajar. Sampaikan yang sudah baik dan yang masih perlu

penguatan. Dengan demikian peserta didik baru mendapatkan pendampingan di satuan pendidikan maupun di rumah.

Satuan pendidikan perlu merancang kegiatan pembelajaran yang

menyenangkan dan efektif dalam membangun kemampuan fondasi.

16

(38)
(39)
(40)
(41)

Enam kemampuan fondasi perlu dipahami sebagai kemampuan yang perlu dibina melalui pembelajaran di PAUD dan SD Kelas Awal secara holistik. Pembinaan kemampuan dilakukan dengan mengikuti struktur kompetensi/mata pelajaran yang digunakan di PAUD dan SD, serta dilaporkan di dalam laporan hasil belajar dengan mengikuti struktur kompetensi/mata pelajaran yang digunakan di PAUD dan SD. Untuk lebih jelasnya, kita dapat melihat kembali pemetaan yang sudah ditampilkan pada modul 2, yang mana juga tercakup di dalam penjabaran yang sebelumnya kita lihat bersama.

Kemampuan Fondasi Dibangun di PAUD Dibangun di SD Kelas Awal

Mengenal nilai agama dan budi pekerti Pada KM: Agama Budi Pekerti & Jati Diri ; Pada K13: KD terkait Agama. Terlepas dari kurikulum, dibangun melalui pembiasaan di kelas yang mendorong anak untuk jujur, tidak menyakiti sesama, dan merawat lingkungan.

Pada KM/K13, melalui Agama dan Pendidikan Pancasila

(PPKN untuk K13). Terlepas dari kurikulum, dapat dibangun melalui pembiasaan (serupa dengan PAUD).

Kematangan emosi yang cukup untuk

berkegiatan di lingkungan belajar: Pada KM, dapat dibangun melalui elemen Agama dan Budi Pekerti; dan Jati Diri.

Pada K13: KD yang terkait sosial emosi; bahasa dan kognitif. Terlepas dari

kurikulum, kemampuan ini dapat dibangun melalui penerapan kesepakatan kelas, misalnya melalui kebiasaan berbagi alat-alat di kelas dan berkegiatan bersama teman-temannya; serta penerapan disiplin positif (menjelaskan konsekuensi dari perilaku negatifnya).

Pada KM/K13, melalui Pendidikan Pancasila (PPKN untuk K13) untuk pengenalan secara konsep. Terlepas dari

kurikulum, dapat dibangun melalui kesepakatan kelas dan disiplin positif (serupa dengan PAUD) untuk membangun nilai.

Keterampilan sosial dan bahasa yang memadai untuk berinteraksi sehat dengan teman sebaya dan individu lainnya

Pada KM, dibangun lintas elemen, namun utamanya elemen Dasar-Dasar Literasi.

Pada K13: KD yang terkait sosial emosi; bahasa dan kognitif. Terlepas dari

kurikulum, kemampuan ini dapat dibangun melalui penerapan kesepakatan kelas, misalnya melalui kebiasaan berbagi alat-alat di kelas; mengangkat tangan apabila ingin berbicara, serta mendengarkan saat teman berbicara.

Terlepas dari kurikulum, Dapat dibangun melalui

kesepakatan di kelas untuk membangun nilai (serupa dengan PAUD). Pada KM/K13 melalui Pendidikan Pancasila (PPKN untuk K13) dan Bahasa Indonesia untuk pengenalan secara konsep dan keterampilan.

Pemaknaan terhadap belajar yang positif Terlepas dari kurikulum: dibangun melalui pemilihan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman menyenangkan serta interaksi pendidik yang memberikan dukungan afektif serta komunikasi yang positif (tidak menghardik, dan tidak melabel)

Pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri yang memadai untuk dapat berpartisipasi di lingkungan sekolah secara mandiri:

Pada KM: dibangun lintas elemen, namun utamanya elemen Jati Diri. Pada K13: KD yang terkait fisik motorik dan sosial-emosional (perawatan diri). Terlepas dari

kurikulum, kemampuan ini dapat dibangun melalui pembiasaan di kelas untuk membangun kemandirian dan perilaku hidup bersih sehat

Pada KM/K13: PJOK. Terlepas dari kurikulum, dapat

dibangun melalui pembiasaan di kelas (serupa dengan PAUD).

Kematangan kognitif yang cukup untuk melakukan kegiatan belajar, seperti dasar literasi, numerasi serta pemahaman dasar mengenai cara dunia bekerja

Pada KM, dibangun melalui elemen Dasar-Dasar Literasi, Matematika, Sains, Teknologi, Rekayasa dan Seni. Pada K13: KD yang terkait kognitif, dan bahasa.

Terlepas dari kurikulum, dibangun melalui kegiatan pembelajaran yang mengajak anak melakukan pengamatan serta eksplorasi, serta mendorong anak untuk

bertanya, mengemukakan gagasan serta pemahaman barunya.

Pada KM/K13: Bahasa Indonesia (dan topik IPAS pada KM), Matematika,Seni . Terlepas dari kurikulum, dapat dibangun melalui perancangan kegiatan pembelajaran di kelas (serupa dengan PAUD).

Pentingnya Penguasaan Kemampuan Fondasi secara Keseluruhan

(42)
(43)
(44)

Upaya mencapai Target Perubahan dan Target Kinerja dapat dilakukan dengan

menggunakan ragam Alat Bantu yang telah disediakan oleh Kemendikbudristek baik untuk Dinas, Satuan Pendidikan, Mitra, maupun orang tua dan masyarakat.

Sumber Belajar Mandiri di Kanal Kemendikbudristek

Tersedia modul belajar, contoh instrumen asesmen awal, perangkat ajar lain serta video inspirasi untuk guru-guru PAUD, SD/MI/Sederajat

mempersiapkan tahun ajaran baru.

Bahan dapat diakses di Platform Merdeka Mengajar Seri Pelatihan Mandiri (topik transisi PAUD ke SD yang menyenangkan) atau melalui laman transisi PAUD-SD:https://ditpsd.kemdikbud.go.id/transisipaudsd/

Video Inspirasi

Dapat diakses di Laman Transisi PAUD-SD.

Diklat Teknis

Ikuti juga diklat teknis yang akan diluncurkan pada tengah tahun.

Akses melalui Laman dan PMM

(45)

Ragam alat bantu dapat diakses pada Laman Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan dan Platform Merdeka Mengajar

Laman Transisi PAUD ke SD dapat diakses melalui:

s.id/transisipaudsd s.id/transisipaudsd

Atau dengan menggunakan kode QR ini

Cara Mengakses Laman

Topik Transisi PAUD ke SD pada Platform Merdeka Mengajar dapat diakses melalui:

s.id/pmm-transisipaudsd s.id/pmm-transisipaudsd-2

Atau dengan menggunakan kode QR ini

Cara Mengakses PMM

(46)

Apa saja yang tersedia pada Platform Merdeka Mengajar dan Laman Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan?

Platform Merdeka Mengajar (PMM) dan Laman Transisi PAUD ke SD berisikan ragam alat bantu yang dapat digunakan oleh Dinas Pendidikan, Satuan Pendidikan, orang tua/masyarakat, serta mitra untuk mendukung gerakan ini, seperti surat edaran, booklet advokasi, modul belajar mandiri, dan video inspirasi. Selain itu, pada Laman juga tersedia informasi tentang Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan.

Alat Bantu yang Tersedia pada PMM dan Laman

No Alat Bantu

Sasaran Pengguna Utama

UPT Dinas

Satpen PAUD dan SD

Orang tua/

Masy.

Mitra

1 Surat Edaran* ✔ ✔ ✔

2 Booklet Advokasi* ✔ ✔ ✔ ✔ ✔

3 Panduan Penyelenggaraan Forum Komunikasi PAUD-SD*

✔ ✔

4 Video Inspirasi ✔ ✔ ✔ ✔ ✔

5 Modul Pembelajaran dan Panduan Aksi Nyata

✔ ✔ ✔ (*) hanya tersedia pada Laman Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan

Akses menuju Laman

Akses menuju

PMM

s.id/transisipaudsd

s.id/pmm-transisipaudsd s.id/pmm-transisipaudsd-2

(47)
(48)

Mari kunjungi Laman Transisi PAUD

ke

SD yang Menyen

angkan

LINK

(49)

KLIK DI SINI

KLIK DI SINI

(50)

KLIK DI SINI

(51)

LENGKAPI DATA,

KEMUDIAN KLIK UNDUH MODUL

(52)
(53)
(54)
(55)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Guru dan Kepala

Sekolah juga sedang bergerak dengan

menggunakan alat bantu pembelajaran

di Laman dan PMM.

Aksi Nyata merupakan akhir dari perjalanan

belajar guru dan kepala sekolah.

Jangan lupa ingatkan untuk mengunggah Aksi Nyata melalui PMM atau Laman!

MODUL 1

Mengapa penguatan Transisi PAUD ke SD penting?

MODUL 2

Bagaimana

membangun lingkungan belajar PAUD dan SD yang menyenangkan?

MODUL 4

Bagaimana membangun kemampuan fondasi secara

holistik dan bertahap sejak PAUD hingga SD?

MODUL 5

Bagaimana merencanakan pembelajaran yang

menguatkan Transisi PAUD ke SD?

MODUL 6

Bagaimana melaporkan pembelajaran yang menguatkan Transisi

PAUD ke SD?

MODUL 3

Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap

sejak PAUD hingga SD?

Refleksi dan tindak lanjut untuk penguatan

kualitas layanan

MODUL 7

SD = SD/MI dan Kejar Paket A

Satuan Pendidikan dapat mencapai perubahan yang diinginkan dengan mengikuti Alur Belajar Modul di bawah ini

(56)

15 menit Ayo Berdiskusi!

Bagaimana peran masing-masing unsur dalam penguatan Implementasi Transisi PAUD-SD dan Penyebaran Alat Bantu?

Satuan Pendidikan

Mitra Pendidikan

Orang tua/ Masyarakat

Dinas Pendidikan

(57)

Agar dinas pendidikan dapat mencapai target kinerja, maka dinas pendidikan perlu mengajak satuan pendidikan untuk melakukan perannya. Peran Satuan Pendidikan adalah ...

Membagikan booklet kepada ekosistem satuan pendidikan sehingga guru, tenaga kependidikan serta utamanya orang tua, memahami perubahan pendekatan

pembelajaran yang akan terjadi. (Catatan:

mitra juga dapat langsung melakukan hal ini)

1

Menggunakan alat bantu pembelajaran dari kementerian (agar memiliki visi yang sama, dan tidak ada interpretasi yang

kurang tepat) untuk dapat menerapkan tiga target perubahan. Alat bantu pembelajaran dapat diakses melalui PMM ataupun Laman Transisi PAUD ke SD.

2

Melaporkan perubahan melalui Aksi Nyata di PMM dan Laman sebagai bukti bahwa

satuan pendidikan sudah berubah. Pelaporan dapat dilakukan hingga awal kwartal IV di

tahun ini.

3

Surat Edaran dari

Dinas Pendidikan, yang disertai buklet

advokasi

.

Surat Edaran serta booklet advokasi dapat diakses secara digital di laman http://s.id/transisipaudsd

Sumber Belajar Mandiri di Kanal Kementerian

Tersedia alur belajar yang terdiri dari modul, contoh instrumen asesmen awal, perangkat ajar lain serta video inspirasi untuk guru- guru PAUD, SD/MI mempersiapkan tahun ajaran baru.

Bahan dapat diakses di PMM Seri Pelatihan Mandiri: s.id/pmm- transisipaudsd dan s.id/pmm-transisipaudsd-2

atau melalui Laman Transisi PAUD-SD: s.id/transisipaudsd

(58)

Sedangkan mitra pendidikan perlu mendukung gerakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan dengan cara

Melatih sekolah/ komunitas guru dampingannya dengan modul bimtek yang telah disediakan oleh Kementerian

Mendaftarkan organisasi Mitra melalui laman Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan:

https://ditpsd.kemdikbud.go.id/trans isipaudsd/

Menyampaikan kepada seluruh anggota

gurunya, atau satuan pendidikan binaannya

untuk melakukan tiga peran satuan pendidikan:

a) bagikan booklet dan video, b) gunakan alat bantu pembelajaran dari kementerian, dan c) laporkan perubahan melalui Aksi Nyata di PMM dan laman

Modul Bimtek

.

Tersedia modul bimtek untuk digunakan mitra yang ingin turut bergerak bersama. Mitra dapat melatih sekolah/komunitas guru dampingannya

Laman Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan

Dapat diakses melalui:

s.id/transisipaudsd

Buklet Advokasi, Video Inspirasi, Modul Pelatihan

Tersedia sumber belajar yang dapat diakses di pada Laman Transisi PAUD-SD:

s.id/transisipaudsd

1 2 3

(59)

Orang Tua dan Masyarakat dapat turut mendukung gerakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan dengan cara

Mempelajari booklet advokasi yang dapat diakses di laman Transisi PAUD ke SD:

https://ditpsd.kemdikbud.go.id/transisipaudsd/

Membagikan booklet dan video inspirasi agar lebih banyak yang ikut mendukung perubahan pada awal tahun ajaran baru.

Booklet Advokasi

Untuk meningkatkan

pemahaman tentang gerakan Transisi PAUD ke SD yang

Menyenangkan dan pentingnya masa fondasi,

Kemendikbudristek sudah

menyediakan booklet advokasi yang dapat dipelajari dan

dibagikan. Booklet dapat diakses di Laman Transisi PAUD ke SD atau s.id/booklet- transisipaudsd

Video Inspirasi

Sebagai media penyampaian pesan, video inspirasi

menyediakan muatan inspiratif untuk menguatkan

pemahaman terkait gerakan Transisi PAUD ke SD yang

Menyenangkan. Video inspirasi dapat diakses di Laman

Transisi PAUD ke SD atau s.id/video-transisipaudsd

Kedua peran ini juga dapat dilakukan oleh mitra

1

2

(60)

Setelah mengetahui Peran dan Alat Bantu yang tersedia bagi setiap sasaran, Dinas Pendidikan diharapkan mengambil peran sebagai berikut:

Memastikan Satuan Pendidikan mengakses Alat Bantu dan melaporkan Aksi Nyata

Unduh Alat Bantu dan unggah Aksi Nyata dapat dilakukan di Laman dan PMM

Alat Bantu

Modul Pembelajaran Melakukan advokasi

kepada seluruh

masyarakat dengan melibatkan narasumber guru yang sudah dilatih oleh Kemendikbudristek.

1. Lakukan advokasi melalui Forum

Komunikasi PAUD-SD

2. Gunakan kanal media milik Pemda

3. Lakukan advokasi bersama Pokja Bunda PAUD dan PKK

Bagi 204 kab/kota yang sudah memiliki forum komunikasi PAUD-SD,

menguatkan peran forum komunikasi PAUD-SD.

Bagi kab/kota yang belum memiliki untuk dapat

membentuk forum komunikasi PAUD-SD.

Gunakan Forum Komunikasi PAUD-SD untuk

menjalankan peran Anda

Alat Bantu

Panduan Penyelenggaraan Forum Komunikasi PAUD-SD Mendiseminasi surat edaran dan

booklet advokasi mengenai kebijakan Transisi PAUD ke SD yang

Menyenangkan

1. Satuan Pendidikan mengetahui tiga target perubahan

2. Satuan Pendidikan mengetahui perannya:

a. Bagikan buklet kepada orang tua

b. Belajar bersama untuk mencapai tiga target perubahan dengan menggunakan alat bantu yang disediakan;

c. Mengerjakan Aksi Nyata di Laman atau PMM

Alat Bantu

Surat Edaran | Booklet Advokasi | Modul Pembelajaran

1

Memastikan seluruh satuan pendidikan menjalankan kebijakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan pada tahun ajaran baru.

Gunakan instrumen monitoring yang telah disediakan oleh Kemendikbudristek

Alat Bantu

Instrumen Monitoring

2 3 4

5

(61)

Ayo Berdiskusi!

Cara apa saja yang dapat dilakukan dalam Penyebaran Alat

Bantu Transisi PAUD-SD?

(62)

Pasang di situs resmi dinas pendidikan/

pemerintah daerah.

Alat bantu advokasi juga dapat dipasang kembali di kanal-kanal publikasi

pemerintah daerah.

Metode Penyebarluasan Alat Bantu

Alat bantu yang tersedia perlu disebarluaskan kepada penggunanya. Beberapa opsi cara melakukannya antara lain:

Sebarkan melalui grup whatsapp.

Jika dinas pendidikan sudah memiliki grup whatsapp dengan pihak terkait,

gunakan ini sebagai wadah penyebaran.

2

Ulangi info di dalam berbagai kegiatan.

Jika ada kegiatan yang

relevan dengan gerakan ini, ulang-ulangi informasi kunci tentang transisi PAUD ke SD.

Ajak mitra.

Laman Transisi PAUD ke SD menyediakan wadah pendaftaran mitra untuk dapat turut bergerak

menguatkan transisi PAUD ke SD.

Berkoordinasi dengan Pokja Bunda PAUD dan TP-PKK di daerah.

Pokja Bunda PAUD dan TP- PKK sudah/akan

mendapatkan penguatan untuk mendukung gerakan.

3 4 5

1

(63)

Secara lebih spesifik, Peran Strategis Pokja Bunda PAUD adalah …

Pokja Bunda PAUD ada di ranah informal dan bahkan non formal

Memiliki jaringan yang kuat dari tingkat pusat sampai desa/kelurahan, memiliki kedekatan dengan kepala daerah dan jajaran perangkat daerah, serta memiliki anggota yang beragam (di antaranya Dinas Pendidikan).

Alur koordinasi Pokja Bunda PAUD yang fleksibel

Pokja Bunda PAUD dapat melakukan koordinasi dan mengadvokasi kebijakan daerahnya (horizontal) dan juga

melakukan advokasi ke jaringan di atas dan/atau di bawahnya (vertikal).

Pokja Bunda PAUD dapat menggerakkan Masyarakat bersama figur Bunda PAUD

Pokja Bunda PAUD sebagai penggerak utama semakin menguat dengan adanya figur Bunda PAUD yang diharapkan

dapat menggerakkan semua pihak

melalui kepedulian dan pemberdayaan peran serta masyarakat dalam

mendukung satuan PAUD untuk melakukan upaya penguatan pembelajaran

(64)

Apa saja yang dapat dilakukan oleh Pokja Bunda PAUD? Berikut merupakan Cakupan dan Peran Pokja Bunda PAUD dalam mendukung gerakan

08 DI TINGKAT PROVINSI

Kolaborasi dengan pokja Bunda PAUD di tingkat daerah dan UPT untuk

mengumpulkan praktik baik dalam

pelaksanaan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan.

Dokumentasi praktik baik dapat

dimanfaatkan sebagai bahan advokasi untuk mendorong kebijakan dan alokasi anggaran di tingkat pusat, provinsi,

kabupaten/kota, bahkan sampai ke desa untuk mendukung Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan

DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA

Advokasi publik mengenai pentingnya

pemahaman tentang transisi PAUD-SD untuk menghilangkan miskonsepsi orangtua/wali dan masyarakat tentang transisi PAUD-SD

Advokasi kebijakan untuk mendorong inisiatif OPD khususnya Dinas Pendidikan dan

pemangku kepentingan terkait, untuk aktivasi/pembentukan Forum Komunikasi PAUD-SD

Advokasi ke Dinas Pendidikan untuk dapat memantau praktik PPDB di SD tanpa tes calistung

Kolaborasi dengan tim PKK, organisasi mitra/LSM/Dudi untuk mendukung satuan pendidikan (PAUD dan SD) agar menerapkan mekanisme PPDB dan pendampingan guru menggunakan alat bantu pembelajaran

DI TINGKAT DESA

Melakukan koordinasi antar pokja bunda PAUD tingkat kecamatan agar dapat meneruskan advokasi dan melakukan fasilitasi ke Pemerintah Desa

Mendorong pemerintah desa agar terlibat dalam monitoring pelaksanaan PPDB di wilayahnya agar melarang pelaksanaan tes calistung saat lulus PAUD atau pendaftaran ke SD

Mendorong pemerintah desa untuk

pemanfaatan Dana Desa/Anggaran Dana Desa untuk diseminasi transisi PAUD-SD kepada kelompok orangtua/masyarakat setempat

(65)

Identifikasi kelompok sasaran advokasi

(20 menit)

Peran dan tanggung jawab dalam gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan.

Mari kenali masing-masing perannya:

No UPT Dinas Pendidikan

1 2

3

4

Mengetahui tiga target perubahan gerakan Mengetahui tiga target

perubahan gerakan

Memastikan penerbitan dan penyebarluasan Surat

Edaran oleh Dinas Pendidikan

Mendampingi dinas

pendidikan dalam melakukan advokasi

Melakukan pemantauan terhadap target kinerja

Mengetahui tiga target perubahan gerakan Menerbitkan dan

Menyebarluaskan Surat Edaran

Mendampingi satuan

pendidikan belajar bersama dan melakukan aksi nyata

Melaporkan capaian target kinerja

Mengetahui tiga target perubahan gerakan Belajar bersama agar dapat

menghadirkan perubahan pada tahun ajaran baru

Mendampingi dinas atau sekolah untuk belajar bersama

Merancang dan menerapkan aksi nyata pada tahun ajaran baru

yang dihasilkan dari proses belajar bersama

Melaporkan hasil-hasil pendampingan

Mengetahui tiga target perubahan gerakan

Melihat dan membagikan booklet dan video inspirasi

Mendampingi anaknya pada masa transisi PAUD ke SD

Mengunggah aksi nyata

Satuan Pendidikan Mitra

Orang tua / Masy.

(termasuk Pokja Bunda PAUD dan TP PKK)

(66)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

TERIMA KASIH

atas kesediaan Anda mengambil peran aktif untuk menyukseskan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan.

Lakukan peran Anda dalam bergerak bersama untuk

anak-anak Indonesia.

(67)

Referensi

Dokumen terkait

Pe erapa Model Pe elajara Berkat A a g (Berkarakter, Aktif, dan Menyenangkan) untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS di SD Mitra Se- Ke a ata Laweya.. Hi ah

Metode pelaksanaan dalam pengabdian ini melalui 1 analisis situasi dengan melakukan dialog kepada orang tua terkait dengan kesiapan untuk mendukung anak memasuki jenjang SD, 2 melakukan