• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TRANSPARANSI, AKUNTABILITAS, DAN PARTISIPASI TERHADAP KINERJA ANGGARAN BERKONSEP VALUE FOR MONEYDENGAN PENGAWASAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN - POLSRI REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENGARUH TRANSPARANSI, AKUNTABILITAS, DAN PARTISIPASI TERHADAP KINERJA ANGGARAN BERKONSEP VALUE FOR MONEYDENGAN PENGAWASAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN - POLSRI REPOSITORY"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam dua dasawarsa terakhir telah terjadi perkembangan (akuntansi) sektor publik yang pesat. Istilah “akuntabilitas publik, value for money, reformasi sektor publik, privatisasi, good public governance ,” telah begitu cepat masuk ke dalam kamus sektor publik isu yang muncul dalam sektor publik merupakan suatu rangkaian yang akarnya merupakan tuntutan diciptakannya good publik and corporate governance. Isu tersebut kemudian diikuti dengan munculnya isu-isu baru, misalnya tuntutan dilakukan reformasi sektor publik yang diorientasikan pada pembentukan organisasi sektor publik yang ekonomis, efisien, efektif, transparan, responsif, dan memiliki akuntabilitas publik yang tinggi. Munculnya isu perlunya dilakukan reformasi akuntansi, auditing, sistem manajemen keuangan publik, privatisasi perusahaan-perusahaan publik, dan tuntutan dibuatnya laporan keuangan eksternal merupakan percabangan dari isu besar dalam sektor publik (Mardiasmo, 2002:15).

Isu tersebut juga didukung oleh anggapan bahwa sektor publik sering dinilai melakukan inefisiensi, pemborosan, dan sumber kebocoran dana. Dimana setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tidak mempunyai kemauan untuk menerapkan prinsip akuntabilitas publik seperti transparansi dalam pengelolaan keuangan daerah, kejelasan sasaran dari anggaran yang diajukan serta kurangnya pengawasan yang terlihat dari kurang akuntabilitas dalam memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggug jawabnya. Pada akhirnya hal tersebutlah yang menyebabkan kinerja pengelolaan keuangan daerah menjadi kurang efektif dan efesien (Setiawan, 2016:5).

Hal tersebut membuat masyarakat menginginkan adanya kejelasan atas sistem yang dilaksanakan oleh organisasi sektor publik di Indonesia. Tuntutan masyarakat ini sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 dan UU No.25 Tahun 1999 yang digunakan sebagai dasar bagi serangkaian reformasi kelembagaan dalam

(2)

menciptakan good governance, yaitu pemerintahan yang bersih, ekonomis, efektif, transparan, responsif, dan akuntabel. Untuk mewujudkan pemerintahan sektor publik yang berorientasi pada good governance tersebut, ada beberapa aspek penting yang harus diperhatikan dalam pengelolaan keuangan daerah yang dijalankan oleh organisasi sektor publik. Beberapa diantaranya adalah aspek legalitas penerimaan dan pengeluaran daerah, serta pengelolaan (Stewardship) keuangan daerah secara baik, perlindungan aset fisik dan finansial, mencegah terjadinya pemborosan dan salah urus (Nababan et al., 2018:109).

Pentingnya pengelolaan yang baik itu juga terlihat pada Kepres No. 7 Tahun 1999 dimana pemerintah mewajibkan setiap instansi pusat maupun daerah sampai eselon II untuk menerapkan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang tercermin dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Sehubungan dengan pentingnya keterbukaan informasi tentang kegiatan dan aktivitas Pemerintah Daerah, diterbitkan juga Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 Keterbukaan Informasi Publik (UU- KIP) Tentang Transparansi Kegiatan Dan Aktivitas Pemerintah Daerah.

Sebagai pemerintahan yang menyelenggarakan urusan pemerintah sesuai dengan asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dalam menjalankan tugas dan fungsinya tentu tak lepas dari beberapa permasalahan yang harus diselesaikan bersama baik dar pihak pemerintah maupun jajaran Organisasi Perangkat Daerah sebagai pelaksana sektor publik. Pada tahun 2020, pemerintah Provinsi Sumatera Selatan terbilang lambat dalam membelanjakan anggaran pendapatan dan belanjadaerah (APBD) senilai Rp10,5 triliun dan alokasi dan dari APBN senilai Rp2,46 triliun karena pertumbuhan belanja pemerintah pesat pada triwulan IV tahun 2019. Penyerapan APBD dan APBN seharusnyadilakukan sejak awal tahun, yang mana dana stimulus pertumbuhan ekonomi di daerah akan dirasakan sepanjang tahun sehingga target pertumbuhan ekonomi yang inklusif menjadi lebih cepat (swarnanews.co.id, 2020).

(3)

Pada bulan Juni 2020, Komisi V BPK RI, Prof. Dr. Bahrullah Akbar M.B.A., CPA, CSFA (29/6/2020), memaparkan hasil pemeriksaan laporan keuangan pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Tahun Anggaran 2019. Dari hasil pemeriksaan, Provinsi Sumatera Selatan mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK RI. Ada tujuh temuan yang perlu diperbaiki diantaranya Penatausahaan, Pengamanan Aset Tetap Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan terdapat empat OPD yang bermasalah pada anggaran perbelanjaan modal.

(Sumber: www.rmolsumsel.id tanggal 29 Juni 2020 – Laporan Rosyidah Rozali).

Untuk itu, diperlukan akuntabilitas publik dan privatisasi terhadap organisasi milik publik khususnya di wilayah Sumatera Selatan melalui konsep Value for Money untuk menciptakan good public and corporate governance Mardiasmo (2010:27). Value for money dalam konteks otonomi daerah merupakan jembatan untuk menghantarkan pemerintah daerah mencapai good governance. Untuk mendukung dilakukannya pengelolaan dana publik (public money) yang mendasarkan konsep Value for Money, maka diperlukan sistem pengelolaan keuangan daerah dan anggaran daerah yang baik. Implementasi prinsip Value for Money diyakini dapat memperbaiki kinerja sektor publik sebab tujuan pengukuran kinerja dengan konsep Value for Money sendiri yaitu mengukur tingkat keekonomisan dalam alokasi sumber daya, efisiensi dalam penggunaan sumber daya dengan hasil yang optimal serta efektifitas dalam penggunaan sumber daya. Value for Money dapat tercapai apabila organisasi telah menggunakan biaya input paling kecil untuk mencapai output yang optimum dalam rangka mencapai tujuan organisasi (Mardiasmo, 2002:7).

Agar pengelolaan anggaran dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan konsep Value for Money, pemerintah perlu menjunjung prinsip transparansi.

Menurut Mardiasmo (2018:21), transparansi merupakan keterbukaan pemerintah dalam membuat kebijakan-kebijakan keuangan daerah sehingga dapat diketahui dan diawasi oleh DPRD dan masyarakat. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, 2006, dijelaskan bahwa pada intinya semua peraturan menginginkan adanya peningkatan transparansi dalam pengelolaan keuangan. Pengelolaan keuangan

(4)

daerah yang baik harus ada keterbukaan masalah informasi mengenai anggaran.

Pemerintah harus menyajikan informasi pengelolaan keuangan untuk memberikan penjelasan yang menyeluruh kepada masyarakat, sebagai perwujudan transparansi pengelolaan keuangan, pertanggungjawaban, dan ketaatan pemerintah terhadap peraturan perundang-undangan (Musyidi, 2015:44). Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Nyoman dkk., 2015), (Rigian & Sari, 2018), (Hanifah, 2017), (Ardita, 2017), (Adiwirya & Sudana, 2015), (Pertiwi, 2015), dan (Muljo dkk., 2014) menyatakan bahwa transparansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja anggaran berbasis Value for Money , namun berbeda dengan hasil penelitian (Laoli, 2019), (Suparno, 2012), dan (Siregar, 2011) yang menyatakan bahwa transparansi tidak berpengaruh terhadap kinerja anggaran berbasis value for money berarti transparansi pada instansi tersebut terutama informasi hasil kinerja anggaran pemerintah perlu diperbaiki atau ditingkatkan publikasi laporan hasil anggarannya melalui media massa dan lembar resmi pemerintah daerah secara jujur dan terbuka.

Demi terselenggaranya prinsip good governance dan dalam upaya pengelolaan anggaran yang berbasis value for money, pemerintah juga perlu melakukan pengelolaan anggaran yang baik sehingga perlu ditingkatkannya akuntabilitas publik. Menurut Mahmudi (2015:9), akuntabilitas adalah kewajiban agent (pemerintah) untuk mengelola sumber daya, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya publik kepada pemberi mandat (principal). Hal tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yang pada intinya semua peraturan menginginkan adanya peningkatan akuntabilitas publik dalam pengelolaan keuangan sehingga kinerja anggaran pemerintah dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Nyoman dkk., 2015), (Rigian &

Sari, 2018), (Premananda dkk, 2017), (Nababan dkk., 2018), (Hanifah, 2017), (Fernandes, 2015), (Purnama & Nadirsyah, 2016), dan (Purnomo & Putri, 2018) menyatakan bahwa akuntabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja anggaran berbasis value for money, namun berbeda dengan hasil penelitian

(5)

(Suparno, 2012), (Adiwirya & Sudana, 2015), dan (Arifani dkk., 2018) yang menyatakan bahwa akuntabilitas tidak berpengaruh terhadap kinerja anggaran berbasis value for money berarti pertanggungjawaban tidak menjamin bahwa kinerja anggaran berbasis value for money akan semakin baik, hal ini dikarenakan beberapa pegawai menganggap bahwa anggaran adalah dokumen rahasia sehingga masyarakat tidak perlu tahu. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa masih terdapat pegawai pada instansi tersebut memiliki pemahaman yang kurang terhadap informasi mengenai anggaran yang harus diinformasikan kepada publik sehingga perlu adanya optimalisasi terhadap akuntabilitas publik.

Pengelolaan anggaran pun turut memerlukan partisipasi dan pengawasan dari pihak pimpinan, badan legislatif, dan lembaga pengawas yang khusus mengontrol jalannya proses pengelolaan anggaran. Partisipasi anggaran tersebut harus berfokus pada kepentingan masyarakat, dimana para pembuat keputusan berperan besar untuk mewujudkan keputusan yang berdampak bagi pembuat keputusan dan masyarakat sebagai pihak yang nantinya akan merasakan dampak dari kebijakan yang dibuat oleh pemerintah Mulyadi (2009:13). Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Rigian & Sari, 2018), (Premananda dkk., 2017), (Zainir & Jamaluddin, 2016) dan (Safitri, 2015) menyatakan bahwa partisipasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja anggaran berbasis value for money yang berarti telah adanya kesempatan untuk turut berpartisipasi dalam proses pengelolaan anggaran guna menunjukkan kemampuan dalam melaksanakan tugasnya sehingga dapat memperlancar organisasi dalam mencapai tujuan.

Sementara itu, pengawasan baik secara internal maupun eksternal menjadi hal yang sangat penting dalam mewujudkan kinerja anggaran yang baik.

Pengawasan kinerja keuangan daerah diperlukan untuk mengetahui apakah perencanaan yang telah disusun dapat berjalan secara efisien, efektif dan ekonomis sehingga penyimpangan terhadap tujuan dari anggaran itu sendiri mampu dihindari (Sukirno, 2004:99). Pengawasan menurut Keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 2001 Tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, 2001. Pasal 1 ayat 6 menyebutkan bahwa pengawasan

(6)

pemerintah daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintah daerah berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kurangnya pengawasan dari DPRD mengakibatkan lemahnya akuntabilitas publik khususnya akuntabilitas program dan akuntabilitas finansial. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Arifani dkk, 2018), (Hanifah, 2017), (Fernandes, 2015),dan (Purnama & Nadirsyah, 2016) yang menyatakan bahwa pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja anggaran berbasis value for money yang berarti dengan tegaknya hukum pada suatu instansi maka akan berdampak positif terhadap efektivitas pelaksanaan anggaran..

Berdasarkan uraian diatas, secara teori transparansi, akuntabilitas, partisipasi, dan pengawasan mempengaruhi kinerja anggaran berbasis Value For Money. Namun berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, hasil yang diperoleh dari tiap penelitian dapat berbeda-beda di setiap daerah walaupun menggunakan variabel yang sama sehingga inilah yang menyebabkan penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut menggunakan variabel yang sama yaitu akuntabilitas (X1), transparansi (X2), partisipasi (X3), pengawasan sebagai variabel moderasi (M), dan kinerja anggaran berbasis value for money (Y) dilokasi yang berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya.

Pada penelitian ini penulis menggunakan variabel pengawasan sebagai variabel moderasi untuk melihat seberapa besar pengaruh pengawasan dalam memperkuat ketiga variabel sebelumnya terhadap kinerja anggaran berkonsep value for money yang diterapkan pada masing-masing Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Selatan, mengingat betapa pentingnya variabel ini sebagai tolak ukur seberapa jauh organisasi perangkat daerah tersebut benar-benar menerapkan faktor-faktor yang mendukung good governance khususnya pada pemerintahan sektor publik Provinsi Sumatera Selatan. Maka penulis tertarik untuk mengambil judul, “Pengaruh Transparansi, Akuntabilitas, dan Partisipasi Terhadap Kinerja Anggaran Berkonsep Value For Money Dengan Pengawasan Sebagai Variabel Moderasi Pada Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Selatan”.

(7)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh Transparansi, Akuntabilitas, dan Partisipasi terhadap kinerja anggaran berkonsep Value for Money pada Organisasi Perangkat Daerah di Provinsi Sumatera Selatan secara Parsial?

2. Bagaimana pengaruh Transparansi, Akuntabilitas, dan Partisipasi terhadap kinerja anggaran berkonsep Value for Money pada Organisasi Perangkat Daerah di Provinsi Sumatera Selatan secara Simultan?

3. Apakah Secara Parsial Pengawasan dapat Memoderasi Transparansi, Akuntabilitas, dan Partisipasi terhadap kinerja anggaran berkonsep Value for Money pada Organisasi Perangkat Daerah di Provinsi Sumatera Selatan?

4. Apakah Secara Simultan Pengawasan dapat Memoderasi Transparansi, Akuntabilitas, dan Partisipasi terhadap kinerja anggaran berkonsep Value for Money pada Organisasi Perangkat Daerah di Provinsi Sumatera Selatan?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Agar penelitian ini dapat dibahas dengan tuntas, maka diperlukan batasan masalah. Penelitian ini hanya menitikberatkan pada pengaruh transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi terhadap kinerja keuangan berkonsep value for money. Untuk menganalisa pengaruhnya terhadap kinerja anggaran berkonsep value for money baik secara langsung maupun dengan menggunakan variabel pengawasan sebagai variabel moderasi, digunakan tiga prinsip utama yaitu Ekonomis, Efisiensi, dan Efektivitas. Selain itu, penelitian ini juga hanya berfokus di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Provinsi Sumatera Selatan, khususnya pada Badan atau Dinas dan Instansi yang melaporkan dan mempublikasikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di Provinsi Sumatera Selatan. Data yang diperoleh merupakan data tahun 2021 yang didapat dari jawaban responden pada Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Selatan.

(8)

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh Transparansi, Akuntabilitas, dan Partisipasi terhadap kinerja anggaran berkonsep Value for Money pada Organisasi Perangkat Daerah di Provinsi Sumatera Selatan secara Parsial.

2. Untuk mengetahui pengaruh Transparansi, Akuntabilitas, dan Partisipasi terhadap kinerja anggaran berkonsep Value for Money pada Organisasi Perangkat Daerah di Provinsi Sumatera Selatan secara Simultan.

3. Untuk mengetahui pengaruh secara Parsial Pengawasan dalam Memoderasi Transparansi, Akuntabilitas, dan Partisipasi terhadap kinerja anggaran berkonsep Value for Money dengan sebagai variabel moderasi pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Provinsi Sumatera Selatan.

4. Untuk mengetahui pengaruh secara Simultan Pengawasan dalam Memoderasi Transparansi, Akuntabilitas, dan Partisipasi terhadap kinerja anggaran berkonsep Value for Money dengan sebagai variabel moderasi pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Provinsi Sumatera Selatan.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan di atas, manfaat dari penelitian yang dilakukan oleh penulis dalah sebagai berikut:

a. Bagi Penulis

Penelitian ini bermanfaat bagi penulis dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan penulis dalam bidang akuntansi serta pengaplikasiannya, khususnya yang berkaitan dengan Transparansi, Akuntabilitas, Partisipasi, terhadap kinerja anggaran

(9)

yang berkonsep Value for Money baik secara langsung maupun dengan dukungan dari variabel Pengawasan sebagai moderasi.

b. Bagi Instansi

Penelitian ini berguna sebagai bahan informasi serta masukan dalam pengelolaan anggaran pemerintah daerah khususnya OPD Provinsi Sumatera Selatan mengenai Transparansi, Akuntabilitas, Partisipasi, dan Pengawasan dalam pengelolaan anggaran dan dapat menjadi tambahan referensi memperbaiki kinerja keuangan dimasa yang akan mendatang.

c. Bagi Pemerintah Daerah

Sebagai bahan evaluasi bagi Pemerintah Daerah dalam memperbaiki Kinerja Keuangan Pemerintah. Memberikan informasi dan masukan kepada Pemerintah Daerah sehingga dapat dijadikan sebagai acuan oleh Pemerintah dalam membuat kebijakan.

d. Bagi Lembaga

Bermanfaat sebagai acuan dan bahan pertimbangan bagi penelitian lebih lanjut dan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya berkosentrasi pada ilmu akuntansi dan yang berminat dengan pembahasan mengenai Transparansi, Akuntabilitas, Partisipasi, serta Pengawasan dalam pengelolaan anggaran sektor publik.

Referensi

Dokumen terkait

Variabel dependen adalah veriabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006:3).Pengukuran variabel ini menggunakan instrumen yang

“ Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan sebagai Variabel

Adapun judul skripsi yang saya ajukan dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi, dan Pengawasan terhadap Kinerja Anggaran Berkonsep Value for Money

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderasi

Pengujian moderating dengan uji residual menunjukkan pengawasan tidak terbukti sebagai variabel moderating yang dapat memperkuat ataupun memperlemah pengaruh pengelolaan

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesikan skripsi yang berjudul “Pengawasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggaran, desentralisasi, akuntabilitas publik terhadap kinerja manajerial SKPD dengan pengawasan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh akuntabilitas, transparansi, dan pengawasan terhadap pengelolaan anggaran berkonsep value for money pada instansi pemerintah (SKPD) di Provinsi