• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas 1 Eksplorasi Geothermal

N/A
N/A
Faridz Alhayat

Academic year: 2024

Membagikan "Tugas 1 Eksplorasi Geothermal"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Muhammad Faridz Al Hayat

NPM : 2055051004

Kelompok : 6 (Enam)

Tugas Bab 1

Studi kasus klasifikasi panas bumi berdasarkan jurnal penelitian oleh Rizki Fadhilah Ramadhan, Rizal Azhari Saputra yang berjudul “Identifikasi Area Prospek Panas Bumi Menggunakan Integrasi Citra Landsat 8 OLI/TIRS dan DEM: Studi Kasus Batu Bini, Kalimantan Selatan)”. Pada jurnal ini penulis menyatakan bahwa eksplorasi panas bumi tentunya membutuhkan biaya yang besar, dan memakan waktu yang sangat lama. Oleh karena itu, perlu dilakukan survei komprehensif menggunakan aplikasi penginderaan jauh untuk memetakan daerah yang memiliki potensi panas bumi Metode penginderaan jauh menjadi alternatif dalam mempermudah tantangan eksplorasi yakni dari segi efektivitas waktu, keekonomisan dan aksebilitas terhadap lokasi eksplorasi. Batu Bini, Kalimantan Selatan yang memiliki Potensi panabumi berupa jenis spekulatif sebesar 20 Mwe (Direktorat Panas Bumi KESDM Indonesa, 2017). Sistem panas bumi di daerah tersebut berupa panas bumi non-vulkanik, ditandai adanya manifestasi berupa mata air panas, keberadaan manifestasi ini dapat berasosiasi dengan struktur geologi yang membentuk zona permeabel.

Sistem panas bumi Batu Bini termasuk sistem panas bumi non-vulkanik yang dicirikan oleh adanya manifestasi berupa mata air panas. Sistem ini biasanya memiliki sumber panas yang datang dari intrusi magma tetapi tidak melakukan aktivitas vulkanik. Sistem inilah yang mencirikan sistem panas bumi di Kalimantan Selatan, khususnya daerah Batu Bini. Sistem panas bumi non-vulkanik secara umum, membentuk suhu reservoir rendah yang mencapai 200°C.

Parameter area prospek panas bumi dapat ditentukan menggunakan metode penginderaan jauh berupa analisis Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), Land Surface Temperature (LST) dan analisis Fault Fracture Density (FFD). Ketiga parameter tersebut dapat menentukan area prospek panas bumi berdasarkan nilai LST disertai dengan pengaruh NDVI yang dapat mempengaruhi hasil analisis suhu permukaan, dan tingkat nilai densitas yang mengindikasikan zona lemah (permeabel) dalam mengalirkan fluida dari reservoir ke permukaan. Landsat 8 OLI/TIRS digunakan untuk menganalisis sebaran nilai NDVI yang bertujuan untuk tingkat kerapatan vegetasi dan LST untuk memetakan sebaran suhu permukaan. Data Digital Elevation Model (DEM) merupakan data spasial yang menggambarkan topografi dan relief permukaan suatu daerah. Aplikasi DEM pada eksplorasi panas bumi digunakan untuk visualisasi topografi, struktur geologi. DEM juga dapat digunakan untuk menganalisis sebaran nilai densitas struktur permukaan dengan mendelineasi fitur struktur geologi pada permukaan bumi.

Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa suhu permukaan area penelitian diperoleh nilai minimum yakni 16°C dan suhu maksimum yakni 27°C. dengan metode dapat diketahui berupa sebaran suhu permukaan yang terkait dengan manifestasi panas bumi. Pada area penelitian terdapat 6 mata air panas. Mata air panas Batu Bini (APBB), Crystalline Limestone Lokbahan 1 (APLB 1), River Side Altered Breccia 1 (APRSAB), River Side Altered Breccia

(2)

2 (APRSAB 2), berada di kawasan jenis vegetasi berupa kerapatan vegetasi yang rapat.

Sedangkan mata air panas tanuhi (APT) yang berada di timur laut area penelitian berupa kawasan semak belukar.

Area prospek terdiri dari Formasi Gunung Api Haruyan dan Formasi Berai. Manifestasi pada area prospek terdiri dari: mata air panas Batu Bini terletak pada batugamping dan air panas lokbahan terletak pada batubreksi, kedua manifestasi ini dikontrol oleh sesar Batu Bini dan Sesar Lokbahan. Manifestasi mata air panas berada pada area yang memiliki densitas tinggi, hal ini menandakan bahwa terdapat zona lemah yang dapat mengalirkan fluida, pada area ini memiliki nilai permeabilitas yang tinggi. Kelurusan dan sesar mempengaruhi tingkat permeabilitas area prospek, hal ini dikarenakan semakin banyak sesar dan kelurusan maka akan menyebabkan semakin tinggi permeabilitas. Area prospek memiliki luas kisaran 101 km2 yang berada pada bagian kiri area penelitian. Berdasarkan data (Direktorat Panas Bumi KESDM Indonesa, 2017), Prospek Batu Bini termasuk kedalam sistem panas bumi non- vulkanik jenis geopressure. Menurut Hochstein & Browne, P. R (2000), sistem panas bumi jenis geopressure berkaitan dengan bagian dalam pada cekungan sedimen, dimana fluida terperangkap oleh lapisan sedimen permeable yang terendapkan secara cepat. Fluida tersebut dibatasi oleh batuan yang bersifat impermeable yang menyebabkan tekananya menjadi besar. Air panas di bawah tekanan tinggi di akuifer pasir menjadi target utama pengeboran karena mengandung metana terlarut.

Suhu permukaan yang tinggi mengindikasikan area tersebut memiliki manifestasi panas bumi. Nilai densitas struktur pada area penelitian didapatkan pada kisaran 326-2860 m/km2 dan pada area prospek memiliki densitas 1079-2860 m/km2. Nilai densitas struktur dipengaruhi oleh kepadatan kelurusan dan sesar yang dapat mempengaruhi kondisi permeabilitas suatu area.

(3)

Studi kasus klasifikasi panas bumi berdasarkan jurnal penelitian oleh Ahmat Munawir Siregar, Ira Kusuma Dewi dan Ngatijo yang berjudul “Identifikasi Batuan Granit Daerah Prospek Panas Bumi Nyelanding Menggunakan Metode Magnetik”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi batuan granit di sekitar panas bumi Nyelanding terutama di manifestasi panas bumi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode magnetik untuk menganalisi struktur bawah permukaan daerah panas bumi. Batuan granitik di pulau Bangka dapat digolongkan kedalam 2 tipe yaitu tipe batuan beku (Igneous type) dan tipe batuan sedimen (Sedimentary type).

Daerah Bangka Selatan tersusun oleh beberapa formasi atau satuan batuan secara urut dari muda ke tua sebagai berikut, pertama aluvium (Qa) terdiri dari bongkah, kerakal, kerikil, pasir, lempung dan gambut; Pasir Berkarbon (Qpk) berupa pasir karbonan kehitaman bersisipan lempung. Tidak padu, berbutir sedang sampai halus, mengandung mineral berat dan lignit. Setempat, dijumpai lapisan yang mengandung mineral kasiterit. Satuan ini menindih tak selaras batuan pra tersier, ketebalan sekitar 1-5 m.

Kedua, Formasi Ranggam (TQr), formasi ini terdiri atas perselingan batupasir, batulempung dan konglomerat. Batupasir berwarna putih kotor, berbutir halus- kasar, subrounded- rounded, mudah diremas, berlapis baik; struktur sedimen berupa silang silur, paralel laminasi dan graded bedding; setempat ditemukan lensa-lensa batubara dengan tebal 0,5 meter dan mengandung pasir timah sekunder yang tercampur dengan batupasir kuarsa.

Ketiga, Granit Klabat (TRJkg): terdiri atas granit biotit, granodiorit dan gneissic granit.

Granit biotit berwarna kelabu, tekstur porfiritik dengan butiran kristal berukuran sedang- kasar, fenokris feldspar panjangnya mencapai 4 cm dan memperlihatkan struktur foliasi.

Granodiorit berwarna putih kotor, berbintik hitam. Gneissic granit berwarna kelabu dan berfoliasi. Nama satuan ini berasal dari lokasi tipenya di Teluk Klabat, Bangka Utara.

Keempat, Formasi Tanjung Genting (TRt) terdiri atas perselingan batupasir dan batulempung. Batupasir berwarna kelabu kecoklatan, berbutir halus-sedang, sortasi baik, keras dan tebal lapisan 2-60 cm. Struktur sedimen berupa cross bedding dan ripple mark.

Setempat ditemukan lensa batugamping setebal 1,5 meter. Batulempung berwarna kelabu kecoklatan, berlapis baik dengan tebal 15 meter, setempat dijumpai lensa batupasir halus.

Kelima, Kompleks Malihan Pemali (CPp) terdiri atas phyllite, sekis dan kuarsit. Phyllite berwarna kelabu kecoklatan, foliasi dan mengandung urat kuarsa. Sekis berwarna kelabu kehijauan, foliasi, terkekarkan, setempat rekahannya terisi kuarsa atau oksida besi, berselingan dengan kuarsit.

Pengukuran dilakukan pada panas bumi Nyelanding, Bangka Selatan dengan luas penelitian 1 x 1 km2 . Data pada penelitian ini merupakan data yang telah diperoleh dari penilitian lapangan. Data ini memberikan informasi sifat kemagnetan (kerentanan magnet) batuan yang

(4)

memperlihatkan kontras magnetik bawah permukaan daerah penilitian. Data magnetik terdiri dari data base dan data rover.

Koreksi pada data magnetik dilakukan di perangkat lunak Microsoft excel 2010 dan pemodelan dua dimensi dilakukan dengan menggunakan Oasis Montaj 8.4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga perlapisan batuan di bawah air panas Nyelanding yaitu batu granit dengan suseptibilitas 0,009 – 0,05 SI hingga kedalaman 500 meter dan lapisan batu pasir – lempung, serta lapisan lempung, kerikil dan lanau dengan suseptibilitas 0,00001 - 0,00005 SI. Simpulan, geologi lokal daerah air panas Nyelanding didominasi oleh keberadaan batu granit hingga kedalaman 500 meter. hasil forward modelling pada lapisan A-A’ dan C-C’ menunjukkan struktur bawah permukaan air panas Nyelanding berupa cekungan batu granit yang diperkirakan dapat mengakumulasi panas bumi.

Referensi

Dokumen terkait

Indikasi adanya gejala panas bumi di daerah Sampuraga ditunjukkan oleh munculnya manifestasi panas bumi permukaan berupa mata air panas dan fumarol yang tersebar di daerah

Zona anomali di bagian tengah diperkirakan berasosiasi dengan kontak antara batuan vulkanik berumur Kuarter dengan batuan intrusi granit juga dengan beberapa manifestasi panas

Daerah Polewali Mandar diperkirakan dibentuk oleh 3 sistem panas bumi, yaitu: sistem panas bumi Lilli yang berasosiasi dengan batuan... vulkanik kuarter, sistem

Manifestasi panas bumi di daerah penyelidikan terdiri dari 7 lokasi manifestasi yang muncul kepermukaan berupa air panas, berada di sekitar kampung Oma dengan suhu

Manifestasi panas bumi erat kaitannya dengan struktur berupa rekahan- rekahan batuan, sesar atau bidang kontak antar jenis batuan. Struktur adalah bidang lemah yang

Manifestasi panas bumi permukaan berupa mata air panas Kura dengan temperatur 58-81°C dan batuan ubahan di Kawah Karitemang pada bagian tengah daerah penyelidikan diindikasikan

Praktikum ini dilakukan dengan menggunakan software Global Mapper dan Surfer untuk mengidentifikasi struktur geologi panas bumi pada peta DEM wilayah panas bumi sehingga menghasilkan

Sistem panas bumi adalah sistem penghantaran panas di dalam mantel atas dan kerak bumi dimana panas dihantarkan dari suatu sumber panas heat source menuju suatu tempat penampungan panas