Tugas Arsip Kelautan
Nama : Rima Nestiningtyas NIM : 048832681
NASKAH TUGAS MATA KULIAH UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: II
Fakultas : FHISIP
Program Studi : D4 Kearsipan
Kode/Nama MK : ASIP4213/ Arsip Kelautan
Tugas : 1/2/3*)
Penulis Soal/Institusi: Suryanto, M.A/ IAIN Salatiga
Penelaah Soal//Institusi : Dewi Maharani Rachmaningsih., S.Hum., M.A./ Universitas Terbuka
No Soal Sko
r 1. Faktor apa saja yang menjadikan arsip elektronik rusak atau musnah? Bagaimana cara
agar arsip elektronik tidak rusak atau musnah?
Jawab : Faktor yang menyebabkan arsip elektronik rusak atau musnah ialah :
Virus dan Malware: Serangan virus dan malware dapat merusak atau mengubah struktur file arsip elektronik. Virus yang dirancang khusus untuk merusak data dapat menyebabkan kerusakan yang serius pada file di sistem komputer.
Format yang digunakan dalam penyimpanan arsip elektronik sudah kadaluarsa, menyebabkan file tidak dapat dibaca.
Daya tahan fisik, baik magnetic maupun optic memliki keterbatasan
Kegagalan Perangkat Keras (Hardware): Kegagalan perangkat keras, seperti hard drive yang rusak atau RAM yang bermasalah, dapat menyebabkan file arsip leketronik mengalami kerusakan.
Penghentian Paksa (Force Quit) Aplikasi: Jika sebuah aplikasi ditutup secara paksa atau terjadi crash saat sedang menggunakan atau menyimpan file, hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada file yang terlibat.
30
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk menjaga fisik arsip elektronik agar tidak rusak dan musnah antara lain:
Media penyimpanan disimpan pada temperature antara 50ᵒ fahreinheit dan 125ᵒ fahreinheit
Melakukan back up arsip elektronik
Menggunakan perangkat keras (komputer, laptop, hardisk, flashdisk), dengan baik dan sesuai prosedur.
Menggunakan software pengelolaan arsip yang asli (bukan bajakan).
Membackup data/ file secara berkala.
Menyimpan arsip elektronik di tempat yang terlindung dari medan magnet, debu, panas yang berlebihan, dan air.
preservasi arsip elektronik, yang dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut:
migrasi, yang merupakan proses pemindahan arsip elektronik dari perangkat yang telah usang ke perangkat terkini
konversi, yang merupakan proses perubahan format arsip elektronik ke format data untuk preservasi jangka Panjang
enkapsulasi, yang merupakan proses membungkus arsip elektronik, metadata, spesifikasi format, dan informasi lainnya yang dibutuhkan untuk membaca informasi arsip tersebut di masa mendatang
emulsi, yang merupakan proses penciptaan kembali lingkungan sistem sebagaimana arsip elektronik tersebut diciptakan.
Mitigasi bencana : melindungi fisik media penyimpanan arsip elketronik dari bencana
Keamanan serangan siber
Kesimpulan:
Arsip elektronik rentan terhadap berbagai faktor yang dapat menyebabkan kerusakan atau kehilangan data, seperti serangan virus, format penyimpanan yang kadaluwarsa, kegagalan perangkat keras, dan penghentian paksa aplikasi. Untuk menjaga agar arsip
elektronik tetap aman dan tidak rusak, langkah-langkah seperti menyimpan media penyimpanan pada suhu yang tepat, melakukan backup secara berkala, menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang asli, serta menyimpan arsip di tempat yang terlindung dari medan magnet dan bencana alam sangatlah penting.
Selain itu, preservasi arsip elektronik juga merupakan langkah penting dalam menjaga keberlangsungan arsip elektronik dalam jangka panjang. Preservasi meliputi migrasi, konversi, enkapsulasi, emulsi, mitigasi bencana, dan keamanan dari serangan siber.
Dengan mengimplementasikan langkah-langkah ini, dapat dipastikan bahwa arsip elektronik dapat dijaga dengan baik dan dapat diakses dengan aman dan tepat waktu di masa mendatang.
2. 20
3. Pada data spasial terdapat dua model data yang digunakan, yaitu model data vektor dan model data raster. Kedua model tersebut memiliki beberapa keunggulan dan kekurangan satu sama lain dalam beberapa parameter.
a. Pada parameter apa saja model data vektor memiliki keunggulan terhadap model data raster?
Jawab : Data vektor adalah salah satu jenis data geospasial yang merepresentasikan objek dalam dunia nyata sebagai titik, garis, atau poligon.
Data vektor terdiri dari tiga jenis geometri dasar, yaitu:
Titik: Merepresentasikan objek individual dalam dunia nyata seperti lampu jalan, toko, atau titik koordinat.
Garis: Merepresentasikan hubungan spasial antara beberapa titik dalam dunia nyata seperti jalan, sungai, atau garis batas administrative.
Poligon: Merepresentasikan area tertentu dalam dunia nyata seperti danau, pulau, atau batas wilayah administratif.
Data vektor memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan data raster, anatra lain:
1. Presisi Geometri: Data vektor menyimpan informasi geometri dengan presisi yang tinggi, terutama untuk garis dan poligon. Hal ini memungkinkan kita untuk merepresentasikan objek dengan lebih akurat.
2. Pencarian dan Analisis Data: Data vektor memungkinkan kita untuk 30
melakukan pencarian dan analisis data yang lebih canggih. Kita dapat melakukan query spasial untuk menemukan objek-objek yang berada dalam jarak tertentu, mencari objek berdasarkan atribut tertentu, atau melakukan analisis overlay untuk menggabungkan dua atau lebih data vektor menjadi satu.
3. Representasi Data Kompleks: Data vektor dapat merepresentasikan objek dengan kompleksitas yang tinggi. Kita dapat memodelkan objek yang memiliki lubang, objek dengan beberapa bagian terpisah, atau bahkan objek dengan bentuk yang sangat rumit.
Parameter data vector yang lebih unggul dari data raster adalah titik, garis dan polygon, karena dengan parameter tersebut, sistem infromasi geografis mempunyai resolusi spasial yang tinggi. Berbeda dengan data raster yang kualitasnya tergantung pada pixel nya.
b. Pada parameter yang anda sebutkan, seperti apa bentuk keunggulannya?
1. Data Vektor Tipe Titik (Point)
Data vektor titik (point) berisi informasi berupa koordinat XY.
Umumnya, koordinat yang digunakan, yaitu garis lintang dan garis bujur dengan kerangka acuan spasial. Ketika objek yang ada di permukaan bumi terlalu kecil untuk direpresentasikan sebagai poligon, maka objek tersebut akan direpresentasikan dalam data vektor titik (point).
Contohnya, objek berupa rumah direpresentasikan sebagai data vektor titik (point). Rumah jika dilihat dengan skala besar 1:5.000-1.25.000 dapat dilihat sebagai data vektor poligon. Namun jika dilihat dengan skala geografis (>1:1.500.000) poligon tidak dapat terlihat, sehingga digambarkan sebagai data Vektor Titik (point).
2. Data Vektor Tipe Garis (Line)
Vektor tipe garis (line) menghubungkan setiap titik dengan jalur menjadi sebuah simpul. Pada dasarnya vektor tipe garis (line) merupakan hubungan titik-titik dalam urutan yang ditetapkan, sehingga menjadi simpul. Dengan kata lain, sebuah vektor tipe garis (line) dapat mewakili
titik. Vektor garis (line) biasanya mewakili objek yang bersifat linier.
Seperti batas administrasi, sungai, jalan, rel kereta, jalan tol, jaringan listrik dan pipa. Seringkali, klasifikasi objek pada vektor garis dibedakan dengan ketebalan vektor.
Contohnya, jalan raya dengan intensitas kendaran yang tinggi memiliki garis yang lebih tebal daripada jalan dengan intensitas kendaraan yang rendah. Data kumpulan garis sering disebut dengan jaringan. Seringkali jaringan dianggap berbeda dengan data garis, hal ini dikarenakan jaringan merupakan elemen yang terhubung secara topologi. Seperti persimpangan dan belokan dengan konektivitas. Jaringan seringkali digunakan untuk menemukan rute yang optimal dari satu titik ke titik lainnya.
3. Data Vektor Tipe Poligon (Area)
Data vektor tipe poligon merupakan tingkatan akhir dari data vektor. Data ini dapat dikatakan sebuah data garis yang menutup. Ketika vektor poligon dibuat, koordinat titik awal akan sama dengan koordinat titik terakhir. Kartografer menggunakan data vektor poligon untuk menunjukkan batas dan objek yang memiliki area. Misalnya, permukiman, kawasan industri, bangunan memiliki area persegi, danau memiliki area lingkaran, dan ladang pertanian memiliki area luas.
Kesimpulan:
Data vektor memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan data raster dalam beberapa parameter, yaitu presisi geometri, pencarian dan analisis data yang canggih, serta representasi data kompleks. Setiap jenis data vektor, baik itu titik, garis, maupun poligon, memiliki keunggulan tersendiri yang membuatnya lebih unggul dalam representasi objek-objek dalam dunia nyata.
Dengan menggunakan data vektor, sistem informasi geografis dapat memiliki resolusi spasial yang tinggi dan dapat merepresentasikan objek dengan lebih akurat, baik dalam skala kecil maupun besar. Ini membuat data vektor menjadi pilihan yang tepat untuk banyak aplikasi dalam pemetaan, analisis spasial, dan pemodelan geografis.
4. Subyek arsip kelautan akan mudah dikelola atau bekerja dalam mekanisme otomasi 20
arsip elektronik. Hal ini diperkuat dengan berbagai macam keadaan.Silahkan kemukakan berbagai macam keadaan tersebut!
Subyek arsip kelautan akan mudah dikelola atau bekerja dalam mekanisme otomasi arsip elektronik karena berbagai keadaan yang mendukung, antara lain:
a. Standarisasi Data
Data kelautan seringkali mengikuti standar internasional yang jelas, seperti standar dari Organisasi Hidrografi Internasional (International Hydrographic Organization/IHO). Standarisasi ini memudahkan pengelolaan dan interoperabilitas data dalam sistem elektronik.
b. Kemajuan Teknologi Penginderaan Jauh
Penggunaan teknologi penginderaan jauh (remote sensing) dan sistem informasi geografis (SIG) memungkinkan pengumpulan data kelautan secara otomatis dan berkala. Teknologi ini memungkinkan pencatatan data yang lebih akurat dan cepat diarsipkan secara elektronik.
c. Penerapan Sistem Informasi Geografis (SIG)
SIG memungkinkan pengelolaan data spasial dan non-spasial secara terintegrasi. Data kelautan yang sering bersifat spasial (lokasi, rute kapal, zona maritim) dapat dengan mudah diintegrasikan dan diotomasi dalam sistem SIG.
d. Penggunaan Sensor dan IoT
Sensor bawah laut dan teknologi Internet of Things (IoT) memungkinkan pemantauan kondisi laut secara real-time. Data yang dikumpulkan oleh sensor ini dapat langsung diunggah dan diarsipkan dalam sistem elektronik secara otomatis.
e. Implementasi Big Data dan Analitik
Data kelautan seringkali besar dan kompleks. Teknologi big data dan analitik memungkinkan pengelolaan, analisis, dan visualisasi data dalam jumlah besar secara efisien, sehingga memudahkan otomasi arsip.
f. Keamanan dan Pengawasan
Pengelolaan data kelautan dalam format elektronik memungkinkan penerapan protokol keamanan yang lebih ketat, termasuk enkripsi dan kontrol akses, untuk melindungi informasi sensitif.
g. Kolaborasi Antar-Lembaga
Data kelautan seringkali dikelola oleh berbagai lembaga seperti instansi pemerintah, akademisi, dan sektor swasta. Sistem otomasi arsip elektronik memfasilitasi kolaborasi antar-lembaga melalui akses data yang mudah dan terpusat.
h. Efisiensi dan Akurasi
Otomasi arsip elektronik meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam pengelolaan data. Proses manual yang rentan terhadap kesalahan dapat diminimalisir, dan pencarian data menjadi lebih cepat dan akurat.
i. Pelestarian Data
Data kelautan bersifat dinamis dan terus berubah. Otomasi arsip elektronik memastikan bahwa data tersebut dapat terus diperbarui dan disimpan dalam jangka panjang tanpa risiko kerusakan fisik seperti pada arsip kertas.
j. Regulasi dan Kepatuhan
Banyak negara memiliki regulasi terkait pengelolaan dan pelaporan data kelautan. Otomasi arsip elektronik membantu dalam memenuhi persyaratan regulasi ini dengan menyediakan mekanisme pelaporan yang tepat waktu dan akurat.
Kesimpulan:
Pengelolaan arsip kelautan melalui mekanisme otomasi arsip elektronik menjadi lebih efektif dan efisien karena didukung oleh berbagai keadaan yang mendukung. Keadaan tersebut meliputi standarisasi data yang memudahkan interoperabilitas, kemajuan teknologi penginderaan jauh dan SIG yang memungkinkan pengumpulan data secara otomatis, serta penggunaan sensor dan teknologi IoT yang memberikan data real-time.
Implementasi big data dan analitik mempermudah pengelolaan data besar dan kompleks, sementara protokol keamanan yang ketat melindungi informasi sensitif.
Kolaborasi antar-lembaga, peningkatan efisiensi dan akurasi, serta kemampuan untuk menjaga dan memperbarui data dalam jangka panjang juga merupakan faktor penting.
Selain itu, otomasi arsip elektronik memfasilitasi kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku, menjadikan pengelolaan data kelautan lebih terstruktur dan terorganisir.
Skor Total 100
Referensi
1. https://www.imedia.id/penyebab-file-corrupt/
2. https://www.academia.edu/36522703/Pengelolaan_Arsip_Elektronik_Berbasis_Teknologi 3. file:///C:/Users/648500/Downloads/norma_standar_prosedur_dan_kriteria_nspk_tentang_pen
gelolaan_arsip_elektronik_1675304715.pdf
4. spatialpost.com (https://www.spatialpost.com/raster-vector-data-model/)
5. https://www.seputargeografi.com/2022/09/data-spasial-gis-perbedaan-vektor-dan.html ,diakses 13 April 2022, pukul 00.00
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial - Mengatur tentang pentingnya penyelenggaraan informasi geospasial yang terintegrasi dan dapat diakses oleh public
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Informasi Geospasial- Mengatur standar dan prosedur dalam penyelenggaraan informasi geospasial
8. Badan Informasi Geospasial (BIG) - Lembaga pemerintah yang bertanggung jawab atas pengumpulan dan penyediaan data geospasial di Indonesia
9. International Hydrographic Organization (IHO).Link: https://iho.int/
10. Badan Informasi Geospasial (BIG). Link : https://www.big.go.id/