• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas 3: HUKUM & HAM

N/A
N/A
Feni Aini

Academic year: 2023

Membagikan "Tugas 3: HUKUM & HAM"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas 3 HUKUM & HAM

Pendidikan masih dipandang sebagai privilese bagi sebagian kaum perempuan. Faktor ekonomi, interpretasi agama, konsepsi peran gender yang mengakar dalam budaya, serta mitos-mitos lainnya menjadi penyebab hal tersebut. Menurut data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) pada 2016, saat ini rata-rata perempuan hanya mendapat pendidikan sampai kelas dua sekolah menengah pertama (SMP). Dengan kata lain, rata-rata lama perempuan bersekolah hanya selama 7,5 tahun. Selain itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2019 menunjukkan, angka melek huruf pada perempuan lebih rendah dari laki-laki dengan berada di angka 94,33 persen dan laki-laki 97,48 persen. Rendahnya tingkat pendidikan tersebut membuat akses bekerja bagi perempuan terbatas. Hal ini bisa dilihat dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada 2018.

https://biz.kompas.com/read/2020/12/26/151604528/ketika-pendidikan-masih-dianggap- privilese-bagi-perempuan.

a. Jelaskan apakah pada masa revolusi industry 5.0 masih relevan memperjuangkan hak atas Pendidikan bagi kaum perempuan di Indonesia? Jelaskan apa urgensi hak perempuan di bidang Pendidikan!

b. Identifikasi jaminan hak perempuan di bidang Pendidikan dan pengajaran dalam DUHAM, CEDAW serta ICESR!

Jawaban :

A. Pada masa revolusi industri 5.0, perjuangan untuk hak pendidikan bagi kaum perempuan tetap relevan. Revolusi industri terkini membawa transformasi besar dalam ekonomi dan pekerjaan, memperkenalkan teknologi canggih dan perubahan dalam tata cara kerja. Dalam konteks ini, pendidikan menjadi kunci untuk mempersiapkan individu, termasuk perempuan, agar dapat menghadapi tantangan dan berkontribusi dalam ekonomi digital.

Urgensi hak perempuan di bidang pendidikan terletak pada potensi besar yang dimilikinya untuk merubah paradigma sosial dan ekonomi. Pendidikan memberdayakan perempuan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk terlibat dalam sektor pekerjaan yang semakin kompleks dan berubah. Hak pendidikan perempuan juga menciptakan peluang untuk mengatasi ketidaksetaraan gender dan mengubah norma-norma budaya yang membatasi akses perempuan ke pendidikan.

B. Dalam kerangka hukum internasional, jaminan hak perempuan di bidang pendidikan dan pengajaran dapat diidentifikasi melalui beberapa instrumen hak asasi manusia, termasuk:

(2)

* Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM): Pasal 26 DUHAM mengakui hak setiap orang atas pendidikan, dan pendidikan harus bebas dan wajib setidaknya pada tingkat dasar. Tidak ada diskriminasi berdasarkan jenis kelamin.

* Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women (CEDAW): CEDAW memberikan perhatian khusus pada hak pendidikan perempuan. Pasal 10 CEDAW menekankan hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan yang setara dengan laki-laki dalam segala tingkatan pendidikan.

*International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights (ICESR): Pasal 13 ICESR mengakui hak setiap orang untuk mendapatkan pendidikan yang dapat diakses secara umum, mencakup pendidikan dasar yang wajib dan bebas dari diskriminasi.

Melalui instrumen-instrumen ini, hak pendidikan perempuan dijamin, dan negara-negara, termasuk Indonesia, diharapkan untuk mengambil langkah-langkah konkret untuk memastikan akses pendidikan yang setara dan berkualitas bagi perempuan serta mengatasi faktor-faktor sosial dan budaya yang dapat menghambat hak ini.

Referensi

Dokumen terkait

837-2935; 837-7516; 837-0071; 553-8637; 837-2071 locals 2100-2109; 2120-2121 Fax: 632 837-6154 For Immediate Hiring The Office of the Executive Director OED of the Philippine