• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR MATA KULIAH MANAJEMEN BENGKEL

N/A
N/A
Shaifff

Academic year: 2024

Membagikan " TUGAS AKHIR MATA KULIAH MANAJEMEN BENGKEL"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

MATA KULIAH MANAJEMEN BENGKEL

Perencanaan Bengkel Pengelasan

Disusun Oleh :

Prasasti Pambayun Anjarwati 220511603082

Reni Stya Wanti 220511601925

Shaif Haidhar Ali 220511697890

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TENIK MESIN SEPTEMBER 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun supaya para pembaca memperdalam pemahaman serta pengetahuan materi

“Perencanaan Bengkel Pengelasan”.

Kami ucapkan banyak terimakasih kepada kepada Dr. Yoto, ST, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Bengkel di Universitas Negeri Malang yang telah membantu dalam keberlangsungan kegiatan pembelajaran di kelas. Besar harapan kami para penyusun makalah ini, agar para pembaca dapat memahami lebih dalam mengenai apa yang kami tulis.

Kami menyadari tidak ada manusia yang sempurna begitu juga dalam penulisan makalah ini. Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan dalam tugas ini saya harap kepada seluruh pihak agar dapat memberikan kritik dan juga saran. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada kita semua.

Malang, 30 Oktober 2023

Penulis

ii

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

DAFTAR GAMBAR...v

BAB 1...1

PENDAHULUAN...1

A. Rasional...1

B. Tujuan...5

C. Manfaat...5

D. Dasar Hukum...5

BAB II...6

KONDISI DAN KEBUTUHAN BENGKEL...6

A. Struktur Organisasi dan Job Description Bengkel Pengelasan...6

B. Kebutuhan Peralatan dan Mesin Pengelasan...11

C. Denah Ruangan Bengkel...15

BAB III...17

PENGORGANISASIAN BENGKEL PENGELASAN...17

A. Tata letak bengkel pengelasan...17

B. Utilitas...18

BAB IV...21

KESELAMATAN KERJA DAN TATA TERTIB DI BENGKEL PENGELASAN...21

A. Petunjuk Umum Keselamatan Kerja di Bengkel Pengelasan...21

B. Peralatan Keselamatan Kerja di Bengkel Pengelasan...21

C. Tata Tertib di Bengkel Pengelasan...22

(4)

BAB V...25

PENUTUP...25

A. Kesimpulan...25

B. Saran...25

iv

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi Bengkel Pengelasan...6 Gambar 2. 2 Bengkel Pengelasan...7

(6)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Rasional

Bengkel merupakan suatu tempat dimana seseorang melakukan pekerjaan atau usaha yang bertujuan untuk memperbaiki, melakukan perawatan, atau pembuatan berbagai jenis mesin, kendaraan, atau peralatan lainnya. Definisi bengkel bervariasi tergantung pada konteks spesifik dimana istilah tersebut digunakan, bengkel dapat ditemukan dalam berbagai konteks terkait. Mulai dari konteks industri bengkel ini merujuk pada area kerja atau ruang khusus yang digunakan untuk proses perakitan, perbaikan, atau pemeliharaan peralatan industri, mesin, atau alat-alat berat. Bengkel industri biasanya dilengkapi dengan peralatan khusus, alat-alat pengukuran, dan mesin yang mendukung dalam proses produksi atau perbaikan. Di industri ini teknisi dan pekerja harus terampil bekerja guna untuk memastikan kinerja yang optimal dan pemeliharaan tepat dari peralatan industri yang digunakan untuk proses produksi.

Bengkel dalam konteks otomotif yakni merujuk pada fasilitas atau tempat dimana terdapat perbaikan, perawatan, serta layanan kendaraan bermotor diberlakukan. Bengkel ini sering kali dilengkapi dengan peralatan dan perangkat khusus yang diperlukan untuk melakukan berbagai jenis kegiatan perbaikan, seperti perbaikan mesin, sistem kelistrikan, sistem suspensi, sistem rem, dan bagian-bagian lain dari kendaraan. Bengkel otomotif biasanya dikelola oleh mekanik terlatih atau handal yang banyak memiliki pengetahuan mendalam tentang berbagai merek dan jenis kendaraan yang ada. Lalu definisi bengkel untuk konteks pendidikan ini merujuk pada sebuah ruang atau laboratorium dimana terdapat siswa atau peserta didik sedang

1

(7)

melakukan pembelajaran dan pelatihan keterampilan praktis yang terkait dengan berbagai industri atau profesi tertentu.

Bengkel pendidikan dilengkapi dengan peralatan dan alat yang mendukung proses pembelajaran praktis seperti mesin, peralatan listrik, atau peralatan ain yang sekiranya relevan dengan mata pelajaran tertentu misalnya teknik, desain, atau kerajinan yang ada di dalam sekolah tersebut. Guna ada bengkel pendidikan yakni sebagai tempat di mana seorang siswa atau peserta didik dapat melakukan serta mengembangkan keterampilan teknis dan praktis yang nantinya akan digunakan untuk persiapan mereka dalam memasuki dunia kerja.

Berikut ini merupakan uraian beberapa indikator bengkel menurut Sukardi dan Nurjanah (2015: 13) yang baik, diantaranya:

1. Perlu ada tempat yang luas tanahnya memadai untuk akses kegiatan pendukung kegiatan proses belajar mengajar praktik, misalnya penyediaan bahan atau material, mengeluarkan atau memasukkan alat-alat praktik, dan faktor keamanan dari kebakaran.

2. Di dalam bengkel biasanya ada kegiatan praktik dan suara yang bising dan direncanakan pada tempat yang tidak terlalu dekat atau terpisah dengan kelas.

3. Mudah diakses kendaraan transportasi penyedia bahan praktik pengembangan peralatan baru.

4. Di dalam bengkel ada beberapa ruang yang berkaitan dengan pekerjaan praktik, misalnya ruang teknisi, ruang alat-alat dan ruang mesin perkakas, ruang bahan praktik, dan ruang penyimpanan benda kerja, dan sebagainya.

5. Pencahayaan matahari yang cukup terang, dan ruang praktik tidak lembab.

(8)

6. Dilengkapi dengan alat-alat pencegahan kecelakaan, misalnya kotak P3K, saluran air, dan pemadam kebakaran.

Selanjutnya ada definisi bengkel dalam konteks kerajinan, dimana bengkel ini merujuk pada tempat atau ruang para pengrajin untuk membuat dan memperbaiki barang-barang kerajinan yang sudah dikerjakan manual oleh tangan manusia. Bengkel kerajinan dilengkapi dengan berbagai alat dan peralatan khusus guna untuk membuat produk-produk kreatif seperti perhiasan, perabotan, tekstil, atau barang kerajinan lainnya. Dalam bengkel kerajinan pengrajin dapat melakukan atau mengembangkan keterampilan mereka dengan bereksperiman guna menghasilkan berbagai karya unik yang mencerminkan keahlian dan kreativitas sendiri dari mereka.

Pengelasan sendiri mempunyai arti dimana didalamnya terdapat proses penyatuan dua atau lebih bahan logam dengan menggunakan teknik pemanasan dan penekanan atau keduanya, sehingga terjadi lelehan yang akan mengalami ikatan yang kuat pada bahan logam tersebut setelah dingin. Proses ini dilakukan menggunakan sumber-sumber penghasil panas seperti busur listrik, gas, atau energi gesek, serta dengan atau tanpa tambahan logam pengisi. Hal ini dilakukan dengan bergantung pada jenis pengelasan yang akan diberlangsungkan. Pengelasan ini adalah metode yang paling penting dalam pembuatan atau perbaikan struktur logam, peralatan, kendaraan, dan berbagai produk-produk industri lainnya. Seseorang yang biasa atau sudah mahir dalam proses pengelasan ini biasanya disebut dengan pengelas.

3

(9)

Pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 11 tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi bab XVII Pengelasan pasal 32 menyatakan, (1) Pekerjaan pengelasan hanya boleh dilakukan oleh ahli las yang ditunjuk oleh Kepala Teknik dan disahkan oleh Kepala Inspeksi. Ahli las termaksud harus dicatat oleh Kepala Teknik dalam Buku Pemurnian dan Pengolahan. (2) Sebelum dilakukan pekerjaan pengelasan harus diambil tindakan pengamanan yang sesuai dengan jenis pekerjaan dan keadaan setempat untuk mencegah terjadinya kecelakaan, kebakaran atau ledakan. (3) Untuk pekerjaan pengelasan tertentu dan di tempat-tempat tertentu yang dianggap berbahaya wajib digunakan peralatan dan atau cara pengelasan yang khusus serta harus dengan izin tertulis Kepala Teknik dan harus diawasi oleh tenaga ahli dalam bidang tersebut.

Jadi, bengkel pengelasan adalah fasilitas khusus dimana dalam ruang kerja tersebut terdapat proses pengelasan yang sedang dilakukan. Dalam bengkel pengelasan ini teknisi atau pengelas harus terampil menggunakan berbagai teknik pengelasan, peralatan, dan bahan-bahan untuk menggabungkan atau memperbaiki bagian dari logam. Pengelas juga harus memiliki pegangan ilmu yang mendalam dalam konteks pengelasan tersebut, karena proses pengelasan adalah proses dimana akan atau tidak terjadinya peristiwa yang tidak direncanakan atau tidak diketahui sebelumnya. Bengkel ini dilengkapi dengan peralatan proses pengelasan yang sesuai seperti mesin las listrik, mesin las gas, alat pemotong logam, perangkat pengukur, serta peralatan penjepit dan pemegang.

Peralatan lainnya tergantung pada jenis pengelasan yang

(10)

dilakukan dan kebutuhan spesifik dari proyek atau pekerjaan berlangsung di bengkel pengelasan. Bengkel juga dilengkapi dengan berbagai peralatan pelindungan keselamatan kerja yang diperlukan untuk melindungi operator dari bahaya termal dan percikan dari proses pengelasan tersebut. Bengkel pengelasan seringkali terlibat dalam proses pembuatan, perbaikan, atau modifikasi struktur logam, peralatan industri, dan kendaraan, serta berbagai proyek konstruksi yang memerlukan proses pengelasan. Secara singkat bengkel pengelasan adalah tempat kerja khusus di mana proses penggabungan atau memperbaiki material logam yang menggunakan peralatan dan teknik yang khusus dari pengelas.

Perancangan adalah proses sistematis yang berfungsi untuk merencakan atau mengatur suatu objek, sistem, atau lingkungan dengan mempertimbangkan tujuan-tujuan tertentu serta memperhatikan berbagai faktor yang relevan seperti fungsionalitas, efisiensi, estetika, dan keamanan. Dalam berbagai konteks perancangan sendiri melibatkan tahap analisis, konseptualisasi, pengembangan, dan implementasi solusi yang tepat supaya dapat memenuhi kebutuhan atau tujuan yang telah ditetapkan. Perancangan pada bengkel pengelasan kan melibatkan penentuan layout ruang kerja yang efisien dan aman, pemilihan peralatan pengelasan yang sesuai, serta pengaturan sistem ventilasi yang pas atau memadai untuk meminimalkan risiko paparan asap dan debu yang berbahaya dari efek pengelasan tersebut. Selain itu, perancangan juga harus mempertimbangkan dari segi faktor keselamatan kerja, aksesibilitas peralatan, dan penyusunan ruang yang

5

(11)

memungkinkan aliran kerja menjadi efektif selama proses pengelasan berlangsung.

B. Tujuan

Tujuan dari perencanaan bengkel pengelasan ini yaitu:

1. Untuk menciptakan lingkungan kerja yang efisien agar dapat memaksimalkan produktivitas selama proses pengelasan 2. Untuk penyesuaian ruang kerja dengan memastikan

peralatan, sistem ventilasi, dan pengaturan yang sesuai dalam menyusun layout bengkel

3. Untuk memastikan keselamatan dan mengurangi risiko cedera dalam proses pengelasan

C. Manfaat

Mengetahui bagaimana perancangan tepat yang dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengetahui faktor keselamatan dalam perancangan bengkel untuk mengurangi risiko cedera bagi para pekerja, dan mengetahui lingkungan kerja yang efisien atau aman pada perencanaan bengkel pengelasan.

Dengan ini perancangan bengkel pengelasan dapat berkontribusi pada peningkatan keselamatan, kualitas, dan efisiensi operasional secara keseluruhan.

D. Dasar Hukum

Pada perencanaan bengkel pengelasan seringkali kita ketahui terkait adanya peraturan keselamatan dan standar industri yang mengatur dalam pengoperasian bengkel pengelasan. Dengan meliputi persyaratan mengenai penggunaan peralatan keselamatan, tata letak bengkel, ventilasi yang memadai, pengelolaan limbah, dan perlindungan terhadap pekerja agar

(12)

terhindar dari risiko terjadinya paparan bahan berbahaya.

Hukum dan peraturan terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan, dan standar teknis industri seperti yang dikeluarkan oleh badan regulasi atau lembaga pemerintah terkait, hal ini seringkali menjadi dasar untuk perencanaan bengkel pengelasan yang sesuai.

BAB II

KONDISI DAN KEBUTUHAN BENGKEL

A. Struktur Organisasi dan Job Description Bengkel Pengelasan

Struktur organisasi adalah suatu susunan komponen-komponen atau unit unit kerja dalam sebuah organisasi(Adipadatu,2019). Struktur organisasi menunjukkan bahwa adanya Pembagian kerja dan Bagaimana fungsi atau kegiatan kegiatan berbeda yang dikoordinasikan. Dan selain itu struktur organisasi juga menunjukkan mengenai spesialisasi-spesialisasi dari pekerjaan, saluran perintah maupun penyampaian laporan. Sehingga jika terdapat suatu komponen baik maka akan berpengaruh kepada komponen yang lainnya dan tentunya akan berpengaruh juga kepada organisasi tersebut. Berikut salah satu contoh dari struktur organisasi bengkel pengelasan dapat dilihat pada gambar 2.1

Toolman 7 Toolman Ka. Kompetensi Keahlian Pengelasan

Ka. Kompetensi Keahlian Pengelasan Bendahara

Bendahara Sekretaris Paket

Keahlian Sekretaris Paket

Keahlian

Ka. Bengkel Pengelasan Ka. Bengkel

Pengelasan Hubungan

Industri Hubungan

Industri

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi Bengkel Pengelasan

(13)

Pengorganisasian pada pengelolaan bengkel praktik berperan untuk membagi wewenang dan beban kerja pada organisasi. Pelaksanaan pada pengelolaan bengkel praktik mengharuskan ketua organisasi bengkel praktik Teknik Pengelasan dapat mendorong anggota organisasi untuk bekerja dengan baik.

Gambar 2. 2 Bengkel Pengelasan

Pengawasan pada pengelolaan bengkel praktik untuk menilai pekerjaan dan melakukan tindakan koreksi bila diperlukan. Berkaitan dengan pelaksaanaan yang ada di bengkel, penjadwalan penggunaan ruangan bengkel praktik sangatlah penting agar kegiatan praktik yang ada di bengkel dapat berjalan dengan baik dan tidak terjadi bentrokan jam pelajaran. Organisasi merupakan elemen penting dalam perancangan struktur formal yang menghimpun, mengorganisasikan dan membagi tugas atau pekerjaan anggota organisasi. Prosedur Proses organisasi dapat dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu:

1. Rincian seluruh pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi;

2. Mmebagi total beban kerja menjadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh satu orang. Tugas pekerjaan tidak boleh terlalu berat dan tidak terlalu ringan

(14)

3. Perolehan dan pengembangan suatu mekanisme dilakukan untuk mengkoordinasikan kerja anggota organisasi menjadi satu kesatuan yang utuh dan harmonis (Handoko, 2003: 168-169).

Proses organisasi mempunyai fungsi secara detail untuk seluruh pekerjaan diantaranya membagi beban kerja dan membangun mekanisme kerja untuk memudahkan koordinasi antar anggota organisasi. Selain itu juga fungsi dari pengorganisasian bengkel pengelasan yaitu efisiensi operasional dimana dengan meminimalkan pemborosan waktu dan sumber daya dengan mengatur pekerjaan dan proses produksi secara efisien dan memastikan penggunaan sumber daya yang optimal untuk mencapai hasil yang diinginkan. Berdasarkan struktur organisasi diatas maka setiap jabatan memiliki tanggung jawab, wewenang tugas sesuai dengan keahlian yang dimiliki dalam teknik pengelasan. Dengan demikian untuk masing masing tugas disetiap organisasi atau bagan yang telah tertera pada gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut ini:

1. Ka. Kompetensi Keahlian Pengelasan a. Tanggung jawab

Bertanggung jawab untuk mengelola dan mengawasi instruktur, staf administratif, dan sumber daya manusia yang terkait dengan program pengelolaan bengkel pengelasan.

b. Wewenang

Menentukan keputusan mengenai pembelian peralatan, bahan dan sumber daya lain yang diperlukan untuk pengoperasian bengkel las.

c. Tugas

Membuat keputusan terkait kemitraan industri, seperti negosiasi perjanjian kemitraan dan proyek kolaboratif dan koordinasi terkait pelaksanaan saat pengoperasian bengkel yang meliputi

1) Membuat tata tertib bengkel pengelasan 2) Melaksanakan pengembangan bengkel 2. Sekretaris Paket Keahlian

a. Tanggung Jawab

9

(15)

Tanggung jawab yang harus dilakukan oleh sekretaris paket keahlian diantaranya:

1) Memastikan bahwa program keahlian pengelasan mematuhi semua standar keamanan dan peraturan yang berlaku, serta membantu memonitor keselamatan siswa selama praktik pengelasan.

2) Bertanggung jawab atas pengoperasian bengkel b. Wewenang

Wewenang yang dimiliki oleh sekretaris paket keahlian pengelasan yaitu:

1) Memiliki wewenang untuk mengelola, menyimpan, dan mencatat peminjaman barang di dalam bengkel penting terkait dengan program kompetensi keahlian, seperti catatan kinerja siswa selama kegiatan pengelasan di bengkel, perubahan kurikulum.

2) Memiliki kewenangan untuk memastikan program keterampilan pengelasan sesuai dengan standar dan peraturan keselamatan yang berlaku, serta membantu memantau keselamatan siswa selama praktik pengelasan.

3) Bertanggung jawab atas manajemen inventaris peralatan dan bahan yang digunakan dalam program pengelasan, termasuk pengadaan, inventarisasi, dan pemeliharaan peralatan.

3. Bendahara a. Tugas

Tugas yang harus dilakukan oleh bendahara dalam bengkel pengelasan diantaranya:

1)

Mengelola dan memantau seluruh transaksi keuangan bengkel pengelasan, termasuk penerimaan, pengeluaran, dan pembayaran tagihan.

2) Membantu dalam menyusun anggaran tahunan untuk bengkel pengelasan, termasuk perencanaan alokasi dana untuk berbagai keperluan seperti peralatan, bahan, dan pelatihan.

(16)

3) Memastikan bahwa semua aktivitas keuangan dan administrasi bengkel pengelasan mematuhi peraturan dan kebijakan yang berlaku.

Dengan mematuhi peraturan dan kebijakan yang berlaku, seorang bendahara bengkel pengelasan membantu melindungi bengkel dari risiko hukum, finansial, dan reputasi. Ini juga memberikan keyakinan bahwa keuangan dan administrasi bengkel dijalankan dengan baik dan sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

4. Kepala Bengkel Pengelasan a. Tugas

Tugas yang harus dilakukan oleh kepala bengkel pengelasan diantaranya:

1) Mengelola seluruh kegiatan bengkel untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan ketepatan waktu melalui SOP yang berlaku serta mengkomunikasikan kompetensi staf bengkel pengelasan untuk mencapai tujuan produktivitas dan mencapai kinerja bengkel dan kepuasan pelanggan.

2) Melaksanakan kegiatan perencanaan serta memastikan pencapaian yang berupa revenue workshop, unit entry and car return sesuai dengan standar yang telah ditentukan

3) Mengawasi serta meningkatkan mutu pelayanan dan pengoperasian bengkel pengelasan

4) Melakukan monitoring dan pengembangan audit setiap jajaran personel yang ada di bengkel pengelasan

5) Melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap pengelolaan limbah padat, cair dan gas yang ada di bengkel pengelasan

5. Toolman

Seorang toolman pada bengkel pengelasan memiliki peran diantaranya:

11

(17)

A. Pemeliharaan peralatan yang mencakup pemeriksaan, membersihkan, dan merawat peralatan pengelasan seperti mesin las, mesin pemotong, dan peralatan pendukung lainnya.

B. Melaksanakan pemantauan rutin seperti mengganti suku cadang yang aus atau rusak.

C. Penyetelan dan penyesuaian mesin dengan cara mengatur mesin las sesuai dengan spesifikasi pengelasan yang diperlukan, termasuk pengaturan arus, tegangan, dan kecepatan pengelasan dan memeriksa keakuratan pengaturan dan memastikan mesin las berfungsi dengan baik.

6. Hubungan industri

Dalam konteks bengkel pengelasan, fungsi hubungan industri memiliki peran penting dalam memastikan hubungan yang sehat antara manajemen bengkel dan pekerjanya. Beberapa tugas yang mungkin diemban oleh seorang profesional hubungan industri dalam bengkel pengelasan termasuk:

A. Mengidentifikasi dan merancang kontrak kerja yang sesuai untuk pekerja bengkel pengelasan, termasuk gaji, jam kerja, manfaat, dan hak serta kewajiban karyawan.

B. Penyelesaian Sengketa dengan menengahi sengketa antara manajemen dan pekerja bengkel pengelasan, mencari solusi yang adil dan memadai untuk semua pihak.

C. Memastikan bahwa permasalahan dan keluhan pekerja diatasi secara efektif.

E. Kebutuhan Peralatan dan Mesin Pengelasan 1. Kebutuhan mesin pengelasan

Kegiatan praktik di bengkel laboraturium/ bengkel merupakan hal terpenting dalam kegiatan belajar dan mengajar terutama pada Sekolah Menengah Kejuruan. Dalam rangka membentuk mental siswa untuk siap terjun secara langsung dalam dunia pekerjaan kegiatan praktik memiliki peran kunci yang

(18)

utama dalam Sekolah Menengah Kejuruan(Waluyo, 2021). Berikut kebutuhan mesin pengelasan yang diperlukan dalam kegiatan praktikum.

Tabel 2.1 Kebutuhan Mesin Pengelasan

No Jenis Mesin Fungsi Mesin Spesifikasi Mesin Jumlah

1. Mesin Las Listrik

digunakan untuk menghasilkan dan mengendalikan aliran listrik untuk melakukan pengelasan logam.

Fungsi utama mesin las

listrik adalah

menghasilkan panas yang cukup tinggi untuk melelehkan ujung logam yang akan dihubungkan (biasanya disebut sebagai elektroda) sehingga

mereka dapat

bergabung menjadi satu bagian yang solid saat mendingin.

Nama Merk: Rhino Besar Arus: 125 A

12

2. Mesin Las Asetilin perangkat yang digunakan untuk melakukan pengelasan menggunakan

campuran gas asetilin dan oksigen sebagai bahan bakar. Fungsi utama mesin las asetilin

Nama merk: Rhino Besar Arus: 125 A

4

13

(19)

adalah menghasilkan panas yang sangat tinggi yang diperlukan untuk melelehkan ujung logam yang akan dihubungkan, sehingga

mereka dapat

digabungkan menjadi satu bagian yang padat saat mendingin

3. Mesin Las MIG

Jenis mesin las yang menggunakan aliran gas pelindung (biasanya argon atau campuran argon dengan karbon dioksida) dan kawat pengelas (elektroda berlapis) untuk menghubungkan dua atau lebih potongan logam.

Nama merk: Rhino Besar Arus: 125 A

2

4. Mesin Las TIG Jenis mesin las yang menggunakan elektroda wolfram (biasanya disebut sebagai tungsten) untuk menghasilkan panas dan logam pengisi yang dapat dilarutkan dalam bentuk stik logam

Nama Merk: ws Besar Arus: 160 A

2

(20)

(biasanya dalam bentuk batangan logam). Mesin las TIG dikenal karena kemampuannya

menghasilkan hasil pengelasan yang sangat presisi dan kualitas tinggi

2. Kebutuhan Peralatan Bengkel Pemesinan

Selain kebutuhan mesin pengelasan dibutuhkan kebutuhan peralatan sebagai penunjang kegiatan praktik. Hal tersebut upaya siswa dapat melaksanakan praktik dengan baik dan optimal, selain ketersedian kebutuhan peralatan praktik yang harus memadai untuk pelaksanaan praktik siswa, pengelolaan laboratorium atau bengkel juga diperlukan. Laboratorium dan bengkel yang terdapat di sekolah menengah kejuruan perlu dikelola dengan baik yang meliputi bagaimana sistem penataan dan perawatannya sehingga laboratorium dan bengkel dapat digunakan oleh siswa secara optimal untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Semakin tinggi tingkat kelayakan fasilitas bengkel, maka semakin tinggi pula prestasi praktik (Ramadhan, 2015:135). Berikut kebutuhan peralatan mesin pengelasan yang diperlukan dalam kegiatan praktikum:

No Jenis Peralatan Jumlah

1. Mesin gerinda duduk 6

2. Mesin gerinda tangan 6

3. Mesin gerinda potong 1

4. Mesin bor standing 1

5. Mesin bor tangan 2

6. Mesin bor duduk 2

7. Mesin rol pipa 1

8. Mesin pres hidrolik 1

9. Ragum 25

15

(21)

10. Peron landasan 6

11. Jangka sorong 3

12. Multimeter 1

13. Kikir 12

14. Toolkit 1

15. Kunci inggris/universal 2

16. Tang kombinasi 2

17. Topeng las 22

18. Topeng las otomatis 4

19. Meja praktikum 16

F. Denah Ruangan Bengkel

Denah ruangan bengkel terdapat beberapa elemen penting yang biasanya ada dalam bengkel pengelasan adalah:

1. Pintu Masuk: Ini adalah tempat masuk dan keluar dari bengkel.

2. Area Kerja: Ini adalah area di mana pengelasan sebenarnya dilakukan. Area ini biasanya memiliki peralatan pengelasan seperti mesin las, kompresor udara, dan perlengkapan pengelasan lainnya. Pastikan area ini cukup besar untuk menampung pekerja dan peralatan dengan aman.

3. Meja Kerja: Meja kerja biasanya digunakan untuk menyiapkan material yang akan dilas, memotong material, atau merakit proyek. Meja ini dapat dilengkapi dengan gudang alat atau peralatan pengelasan kecil.

4. Mesin Las: Ini adalah peralatan utama dalam bengkel pengelasan. Pastikan mesin las ditempatkan dengan aman dan memiliki akses yang baik ke sumber daya seperti daya listrik dan sumber udara.

Selain elemen-elemen di atas, juga harus mempertimbangkan ventilasi yang baik untuk menghilangkan asap dan gas beracun yang dihasilkan selama proses pengelasan. Selain itu, memastikan bahwa bengkel dilengkapi dengan peralatan keamanan seperti alat pemadam kebakaran, pakaian pelindung, dan peralatan keselamatan lainnya. Perencanaan bengkel pengelasan harus mematuhi standar keselamatan dan peraturan yang berlaku di wilayah bengkel dibangun.

Memastikan untuk berkonsultasi dengan ahli keselamatan dan peraturan setempat

(22)

sebelum membangun atau mengatur ulang bengkel pengelasan yang telah dirancang.

Gambar 2.1. Denah Layout Bengkel Pengelasan (Sumber: Adipadatu, 2020)

Pada denah ruangan bengkel di atas pembagian area kerja berdasarkan jenis pekerjaan seperti area gerinda, area pengelasan, area pemotongan, area pembentukan dan area pengawas. Selain itu juga terdapat safety area yang digunakan ruangan keamanan dan antisipasi bahaya saat melakukan praktikum.

17

(23)

BAB III

PENGORGANISASIAN BENGKEL PENGELASAN A. Tata letak bengkel pengelasan

1. Tata letak peralatan

2. Instalasi listrik dan kebutuhan daya Keterangan :

a. Instalasi listrik b. Kabel/Aliran Listrik c. Lampu 30 v

d. Mesin las e. Mesin Bor

f. Mesin Amplas/Gerinda

Jadi untuk instalasi listrik pada bengkel pengelasan membutuhkan :

Lampu : 42 buah x 30 V = 1260 V Mesin Las : 8 buah x 220 V = 1760 V Mesin Bor : 1 buah x 260 V = 260 V

Mesin Amplas/Gerinda : 1 buah x 260 V = 260 V

Jumlah = 3540 V

(24)

B. Utilitas

1. Pengaturan jaringan transportasi

Berikut ini jaringan transportasi berdasarkan tingkat kerawanan bahaya pada bengkel pengelasan :

Keterangan :

Hijau : Aman untuk untuk jalur jalan baik peserta praktikum, dosen pengajar, laboran, dan pihak luar yang ingin melihat.

Kuning : Kurang Aman untuk untuk jalur jalan harus berhati- hati baik peserta praktikum, dosen pengajar, laboran, dan pihak luar yang ingin melihat dianjurkan untuk memakai APD.

Orange : Berbahaya untuk untuk jalur jalan harus berhati-hati baik peserta praktikum, dosen pengajar, laboran, dan pihak luar yang ingin melihat wajib memakai APD.

Pada bengkel pengelasan jaringan transportasinya dapat dibagi beberapa jenis transportasi,yaitu

a. Transportasi Bahan Praktikum

Pada bengkel pengelasan pendistribusian bahan praktikum langsung diambil dari Gudang bengkel itu sendiri. Siswa yang akan melakukan praktikum harus mengambil bahan di ruangan gudang. Sebelum melakukan praktikum siswa harus dapat mengetahui bahan apa saja yang diperlukan pada saat praktikum untuk efisiensi waktu praktik. Bahan- bahan yang diambil itu terdapat beberapa yaitu, logam ferro, logam non-ferro dan non logam.

b. Transportasi Tempat Praktikum

19

(25)

Pada tempat praktikum pengelasan harus luas. Jadi untuk pengerjaan pengelasaan akan memudahkan pekerja dikarenakan lebih luas.

c. Transportasi Peralatan dan Perlengkapan Praktikum

Untuk tempat peralatan praktikum pengelasan semua berada di bengkel pengelasan itu sendiri. Dari mesin las, mesin gerinda, mesin bor berada di bengkel pengelasan tersebut.

2. Pengaturan dan Perawatan Jaringan Air

Jaringan air pada bengkel pengecoran tidak terlalu kompleks pengelolaannya. Kebutuhan air pada praktikum pengelasan hanya digunakan untuk mendinginkan benda kerja yang telah dilas. Air yang sudah digunakan biasanya selama masih belum keruh masih dipakai lagi untuk pendinginan. Jika air sudah dirasa tidak layak untuk dipakai biasanya di buang pada halaman samping bengkel pengelasan yang masih berupa tanah. Jadi tidak memerlukan pengelolaan yang kompleks dalam menangani jaringan air ini.

3. Pengaturan Limbah

a) Pengaturan Limbah Cair

Limbah cair yang terdapat pada bengkel pengelasan hanya berupa air sisa proses pendinginan bahan kerja yang telah dilas. Limbah yang dibuang seperti pada keterangan sebelumnya dibuang di halaman samping bengkel pengelasan.

(26)

b) Pengaturan Limbah Padat

Limbah padat pada bengkel pengelasan berupa potongan kecil besi-besi biasanya jika masi bisa di daur ulang maka akan disimpan dulu. Jika sudah tidak bisa di daur ulang maka akan dibuang pada tempat sampah yang telah disediakan. Tempat sampah tersebut hanya dikhususkan untuk pembuangan limbah tertentu agar pemilahan limbah dapat lebih mudah.

4. Penerangan, Pengaturan Ventilasi, Suhu Udara dan Kelembaman

Standar Panas dan Ventilasi

A. Sirkulasi udara segar lebih dari 30%.

B. Sistem ventilasi bengkel menggunakan ventilasi, Kipas Angin, air cooler, dan Blower.

C. Sistem ventilasi ruangan/laboratorium kerja dengan komposisi 1 ruangan dengan 2 AC.

D. Kelembapan bengkel adalah 50% (Sejuk, Nyaman).

E. Kelembapan ruangan kurang dari 50% (Dingin).

F. Memiliki alat pengukur kelembaban udara (hygrometer) dan berfungsi baik.

G. Suhu bengkel antara 20 - 25 °C.

H. Suhu ruangan antara 20 - 25 °C.

I. Memiliki alat pengontrol suhu ruangan dan berfungsi baik.

21

(27)

J. Tipe alat pengontrol suhu ruangan adalah otomatis, bersensor, dan berfungsi baik.

Penerangan pada bengkel pengelasan haruslah sangat baik dikarenakan pengerjaan yang dibuhkan ketelitian.

Setidaknya setiap 3 meter terdapat lampu masing – masing bertegangan 30 V. Luasnya bengkel juga mempengaruhi penerangan, semakin luas bengkel maka lampu penerangan yang dibutuhkan juga akan bertambah banyak.

BAB IV

KESELAMATAN KERJA DAN TATA TERTIB DI BENGKEL PENGELASAN

(28)

A. Petunjuk Umum Keselamatan Kerja di Bengkel Pengelasan

Dalam pengelasan pasti terdapat petunjuk umum keselamatan kerja bagi semua orang yang berada dan sedang menggunakan bengkel pengelasan, berikut adalah beberapa petunjuk tersebut:

1. Menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) seperti helm, kacamata pelindung, dan sepatu keselamatan yang berfungsi untuk mencegah musibah yang tidak terduga.

2. Memastikan alat-alat listrik dalam kondisi baik dan sesuai standar keselamatan.

3. Tidak lupa memastikan area di dalam bengkel pengelasan tempat kerja, bebas dari barang-barang yang dapat menimbulkan bahaya seperti tumpukan bahan kimia atau kabel listrik yang terkelupas.

4. Mengikuti prosedur penggunaan alat dengan benar dan teliti instruksi penggunaan alat sebelum digunakan. Hal ini berfungsi untuk mencegah kesalahan fatal penggunaan alat- aat pengelasan.

5. Tidak mengabaikan tanda peringatan dan peraturan keselamatan yang dipasang di area bengkel pengelasan.

6. Memastikan bahwa pengguna mempunyai pengalaman terlatih dan terampil dalam menggunakan alat-alat dan mesin yang ada di bengkel pengelasan.

7. Terakhir melakukan pemeliharaan rutin terhadap alat dan mesin secara teratur untuk mencegah kecelakaan akibat kerusakan di dalam bengkel pengelasan tersebut.

G. Peralatan Keselamatan Kerja di Bengkel Pengelasan

Peralatan dalam mencegah dari ketidakselamatan bekerja atau peralatan melindungi diri dari pekerjaan di bengkel pengelasan yakni:

23

(29)

1. Apron yang berbahan dasar kulit hewan/kain yang tebal yang berlapis atau baju dan celana panjang yang berbahan dasar kain levis, untuk melindingi tubuhnya dari percikan bunga api dan efek radiasi sinar ultra violet dan ultra merah yang dapat membahayakan keselamatan kesehatan kerjanya.

2. Sarung tangan dan sarung lengan tangan, kedua alat ini berfungsi hampir sama dengan apron yaitu melindungi dari percikan bunga api dan efek radiasi sinar ultra violet dan ultra merah yang ditimbulkan oleh las dan untuk memudahkan pemegangan elektroda.

3. Helm las, helm ini dilingkapi dengan dua kaca hitam dan putih atau satu kaca hitam yang berfungsi untuk melindungi kulit muka dan mata dari efek radiasi sinar ultra violet dan ultra merah yang dapat merusak kulit maupun mata, dimana sinar yang ditimbulkan oleh kegiatan pengelasan tidak boleh dilihat langsung dengan mata telanjang sampai dengan jarak minimal 16 meter.

4. Sepatu las, untuk melindungi kaki dari percikan bunga api, hal ini tidak terlalu penting apabila welder (juru las) telah menggunakan celana panjang yang berbahan dasar kain tebal seperti kain levis serta memakai sepatu safety yang standart untuk pengelasan, tetapi tidak ada salahnya jika digunakan.

5. Respirator (alat bantu pernafasan), untuk menjaga pernafasan agar tetap stabil pada saat melakukan proses pengelasan dari asap las, dan untuk melindungi asap dan debu yang beracun masuk ke paru-paru, hal ini boleh tidak dilakukan apabila kamar las telah mempunyai sister pembuangan asap dan debu-debu beracun (blower) yang baik, tetapi tidak ada salahnya jika digunakan, karena pernafasan sangat penting dalam proses metabolisme manusia.

(30)

6. Hal yang perlu lainnya seperti “kamar las”, agar welder (juru las) dapat bekerja tanpa gangguan apapun yang mengelilinginya dan dapat berkonsentrasi dengan maksimal, kamar las juga berfungsi agar orang-orang disekelilingnya tidak terganggu oleh yang diakibatkan adanya pengelasan.

H. Tata Tertib di Bengkel Pengelasan Kewajiban

1. Peralatan Keselamatan

2. Pastikan semua pekerja memakai perlengkapan keselamatan seperti helm, kacamata pelindung, baju tahan panas, sarung tangan tahan panas, sepatu keselamatan, dan masker pernafasan sesuai kebutuhan.

3. Area Kerja yang Terorganisir

Pengguna bengkel pengeasan harus menjaga kebersihan di sekitar area kerja, pastikan lantai bebas dari rintangan, dan letakkan peralatan dan bahan dengan rapi agar tidak menimbulkan risiko kecelakaan.

4. Pemeriksaan Alat dan Peralatan

Sebelum penggunaan, pastikan semua alat dan peralatan pengelasan dalam kondisi baik dan sesuai standar, termasuk kabel, elektroda, dan mesin pengelasan.

5. Prosedur Operasional Standar (SOP)

Patuhi SOP yang ditetapkan untuk pengelasan, termasuk pengaturan arus, tegangan, dan penggunaan gas pelindung.

Pastikan juga untuk mengikuti prosedur pengelasan yang tepat sesuai dengan jenis logam yang digunakan.

6. Perawatan dan Perbaikan Reguler

Lakukan perawatan rutin terhadap semua alat dan mesin pengelasan, seperti pembersihan, pelumasan, dan

25

(31)

pengecekan terhadap komponen penting untuk memastikan kinerja yang optimal.

7. Ventilasi yang Memadai

Pastikan ventilasi yang baik di area kerja untuk menghindari akumulasi asap dan gas beracun yang dihasilkan dari proses pengelasan.

8. Penanggulangan Kebakaran

Pastikan ada alat pemadam kebakaran yang mudah diakses, serta pastikan semua pekerja mengerti cara menggunakan alat tersebut dalam kasus kebakaran darurat.

9. Komunikasi Efektif

Pastikan komunikasi yang efektif antar pekerja di bengkel, terutama saat bekerja dalam tim untuk memastikan koordinasi yang baik dan menghindari kecelakaan yang disebabkan oleh ketidaktahuan atau kesalahpahaman.

Larangan

a) Dilarang untuk tidak menggunakan atau mengabaikan penggunaan peralatan keselamatan yang telah ditetapkan, seperti helm, kacamata pelindung, dan baju tahan panas.

b) Hindari menggunakan peralatan pengelasan yang rusak atau tidak berfungsi dengan baik, karena dapat meningkatkan risiko cedera atau kecelakaan.

c) Dilarang untuk mengabaikan prosedur operasional standar yang telah ditetapkan, termasuk aturan pengaturan aliran listrik, penggunaan gas pelindung, dan teknik pengelasan yang benar.

d) Jangan mengabaikan perawatan dan perbaikan rutin terhadap alat dan mesin pengelasan, karena hal ini dapat menyebabkan kegagalan peralatan dan potensi bahaya yang lebih besar.

(32)

e) Dilarang bekerja di area tanpa ventilasi yang memadai karena dapat mengakibatkan akumulasi gas beracun atau asap yang berbahaya bagi kesehatan.

f) Dilarang tidak memahami atau tidak mengetahui cara menggunakan alat pemadam kebakaran dengan benar, karena hal ini dapat menyebabkan kebakaran yang lebih sulit dikendalikan.

g) Hindari ketidakjelasan dalam berkomunikasi dengan rekan kerja, karena dapat menyebabkan kekeliruan dalam proses pengelasan dan meningkatkan risiko kecelakaan.

27

(33)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Dalam merencanakan pembangunan di bengkel harus memperhatikan segala hal suapay tidak terjadi kesalahan atau kecelakaan saat melaksanakan praktikum. Hal hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan bengkel pengelasan diantaranya:

1. Ukuran dan lokasi

2. Layout atau denah bengkel karena dengan adanya denah maka seseorang yang akan merencanakan pembangunan bengkel mengetahui secara detail posisi mesin, peralatan dan kebutuhan yang ada di bengkel

3. Ventilasi yang baik 4. Safety area

5. Pelatihan karyawan

Pengelolaan bengkel praktik pengelasan memiliki karakter khusus sebelum perencanaan diantarannya perencanaan(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan(actuating)

B. Saran

Pengelolaan bengkel yang baik yaitu dengan memperhatikan saftey bagi penggunanya serta K3 yang sesuai dengan peraturan yang ada. Oleh karena itu di dalam proses perencanaan bengkel harus memperhatikan hal hal yang menjadi kategori bahaya saat melakukan praktikum dimana faktor tersebut dapat menjadi penghambat dalam proses implementasi pembelajaran pengelasan. Selain itu juga manajemen pengadaan bahan dan job harus disesuaikan dengan kebutuhan bengkel pengelasan.

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Mulyanto, E (2017). Pengelolaan Bengkel Teknik Mekatronika Di SMK. Manajemen Pendidikan,journals.ums.ac.id,

https://journals.ums.ac.id/index.php/jmp/article/view/2974

Purwanto, P, & Sukardi, T (2015). Pengelolaan Bengkel Praktik Smk Teknik Pemesinan Di Kabupaten Purworejo. Jurnal Pendidikan Teknologi dan

Kejuruan, journal.uny.ac.id,

http://journal.uny.ac.id/index.php/jptk/article/view/6836

Riswanti, HT, Samani, R, & Palupi, AE (2015). Pengaruh Pengelolaan Bengkel TKR Terhadap Pengetahuan, Ketrampilan Praktik dan Motivasi Belajar Siswa di SMK Negeri 1 Sambeng. … Vokasi: Teori dan Praktek. 3 (1) 11, core.ac.uk, https://core.ac.uk/download/pdf/230746868.pdf

Susanto, A (2014). Pengelolaan limbah minyak pelumas Bengkel kendaraan bermotor konsep kesadaran diri., publikasiilmiah.ums.ac.id, https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/handle/11617/5442

BAWAMENEWI, AY ASNI (2016). Pengelolaan Limbah Minyak Pelumas (Oli) Bekas Oleh Bengkel Sebagai Upaya Pengendalian Pencemaran Lingkungan Di Kota Yogyakarta Berdasarkan Peraturan …., e-journal.uajy.ac.id, http://e- journal.uajy.ac.id/id/eprint/9226

Pamungkas, N., & Hadi, S. (2016). Keadaan dan Pengelolaan Peralatan Praktik Siswa di Bengkel Pengelasan SMK 1 Sedayu Bantul Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Vokasional Teknik Mesin, 4(2), 85-90.

Usman, R., Wiratmani, E., & Perdana, S. (2021). PELATIHAN MANAJEMEN BENGKEL DI SMK KESUMA BANGSA 1 KOTA DEPOK. Jurnal PkM (Pengabdian kepada Masyarakat), 4(2), 194-198.

29

Gambar

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi Bengkel Pengelasan
Gambar 2. 2 Bengkel Pengelasan
Tabel 2.1 Kebutuhan Mesin Pengelasan
Gambar 2.1. Denah Layout Bengkel Pengelasan (Sumber: Adipadatu, 2020)

Referensi

Dokumen terkait

Murid akan kurang memperhatikan guru yang mengajar karena jika pengalaman yang akan dikaitkan dengan pembelajaran kurang sesuai dengan karakteristik siswa dan mata

Pemasaran adalah penting dalam membuat perencanaan yang tepat, merancang dan menggunakan layanan tersebut dan produk untuk menggunakan lebih baik dan optimal

Narasumber yang merupakan guru bahasa Indonesia saat pembelajaran menggunakan K13 sebagai metode pengajaran, namun untuk menambah pemahaman siswa terhadap materi

Pelaksanaan seiso sudah baik karena proses pembersihan bengkel menjadi tanggung jawab mahasiswa dan dosen sehingga setelah selesai melakukan praktik mahasiswa

Siswa yang memiliki pengalaman tinggi setelah pelaksanaan praktik kerja industri adalah siswa yang melaksanakan tugas saat praktik kerja industri dengan optimal, hal

diantara PC, komputer genggam dan peralatan elektronik lainnya. Kedua perusahaan tersebut menggambarkan bahwa para konsumen akan masuk ke dalam portal mereka dengan

Aspek teoritis Guru pendidikan agama kristen diharapkan memahami dgn baik hakikat dari evaluasi pembelajaran dan hakikat kurikulum maka akan menolong dan memudahkan guru melaksanakan

Plan of Action POA No Uraian Kegiatan Tujuan Sasara n Metode Media Dana Waktu PJ 1 Memenejemen complain dengan baik oleh seluruh ruang amarilys Pendelegasian tugas dari Kepala