• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Akhir Mata Kuliah Manajemen Keuang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas Akhir Mata Kuliah Manajemen Keuang"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

Penulis menyusun makalah ini untuk memenuhi persyaratan tugas akhir dalam

mata kuliah Manajemen Keuangan, Program Magister Manajemen, tahun 2004.

Sesuai dengan pembahasan sebelumnya, dari bahan kuliah yang kami peroleh serta

mengambil dari beberapa referensi buku, maka kami merangkumkan materi-materi

tersebut kedalam satu bahasan yaitu; Strategi Tingkat Perusahaan (Corporate-Level Strategies).

Kita mengetahui bahwa Proses Merger, akuisisi dan konsolidasi adalah salah satu

bagian / contoh dari strategi tingkat perusahaan yang (apabila) dirasakan oleh

management hal itu penting (dan perlu), maka proses tersebut harus terlaksana untuk

mencapai suatu kondisi perusahaan yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan

profit perusahaan secara gabungan.

Strategi tingkat perusahaan itu sendiri mencakup beberapa pembahasan, sehingga

tidak semua materi akan kami uraikan dalam tulisan kami. Beberapa fokus

pembahasan yang akan kami uraikan adalah strategi tingkat perusahaan

(corporate-level strategy), yaitu strategi yang diformulasikan oleh manajemen puncak untuk

perusahaan secara keseluruhan.

Materi:

Corporate-Level Strategies 1. Growth strategies

a. Internal growth

(2)

c. Horizontal Related Diversification

d. Horizontal Unrelated Diversification (Conglomerate Diversification)

e. Vertical Integration of Related Businesses

f. Vertical Integration of Unrelated Businesses

g. Mergers

h. Strategic Alliances

2. Stability Strategy

3. Retrenchement Strategies a. Turnaround

b. Divestment

c. Liquidation

Untuk pembahasan kali ini kami akan membatasi pembahasan hanya sampai dengan

point 1 mengenai Growth Strategies.

(3)

BAB 2

CORPORATE LEVEL STRATEGIES GROWTH STRATEGIES

Sekali misi dan tujuan perusahaan ditetapkan, manajemen puncak (top management)

dapat memformulasikan strategi. Strategi ada pada tiga tingkatan: tingkat perusahaan,

tingkat unit bisnis, dan tingkat fungsional.

Pada tingkat perusahaan, pertanyaan strategi dasar manajemen puncak adalah, pada

bisnis atau industri apa kita akan beroperasi ? Jawaban dari pertanyaan ini tergantung

pada kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan khusus serta kesempatan atau

ancaman dari lingkungan eksternal. Bab ini akan membahas pilihan-pilihan strategik

atau strategik alternatif (strategic alternatives) pada tingkat perusahaan.

Meski pada Bab ini dan berikutnya pembahasan berfokus pada strategik alternatif dan

manajemen portfolio pada tingkat perusahaan, pada awalnya akan dibahas tentang

gejala yang menjadi mode dalam tahun 1980 an dan 1990 an, yaitu: restrukturisasi

perusahaan (corporate restructuring).

Restrukturisasi Perusahaan (Corporate Restructuring).

Restrukturisasi perusahaan meliputi seperangkat keputusan-keputusan dan

transaksi-transaksi, seperti perubahan pada organisasi kerja itu sendiri dalam perusahaan,

pengurangan jumlah dana (Cash) dibawah kebijaksanaan eksekutif senior (melalui

asumsi hutang perusahaan yang lebih tinggi atau kenaikan pembayaran dividen, atau

(4)

perolehan atau penjualan saham unit-unit bisnis. Idealnya, tujuan dari restrukturisasi

perusahaan adalah untuk meningkatkan kekayaan pemegang saham (stockholders)

dengan memuaskan kebutuhan berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders).

Perusahaan yang mengelola nilai stockholders melalui restrukturisasi sukarela

(voluntary restructuring) seperti biasanya, tidak harus memperhatikan penawaran yang

bermusuhan dan tekanan dari luar. Seperti contoh General Mills telah melakukan

restrukturisasi beberapa kali. Manfaat restrukturisasi bagi general Mills meliputi

penurunan jumlah personalia melalui penghentian penyewaan (freeze on hiring) tenaga

dan pensiun yang dipercepat katimbang pemberhentian pegawai secara tiba-tiba

(kasar) dan mendemoralisasi seluruh organisasi; mengganti supplier dan saluran

distribusi secara bertahap dengan pemberitahuan dalam jangka waktu yang lebih

panjang, dengan demikian tidak menurunkan reputasi perusahaan. Menjual aset

secara bertahap daripada menjual dalam tekanan waktu yang terbatas sehingga penjual

kehilangan posisi penawaran yang menguntungkannya. Pendekatan stakeholder

untuk restrukturisasi tersebut juga menciptakan kenaikan kemakmuran dari

shareholder General Mills.

Restrukturisasi perusahaan mempunyai tiga dimensi yang saling berkaitan, yaitu:

organisasional, keuangan dan portfolio.

Restrukturisasi organisasi (Organizational restructuring) merupakan perubahan mendasar dari organisasi kerja pada tingkat perusahaan atau rekonfigurasi radikal atas

aktifitas dan hubungan pada tingkat unit bisnis. Restrukturisasi Organisasi dipelajari

oleh Alfred Chandler lebih dari tiga dekade yang lalu. Kesimpulannya adalah bahwa

perubahan strategi perusahaan mengharuskan perubahan pada organisasi perusahaan

(5)

Restrukturisasi organisasi dapat dilaksanakan pada bagian perusahaan atau secara

keseluruhan, dengan tujuan peningkatan efektifitas dan efisiensi. Sebagai contoh

Paramount Publishing Group pada waktu yang sama mempunyai dua Divisi: Prentice

Hall dan Allyn & Bacon yang menjual bermacam textbook ke Universitas. Kemudian

Paramount mengakuisisi McMillan Publishing dengan berbagai macam

buku-bukunya. Lebih baik daripada setiap penerbit menjual bermacam buku, maka

pekerjaan penerbitan direorganisasi, sehingga Prentice Hall dapat berkonsentrasi pada

bisnis textbook dan Allyn & Bacon pada ilmu pengetahuan sosial, kesehatan,

pendidikan dan ilmu kedokteran. McMillan dibubarkan dan haknya ditransfer ke

Prentice Hall dan Allyn Bacon.

Restrukturisasi organisasi dapat dilaksanakan secara proaktif seperti halnya

Paramount, atau sebagai respon terhadap perubahan lingkungan (seperti Universitas

yang harus merestrukturisasi organisasinya karena ada kecenderungan mahasiswa

lebih tertarik pada spesialisasi daripada pendidikan seni liberal tradisional).

Restrukturisasi keuangan (Financial restructuring) mengarah kepada pengurangan jumlah Cash yang tersedia bagi senior eksekutif, sehingga mereka tidak

tergoda untuk memboroskan kekayaan shareholder pada proyek-proyek yang tidak

menguntungkan. Hal tersebut juga merupakan tekanan pada eksekutif untuk

meningkatkan efisiensi. Pengeluaran cash oleh eksekutif dapat dikurangi dengan

menyalurkannya pada stockholder dengan cara pembelian kembali saham-saham,

pemberian dividen khusus, ataupun kenaikan pada dividen regular.

Restrukturisasi keuangan dipacu oleh Agency Theory. Premis dari Agency Theory

(6)

diversivikasi yang berlawanan dengan peningkatan nilai perusahaan. Restrukturisasi

keuangan dilembagakan dalam rangka mengurangi biaya agency (agency costs). Sejak

tahun 1980 an kelembagaan investor dan blockholder menjadi shareholder yang

signifikan, dan karenanya pemilik yang substansial dapat menekan manajemen untuk

melakukan restrukturisasi guna meningkatkan nilai perusahaan.

Restrukturisasi portfolio (Portfolio restructuring) mengarah pada akuisisi atau divestasi dari unit bisnis untuk meningkatkan nilai perusahaan. Restrukturisasi

portfolio akan dibahs secara komprehensif pada Bab-Bab berikutnya.

Pilihan-Pilihan Strategik (Strategic Alternatives)

Banyak perusahaan memulai keberadaannya berasal dari perusahaan berbisnis tunggal

(single-business company). Beberapa perusahaan (single industry) dapat berkembang dengan

pesat, seperti: Federal Express, Wal-Mart (retailing industry), Wrigley, Xerox, Mc Donald’s (fast-food business), dll.

Dengan bersaing hanya pada industri tunggal, pengetahuan khusus pada bidangnya

merupakan keuntungan bagi perusahaan dan hal tersebut berasal dari karena

berkonsentrasi pada arena bisnis yang terbatas. Pengetahuan tersebut dapat

membantu perusahaan untuk menawarkan produk atau jasa yang lebih baik dan dapat

efisien dalam operasinya. Beroperasi pada satu industri, akan lebih meningkatkan

kesensitifan pada siklus bisnis. Industri menurun melalui penurunan secara permanen

atas permintaan barang atau jasa perusahaan, atau persaingan dari pesaing yang telah

ada atau masuknya pesaing baru. Keadaan merugikan ini dapat diatasi dengan cara

beroperasi pada industri lain melalui diversifikasi. Sebagai catatan, banyak perusahaan

(7)

Perusahaan dapat beroperasi pada bisnis yang berhubungan/bertalian (related

diversification) atau tidak bertalian (unrelated diversification). Diversifikasi yang tidak

bertalian didorong oleh kehendak untuk mengkapitalisasi kesempatan keuntungan

dalam sesuatu bisnis. Diversifikasi yang tidak bertalian, meliputi perusahaan dengan

ciri bisnis yang tidak mempunyai kesamaan dan atau tidak saling melengkapi diantara

mereka.

Diversifikasi yang bertalian meliputi diversifikasi dalam bisnis yang sama atau saling

melengkapi. Ditekankan bahwa meskipun para eksekutif melakukan pembenaran atas

diversifikasi dengan alasan untuk mengurangi ketidakpastian, tetapi diversifikasi yang

sangat luas dan pada bisnis yang tidak bertalian, pada relitasnya, akan menimbulkan

juga beberapa ketidakpastian sendiri. Sehingga diversifikasi sebaiknya pada bisnis

atau industri yang sama.

Manajer senior memiliki tiga corporate-level strategies yang bisa dipilihnya. Mereka

dapat memilih Strategi Pertumbuhan (Strategy of Growth), Kemantapan (Stability), dan

Pengurangan (Retrenchment).

d. Horizontal Unrelated Diversification (Conglomerate Diversification) e. Vertical Integration of Related Businesses

(8)

Strategi Pertumbuhan (Growth Strategy)

Idealnya, perusahaan memilih strategi pertumbuhan yang menghasilkan kenaikan

dalam penjualan atau pangsa pasar hanya jika pertumbuhan tersebut diharapkan dapat

menaikkan nilai perusahan. Pertumbuhan dapat dicapai dalam berbagai cara. Dalam

uraian selanjutnya, dijelaskan kunci strategi pertumbuhan yang dapat diadopsi

perusahaan.

Pertumbuhan Intern (Internal Growth)

Pertumbuhan intern dapat dicapai melalui cara meningkatkan penjualan perusahaan,

kapasitas produksi, dan kekuatan kerja. Beberapa perusahaan percaya bahwa

pertumbuhan intern lebih baik dalam mempertahankan budaya, efisiensi, kualitas dan

kesan (image) perusahaan mereka. Sebagai contoh, Mc Donald’s tidak pernah

membeli perusahaan fast food lain. Dan untuk memelihara standar yang tinggi untuk

kebersihan, pelayanan, dan konsistensi produk, hal tersebut tumbuh dengan memberikan franchise hanya pada orang yang mau dilatih sesuai cara Mc Donald’s. Demikian juga halnya dengan American Airlines yang cenderung mengembangkan

pelayanan di tiga benua (Eropa, Asia, dan Amerika Selatan) secara serempak, dan

tidak bersedia membeli maskapai penerbangan lainnya.

Pertumbuhan intern tidak hanya meliputi pertumbuhan pada bisnis yang sama tetapi

juga menciptakan bisnis baru, dengan arah horisontal maupun vertikal.

Pertumbuhan intern secara horisontal meliputi menciptakan perusahaan baru yang beroperasi dengan bisnis yang bartalian atau tidak bertalian. Contohnya Blockbuster

yang semula berbisnis penyewaan video. Selanjutnya ia menciptakan toko musik yang

(9)

Pertumbuhan intern secara vertikal adalah menciptakan bisnis yang bartalian atau

tidak bertalian dalam saluran distribusi perusahaan secara vertikal dan mengambil

bentuk seperti hubungan supplier dengan customers. Sebagai contoh, biasanya

maskapai penerbangan membeli hidangan dalam pesawatnya dari supplier luar, seperti

Dobbs International. Tetapi United Airlines membuat pelayanan untuk hidangan

dalam pesawatnya sendiri, dimana unit pelayanan tersebut diberlakukan sebagai

supplier, dan maskapai penerbangan sebagai customer. Meskipun pertumbuhan

intern membantu mempertahankan budaya, efisiensi, kualitas dan kesan organisasi,

kerugian utamanya adalah meningkatkan birokrasi dan biaya koordinasi sejalan

dengan pertumbuhan intern itu sendiri. Sebagai contoh, unit pelayanan hidangan

dalam pesawat yang diciptakan maskapai penerbangan, karena mempunyai team

manajemen, personalia, dan sistem akuntansi tersendiri, maka hal tersebut menaikkan

biaya koordinasi dan birokrasi.

Dengan demikian maka pembentukan bisnis baru hendaknya dapat dilaksanakan

apabila benefitnya lebih besar dari biayanya. Dalam konteks strategi, analisis

cost-benefit meliputi komponen pengambilan keputusan yang sulit dikuantifikasi. Sebagai

contoh, perusahaan lebih memilih pertumbuhan intern untuk memelihara tingkat

pekerjaan daripada mensubkontrakkan kebutuhannya pada fihak luar walaupun dapat

menurunkan biaya.

Integrasi Horisontal

Beberapa perusahaan berkembang dengan mengakuisisi perusahaan lain dengan bisnis

yang sama. Proses tersebut disebut integrasi horisontal (horizontal integration).

Sebagai contoh Con Agra mengakui sisi Banquet Foods, Armour Foods, RJR

Nabisco Frozen Foods, Beatrice, dan Golden Valley Microwave Foods. Alasan

(10)

pasar. Disamping menaikkan pendapatan, pasaran yang luaspun menimbulkan

Bargining position yang baik dengan pihak suplier dan consumer.

Pangsa pasar yang semakin luaspun memberikan kemungkinan perusahaan

menurunkan biaya operasionalnya melalui scale economics,memproduksikan produk

dan jasanya secara lebih efisien kepada peminatnya dan memberikan akses yang lebih

besar terhadap jaluran distribusi. Akhirnya integrasi horizontal dapat menghasilkan

veribilitas operasional. Undang-undang Antitrust di Amerika Serikat melarang integasi

horizontal yang dapat mengurangi persaingan (seperti kasus General Motors dan

Ford), tetapi dapat menyetujui integrasi horizontal atas perusahaan yang lebih kecil

seperti Chrysler yang mengakuisisi Americans Motors, dimana integrasi tersebut

meningkatkan daya saingnya terhadap perusahaan automobile lainnya.

Horizontal Related Diversification

Diversifikasi horizontal yang berkaitan adalah apabila sebuah perusahaan

mengakuisisi suatu bisnis diluar lingkup operasinya sekarang, tetapi masih mempunyai

hubungan dengan bisnis inti (Core Business) perusahaan tersebut. Jenis Diversifikasi

seperti ini akan memberikan keuntungan bahwa core competencies akan dapat

ditransfer atau terbagi antara perusahaan dengan bisnis yang diakuisisi. Core

Competencies (kemampuan inti) adalah kekuatan utama sumber daya organisasi

seperti: SDM, Organisasional, dan phisik baik yang ada sekarang atau yang potensial.

Secara umum core competencies dapat meliputi, antara lain, keunggulan operasi,

teknologi canggih, riset dan pengembangan yang baik, pemasaran yang efektif.

Alternatif lain, dua perusahaan dapat menggabungkan complementary core

competencies ( core competence yang saling melengkapi). Sebagai contoh: sebuah

perusahaan yang mempunyai jaringan distribusi produk yang baik tetapi lemah dalam

(11)

pengembangannya kuat tetapi lemah dalam jaringan distribusinya. Setiap perusahaan

diharapkan akan memperoleh manfaat dari akuisisi tersebut. Coca Cola adalah salah

satu contoh yang baik dari pembagian atau transfer kompetensi. Ahli promosi dari

produk soft-drink ditransfer ke produk fruit-juice (sari buah). Tujuan pengakuisisian

dari bisnis yang bertalian secara horizontal adalah untuk mencapai sinerji (synergy) dan

untuk memperkuat core competenciesnya . Tiga keuntungan sinerjistik dari akuisisi

bertalian yang horizontal adalah: horizontal scope economies, horizontal scope

innovations, dan kombinasi dari keduanya .

Horizontal scope economies terjadi apabila unit-unit bisnis mampu untuk saling berbagi pembelian, riset dan pengembangan, pemasaran atau kegiatan fungsional

lainnya pada total biaya atau biaya per unit yang lebih rendah apabila dibandingkan

dengan biaya apabila unit-unit tersebut tidak berbagi.

Horizontal scope innovations menunjuk pada perbaikan atau inovasi yang dapat ditransfer atau dibagi diantara unit-unit bisnis. Sebagai contoh: Daimler Benz yang

unit-unit bisnisnya saling berbagi atau mentransfer inovasi dari hasil riset dan pengem

bangannya. Daimler Benz juga merupakan contoh dari pelaksanaan kombinasi dari

horizontal scope economies dan innovations, dimana dengan mengakuisisi unit-unit

bisnis selain memperoleh benefit dari segi teknologi dan inovasi juga dapat

menurunkan total biaya riset dan pengembangannya dengan cara menyebarkannya

pada unit-unitnya. Namun horizontal relatied diversification memiliki dua kerugian

yaitu: menaiknya biaya birokrasi dan biaya yang besar untuk mengkoordinasi kegiatan

unit-unit bisnis .

Horizontal Unrelated Diversification (Conglomerate Diversification)

Apabila perusahaan mengakuisisi sebuah perusahaan pada industri yang tidak

(12)

horizontal atau Diversifikasi Konglomerat. Apabila tujuan Diversifikasi yang

bertalian secara horizontal adalah untuk menciptakan sinerji (synergy) dan peningkatan

nilai (value), maka diversifikasi konglomerat tujuan utamanya adalah untuk investasi

keuangan. Hal tersebut dengan anggapan bahwa membentuk port-folio bisnis

berdasarkan potensi keuntungan finansial mereka akan menciptakan nilai. Jadi

apabila diversifikasi pada industri yang bertalian didorong oleh strategi, maka

diversifikasi dalam industri yang tidak berkaitan lebih besar didorong oleh faktor

keuangan.

Dalam satu hal, diversifikasi konglomerat lebih sederhana daripada diversifikasi yang

bertalian secara horizontal karena berdasar pada analisis keuangan tanpa

memperhatikan efek potensi sinerjistik dari penggabungan core competencies. Selain

itu walaupun tidak diperlukan biaya koordinasi yang besar, namun biaya birokrasi

cenderung meningkat. Disarankan agar sebelum melakukan akuisisi bisnis yang tidak

bertalian, agar dilaksanakan analisis cost benefit nya terlebih dahulu.

Untuk mengurangi risiko, maka diversifikasi konglomerat mengarah pada perusahaan

dengan teknologi yang cepat berubah. Beberapa akhli ekonomi memperdebatkan hal

tersebut, karena dari sudut pandang pemilik, pengurangan risiko tidak mendorong

strategi akuisisi. Pointnya adalah bahwa individual Stockholder dapat mengurangi

risiko keuangannya secara lebih efisien dengan mendiversifikasikan port folio

keuangannya darpada memiliki saham pada perusahaan yang berbeda.

Beberapa contoh konglomerat yang berhasil anatara lain adalah TRW, perusahaan ini

bermula berkedudukan di Ohio dengan nama The Steel Products Company dalam

tahun 1916, sekarang menghasilkan berbagai produk dan jasa yang berbeda seperti:

spacecraft, software, sistem elektronik, otomotive, jasa informasi, kredit bisnis,

pemeliharaan komputer, pompa, dan jasa enerji. Yang lainnya adalah Dover

Corporation, perusahaan ini memiliki 70 bisnis berbeda. Apabila perusahaan

(13)

disebut sebagai Diversifikasi yang tidak bertalian secara horizontal atau Diversifikasi

konglomerat.

Apabila tujuan Diversifikasin yang bertalian secara horizontal adalah untuk

menciptakan sinerji dan peningkatan nilai, maka diversifikasi konglomerat tujuan

utamanya adalah untuk investasi keuangan. Hal tersebut dengan anggapan bahwa

membentuk portfolio bisnis berdasarkan potensi keuntungan finansial mereka akan

menciptakan nilai. Jadi apabila diversifikasi pada industri yang berkaitan didorong

oleh strategi, diversifikasi dalam industri yang tidak berkaitan lebih besar didorong

oleh faktor keuangan. Dalam suatu hal, diversifikasi konglomerat lebih sederhana

dapat diversifikasi berkaitan horizontal karena berdasar pada analisis keuangan tanpa

memperhatikan efek potensi sinerjistik dari penggabungan core competencies. Selain

itu walaupun tidak diperlukan biaya koordinasi yang besar, namun biaya birokrasi

cenderung meningkat. Disarankan agar sebelum meintegrasi vertikal atas bisnis yang

bertalian.

Vertical Integration of Related Business (Integrasi Vertikal atas Bisnis yang Bertalian)

Integrasi vertikal adalah menggabung ke dalam fungsional dari seluruh tahap kegiatan

kebelakang (backward) pada sumber-sumber pengadaan atau kegiatan kedepan

(forward) ke arah konsumen akhir.

Integrasi vertikal bisa sebagian bisa secara keseluruhan . Membentuk seluruh tahap

aktifitas dari bahan baku sampai pada produk akhir disebut sebagai integrasi penuh.

Membentuk beberapa dari aktifitas tersebut adalah integrasi sebagian. Mengakuisisi

sebuah perusahaan dengan core competencies sama atau saling melengkapi dalam

saluran distribusi vertikal adalah integrasi vertikal pada bisnis yang berkaitan. Di sini

kompetensi atau kekuatan-kekuatan organisaional yang bersangkutan harus ditransfer

atau dibagikan. Integrasi vertikal dapat kebelakang ataupun kedepan. Kebelakang,

(14)

bahan baku. Sebagai contoh adalah Dupont yang membeli Conoco. Conoco adalah

perusahaan minyak yang mensuplai minyak yang digunakan oleh perusahaan kimia

Dupont. Dengan membeli perusahaan suppliernya, maka perusahaan mengasumsikan

suplai bahan akan terjamin.

Integrasi vertikal kedepan apabila perusahaan mengakuisisi perusahaan-perusahaan

yang membeli produknya. Perusahaan-perusahaan yang diakuisisi adalah

perusahaan-perusahaan yang dekat dengan konsumen akhir. Sebagai contoh dari hal tersebut

adalah perusahaan navigasi yang membeli pabrik pesawat terbang.

Empat keuntungan utama dari dilaksanakannya integrasi vertikal dari bisnis yang

berkaitan:

1. Vertical chain economies, yang dihasilkan dari penghapusan tahap produksi,

mengurangi biaya overhead, koordinasi aktifitas distribusi.

2. Vertical chain/ horizontal scope enomies, apabila unit bisnis perusahaan (yang

berkaitan horisontal) membeli dari salah satu unit bisnis perusahaan yang

bertindak sebagai supplier. Pembelian-pembelian tersebut dapat mamperbaiki

enomic scale dari perusahaan supplier.

3. Vertical chain Innovations, menunjuk pada perbaikan atau inovasi yang

ditansfer atau dibagikan diantara unit-unit bisnis dalam perusahaan dalam

saluran distribusi.

4. Kombinasi dari vertical chain enomies dan chain innovations.

Selain keuntungan-keuntungan di atas,perusahaan-perusahaan integrasi vertikal

memiliki juga kelemahan antara lain;

1. Perusahaan sejenis itu lebih berfokus pada koordinasi internal guna efisiensi

dan inovasi, sehngga tidak potensial dikembangkan sesuai dengan lingkungan

ekstern. Perusahaan dengan integrasi vertikal dari bisnis yang bertalian

(15)

2. Dalam lingkungan yang dinamis Outsourcing untuk supplier dan distributor

mungkin lebih menguntungkan .

3. Kerugian-kerugian lainnya adalah: sulitnya koordinasi secara vertikal apabila

permintaan pasar bervariasi secara sulit di prediksi sepanjang waktu, dan juga;

4. Inovasi teknologi dalam saluran vertikal akan mengakibatkan modifikasi dari

seluruh operasi.

Vertical Integration of Unrelated Business (Integrasi vertikal dari bisnis yang tidak bertalian)

Dalam integrasi vertical dari bisnis yang tidak bertalian transfer atau pembagian core

competencies adalah terbatas kemungkinannya.

Pembelian oleh American Agronomics (produsen citrus juice) atas Percision Plastics

(pabrik kontainer plastik) adalah contoh integrasi vertikal. Sebagian juice tentu dapat

dipasarkan dengan kemasan plastik, tetapi kontainer mempunyai kegunaan lainnya.

Kombinasi produsen juice dengan perusahaan plastik memberikan kemungkinan yang

terbatas untuk transfer atau membagi core competencies. Jadi ada keterbatasan untuk

berpotensi mencapai sinergi.

Keuntungan dari integrasi vertikal atas perusahaan yang tidak bertalian adalah:

1. Bahwa mereka pada umumnya mengadopsi perbaikan dan inovasi dari pihak

luar, dan hal tersebut menimbulkan keuntungan lainnya yaitu;

2. Dalam lingkungan industri yang dinamis mereka berhadapan dengan risiko

keusangan teknologi yang rendah karena mereka berorientasi keluar.

(16)

1. Adanya biaya birokrasi dan koordinasi yang tinggi, serta karena perusahaan

membeli sesuatunya dari pihak dalam maka;

2. Perusahaan kehilangan kesempatan untuk melakukan penawaran dengan fihak

luar lainnya dan ini dapat menimbulkan biaya yang cukup tinggi.

Beberapa akuisisi dapat dikatagorikan tidak horizontal maupun vertikal. Sebagai

contoh, PepsiCo membeli KFC, Pizza Hut, dan Taco Bell, dapat dikatagorikan

sebagai diversifikasi horizontal yang bertalian. Inti bisnisnya adalah pemasaran dari

fast food dan soft drink dalam satu restoran. Tetapi pembelian tersebut dapat

dipandang sebagai integrasi vertikal kedepan dari bisnis yang bertalian, dalam hal ini

PepsiCo mensupplai soft drink ke KFC, Pizza Hut dan Taco Bell.

Sebagai kenyataan, beberapa strategi pertumbuhan adalah mengakuisisi perusahaan

lain, baik secara arah horizontal maupun vertikal. Pertumbuhan juga dapat dicapai

dengan cara bergabung secara sukarela dari dua perusahaan yang independen.

Penggabungan Usaha (Merger)

Banyak perusahaan yang memilih dengan cara merger. Merger terjadi apabila dua atau

lebih perusahaan, umumnya yang berukuran sama, bergabung menjadi satu melalui

pertukaran saham. Merger dilaksanakan untuk membagi atau mentransfer

sumber-sumber dan menguntungkan dalam kekuatan persaingan. Sebagai contoh Sperry dan

Burrough bergabung menjadi Unisys beberapa tahun yang lalu untuk dapat bersaing

lebih efektif dalam industri komputer.

Alasan secara keseluruhan dari dilaksanakannya suatu merger adalah untuk mengambil

keuntungan dari manfaat sinergi (synergy). Apabila penggabungan dua perusahaan

dapat lebig menciptakan efektifitas dan efisiensi dan hasilnya dibagikan antar

(17)

horizontal, seperti merger antara NCNB dan C&s/Sovran (sekarang bernama

National Bank), maupun melalui merger secara vertikal, seperti merger antara Ocean

Drilling and Exploration (perusahaan eksplorasi dan pengeboran) dengan Murphy Oil

(perusahaan penyulingan). Karena berbagai jenis merger mengakibatkan naiknya biaya

koordinasi dan biaya birokrasi, maka merger dapat dilaksanakan apabila proyeksi

manfaat yang akan diperoleh lebih besar dari estimasi biaya mergernya.

Penggabungan usaha atau business combination dalam literatur manajemen keuangan

pada umumnya meliputi; merger dan akuisisi. Merger dan akuisisi lebih dikenal dengan

istilah M & A (Merger and Acquistion or take over). Istilah penggabungan usaha (business

combination) mempunyai pengertian yang cukup luas sehingga terkadang mengandung

beberapa penafsiran yang tidak seragam.

Martin (1991), memberikan pengertian mengenai business combination sebagai:

“Business combinations may occur either bay two firms merging together, resultingin

a totally new company, or a by company acguiring another firm, where the acquired

firm is asorbed into the acquiring corporation”

Pengertian penggabungan usaha seperti yang kemukakan Martin (1991) tersebut

diatas, adalah sama dengan bentuk konsolodasi (consolidation) yaitu; dua atau lebih

badan usaha bergabung bersama, yang menghasilkan sebuah badan usaha baru, atau

bentuk merger yaitu; pengambil-alihan suatu badan usaha oleh badan usaha lainny,

dimana badan usaha yang diambil-alih tersebut menyatu ke dalam badan usaha yang

mengambil alih.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Prinsip Akutansi Indonesia 1984, Ps. 10.1,

(18)

“Penggabungan dua usaha atau lebih badan usaha menjadi satu unit usaha yang lebih besar dengan tujuan untuk melanjutkan usaha terdahulu.

Pengertian penggabungan usaha tersebut kemudian disempurnakan Ikatan Akuntansi

Indonesia dan Standart Akuntansi keuangan 1994, Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) No. 22, point 22.3, sebagai:

“Penggabungan usaha (business combination) adalah penyatuan dua atau lebih

perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan (uniting with) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control)

atas aktiva dan operasi perusahaan lain”

International Accounting Standart Committee (IASC) No. 22: Accounting for

Business Cobination (1983, paragraf 3), memberikan penafsiran mengenai

penggabungan usaha (business cobination), sebagai; suatu pengambil-alih kendali atas

satu atau lebih badan usaha oleh badan usaha lainya atau merupakan penyatuan

kepentingan dua atau lebih badan usaha. Pergertian tersebut lebih mengarah kepada

bentuk akuisisi dan atau bentuk konsolidasi.

Sedangkan coopers & Lybrand dalam International Accounting Summaries (1993,

hal. GLO-2) memberikan pengertian business combination sebagai:

“A transaction where by one economuc unites with or obtains control over another economic unit”

Pengertian penggabungan usaha berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

1994, dengan penafsiran berdasarkan International Accounting Standarts Committee

No.22, terlihat ada kemiripan.

Hal tersebut adalah wajar mengingat penyusunan Standar Akuntasi Keuangan 1994,

sebagian besar mengadaptasi International Accounting Standart (IAS) sebagai dasar

(19)

Dari berbagai penafsiran pengertian penggabungan usaha seperti diatas, dapat

disimpulkan bahwa dalam penggabungan usaha terdapat dua unsur penting, yaitu:

1. Adanya unsur penggabungan satu atau lebih badan usaha, untuk menjadi satu

badan usaha yang lebih besar

2. Adanya harapan untuk meningkatkan nilai (value) dari badan usaha yang

mengadakan penggabungan usaha tersebut.

Van Horne (1992), menyatakan bahwa nilai dari badan usaha yang melaksanakan

penggabungan (the value of combined company) adalah; penjumlahan niali dari tiap-tiap

badan usaha yang menggadakan penggabungan tersebut ditambah dengan sinergi

(sinergy) yang dihasilkan. Secara matematis dapat digambarkan sebagai persamaan:

Vab = Va + Vb + Synergy

Dimana:

Vab = Value Of Combined Company (Company Post Merger) Va = Value Of Company A Pre Merger

Vb = Value Of Company B Pre Merger

S = Sinergy = economies realized in the merger thought increased revenues and/or cost reduction.

Tujuan dan sifat dari suatu pneggabungan usaha mempunyai karateristik yang hampir

serupa dengan suatu bentuk usaha kerja sama yang dikenal sebagai joint venture.

Penelitian-penelitian terdahulu mengenai manfaat dari bentuk joint venture diantaranya

adalah untuk menumbuhkan suatu sinergy.

Mc. Connel dan Nantell (1985), dikutip dari artikel Chen, et. al, (1991) memberikan

pengertian mengenai joint venture sebagai: “... terbentuk apabila dua atau lebih

(20)

legal)...“ Selanjutnya dinyatakan bahwa sumber-sumber yang disatukan tersebut digunakan untuk menciptakan sinergies melalui kombinasi sumber-sumber,

meningkatkan kekuatan dan pemasaran, membagi resiko, menurunkan biaya dan

memperbaiki efisiensi. Penelitian tesebut membuat hipotesis sinergi perusahaan

bahwa pengumuman mengenai joint venture suatu badan usaha akan menciptakan suatu

abnormal return dari saham-saham badan usaha tersebut dipasaran. Mc. Connel dan

Nantell menemukan adanya hubungan yang positif dan signifikan mengenai abnormal

returns pada saat pengumuman joint venture dan hal itu menyimpulkan bahwa joint

venture telah menciptakan sinergi dan menaikkan kesejahteraan pemegang sahan.

Selanjutnya Lummer and Mc. Connel (1990), dikutip dari artikel Chen, et. al, (1991),

mengadakan penelitian mengenai pengaruh penelitian (valuation effect) dari joint venture

intenasional. Penelitian tersebut menunjukan bahwa formasi joint venture intrnasional,

secara rata-rata, menaikkan nilai dari perusahaan.

Chen et. al. (1991), mengadakan penelitian mengenai pengaruh terhadap tingkat

kemakmuran (wealth effect) dari joint venture internasional dengan mengambil kasus

investasi Amerika Serikat di China. Chen et. Al. mengambil sample sebanyak 701

observasi (perusahaan joint venture US – China). Data diambil dari US invesment

data base yang disediakan oleh US – China Business Council, yang berisikan

informasi 517 proyek joint venture US – China antara tahun 1979 – 1990. Selain itu

diadakan validasi silang (cross validated) dengan data dari Annals of China’s

Enterprise Register. Directory of Foreign Investment Enterprise, 1979 –1987

(Ministry of Foreign Economic Relation and Trade, and State Administration of

Industry and Commerce), yang berisikan penjelasan mengenai 7.298 investasi asing di

China. Pengujian validasi silang menunjukan bahwa Database Council lebih akurat, tetapi tidak lengkap. Moody’s Corporate News (58 pengumuman joint venture) dan S&P Daily Corporate News (126 pengumuman) menyediakan 184 tambahan

(21)

sebagai sample. Untuk dasar penyusunan hipotesis yang diusulkan, mengenai sorces of

wealth gain mengambil model jaringan multi nasional (multinational network) dari

Kogut, yaitu : costs saving, perolehan informasi eksternal dan ada nilai tambah untuk

kebebasan pilihan merubah kegiatan perusahaan atau arus keuangan antar negara.

Hipotesis yang diusulkan Chen et. al. adalah prediksi bahwa informasi mengenai

pengumuman mengenai joimt venture perusahaan Amerika Serikat di China akan

mempunyai pengaruh positif terrhadap kemakmuran pemegang saham. Metodologi

penelitian menggunakan “even study” dan hasil penelitian tersebut menyimpulkan

bahwa, secara rata-rata, pengumuman joint venture berhubungan dengan positive excess

returns, dan mempunyai pengaruh positif terhadap kemakmuran (wealth effect).

Crutchley, Claire E., et. al. (1991), mengadakan penelitian untuk melihat reaksi harga

saham perusahaan joint venture Jepang – Amerika Serikat pada saat pengumuman

joint venture. Mereka mengambil sample sebanyak 146 joint ventures antara

perusahaan Jepang dengan Amerika Serikat selama periode 1979-1987. Dengan

mempergunakan model least squares regression, pengujian memberikan hasil bahwa

secara rata-rata para shareholder Jepang dan Amerika Serikat memperoleh benefit

(average excess return) sebesar masing-masing 1,08% dan 1,05% selama minggu

pengumuman joint venture tersebut. Selain itu diperoleh data bahwa partner Amerika

memperoleh excess returns yang lebih besar apabila melaksanakan joint venture

dengan partner Jepang yang lebih besar, dan gain dari shareholder menjadi lebih besar

apabila home currency relatif kuat.

Bedasarkan uraian-uraian di atas terlihat bahwa dari penggabungan usaha diharapkan

akan dapat dihasilkan sinergi sebagai nilai tambah yang antara lain dapat berupa

kehematan ekonomis dalam bentuk peningkatan pendapatan (kemampuan) badan

usaha dan pengurangan biaya (cost reduction).

Ress (1995), memberikan klasifikasi motifasi pelaksanaan penggabungan usaha

(22)

a. Synergy (Neoclassical Motives):

 Short Term Financial Synergy

 EPS or PE Effect

 Improved Liquidity

 Tax Effects

b. Long Term Financial Synergy:

 Increase Debt Capacity

 Improved Capital Redeployment

 Reduction In Debt, Bankruptcy Costs

 Stabilishing Earnings c. Operating Synergy:

 Economic of Scale

 No-growth In Own Industry

 Limit Competition

 Acguiring Technological or Managerial Knowledge

 Product or Market Extention

 Reduction In Risk and Uncertainly d. Target Undervaluation:

 Market Inefficiency (Economic Disturbances)

 Inside Information

 Superior Analysis

 Displacing Inefficient Managers

e. Managerial Motives:

 Power Needs, Size, Growth

 Executive Compensation

(23)

 Human Capital Risk Diversification

Disimpulkannya bahwa alasan sinerjistis (synergistic reason) tersebut adalah :

“………….are those which claim that the combined firms are in some way more efficient

agent by virtue of their ability to minimize taxation, diversify risks, improve financing ability, reduce agency contracting cost, or achive operating or marketing economies”

(“…………bahwa badan usaha yang bergabung akan lebih efisien dengan kemampuan

yang lebih baik untuk meminimais perpajakan, diversifikasi risiko, meningkatkan kemampuan keuangan, menurunkan biaya (cost), atau mencapai kehematan dalam bidang

operasi pemasaran”)

Klasifikasi Penggabungan Usaha

Bentuk penggabungan usaha yang lazim dikenal ada tiga macam, yaitu :

 Merger (statutory merger)

 Konsolidasi (consolidation) dan

 Akuisisi (acquisition).

Berikut ini diuraikan secara singkat mengenai pengertian ketiga bentuk penggabungan

usaha tersebut :

a. Merger atau Statutory Merger.

Suatu merger terjadi apabila suatu badan usaha mengambil alih aktiva dan

kewajiban badan usaha lain, dan badan usaha yang diambil-alih tersebut

statusnya dilikwidasi sedangkan badan usaha yang mengambil alih meneruskan

usahanya.

(24)

Konsolidasi merupakan penggabungan dua atau lebih badan usaha kedalam

bentuk badan usaha yang baru, dan eksistensi badan-badan usaha lama yang

mengadakan penggabungan dilikwidasi.

c. Akuisisi atau Acquisition.

Merupakan pengambil alihan suatu badan usaha oleh badan usaha lain, dengan

tetap menjaga eksistensi badan usaha yang mengambil-alih dan badan usaha

yang diambil alih.

Aliansi Strategik (Strategic Alliances)

Aliansi strategic adalah partnership diman dua atau lebih perusahaan bekerjasama

dalam suatu area bisnis yang dipilih. Perusahaan-perusahaan tersebut membagi resiko,

biaya, dan keuntungan dalam mengekplorasi dan melaksanakan kesempatan bisnis.

Beberapa pengaturan meliputi joint venture, franchise/licence agreements, joint

research and development, joint operation, joint long term supplier agreement, joint

marketing, dan konsorium.

Aliansi strategic dapat bersifat sementara, dibubarkan setelah proyek selesai, atau

untuk periode yang panjang. Kepemilikan dari perusahaan, tentunya, tidak mengalami

perubahan.

Aliansi stategik dilaksanakan dengan memperhatikan berbagai alas an, seperti: politik,

ekonomi, atau teknologi.

Dibeberapa negara tertentu, suatu perusahaan asing diizinkan beroperasi di negara

(25)

Dalam kasus lainnya, karena suatu proyek memerlukan pembiayaan yang sangat besar

maka tidak diizinkan dilaksanakan oleh satu perusahaan saja, dan perusahaan yang

akan melaksanakan proyek tersebut harus beraliansi dengan perusahaan-perusahaan

lainnya untuk memperoleh sumber pembiayaan guna menyelesaikan pekerjaannya.

Proyek lainnya mungkin memerlukan suatu teknologi yang multidimensional sehingga

tidak mungkin dikerjakan oleh hanya satu perusahaan. Perusahaan-perusahaan dengan

teknologi yang berbeda tetapi kompatible dapat bekerjasama untuk melaksanakan

proyek tersebut. Atau satu perusahaan mengkontribusikan keahlian manajerialnya.

Banyak sekali contoh dari aliansi startegik. IBM dengan Apple Computer bersepakat

untuk saling menukar teknologinya dalam upaya untuk menciptakan sistem operasi

(operating system) komputer yang baru yang akan mendominasi industri. Produsen

mobil GM, Ford, dan Crysler, joint dalam bidang penelitian dengan bantuan sebesar

US $ 120 juta dari Departemen Energi Amerika Serikat, untuk membuat teknologi

battery untuk mobil listrik. Kemudian GM, Lockheed, Southern California Edison,

dan Pasific Gas & Electric membentuk suatu konsorsium untuk mempercepat

pembangunan kendaran listrik dan sistem transportasi massal.

Aliansi strategic mempunyai dua keuntungan yaitu:

pertama, perusahaan tetap terpisah dan independen, sehingga biaya birokrasi dan

biaya koordinasi relatif tidak besar; kedua, perusahaan memperoleh manfaat atau

keuntungan dari aliansi tersebut tanpa harus dibebani biaya dan resiko untuk mencari

kesempatan suatu bisnis baru.

Kelemahan dari strategi aliansi adalah bahwa terkadang seorang partner lebih banyak

mengambil daripada memberi, sebagai contoh: seorang partner yang mempunyai

(26)

Referensi

Dokumen terkait

Portabilitas disk Disk berada pada sebuah disk drive yang terdiri dari lengan, tangkai yang dapat menggerakkan disk, dan perangkat elektronik untuk keperluan input dan output

Tabel 3. Hasil Analisis Kandungan Karotenoid C.racemosa pada setiap Perlakuan NO. Terjadinya perbedaan kandungan karotenoid setiap perlakuan disebabkan adanya perbedaan

Untuk menepis keragu-raguan calon konsumen dalam memulai hubungan bisnis dengan perusahaan yang mengirimkan surat perkenalan usaha, dalam surat ini pelu dilampirkan

Adsorption Kinetics of some textile dyes onto granular activated carbon.. (Alih bahasa:

Operasi penjumlahan pecahan yang diberikan di kelas IV SD menjadi bagian penting dalam pembelajaran matematika, dengan memahami operasi penjumlahan pecahan siswa dapat

Hasil penelitian terdapat 60% responden dengan bak mandi positif jentik, 50% responden tidak menutup tempat penampungan air dan 10% terdapat jentik pada tempat penampungan

Ditinjau dari segi perencanaan pelatihan di LKP Muslimah Group ada beberapa hal yang harus direncanakan yaitu: (1) Tujuan pelatihan, (2) Penetapan struktur organisasi pengelola,

Merupakan gabungan dari virus komputer dan worm yang memiliki dua mekanisme penyebaran, yaitu seperti layaknya virus macro umumnya (menyebar ketika dibuka oleh pengguna) dan