STUDI PENGARUH KEBERADAAN IRIAN MARKET & DEPT SHOPPING MALL DAN SIDE BARRIER TERHADAP KONDISI LALU LINTAS DI IMAM BONJOL KISARAN. Dampak Tarik Kendaraan Irian Market & Dept. Store di Jalan Imam Bonjol terjadi peningkatan nilai volume capacity ratio (VCR), sehingga terjadi penurunan road service level (LOS).
Latar Belakang
Secara umum, jalan kota khususnya di Jalan Imam Bonjol harus menangani lalu lintas yang cukup banyak. Fasilitas tersebut juga sangat mempengaruhi arus lalu lintas, apalagi fasilitas tersebut tidak dilengkapi dengan sarana lain.
Rumusan Masalah
Semua itu membutuhkan lahan parkir yang luas agar tidak mengganggu pengguna jalan, menggunakan jalan utama dalam satu jalur untuk parkir dan pedagang kaki lima, dimana dua jalur menjadi satu jalur.
Ruang Lingkup
Manfaat Penelitian
Sistematika Penulisan
PENDAHULUAN
STUDI PUSTAKA
METODE PENELITIAN
PENYAJIAN DAN PENGOLAHAN DATA
KESIMPULAN DAN SARAN
Sistem Transportasi
- Karekteristik Arus Lalu Lintas
- Parameter Arus Lalu-Lintas
- Katagori Katagori Lalu Lintas
- Volume Lalu Lintas
- Komposisi Lalu Lintas
- Metode Survei Lalu Lintas
- Metode Survei Jumlah Kenderaan
Lalu lintas terbentuk sebagai hasil interaksi antara ketersediaan infrastruktur (transport supply) dan kebutuhan pergerakan (transport demand). Tiga variabel lain yang digunakan dalam analisis arus lalu lintas adalah headway (h), spacing (s), dan occupancy (R).
Transportasi di Suatu Wilayah dan Masalah Kemacetan
Contoh keterkaitan dengan aspek lain adalah PKL, keberadaan PKL otomatis mengurangi jarak bebas lateral bahkan terkadang mengurangi lebar jalur lalu lintas sehingga mengurangi kapasitas jalan yang pada tingkat tertentu berdampak pada kemacetan lalu lintas. Namun jika ada penertiban PKL, yang terjadi jelas bukan masalah lalu lintas, tapi akan merembet ke masalah sosial dan ekonomi.
Tarikan Pergerakan
- Definisi Dasar
- Klasifikasi Pergerakan a. Berdasarkan tujuan pergerakan
Jenis penggunaan lahan yang berbeda (perumahan, pendidikan dan komersial) memiliki karakteristik bangkitan lalu lintas yang berbeda, yaitu: . A). Lalu lintas kapan saja (kantor menghasilkan lalu lintas pagi dan sore, toko menghasilkan lalu lintas di siang hari.
Hambatan Samping
Dua tujuan gerak pertama (pekerjaan dan pendidikan) disebut tujuan gerak utama yang wajib dilakukan setiap orang setiap hari, sedangkan tujuan gerak lainnya bersifat opsional dan tidak dilakukan secara teratur, gerak tidak dari rumah tidak selalu harus dilakukan. dipisahkan karena jumlahnya kecil. Jenis kegiatan jalan, kelas hambatan samping dan faktor penyesuaian kapasitas pengaruh hambatan samping dapat dilihat pada Tabel: 2.1-2.3. Tingkat hambatan samping dikelompokkan menjadi lima kelas sebagai fungsi dari frekuensi terjadinya hambatan samping sepanjang ruas jalan.
Kemacetan lalu lintas akan selalu berdampak negatif, baik bagi pengendara itu sendiri maupun dari segi ekonomi dan lingkungan. Hal lain yang juga dapat menyebabkan kemacetan adalah masalah penyempitan jalan (bottleneck) akibat hambatan samping. Pengaruh penyempitan jalan tidak ada gunanya jika arus lalu lintas (demand) lebih kecil dari kapasitas atau kapasitas jalan (supply) pada daerah penyempitan tersebut, sehingga arus lalu lintas dapat melewatinya tanpa ada kendala.
Persoalannya kemudian, kalau secara teori begitu mudah, mengapa implementasinya begitu sulit, mengapa kemacetan selama ini tidak bisa teratasi. Banyak sekali permasalahan yang terkait seperti disiplin lalu lintas, penegakan hukum, sosial ekonomi, tenaga kerja, dan lain sebagainya sehingga permasalahan tersebut menjadi kompleks dan tidak ada solusi tunggal yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan kemacetan.
Perencanaan Transportasi
Kapasitas dasar adalah jumlah maksimum kendaraan yang dapat melintasi suatu bagian jalur atau jalan selama 1 (satu) jam dalam kondisi jalan dan lalu lintas yang mendekati ideal. FCw = faktor penyesuaian kapasitas untuk lebar lajur FCsp = faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah FCsf = faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping FCcs = faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota. Faktor penyesuaian lebar lajur merupakan faktor penyesuaian kapasitas dasar akibat lebar jalan yang berhubungan dengan kepadatan lalu lintas karena jalan tidak dapat menampung kendaraan.
Besar kecilnya faktor koreksi pada ruas jalan tanpa menggunakan separator tergantung dari besar kecilnya belah dua arah seperti terlihat pada tabel 2.6. Penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota ditentukan berdasarkan ukuran kota (juta penduduk) di satu kota atau wilayah. Arus lalu lintas yang terdiri dari berbagai jenis kendaraan, seperti mobil penumpang, bus, truk dan sepeda motor, diubah menjadi satuan arus lalu lintas yaitu smp/jam.
Derajat kejenuhan didefinisikan sebagai perbandingan arus lalu lintas Q (smp/jam) terhadap kapasitas C (smp/jam) yang digunakan sebagai faktor utama dalam menentukan tingkat kinerja suatu ruas jalan.
Tingkat Pelayanan (LOS-Level of service)
Aliran bebas, volume rendah dan kecepatan tinggi, pengemudi dapat memilih kecepatan yang diinginkan B 0,60 < V/C < 0,80. Arus stabil, kecepatan sedikit terbatas di lalu lintas, pengemudi masih bisa memilih kecepatan C 0.70 < V/C < 0.80. Arus stabil, kecepatan terkendali di lalu lintas, tapi masih bisa diterima, hambatan kendaraan lain semakin besar.
Manajemen Lalu Lintas
Pastikan tingkat efisiensi lalu lintas secara keseluruhan dengan tingkat aksesibilitas yang tinggi (ukuran kenyamanan) dan keseimbangan persyaratan pergerakan dengan proposisi dukungan yang ada. Meningkatkan keamanan pengguna yang dapat diterima oleh semua pihak dan meningkatkan tingkat keamanan semaksimal mungkin. Kelola dan lancarkan lalu lintas dengan memisahkan berbagai jenis jalan, kecepatan, dan pengguna untuk meminimalkan gangguan lalu lintas.
Mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas dengan cara menambah kapasitas atau mengurangi volume lalu lintas di suatu jalan.
Pengertian Transportasi
- Bahu Jalan
- Trotoar
- Median Jalan
Optimalisasi ruas jalan dengan penetapan fungsi jalan dan penertiban kegiatan yang tidak sesuai dengan fungsi jalan. Bentuk bahu, kondisi dan ukuran bahu akan mempengaruhi persepsi pengemudi saat mengemudikan kendaraannya, sehingga akan mempengaruhi kendaraannya. Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan jalan dan lebih tinggi dari permukaan jalan untuk menjamin keselamatan pejalan kaki yang terlibat.
Sesuai dengan Keputusan Dirjen Bina Marga no. 76/KPTS/Db/1999 tanggal 20 Desember 1999, trotoar didefinisikan sebagai bagian dari jalan utama yang khusus diperuntukkan bagi pejalan kaki. Merupakan bagian dari badan jalan yang secara fisik memisahkan lalu lintas yang berlawanan arah. Median jalan (pembatas tengah) dapat berupa median yang dinaikkan, median yang diturunkan, atau median yang rata. Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah).
Ruas jalan perkotaan/semi perkotaan mempunyai perkembangan tetap dan terus menerus pada seluruh atau sebagian besar jalan, sekurang-kurangnya pada salah satu sisi jalan, baik berupa pengembangan lahan maupun tidak. Jalan di dekat pusat perkotaan dengan jumlah penduduk < 100.000 jiwa juga termasuk dalam kelompok jalan perkotaan/semi perkotaan jika memiliki pembangunan yang permanen dan berkelanjutan (MKJI 1997).
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penentuan nilai emp dengan menggunakan analisis regresi diperoleh emp pada selang waktu 5 menit pada hari senin pagi yaitu; Hasil penelitian pada ruas jalan Tgk.Daud Beureuh menunjukkan kecenderungan nilai emp berfluktuasi akibat adanya perbedaan volume lalu lintas pada setiap jam puncak penelitian. Berdasarkan jurnal Adhi Muhtadi yang berjudul Analisis Kapasitas, Tingkat Pelayanan, Kinerja dan Pengaruh Pembuatan Median Jalan, diperoleh hasil penelitian sebagai berikut;
Kapasitas Jalan Mangonsidi saat ini masih mampu menampung arus lalu lintas (DS <0,75) Jalan Mangonsidi akan mengalami kemacetan (DS <0,75) pada tahun 2012 (DS <0,78) dan harus mengatasi masalah kapasitas jalan.
Bagan Alir Penelitian
Lokasi penelitian yang dipilih sebagai sampel dalam penelitian adalah pusat perbelanjaan Irian Market & Dept. Toko yang terletak di Jalan Imam Bonjol. Pengumpulan data primer untuk analisis data dilakukan dengan melakukan survei dan observasi langsung di lokasi penelitian. Pemeriksaan dilakukan pada pagi, siang dan sore hari sesuai dengan kondisi di Jalan Imam Bonjol.
Metode Penelitian
- Alat Yang Digunakan
- Jenis Data
Untuk mengetahui data volume kendaraan, tahanan lateral dan drag kendaraan pada area lokasi tersebut. Pertokoan, meliputi: perhitungan geometrik jalan berupa pengukuran lebar jalan, jumlah lajur, volume kendaraan yang melewati jalan sekitar Pasar Irian & Dept.
Umum
Volume Kenderaan, Hambatan Samping, dan Tingkat Pelayanan Jalan di Jalan Imam Bonjol
- Hambatan Samping
- Perhitungan Kapasitas Jalan
- Analisa Derajat Kejenuhan
Dari hasil pengamatan volume lalu lintas di Jalan Imam Bonjol, volume maksimum terjadi pada hari Sabtu pukul WIB yaitu sebesar 3722,6 smp/jam. Dari survei resistensi lateral, data terbesar diperoleh pada Sabtu 21 Desember 2019 pukul WIB yang disajikan dalam tabel. Dari perhitungan diatas, diperoleh lateral drag sebesar 671.2.2 smp/jam, sehingga lateral drag dikategorikan high (H) in between.
Untuk menganalisis kinerja ruas jalan, perlu diketahui data geometrik jalan yang dianalisis, yaitu sebagai berikut. Derajat kejenuhan atau degree of saturation (DS) didefinisikan sebagai rasio aliran terhadap kapasitas, yang digunakan sebagai faktor utama dalam menentukan tingkat efisiensi jalan. Nilai DS menunjukkan apakah suatu ruas jalan mengalami masalah kapasitas atau tidak, persamaan yang digunakan untuk menghitung derajat kejenuhan menggunakan Persamaan 2.2.
Berdasarkan nilai DS yang diperoleh, tingkat pelayanan jalan di Jalan Imam Bonjol adalah C (DS = 0,70 < V/C < 0,90).
Volume Tarikan Kenderaan Pusat Pebelanjaan Irian Market & Dept Store
Perhitungan untuk menentukan volume lalu lintas dalam satuan mobil penumpang (smp) digunakan ekuivalen dengan mobil penumpang (emp) untuk jenis data yang berbeda dan data yang diambil untuk perhitungan adalah data terbesar pada waktu puncak yaitu pada WIB.
Dampak Tarikan di Pusat Perbelanjaan Iriam Market
Dampak perpindahan kendaraan pasar dan departemen Iran terhadap volume kendaraan di Jalan Imam Bonjol telah mempengaruhi perubahan arus lalu lintas di ruas jalan tersebut. Hasil perhitungan pada Tabel 4.7 menunjukkan volume derek kendaraan di Jalan Imam Bonjol akibat dampak derek kendaraan dari Irian Market & Dept Store. Arus stabil, kecepatan dapat dikendalikan oleh lalu lintas tetapi dapat diterima, rintangan dari kendaraan lain menjadi lebih besar.
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisis dampak volume lalu lintas, hambatan samping dan hambatan kendaraan di Irian Market & Dept. Ruko-mal pada tingkat pelayanan jalan pada jalan studi seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
Kesimpulan
Saran
Analisis Kinerja Jalan Terhadap Pengaruh Hambatan Samping Pada Jalan A.M.Sangaji Gonof KM.12 Kota Sorong. Kassan Muhammad, 2009, Pengaruh Mall Terhadap Kinerja Ruas Jalan Walter Mangonsidi di Kota Palu, Jurnal SMARTek. Analisis Kemacetan Lalu Lintas di Kawasan Pendidikan Studi Kasus Jalan Pocut Baren Kota Banda Aceh.
Kajian dampak keberadaan Millennium Plaza Shopping Center dan side barrier terhadap kondisi lalu lintas pada ruas jalan Captain Muslim. Peta wilayah lokalitas penelitian yang dipilih sebagai sampel dalam penelitian adalah shopping mall Irian Market & Dept. Toko yang terletak di Jalan Imam Bonjol.